Jesus PrayKita telah membicarakan empat kesulitan hidup manusia, yaitu: 1) kebutuhan materi; 2) relasi interpersonal; 3) godaan dosa; dan 4) rancangan setan mencengkeram dan menghancurkan hidup manusia. Untuk itu Tuhan Yesus mengajarkan, “Lepaskan kami dari yang Jahat.”

Ada orang mengajarkan bahwa yang disebut “si Jahat” tidak perlu kita pikirkan si Jahat, tetapi yang kita urus adalah kejahatannya dan bagaimana lepas dari kejahatannya. Dengan cara berpikir seperti itu, mereka bisa berkonsentrasi pada hidup aman, sejahtera, sehat, lancar, dan tanpa gangguan. Bagi saya, doa ini berkonsentrasi kepada penginjilan, penyebaran firman Tuhan di dunia, karena doa ini adalah doa tentang bagaimana mengutamakan kerajaan dan kebenaran Allah. Itu yang menyebabkan saya tidak terlalu perlu banyak berdoa meminta kebutuhan saya, tetapi selalu memikirkan penginjilan dan pekerjaan Tuhan. Banyak orang Kristen hari ini sibuk memerhatikan kesehatannya, tubuhnya, keamanannya, kekayaannya, karena mereka hidup di lingkaran permukaan luar dan tidak masuk ke inti makna hidup yang sejati dan tidak pernah peduli si Jahat ada atau tidak ada.

Seseorang yang dangkal imannya atau sama sekali tidak beriman, sangat mementingkan bagaimana bisa membuktikan Allah ada atau tidak, dan juga Iblis ada atau tidak. Alkitab tidak pernah mempersoalkan hal itu. Dari sejak kalimat pertama Alkitab berkata, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Tidak ada argumen, apologetika, pembuktian, pembelaan, ataupun penjelasan tentang keberadaan Allah. Yang ada adalah langsung berupa suatu pernyataan bagaimana Allah bertindak. Allah ada bukan melalui pembuktian. Keberadaan Allah adalah fakta yang sudah ditanam oleh Allah ke dalam hati manusia. Argumen hanyalah meneguhkan mereka yang sudah percaya dan memberikan kekuatan konfirmasi bahwa yang engkau percaya tidak salah. Allah dan setan itu ada tanpa perlu pembuktian.

Banyak orang tidak percaya Allah ada, tetapi seolah-olah mereka percaya setan ada, sehingga mereka tahu bahwa kejahatan itu ada di dalam masyarakat. Namun, mereka hanya tahu dari kategori moral, bukan kategori ontologis, yaitu hakikat kejahatan itu sendiri. Allah berseberangan dengan Iblis; Allah dan setan itu ada; keduanya roh adanya. Allah adalah Roh yang dari kekal sampai kekal, sementara Iblis adalah roh yang diberi sifat kekekalan melalui penciptaan Tuhan, yang kemudian diberi izin untuk melawan Tuhan. Si Jahat bisa mengganggu pekerjaan Tuhan, mencobai dan menggoda manusia, dan terus mempersoalkan kesulitan dan kegagalan manusia di hadapan Allah, karena Tuhan mengizinkannya. Setan itu ada, tetapi kita meremehkan dan menganggapnya tidak penting, sehingga tanpa sadar kita bisa bersekongkol dengannya untuk menikmati hidup.

Ada tiga lapisan kejahatan. Kejahatan kebanyakan dipandang sebagai kejahatan yang bersifat moral dan kesulitan alamiah. Sementara si Jahat adalah ontologi (hakikat asasi) dari segala yang menjadi sumber kejahatan dan semua kekurangan natur yang menjadi penggoda bagi manusia.

Kejahatan memiliki beberapa lapisan pengertian, namun kebanyakan orang hanya melihat lapisan pertama, yaitu kejahatan alamiah. Kejahatan alamiah (natural evil) berarti manusia berada di dalam alam yang tidak sempurna, sehingga gunung bisa meletus, angin dan ombak bisa menjadi tsunami, berbagai bencana bisa menghabiskan harta kita dan mengancam kesehatan kita. Apakah Doa Bapa Kami berarti kita akan dilepaskan dari kejahatan natural ini? Hal ini yang sering kali dianggap paling penting bagi manusia yang hidupnya hanya berpusat pada hal kedagingan, hal-hal materi, dan dunia yang kelihatan, tetapi orang Kristen tidak berdoa agar sehat, damai, selamat sampai tujuan.

