Kita sudah menyelesaikan butir pertama PIR tentang iman kepada Allah, dan hari ini kita mulai butir kedua. Inilah kebahagiaan di antara umat manusia. Semacam orang percaya kepada Allah yang tak tampak, di sorga, sebagai Tuhan, Bapa, dan Pemilik alam semesta. Sesudah butir pertama, butir kedua yang paling panjang, penting, limpah, dan inti yaitu iman kepada Yesus Kristus, di mana PL menjadikan Kristus sebagai pusat, PB menjadikan Kristus sebagai berita.

Iman Kristen ada dalam diri Kristus. Tanpa Kristus tidak ada sasaran dan intisari iman, serta kuasa pelayanan. Kristus yang terutama, terawal, terakhir, dan yang menyempurnakan. Dalam Kristus Allah bekerja, mempersatukan, dan menopang segala yang sudah diciptakan. PL mengandung Kristus, PB mewujudkan. PL memproyeksikan ke depan tentang PB di mana Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan orang percaya. Inilah butir kedua, Yesus bukan dipercaya hanya sebagai Pencipta, tetapi Tuhan. Kenapa Kristus diimani sebagai Tuhan? Untuk Allah Bapa, tiga frasa membentuk butir pertama. Untuk Yesus Kristus, 13 frasa yang membentuk konfesi. Untuk Roh Kudus, cuma satu kalimat, “Aku percaya kepada Roh Kudus.” Memang sejak ratusan tahun lalu, para theolog sudah menyadari kenapa percaya kepada Roh Kudus hanya perlu satu kalimat. Kita tahu cuma satu kalimat, “Aku percaya kepada Roh Kudus,” akan menjadi celah yang terlalu besar, yang berefek Karismatik sembarang menafsirkan Roh Kudus. Karena dalam PIR tidak jelas, tidak lengkap, atau tidak teliti membahas Roh Kudus. Maka dalam minggu-minggu selanjutnya kita akan menjelaskannya semua. Saya percaya penjelasan tentang PIR di sini akan menjadi penjelasan yang paling teliti dan sempurna di antara mimbar Indonesia.

Dalam butir kedua tentang Kristologi ada 13 frasa, dimulai dengan: “Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.” Atau versi lain: “Aku percaya kepada Yesus Kristus, Tuhanku. Ialah Anak Allah yang tunggal.” Urutan sedikit berbeda itu tidak penting, intinya semua sudah ada di dalam. Yesus Kristus sebagai Tuhan. Ini dimulai kapan? Yesus Kristus disebut dan diimani sebagai Tuhan, apakah karena Ia mempunyai karya yang agung hingga kita mengangkat Dia masuk ke wilayah keilahian, yaitu manusia diperilah dan disebut sebagai Tuhan? Saya percaya bukan karena Yesus sudah sangat besar dan agung, hingga Ia diangkat dan diperilah menjadi Allah dan Tuhan. Sebenarnya, sedari mula saat Yesus lahir sudah diberi tahu kepada kita, Ialah Tuhan. Ini tercantum dalam nubuat malaikat kepada orang yang menjaga domba di padang belantara di luar pintu gerbang kota Betlehem. Kepada para penggembala malaikat berkata, “Hari ini aku memberitakan kepadamu satu berita sukacita yang bersangkut paut dengan segala bangsa.” Ini adalah berita universal, global, untuk seluruh umat manusia, bahwa hari ini telah dilahirkan seorang Juru Selamat yaitu Kristus. Istilah Yesus sebagai Tuhan, bukan setelah Ia lahir, mati, selesai hidup, menyembuhkan banyak orang lalu diperdewa dan disebut Tuhan. Yesus adalah Tuhan, dalam kekekalan sudah Tuhan, sebelum lahir sudah Tuhan. Dalam proklamasi, “Hari ini telah dilahirkan bagimu seorang Juru Selamat yaitu Kristus Tuhan,” sekaligus tiga nama dinyatakan kepada satu kelompok yang termiskin di antara orang Yahudi, yaitu para gembala yang semalam suntuk harus menjaga domba, karena mereka miskin. Pekerjaan ini begitu menguras tenaga agar mendapat nafkah untuk menyambung hidup, tetapi mereka justru kelompok kecil pertama yang menerima berita dari sorga melalui malaikat bahwa Yesus adalah Tuhan.

