Bagi Allah, tidak ada yang lebih penting daripada Kristus sendiri, karena Dia adalah Allah sendiri. Pengakuan Iman Rasuli di dalam bahasa Mandarin urutannya berbeda: “Aku percaya kepada Tuhanku Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.” Kata “Tuhan” di depan. Saya akan memakai urutan ini menjelaskan butir ke-2. Istilah “Tuhan” tak pernah dipakai selain bagi Allah sendiri. Buddhis, Muslim, Konfusionis, atau Yudais, tidak pernah memanggil Sakyamuni, Muhammad, Kongzi, atau Abraham, Musa, Elia, Yesaya sebagai “Tuhan”. Agama apa pun tidak memanggil pendiri agamanya “Tuhan”, tetapi orang Kristen memanggil Kristus sebagai “Tuhan”.

Kristus adalah Tuhan sebelum dan sesudah dunia diciptakan. Yesus itu Tuhan dan baru diketahui oleh orang Kristen yang percaya Ia mati dan bangkit. Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati, mengalahkan kuasa maut, dosa, dan setan. “Tuhan, Engkau memilikiku karena Engkau telah membeliku kembali menjadi milik-Mu melalui darah-Mu sebagai pembayaran harga tunai dan mahal.” Ketika orang Kristen mengerti iman ini, mereka akan mengikuti apa yang disodorkan oleh para rasul yang melihat sendiri Yesus bangkit dari antara orang mati.

Sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu di Manado, saya mendapat pertanyaan yang berbentuk serangan, “Tahukah Anda, bahwa Anda adalah orang paling bodoh di seluruh dunia. Kemarin Anda mengatakan bahwa Allah itu Tritunggal. Goblok! Tahukah bahwa 1 + 1 + 1 = 3 tidak mungkin 1 + 1 + 1 = 1?” Dengan tenang saya menjawab, “Berdasarkan ingatan saya, ketika saya berusia 7 tahun di kelas dua, saya diajar 1 + 1 + 1 = 3; tetapi seingat saya, ketika usia 8 tahun di kelas tiga saya diajar 1 x 1 x 1 = 1. Saya tidak tahu Anda naik kelas atau tidak. Apakah Anda masih di kelas dua sekarang?” Orang yang menghina saya menggunakan argumentasi untuk menjatuhkan saya, tetapi argumentasinya menunjukkan bahwa paradigmanya tidak berubah dan ia terus terkurung oleh paradigma yang salah. Thomas Kuhn, seorang filsuf sains yang sangat terkemuka, berkata, “Manusia perlu perubahan paradigma terus untuk bisa maju.” Alkitab satu-satunya Kitab yang sejak 3.000 tahun yang lalu telah mengobrak-abrik paradigma manusia agar berubah, dan perubahan itu termasuk bagian dari pertobatan.

Paulus di dalam Roma 12 mengatakan, “Engkau harus terus berubah dan diperbarui (reform and transform).” Jika engkau tidak dibentuk ulang, maka tidak mengalami perubahan; jika engkau tidak mau membuka hati untuk menerima paradigma baru, engkau menjadi budak konsep dan ideologi lama yang membelenggu dan mematikan dirimu. Ketika membaca Alkitab pun, Roh Kudus perlu membuka hatimu, mencerahkan pikiranmu, memperbarui ide, barulah engkau dapat melihat. Alkitab berkata, harus ada perubahan dan transformasi. Melalui reformasi, dibentuk ulang, dibangun ulang, diatur ulang, dan digagas ulang (reform, reconstruct, reorganize, reidealize), diperbarui oleh Roh Kudus, barulah kita bisa berubah. Saya boleh gagal, hancur, dan mati, tetapi firman Tuhan yang ada di dalam diri saya tidak akan bisa dihancurkan, karena firman itu kekal, tanpa salah, dan melampaui segala kebijaksanaan manusia. Maka, kita bisa beriman, mendirikan gereja, memberitakan firman, menerima tantangan kebudayaan, agama, atau ideologi apa pun, untuk kita tampung, bandingkan, analisis, dan kritik.