Lapisan kedua kejahatan melihat kejahatan sebagai suatu kegagalan moral. Ini disebut juga sebagai kejahatan moral (moral evil). Kejahatan berarti kehendak yang tidak memilih kebajikan tetapi egoisme dan merusak orang lain, tidak bertanggung jawab kepada Allah, tidak mencerminkan kesucian, keadilan, kebajikan, cinta kasih, dan kemurahan Tuhan. Tindakan-tindakan seperti ini merupakan kejahatan – yang berlawanan dengan sifat ilahi yang seharusnya menjadi dasar moralitas – akibat menyalahgunakan kebebasan yang diberikan. Banyak orang yang pernah mengalami bencana justru hidup lebih matang dan dewasa karakternya. Banyak bangsa yang mengalami banyak kesulitan dan tantangan alam justru menjadi bangsa yang berkebudayaan tinggi, berpemikiran mendalam, dan menghasilkan filsuf besar. Kesadaran pikiran yang dalam selalu dirangsang oleh penderitaan dan kesusahan hidup.

Selain kejahatan alamiah dan kejahatan moral, masih ada yang ketiga, yaitu si Jahat itu sendiri. Kita perlu mengerti kedalaman rencana setan, sehingga pembicaraan mengarah kepada kejahatan religius (religious evil), di mana terjadi pemalsuan hal yang baik jadi hal yang paling jahat. Di zaman sekarang yang paling berani membunuh bukanlah orang atheis, tetapi pemimpin agama yang menganggap dirinya paling dekat Tuhan.

Agama-agama mengajar berbuat baik, tetapi anehnya banyak pemimpin agama justru paling jahat. Ini membuktikan bahwa agama tidak menjamin engkau lepas dari kejahatan, justru agama menyelubungi kekuatan kejahatan yang paling dalam, yang menyebabkan engkau buta dan tidak sadar. Orang yang beranggapan dia berbuat baik perlu dipertanyakan berbuat baik dengan standar apa. Ini alasan mengapa Tuhan melarang manusia memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat di Taman Eden. Tuhan tidak ingin manusia makan buah pohon pengetahuan hal yang baik dan jahat, karena di seluruh Alkitab dibuktikan bahwa ajaran tentang yang baik dan jahat diberikan oleh Tuhan sendiri. Jika hanya Tuhan sendiri yang memberitahukan apa yang baik dan jahat, mustahil Tuhan tidak ingin kita mengetahui dan membedakan hal yang baik dan jahat. Jelas Tuhan mau kita mengetahui hal yang baik dan jahat, tetapi Tuhan mau kita hanya mempunyai satu kriteria dan standar untuk membedakan baik dan jahat, yaitu menurut kebijaksanaan Allah sendiri, bukan dari standar itu sendiri.

Ketika orang tua memberi tahu anaknya, “Jangan membaca buku porno; jangan mengetahui hubungan seks,” itu bukan karena anak itu tidak boleh tahu, tetapi karena belum tiba saatnya. Jika waktunya tiba, tentu ia boleh tahu apa itu seks. Yang terpenting adalah ia harus tahu melalui otoritas siapa, dalam status bagaimana, dan memakai standar apa, pengetahuan itu ia dapatkan. Ia harus belajar bahwa ada otoritas dan standar kesucian yang ditetapkan oleh Pencipta, untuk bagaimana kita mengetahui dan menikmati seks. Jika seks dimengerti dengan standar manusia yang dicipta, yang bias, yang egois dan berdosa, maka akan terjadi penyelewengan pengetahuan dan penggunaan seks.