Dalam seluruh butir kedua tentang Kristologi, ada keunikan dibandingkan butir-butir lain. Butir kedua adalah satu-satunya yang berbicara tentang peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Dalam sejarah, di saat dan tempat tertentu, Ia harus dilahirkan dan disalibkan. Jadi, kelahiran Kristus bukan khayalan di awang-awang, tetapi nyata dalam sejarah, bersangkut dengan manusia yang ada dan hidup dalam sejarah. Dan ini adalah suatu konfesi yang khusus tentang tempat, waktu, dan keberadaan dalam sejarah. Berbeda dengan semua agama lain, kekristenan percaya kepada sesuatu yang berwujud, pernah terjadi, dan peristiwanya pernah ada dalam sejarah. Para dewa dalam mitologi Yunani tidak pernah tahu kapan dan di mana lahirnya. Para dewa yang diperilah Tionghoa, semuanya manusia biasa seperti kita, penuh dosa, kelemahan, dan belum pernah jadi Allah. Manusia yang diperilah adalah ilah yang dipersamakan seperti manusia dan ilah seperti itu omong kosong. Jika ia manusia, maka ia bukan Allah. Jika ia ilah dalam kekosongan, maka tak pernah menjadi manusia. Jadi, tidak ada relevansi dengan hidup manusia dalam sejarah. Tapi, kekristenan sangat berbeda. Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, Ia bukan Allah khayalan atau mitologis, tetapi Allah yang menciptakan langit dan bumi. Ia bukan manusia yang diperilah, tetapi Allah yang menjelma menjadi manusia. Maka, keistimewaan butir kedua ini merupakan keistimewaan iman Kristen itu sendiri. Tanpa semua yang terwujud dalam waktu dan tempat, maka kekristenan tidak ada dasar.

Apa dasar mitologi Yunani? Tidak ada tempat, zaman, dan manusia bersangkut paut dengan para dewa mereka. Semua dewa Yunani tidak sungguh ada, hanya khayalan dan mitos. Demikian juga semua yang diperilah manusia hanyalah para manusia biasa yang tidak pernah mempunyai sifat ilahi. Mereka sendiri pun tidak pernah mengklaim diri mereka sebagai yang ilahi dan juga tidak berhak diperilah menjadi objek penyembahan. Mereka adalah manusia yang sungguh pernah ada, tetapi bukan ilah. Maka, dalam Kristologi dan PIR, butir kedua mempunyai keistimewaan yaitu Allah menjelma menjadi manusia. Saat Allah menjelma menjadi manusia, ada tempat, waktu, dan orang-orang yang bersangkut paut dengan-Nya. Inilah kelebihan kekristenan, yaitu tidak menanamkan iman pada khayalan atau imajinasi kosong. Kita mempunyai iman yang ditujukan kepada satu Pribadi yang pernah turun menjadi manusia, yang sungguh ada dalam sejarah. Ia dilahirkan melalui rahim Maria yang digerakkan Roh Kudus. Di zaman Maria dan Pilatus di abad pertama, sejarahnya jelas. Lahir di Betlehem, tempatnya jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Disalibkan di Yerusalem di bawah penghakiman Pilatus. Kota Yerusalem sampai sekarang masih ada. Desa Betlehem sampai sekarang masih ada. Maria seorang manusia yang pernah hidup dalam dunia. Pilatus seorang yang dalam sejarah tercatat sebagai gubernur yang dikirim kekaisaran Romawi. Tempat, waktu, dan orang-orang membuktikan iman kita bukan kepada ilah yang tidak diketahui dan dikenal. Allah yang menciptakan alam semesta bukan ilah deis yang membiarkan ciptaan-Nya hidup dan mati sendiri, membiarkan dunia berputar menurut hukum alam, dan kekuatan yang sudah disediakan dalam diri alam sendiri, sampai kekuatan dunia ini habis lalu berhenti beredar dan manusia musnah.