Kini kita akan melihat satu topik penting yang belum pernah saya bahas, yaitu bilakah Yesus disebut Tuhan. Tuhan Yesus disebut Tuhan secara samar di Perjanjian Lama, dan menjadi semakin jelas dan semakin berani di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama, Yesus disebut Tuhan, tetapi istilah yang dipakai adalah “Hikmat”. Dalam Amsal 8 dikatakan, “Hikmat berkata, ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Akulah arsiteknya.” Sebelum ada bangunan, terlebih dahulu harus ada ide di dalam pikiran arsiteknya. Arsitek punya ide, kemudian diungkapkan melalui gambar. Gambar itu menjadi landasan untuk memimpin bata, tanah, pasir, kayu, paku, dan segalanya, diperalat sesuai dengan yang dirancang. Arsitek harus memiliki hikmat. Arsitek Pertama adalah Tuhan alam semesta, yaitu: Yesus Kristus. Ia berkata, “Saat Allah menciptakan langit dan bumi, Aku ada di samping-Nya sebagai Arsitek.” Semua ditetapkan dengan dalil, ukuran, dan hikmat yang tertinggi.

Ada arsitek yang sedemikian pandai bernama Hemiunu yang sekitar empat ribu tahun lalu telah membuat piramida besar Khufu (Cheops) setinggi 140 meter. Rekor bangunan ini baru dipecahkan oleh Menara Eiffel pada tahun 1889. Menara Eiffel (300 meter) dua kali lebih tinggi dari piramida Khufu, yang membentuk satu paradigma baru di dunia bangunan. Ketika seseorang bertanya kepada Empek Gombak, seorang hamba Tuhan yang tinggal di Kudus, bekas pejudi yang bertobat dalam pelayanan John Sung, yang meneguhkan pertobatannya dengan memotong jempol tangannya sendiri dengan pisau besar untuk tidak berjudi lagi, “Bagaimana Tuhan bisa membuat langit yang begitu besar dan tidak pernah roboh?” Maka ia menjawab, “Itulah Tuhan. Jika engkau melihat langit belum roboh, masih tidak percaya Tuhan, engkau goblok.” Itu caranya berkhotbah. Ia tidak sekolah theologi, khotbahnya lucu sekali, “Coba lihat besarnya anugerah dan kuasa Tuhan. Langit sudah ribuan tahun tidak roboh, itu kebesaran Tuhan.” Khotbahnya susah dibantah atau dipikir panjang, orang langsung tertawa. Ia memang pendeta yang tidak pernah sekolah theologi, tetapi membuat banyak orang di Kudus pada zamannya menjadi Kristen.

Mengapa Yesus disebut Tuhan? Hampir tidak ada buku theologi dari Barat maupun Timur membahas hal ini. Yesus dilahirkan ketika Agustus menjadi kaisar yang menyebut dirinya sebagai tuhan. Allah di sorga melihat hal ini tidak beres. Di dunia mulai ada tuhan palsu, maka Allah menurunkan Tuhan yang asli untuk diperlihatkan kepada manusia, agar manusia bisa membedakan kaisar yang mengaku sebagai tuhan dan Tuhan yang disalibkan. Ketika manusia menyebut diri sebagai tuhan, Tuhan yang asli turun dari sorga, agar manusia tidak menyeleweng. Ketika sejarah manusia mulai angkuh, menyeleweng, dan memalsukan diri sebagai ilah, maka Allah campur tangan, merendahkan diri, turun menjadi Tuhan di tengah manusia.

Saat ini kita melihat orang-orang dunia sedang sibuk mau menjadi jagoan. Trump ingin menjadi jagoan dunia, dan Xi Jinping ingin menjadi jagoan Asia. Banyak orang berusaha mengubah sejarah agar memenangkan kemauan manusia. Tetapi Allah berkata, “Aku tetap Raja dan Tuhanmu.” Banyak upaya manusia di dunia, dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi saya tahu satu hal: rencana Allah lebih tinggi daripada rencana manusia. Kita melihat Tuhan tidak meninggalkan manusia berjalan di hari depan.