Oleh karena itu, janganlah kejahatan dimengerti sebagai yang menguntungkan atau merugikan aku, tetapi dari ketaatan atau pelanggaran terhadap prinsip yang Tuhan tetapkan dan otoritas Allah. Maka, bencilah ibumu dan bapakmu jika mereka membiarkan engkau berdosa dan menjatuhkan engkau ke dalam jerat setan. Cintailah pendeta yang berani menegur kamu, cintailah kawanmu yang menasihati kamu untuk lepas dari kejahatan. Penipuan terbesar di seluruh alam semesta justru dalam agama, sehingga agama yang seharusnya mengajar hal yang baik telah diperalat oleh si Jahat, sehingga si Jahat itu berada di belakang tirai agama. Orang beragama tidak merasa salah, karena ia yakin agamanya pasti benar, sehingga ia menolak agama yang lain yang ia anggap berbeda dari agamanya. Ia beranggapan semua yang berbeda dengannya pasti salah dan jahat. Inilah kecelakaan manusia terbesar. Jika seseorang mempunyai tuhan yang palsu tetapi dianggap asli, siapa yang boleh menghinanya? Barang siapa menganjurkan dan menghina pastilah dianggap sebagai musuh dan pasti ia benci. Pertikaian agama terjadi karena semua agama beranggapan bahwa allah mereka adalah Allah yang asli sementara semua yang lain palsu. Maka yang dianggap palsu tidak boleh mempersalahkan yang dianggap asli.

Hal yang paling menakutkan bukanlah materi, kecelakaan, kerugian, tetapi menganggap allah yang palsu sebagai yang asli. Jika hal ini terjadi, tidak ada toleransi, diskusi, dan kompromi. Yang terjadi adalah duel antara aku atau kamu. Maka yang disebut kerukunan agama adalah slogan yang indah, tetapi sulit terjadi. Secara damai kita harus menghormati manusia yang lain, tetapi secara kejujuran kita tahu sebenarnya tidak ada allah yang lain dan kita tidak bisa kompromi. Semua permasalahan ini bisa kita lihat dari doa yang Tuhan Yesus ajarkan, “Lepaskan kami dari yang Jahat.” Kita bukan lepas dari kejahatan alamiah, atau kejahatan moral, tetapi lepas dari si Jahat itu sendiri.

Jika di belakang suatu hal ada si Jahat yang telah memalsukan semua yang engkau tidak sadari, lalu engkau menerimanya begitu saja, menganggapnya asli padahal bukan asli, engkau membelanya habis-habisan karena dianggap asli, sehingga seumur hidup waktumu, tenagamu, pikiranmu disita, betapa celakanya hidupmu. Manusia memerlukan agama dan agama seharusnya menjadi sarana untuk ia bisa berbuat baik, tetapi kemudian di belakang agama ada si Jahat yang mengatur dan merusak tanpa ia ketahui. Betapa menakutkan! Kita melihat Tuhan Yesus sudah berbicara hingga ke akar yang terdalam, namun manusia biasa tidak dapat melihatnya. Mereka hanya tahu jika naik mobil, Tuhan akan memberi mereka keselamatan tidak tabrakan. Di sini kita perlu mengerti bahwa mengambil tindakan dan pilihan bukan sekadar karena keindahan, tetapi maknanya. Ketika setan mengerjakan segalanya, ia mengetahui makna dan bagaimana menipu manusia yang diciptakan menurut peta teladan Allah. Allah menciptakan manusia untuk menjalankan kehendak-Nya, tetapi setan mencobai manusia untuk merusak kehendak Allah, dengan cara yang salah dianggap benar, yang benar dianggap salah, lalu manusia ditipu, disuap, dan diberi berbagai hal yang kelihatan manis, sehingga engkau percaya kepadanya. Dan akhirnya, engkau menerima semua yang rusak. Saya tidak dapat menerima seseorang mengatakan, “Agama itu baik, maka terimalah dan tidak perlu pikir panjang atau khawatir, karena engkau sedang menjalankan kebaikan menurut kebaikan yang saya beri tahukan kepadamu.” Mengapa kebaikan itu menurut yang orang beri tahukan, bukan menurut yang Allah beri tahukan? Bukankah seharusnya semua bersandar pada wahyu Tuhan? Saya hanya mau memegang kriteria standar dan otoritas yang Tuhan beri, bukan dari manusia. Kita perlu melihat kejahatan yang ada di belakang sesuatu yang sepintas menguntungkan saya. Inilah cara setan! Alkitab berkata, “Engkau bukan tidak tahu segala gerak Iblis.” Gerakan dari setan mulai dari awal melawan Tuhan sampai akhirnya ketika ia dibuang ke dalam lautan api.