Dalam kekristenan, Allah menciptakan dunia dan tidak membiarkan dunia hidup dan mati sendiri. Ia menopang, memelihara, dan mengunjungi umat-Nya di dunia yang Ia ciptakan dan kasihi. Menyebut Yesus sebagai Tuhan sebenarnya dilarang dilakukan mereka yang ada dalam kekaisaran Romawi, karena Romawi menetapkan konstitusi, bahwa kaisarlah pemilik dan tuhan atas tiap warganya. Entah sudah berapa raja dan kerajaan telah dikalahkan kekaisaran Romawi, maka seluruh rakyat mereka otomatis menjadi milik kaisar. Jika ada orang yang tidak mau mengaku kaisar sebagai tuhan, maka ia dianggap melawan dan memberontak kepada kekaisaran Romawi, dan harus ditangkap, diadili, dan dipenggal kepalanya. Tetapi, orang Yahudi tidak mau memanggil kaisar sebagai tuhan dan tidak mau menyerah sebagai budak kaisar. Di antara semua wilayah Romawi, yang paling sulit dikuasai yaitu kota Yerusalem, karena kaum Yahudi tidak mau menaati kaisar, mereka hanya mau mendengar para imam mereka sendiri, khususnya kepada Imam Kepala sebagai pemimpin rohani seluruh kaum Yahudi.

Yahudi sulit berubah konsep dan agama, mereka tahunya Jehovah is our Lord. Selain Yehovah tidak ada allah, selain Yehovah tidak ada tuhan. Maka, seluruh Yahudi bersedia dibunuh dan darah mereka dialirkan membasahi seluruh tanah Yehuda. Akhirnya, Romawi takluk dan membuat kebijakan, yaitu dalam kekaisaran Romawi harus memanggil kaisar sebagai tuhan, tetapi ada daerah Yahudi yang diizinkan tidak usah memanggil kaisar sebagai tuhan, karena bagi mereka Yehovah yang dipanggil sebagai Tuhan. Itu satu kekaisaran dua sistem. Kurang lebih dua ribu tahun kemudian, Tiongkok di bawah Deng Xiaoping menerapkan satu negara dua sistem. Deng berkata, seluruh Tiongkok menyetujui dan berbakti kepada komunisme, kecuali Taiwan dan Hongkong boleh mempunyai sistem demokrasi. Satu negara dua sistem, bukan dimulai dari Deng Xiaoping dan Tiongkok modern, tetapi sudah ada saat kekaisaran Romawi menerapkan kebijakan itu atas Yahudi. Namun, kekaisaran Romawi sangat khawatir jika di Yerusalem terjadi huru-hara dan pemberontakan yang besar, maka puluhan ribu serdadu dikirim dari Roma untuk menjaga di sekeliling kota Yerusalem, apalagi saat tiga hari raya yang ditetapkan Musa, di mana orang Yahudi mesti meninggalkan kampung halaman dan kotanya, pergi bersama menuju Yerusalem untuk merayakannya. Ratusan ribu orang dari tiap kota dan desa mendatangi Yerusalem untuk mengadakan upacara keagamaan. Jika terjadi huru-hara, maka para pemberontak akan langsung dibunuh.