Pada tahun 260 SM, di Tiongkok ada seorang raja yang begitu angkuh, bernama Ying Zheng. Ia berkata, “Sekarang aku menjadi kaisar, bukan raja biasa, lebih besar dari semua raja. Semua raja selama ribuan tahun sejarah Tiongkok kalah daripadaku. Aku yang terbesar.” Ia menyebut dirinya sebagai huàngdi (kaisar; raja di atas segala raja). Dialah kaisar pertama Tiongkok (dikenal sebagai Qin Shi Huang). Ia orang terkuat sepanjang 6.000 tahun sejarah Tiongkok, tetapi dinastinya adalah dinasti yang paling pendek, tidak sampai 20 tahun sudah hancur (221-206 SM, dilanjutkan dengan dinasti Han). Tuhan tidak mengizinkan manusia menyombongkan dan memutlakkan diri sebagai ilah. Pemerintah yang menghormati Allah, mencintai, dan memperlakukan rakyatnya secara manusiawi, tidak mungkin tidak diberkati Allah. Seorang pengusaha mebel dari Solo yang bernama Joko Widodo, bisa menggantikan Soekarno, Soeharto, dan Habibie. Tuhan bisa mengubah nasib seluruh dunia, karena Ia itu Tuhan.

Saat manusia menyebut diri Tuhan, maka Tuhan marah. Allah murka kepada Qin Shi Huang, maka di usia 50 tahun ia wafat. Ironis, karena ia paling takut mati. Ia terus mencari obat panjang umur di mana-mana. Akhirnya, seorang tabib berkata, “Ada obat ajaib, mujarab, membuat umur panjang, namanya mercury (air raksa).” Sekarang dunia kedokteran sudah membuktikan, bahwa mercury membuat orang cepat mati. Tetapi saat itu, Qin Shi Huang tidak mengerti sains, dan yang dia tahu hanya mau umur panjang, maka ia makan mercury. Banyak cara Tuhan bekerja melalui sejarah. Tidak sampai 30 tahun, ia telah mempersatukan Tiongkok dengan Tembok Raksasa yang panjangnya sekitar 8.850 km. Saat itu, kebudayaan Tiongkok adalah kebudayaan sapi, sementara kebudayaan Mongol adalah kebudayaan kuda. Kedua kebudayaan itu saling berbenturan dan yang menang selalu kebudayaan kuda. Kebudayaan kuda tidak mau menanam dan menuai, mereka hanya datang menyerang dan merampas. Jika kaum Mongol datang ke desa-desa Tiongkok, para wanita dan prianya dipukuli, tuaiannya diambil. Setelah dirampas, orang Tiongkok tidak mau berperang balik, maka mereka membuat tembok tinggi agar orang Mongol tidak bisa masuk. Mereka membuat tembok raksasa setinggi 8-10 meter, dan setiap sekitar 60 meter ada kubu yang ada tempat api. Jika musuh datang, mereka menyalakan api dan menghasilkan asap. Asap hitam berarti musuh sudah datang, asap putih berarti sudah aman. Seluruh sejarah merupakan panggung permainan manusia yang berusaha melawan Tuhan.

Setelah Qin Shi Huang, 200 tahun kemudian terjadi kaisar pertama di Barat, yaitu Kaisar Agustus. Pada zaman Agustus, Tuhan mengutus Yesus, lalu manusia mana pun yang menyebut Yesus itu Tuhan harus dipenggal kepalanya. Allah mau memberi tahu manusia, yang disebut Tuhan ialah Yesus, Allah yang menjadi daging dan darah. Ini membuat semua paradigma berubah, berbeda, yang membuat kita kagum dan taat di hadapan Tuhan. Kita harus taat kepada Tuhan, karena hikmat Tuhan berbeda dari hikmat manusia. Ketika manusia menyebut diri sebagai tuhan, Tuhan Allah mengirim Yesus ke dunia. Injil Lukas mencatat ketika Agustus menjadi kaisar, Yesus lahir di Betlehem (Luk. 2:1-7). Yang satu berada di takhta manusia yang tertinggi, Yang Satu lagi berada di tempat terendah, di palungan tempat makan hewan. Yang satu di tempat politik dan militer yang terkuat, Yang Satu lagi di tempat yang tidak ada kekuatan politik, militer, tidak ada dukungan sosial, hanya ada tempat hewan yang bau. Inilah cara Tuhan menyatakan ketuhanan, hikmat, dan kemuliaan-Nya yang melampaui hikmat manusia. Ketika Tuhan Yesus lahir, tidak seorang pun mengerti dan menyambut-Nya, maka Tuhan harus menyuruh malaikat memberi tahu para gembala di Betlehem dan para majus di Timur. Tuhan tidak memberi tahu orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi merasa mereka sudah mengenal Tuhan, sama seperti banyak orang Kristen hari ini yang menganggap diri sudah mengenal Tuhan.