Di dalam Gerakan Reformed Injili, kita berjuang membawa orang kembali kepada Theologi Reformed dan mengobarkan penginjilan; sementara setan juga memiliki gerakan non-reformed dan non-injili, yang melawan dan mengguncang fondasi Theologi Reformed dan meracuni berita dan tindakan penginjilan. Tuhan telah mengatakan bahwa ketika Adam berdosa memakan buah terlarang yang bisa membedakan hal yang baik dan yang jahat, maka sejak saat itu semua yang baik dan yang jahat dijelaskan berdasarkan standar manusia yang tidak lagi memakai otoritas Tuhan. Agama adalah pohon baik dan jahat yang selalu menghasilkan buah. Hanya Kristus yang mengembalikan kita kepada pohon kehidupan dan buah dari pohon kehidupan adalah Injil yang sejati dari kematian dan kebangkitan Kristus. Di antara semua agama yang membicarakan baik dan jahat, hanya Kristus satu-satunya yang membicarakan hidup dan mati. Demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, agar barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Ilmu berbicara tentang tahu dan tidak tahu, agama berbicara tentang baik dan jahat, filsafat berbicara tentang bijaksana dan bodoh, hanya Kristus yang berbicara tentang hidup dan mati. Semua orang di dunia membicarakan lapisan kedua hidup manusia, yaitu pengetahuan, dunia, dan kebudayaan; hanya Tuhan Yesus dan iman Kristen mengajak kita membicarakan lapisan pertama dan utama hidup manusia, yaitu masalah hidup atau binasa, hidup kekal dan mati kekal.

Yesus datang ke dunia supaya siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Berbicara tentang bodoh menjadi pintar adalah akademis, mati dan hidup adalah Injil. Gereja yang hanya mementingkan pengetahuan dan akademis, tidak lagi memberitakan Injil, perlahan-lahan akan menyusut. Akademis yang kuat, tanpa kuasa menyelamatkan orang dari binasa menjadi hidup, akan membuat gereja mati. Gereja-gereja ini kehilangan prinsip yang pertama dan utama yaitu Injil. Injil berbicara tentang hidup dan mati, hidup kekal dan hukuman kekal. Binasa selama-lamanya atau mendapat hidup yang kekal jauh lebih penting ketimbang tahu hal yang baik dan jahat. Pengetahuan moral dan epistemologi adalah lapisan kedua, bukan yang utama.

Ketika Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa, “Engkau tidak boleh makan buah terlarang itu,” di taman itu juga ada pohon kehidupan. Adam memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat, maka setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka membicarakan hal yang baik dan jahat. Inilah Taurat! Tetapi itu adalah lapisan kedua. Taurat adalah tambahan karena manusia berdosa. Manusia berdosa perlu mengetahui apa itu dosa, sehingga Allah memberikan Taurat. Tetapi Taurat tidak menyelamatkan atau memberikan hidup, hanya memberikan kutukan dan vonis. Hanya Tuhan Yesus yang berkata, “Barang siapa yang binasa di dalam dosa, datanglah kepada-Ku.” Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah di dalam Yesus adalah hidup yang kekal.

Setelah Adam berdosa, Allah memanggil dia, “Di mana engkau, Adam?” Adam berkata, “Aku berjalan di taman dan mendengar suara-Mu; aku menjadi takut dan bersembunyi.” Inilah kalimat dosa. Engkau takut karena engkau sudah melanggar. Adam sudah bersalah, sudah berdosa, maka menyembunyikan diri. Inilah atheisme. Atheisme bagaikan seorang yang berusaha menutup matahari dengan kedua tangannya. Ketika ia tidak lagi melihat matahari, ia mengatakan matahari tidak ada. Maka Tuhan berkata, “Keluar! Engkau tidak perlu bersembunyi lagi. Sekarang berdiri di hadapan-Ku. Engkau sudah melanggar, Aku akan menyelamatkan engkau, tetapi si Jahat selalu akan menjadi musuh dari Yang Kudus.” Keturunan ular akan menjadi seteru keturunan perempuan. Maka semua upaya untuk mengusahakan perdamaian dunia adalah sebuah kesia-siaan. Bertabrakan di dalam pengertian fisika adalah ketika dua benda keras sedang memperebutkan tempat yang sama pada waktu yang sama. Maka dalam hal ini, hanya Yesus yang bisa menjadi Pendamai.