Tetapi terjadi suatu perubahan besar, setelah dewasa, Yesus menyembuhkan dan mengajar di seluruh tanah Yudea. Lalu, orang-orang mulai menyebut Yesus sebagai Tuhan. Menyebut Yesus sebagai Tuhan akan menjadi suatu potensi pemberontakan yang konkret dan sangat berbahaya mengancam kekaisaran Romawi. Sebelumnya, semua menyebut kaisar sebagai tuhan, lalu sekarang kenapa menyebut Yesus yang Tuhan? Yesus manusia yang dilahirkan di Betlehem. Ia dianggap bukan Allah yang menciptakan langit dan bumi, Ia hanyalah manusia saja. Tetapi bagi orang Kristen, Yesus adalah Tuhan. Ia telah mati dan bangkit dari orang mati, kami percaya Dialah Tuhan kami. Maka, Romawi mulai menganiaya orang Kristen karena orang Kristen menyebut Yesus itu Tuhan. Ini membuat kacau dan pusing tentara Romawi. Akhirnya terjadi penganiayaan besar kepada mereka yang percaya Yesus sebagai Tuhan.

Sepanjang sejarah, percaya Yesus dibagi menjadi dua aliran: percaya Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan percaya Yesus adalah teladan dan guru. Sepanjang sejarah, kaum intelektual memakai cara-cara rasional untuk tidak menerima bahwa Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat, hanya menerima bahwa Yesus itu guru dan teladan yang baik. Kaum Injili percaya Yesus Tuhan, kaum liberal percaya Yesus teladan. Kaum Injili menerima keselamatan Yesus, kaum Karismatik menerima berkat dan kekayaan dari Tuhan. Timbullah perpecahan di antara kaum yang beriman kepada Kristus.

Saya membagi paling tidak ada tiga yang terbesar: (1) Yesus Tuhan dan Juru Selamat; (2) Yesus guru dan teladan yang baik; (3) Yesus pemberi berkat dan “Sinterklas” (Ia memberi kekayaan, kesuksesan, kelancaran, kesehatan kepadamu dan anakmu). Ini yang dianut banyak kaum Karismatik radikal yang sudah merusak kekristenan. Tetapi kaum Injili, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, masih banyak yang percaya Yesuslah Tuhan dan Juru Selamat. Nama “Yesus” dalam bahasa Ibraninya, Yoshua. Gelar Kristus Yunaninya Christos dan Ibraninya Mesiah, artinya yaitu Yang Diurapi.

Ada tiga macam orang yang diurapi: nabi, imam, dan raja. Para raja dan para imam harus diurapi, sedangkan para nabi diurapi Tuhan langsung dengan Roh-Nya, kecuali Elisa yang diurapi Elia. Ketiga jabatan ini (nabi, imam, dan raja) diberikan Allah kepada Sang Anak, mengutus-Nya ke dunia, menjadi Imam di tengah Allah dan manusia, Raja mewakili Allah memerintah seluruh ciptaan, dan Nabi mewakili-Nya menyatakan firman. Hakikatnya yaitu Dialah Allah yang menjelma menjadi manusia.