Agustus menjadi kaisar Romawi, kekaisaran terbesar sepanjang sejarah sampai Kristus lahir. Hingga kelahiran Kristus, sejarah Romawi sudah ada 753 tahun. Menurut legenda, ada seorang putri melahirkan dua orang bayi kembar lalu mati. Kedua bayi itu yang ada di padang belantara ditemukan oleh seekor serigala betina (capitolina), yang kemudian memeliharanya. Kedua bayi ini bertumbuh menjadi anak yang kuat dan diberi nama Remus dan Romulus. Setelah dewasa, mereka menjadi prajurit yang kuat, gagah, berani, dan kejam. Mereka selalu menang dalam setiap peperangan. Lalu mereka mendapatkan tanah dan menyebutnya sebagai Romawi. Romulus membangun Kerajaan Romawi yang dimulai dengan membangun kota Roma (753 SM). Ia mengatur dan memerintah, dan agar rakyatnya bisa damai dan aman, maka ia membangun tentara yang kuat. Semua musuh-musuh Romawi dikalahkan. Sampai 753 tahun kemudian, Yesus baru lahir.

Menurut catatan sejarah, Romawi tidak memakai kekuasaan untuk membesarkan diri, tetapi memakai kuasa militer untuk melindungi teritori mereka. Demi memperluas teritori Romawi, maka harus terus berperang. Bukan mau menjajah, tetapi memelihara diri. Dari motivasi pertama memelihara diri, muncul dampak sampingan (side effect) memperluas negara, maka satu per satu bangsa ditaklukkan. Teritorinya sampai hampir melingkupi seluruh Eropa Barat. Eropa Selatan dimiliki Romawi dengan kota Roma sebagai pusat. Mereka berperang ke Timur dan Barat, sampai ke Spanyol, Prancis, Jerman, Denmark, Normandia, menyeberangi laut, menjajah Inggris dan Skotlandia. Romawi menjadi kekaisaran terbesar sepanjang sejarah, yang melampaui Akkadia, Mesopotamia, Babilonia, Asyur, Persia, Mesir, dan semua kekaisaran yang pernah ada. Romawi menjadi satu-satunya kaisar yang memiliki tiga benua, seluruh Kepulauan Makedonia, Kreta, Sisilia, Korsika, pulau-pulau di Laut Mediterania, Ithaka, dan Laut Aegea. Lalu ditunjuk seorang jenderal untuk masing-masing tempat.

Ketika militer Romawi semakin besar, muncul seorang genius, yang bernama Kaisar Yulius (Julius Caesar). Akhirnya “Caesar” dipakai sebagai gelar untuk para kaisar Romawi, untuk mengenang Julius Caesar. Julius Caesar sendiri belum pernah menjadi kaisar, tetapi kekuasaan dan keberaniannya mirip kaisar. Ia memiliki kekuatan militer melampaui kaisar lainnya. Ia sering kali mendahului semua tentaranya naik ke bukit dan melihat seluruh tanah, lalu ia berkata, “Aku datang, aku melihat, dan aku menaklukkan.” Ia turun bukit, membuat strategi perang, lalu menaklukkannya. Hampir tidak ada tempat yang tidak bisa dikalahkan. Akhirnya, ia menjadi pemimpin tertinggi di Romawi, karena saat itu belum ada kaisar atau raja. Sesudah semakin tua, kuat, dan berkuasa, ia menjadi diktator tertinggi. Diktator berarti tidak boleh dilawan, dibantah, dan semua harus takluk. Para pemberontak mulai memperkuat diri untuk melawan, tetapi tidak ada yang berani bicara, hanya menyimpan dendam dalam hati. Ini selalu terjadi di seluruh dunia. Julius Caesar membentuk parlemen di mana semua wakilnya harus datang, berbicara dengannya, mengikuti instruksinya, dan menerima perintah untuk menguasai seluruh daerah Romawi. Romawi yang pada mulanya hanya menjaga teritori, kini mulai menyerang kerajaan dan bangsa lain. Suatu hari, ia masuk parlemen untuk rapat dengan para jenderalnya. Di pintu masuk puluhan orang dengan pakaian putih seragam menyambut dan memberinya hormat. Ia menganggap itu sudah seharusnya. Begitu masuk, semua orang itu mengikatnya dan mulailah pembunuhan secara terbuka. Setiap orang dari setiap sudut menusukkan pisau ke badannya, termasuk Brutus, anak angkatnya.