Alkitab menegaskan perkataan Yesus di dalam Matius 5, “Kasihilah musuhmu. Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Kalimat seperti ini tidak mungkin muncul di dalam berbagai literatur agama, tidak peduli berapa tingginya kepandaian akademis mereka. Sebelum Yesus, ada Musa, di zaman Yesus adalah Gamaliel dan Hillel, namun tidak mungkin ada pendamaian. Tuhan Yesus mengatakan kalimat ini, di kemudian hari Ia menjalankan perintah itu, dengan naik ke kayu salib dan berkata, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Di sepanjang sejarah hanya ada satu orang yang mengatakan ajaran yang sedemikian berat dan sekaligus mampu melakukan apa yang diajarkan-Nya. Itulah Yesus. Oleh karena itu, Yesaya 9:6-7 mengatakan bahwa Yesus adalah “Seorang bayi dilahirkan, seorang anak dikaruniakan bagi kita. Nama-Nya disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Israel tidak mungkin berdamai dengan Arab karena di dalam agama Israel tidak ada cinta kasih terhadap musuh, demikian pula di pihak lain yang ada hanyalah balas dendam. Engkau boleh menganggap diri sedang berbuat baik. Pada saat engkau menganggap diri baik, engkau paling dekat dengan si Jahat. Jangan melihat si Jahat hanya ketika engkau mengalami kecelakaan, kerugian, penyakit atau kesusahan jasmani. Lihatlah si Jahat dalam kaitan ketika engkau melawan rencana Tuhan yang menyebabkan engkau terpisah dari wajah Allah yang kekal. Kita berperang bukan dengan orang kaya atau orang berkuasa, tetapi kita berperang dengan “yang di belakang” mereka. Memang yang jahat pada akhirnya akan gagal, namun sebelum berakhir, cakarnya cukup besar. Sekarang setan terus bekerja dengan cara yang menakutkan terhadap orang Kristen, untuk menyatakan bahwa waktunya tidak lama lagi untuk ia akan hancur total. Alkitab dalam Kitab Wahyu berkata, “Ia akan dicampakkan, turun dari sorga, dan dengan marah pergi ke tengahmu.” Kita berada dalam peperangan rohani. Kita akan dianiaya, dihina, tetapi jangan takut karena Tuhan berperang melawan Iblis dengan kalimat yang paling penting, “Benih ular itu akan melukai tumitnya dan benih wanita itu akan meremukkan kepalanya.” Yesus dilukai tumit-Nya oleh setan, tetapi setan akan diremukkan kepalanya oleh Yesus.

Saya selalu ingat sejak usia tujuh belas tahun, setiap kali memimpin kebaktian, khususnya kebaktian penginjilan, saya akan berdoa lebih banyak, karena dalam penginjilan perlu kuasa dan penyertaan Tuhan yang jauh lebih besar ketimbang kebaktian Minggu. Ketika saya berkhotbah di gereja pada hari Minggu, semua sudah Kristen, sehingga saya tidak perlu berperang dengan engkau. Tetapi ketika saya sedang merebut orang non-Kristen menjadi Kristen, di belakangnya setan sedang berperang melawan Tuhan. Di sini terjadi peperangan besar. Saya harus betul-betul di belakang Tuhan. Di belakang orang yang mendengar Injil ada setan dan di peperangan itu saya hanyalah hamba Tuhan. Jika saya memihak Tuhan, saya tidak boleh kompromi karena saya ada dalam bahaya. Maka saya harus setia mati untuk Tuhan. Inilah cara pelayanan saya selama ini. Biarlah dengan itu Tuhan menyatakan kemenangan-Nya. Amin.

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/doa-bapa-kami-bagian-15

Artikel Terkait :