Hari ini saya menjelaskan dari Tuhan, Kristus, baru Yesus. Yesus adalah Kristus, Kristus adalah Yesus. Yesus Kristus adalah Tuhan. Allah kita yang menjelma menjadi manusia Yesus Kristus. Ketiga nama ini: Tuhan, Yesus, Kristus, untuk satu Pribadi, yaitu Tuhan yang kita percaya sebagai Juru Selamat. Yesus datang ke dunia, meminjam rahim seorang remaja, Maria. Maria menerima wahyu dan naungan dari Roh Kudus. Dalam sejarah tidak pernah ada orang lain yang menerima naungan dari Roh Kudus selain Maria. Roh Kudus berkata, “Engkau akan mengandung Anak Allah di tempat yang Mahatinggi. Ialah Kristus, Sang Kudus dari Allah yang dikirim ke dunia ini.” Inilah satu-satunya manusia yang masih remaja, gadis yang tidak bersetubuh tetapi boleh melahirkan anak karena dinaungi Roh Kudus. Ini satu-satunya kasus dalam sejarah sejak Adam sampai Hari Tuhan, karena inkarnasi hanya terjadi satu kali. Hanya satu kali saja Allah menjadi manusia melalui naungan Roh Kudus atas Maria dan meminjam rahimnya sebagai tempat mengandung Yesus Kristus. Demikian kematian Yesus, dalam penderitaan di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Pilatus dan Maria sungguh pernah ada. Melalui Pilatus, Yesus mati di Golgota. Nama kedua orang ini harus masuk PIR. Nama Pilatus masuk PIR karena membuktikan Yesus sungguh pernah masuk dalam sejarah, ke dunia, real, menjadi manusia, hingga tentang kelahiran dan kematian-Nya dapat dipertanggungjawabkan. Kita punya akta lahir sebagai bukti kita pernah dilahirkan. Di dalamnya dicantumkan tahun, bulan, hari, dan tempat kelahiran, nama ayah dan ibu. Demikian Allah menyingkat kelahiran hanya pakai satu orang, yaitu Maria yang rahimnya dinaungi Roh Kudus. Demikian juga dengan sangat singkat Tuhan memakai hanya satu nama sejarah untuk membuktikan Yesus pernah mati di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Maka, kita melihat Allah bertanggung jawab tentang peristiwa yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah, yaitu mengirim Yesus sebagai Juru Selamat yang datang menggantikan kita. Lahir, besar, taat, mati, disalibkan, dikuburkan, dibangkitkan, dan sampai kembali ke sorga. Kristologi dalam iman Kristen sangat penting. Saat menjadi manusia, tugas Yesus yaitu mati dan bangkit, tetapi saat kita menyebut gelar “Kristus” maka Ia ada jabatan: Nabi, Imam, dan Raja. Sebagai Nabi, Yesus mewakili Allah berbicara rencana dan firman-Nya kepada kita. Sebagai Imam, Yesus disalib menggantikan kita, Ia ada di tengah Allah dan manusia. Dan sebagai Raja, Yesus menjadi Tuhan atas ciptaan-Nya, termasuk kita.

“Dan percaya kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.” Kita menyebut Yesus sebagai Tuhan, karena Ia bersama dengan Allah menciptakan langit dan bumi, dan menguasai hidup kita. Dan kita sebut Ia Juru Selamat, karena Ia pernah menjelma menjadi manusia, namanya Yesus Kristus. Kenapa percaya Allah saja belum cukup, masih harus percaya Yesus? Bukankah Allah itu Tritunggal? Jika aku percaya kepada Allah, hati berkata Allah Tritunggal, sudah cukup bukan? Tetapi Allah berkata, kita harus berani mengaku iman kita kepada kaum non-Kristen, hingga memasukkan frasa ini. “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal,” disambung satu frasa lagi, “Tuhan kita”.

Dalam bahasa Mandarin, butir pertama PIR diterjemahkan: “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta dan Penguasa alam semesta.” Lebih lengkap. Lalu, butir kedua: “Aku percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus,” baru ditulis, “yang dilahirkan melalui anak dara Maria, dan yang dinaungi Roh Kudus.” Kita percaya Yesus adalah Tuhan, barulah hidup kita tenang, karena ada yang mencukupkan kita dengan segala kekuatan. Kita percaya Yesus adalah Tuhan, karena melalui mengalirkan darah di atas salib, mati, dan dikuburkan, akhirnya Ia bangkit, membuktikan bahwa Ialah Anak Allah. Kita membahas kedua butir ini. Butir pertama tiga frasa, butir kedua hanya dua frasa saja yang disebut. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Aku percaya kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita. Saya mau tanya, apakah Yesus Tuhanmu yang kauimani hanya secara kognitif atau sungguh dengan hati yang takluk kepada-Nya, menjadikan Dia Tuhanmu, Pemilikmu, dan Penguasa hidupmu?

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/pengakuan-iman-rasuli-bagian-7-butir-kedua-1-dan-kepada-yesus-kristus-anak-nya-yang-tunggal-tuhan-kita?