Shakespeare, pujangga Inggris menuliskan kisah ini. Inggris menghasilkan seorang pujangga besar saat Inggris makmur dan jaya. Inggris mulai turun kejayaannya sejak tahun 1840 ketika mereka menggunakan opium (ganja) untuk membuat bangsa Tionghoa menjadi pecandu, agar lemah dan bisa dihancurkan Inggris. Tahun 1860, Perang Opium II melanda Tiongkok karena poundsterling Inggris ‘diambil’ oleh orang Tionghoa melalui sutra, teh, dan keramik (piring, guci, dan barang antik). Tahun 1840, uang Inggris semua masuk Tiongkok. Uang Tiongkok tidak masuk ke Inggris. Inggris mulai miskin, Tiongkok mulai kaya. Inggris ingin merebut kembali poundsterling dari Tiongkok dengan cara memaksa orang-orang Tionghoa membeli opium dan ganja. Itulah imperialisme. Lalu Inggris berkata, “Tiongkok sudah lemah, mari kita jarah semua barang terbaik di negara mereka.” Maka koalisi delapan negara mengirim pasukan ke Tianjin. Dengan meriam mereka memorakporandakan tentara Tiongkok. Dari Tianjin mereka menuju Beijing dalam lima puluh lima hari. Di tengah perjalanan lima puluh lima hari itu mereka memperkosa wanita-wanita cantik dan membakar rumah-rumah. Sampai di Beijing, istana The Garden of the Gardens yang dibuat puluhan tahun direbut dan dijarah habis. Para jenderal Inggris dan Prancis mengumpulkan tentaranya berkata, “Kami berikan izin 3 hari boleh menjarah semua barang termahal dan bermutu di kekaisaran Tiongkok.” Hari pertama, para tentara mengambil barang-barang yang besar sampai tidak bisa mengangkatnya, lalu ditaruh di tengah jalan. Hari kedua mereka mencari barang yang lebih kecil. Hari ketiga mereka mencari berlian, emas, dan perhiasan yang sangat mahal yang dipakai para ratu, selir, dan perlengkapan makan mereka. Di Museum Victoria and Albert di London, ada sekitar 4.000 barang keramik hasil jarahan tahun 1840-1860 ini. Inggris paling kaya di zaman Ratu Victoria, dan setelah ia wafat, kemuliaan Inggris mulai pudar.

Inggris mulai hancur sejak tahun 1912, karena saat itu mereka sudah begitu angkuh dan menjadi ilah, “Kami membuat kapal besar, Titanic.” Mereka menyatakan bahwa besarnya Titanic melampaui semua kapal yang pernah dibuat di Rusia, Jepang, Prancis, dan Jerman. Tetapi saya ingin membocorkan satu fakta, bahwa kapalnya Sam Po Kong juga panjangnya 260 meter, sama panjang seperti Titanic dan itu telah ada 550 tahun yang lalu. Inggris baru berjaya sekitar 200 tahun yang lalu. Sekitar 500-600 tahun yang lalu, negara terbesar di dunia adalah Tiongkok. Tetapi setelah para kaisar Kangxi, Yongzheng, dan Qianlong, Tiongkok mulai angkuh dan Tuhan membuang Tiongkok.

Kita perlu belajar mengerti sejarah yang penting. Sesudah Inggris semakin angkuh sampai memuncak, Tuhan membuang Inggris. Demikian pula, ketika Rusia menjadi angkuh, Tuhan membuang Rusia, dan jika Amerika terus semakin angkuh, Tuhan juga akan membuang Amerika. Inilah sejarah. Ketika Tuhan mau memberikan Tuhan yang sejati kepada manusia, Ia menunggu kekaisaran Romawi sampai pada puncak keangkuhannya, yaitu pada saat Antonius dan Oktavianus berebut kuasa, akhirnya Antonius dikalahkan karena ia tertidur di samping Cleopatra, tidak berperang dan hancur. Maka Oktavianus yang menjadi kaisar, dengan nama Kaisar Agustus. Pada saat Oktavianus menjadi Kaisar Agustus, Yesus lahir memberikan Tuhan yang asli kepada dunia. Amin.

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/pengakuan-iman-rasuli-bagian-10-butir-kedua-4-dan-kepada-yesus-kristus-anak-nya-yang-tunggal-tuhan-kita#hal-1

 

Artikel Terkait :