Pdt. Dr. Stephen Tong

Pdt. Dr. Stephen Tong

Renungan Baptisan

Di Alkitab tertulis, Yesus memerintahkan murid-murid pergi mengabarkan injil ke seluruh dunia. Tapi perintah itu Dia awali dengan satu kalimat yang sangat penting: “segala kuasa di langit dan di bumi sudah diberikan padaKu…”. Karena tanpa kuasa itu, tidak ada seorang yang mungkin dapat menerobos benteng yang memisahkan sesamanya dengan Allah, apalagi membawanya keluar dari cengkraman iblis dan berpaling pada Allah. Statemen itu tak pernah dikatakan oleh siapun sepanjang sejarah. Kecuali Yesus yang lahir di palungan, yang sepanjang hidupNya dihina, ditentang oleh orang Parisi, disangkal bahkan dijual oleh muridNya. Padahal Dia adalah Allah yang datang dari sorga, tapi bangsaNya tidak mengenaliNya.

Statemen Yesus yang agung itu adalah dasar, kekuatan dan rahasia yang membuat kita berani mengabarkan injil pada orang berdosa yang membutuhkan injil tapi tak menyadarinya. Dan orang beragama semakin beragama justru semakin menolak injil — paradoks. Mengapa? Karena injil menuntut orang bertobat, meninggalkan hidup lamanya, maka di mata mereka, injil adalah ancaman; penghalang bagi agama, budaya dan kebebasan pribadinya. Padahal tanpa injil, dosanya tak mungkin diampuni dan menikmati anugerah sorgawi yang kekal. Masalahnya, menurut Alkitab, mata mereka sudah dibutakan oleh raja dunia, tak dapat melihat apa yang mereka butuhkan. Maka Yesus perlu memberikan kuasa pada anak-anakNya saat mereka memberitakan injil. Jadi biarlah kita; orang-orang Reformed Injili menuntut mengerti iman; doktrin yang benar dengan ketat. Dan berpegang teguh pada ajaran Alkitab, juga minta api sorgawi membakar hati kita, agar kita dapat mengasihi sesama, peduli akan kekekalan mereka dan berbeban membawa mereka berpaling pada Tuhan dengan kuasa InjilNya.

Siapa itu rasul, bapa-bapa gereja? Siapa itu gereja? Orang berdosa yang sudah mengenal Tuhan dan bertobat. Siapa itu Stephen Tong? Seorang yang begitu remeh; hina. Tapi Allah berjanji memberi kita kuasa, memampukan kita memutar-balik nasib orang dunia, membawa mereka yang mengarah ke neraka berpaling padaNya. Dan injil adalah the power of God, to save those who believe. Arti dari istilah “power” di dalam bahasa aslinya adalah kuasa dahsyat yang menghancurkan, yang ada pada dinamit; bom. Jadi injil adalah kuasa yang akan menghancurkan semua benteng yang menghalangi orang datang kepada Tuhan. Memang, ada orang yang mengalami kuasa Injil secara tenang, tapi ada juga yang mengalami peperangan sengit, baru mau takluk pada Kristus, Raja diatas segala raja, Tuhan diatas segala yang dipertuan. Dan setelah seorang menerima Injil, hari-harinya pasti jadi berbeda dari sebelumnya. Karena kata Alkitab, orang yang ada di dalam Kristus adalah manusia ciptaan baru. Maka dia yang dulunya membenci Tuhan – sekarang jadi cinta Tuhan, yang dulunya cinta dosa – sekarang benci dosa, yang dulunya berkawan dengan iblis – sekarang jadi seteru iblis, yang dulunya menentang Roh Kudus, firman Tuhan – sekarang dapat patuh padaNya.

Dan karena perubahan yang sangat amat dasar telah terjadi dalam hidupnya, maka wawasannya, konsep nilainya, aktifitas hidupnya hanya berpusat pada satu perkara: Kerajaan Allah; kehendakNya, bukan profit. Dan sungguh, jika Tuhan tak mengubah hidup saya, tentu saya sudah menghancurkan hidup jutaan pemuda-pemudi. Tapi karena Dia mengubah hidup saya, saya menyerahkan seluruh hidup saya untuk Tuhan, untuk injil dan untuk umatNya. Maka hal yang selalu saya pikirkan hanyalah: how to please God, how to preach His word, how to attrack people come to Him and how to change this world, memuliakan namaNya.

Saya harap, renungan ini dapat mengarahkan hidupmu hanya berpusat pada satu titik: Kerajaan Tuhan, agar sisa hidupmu jadi berkat bagi sesama. Membuat banyak orang yang menyaksikan perubahan hidupmu ikut berpaling pada Tuhan. Saat seorang menerima baptisan, hendaklah dia merenungkan secara mendalam: apa yang harus ku perbuat? Sama seperti Paulus, setelah dia melihat cahaya Kristus di jalan yang menuju ke Damaskus, dan matanya jadi buta, lalu tanyanya: “Lord, Who are You?” dan “what should I do, Lord?

Di Alkitab ada beberapa orang yang menanyakan pertanyaan: apa yang harus ku lakukan, tapi konotasinya salah. Contoh: “Apa yang harus aku perbuat, agar ku beroleh hidup kekal?” Hanya Paulus yang sesudah menerima hidup baru, lalu menanyakan apa yang harus ku perbuat? Maka dia dipakai Tuhan secara luar biasa. Bagaimana denganmu, setelah kau percaya Yesus, pernahkah kau bertanya: “Lord, what should I do for You?” Banyak orang Kristen hanya minta kesembuhan, kekayaan, kelancaran… dari Tuhan, sedikit sekali yang bertanya: “Tuhan, apa yang harus ku perbuat untukMu?”.

Sudah sering saya katakan dari mimbar ini, hanya ada dua jenis orang: yang terus memberi diri jadi berkat bagi sesamanya atau yang terus menguras milik orang jadi miliknya. Bahkan kalau boleh, jadi orang terkaya di Indonesia. Tanpa berpikir, uang yang dia dapat dengan cara yang tidak benar, meski banyak, tak akan jadi berkat bagi orang lain, malah mempermalukan diri sendiri, mendatangkan malapetaka bagi anak cucu keturunannya. Karena kalau Tuhan mengizinkan kau kaya, sebenarnya Dia sedang mengujimu: bagaimana kau mengelola uangmu dan apakah kau tetap setia padaNya. Maka jangan karena kau kaya maka kau menganggap diri hebat lalu menghina orang Kristen, gereja, bahkan berani menghina Tuhan. Dia memandangmu dengan tersenyum. Sampai saatNya tiba, Dia akan menarik kembali semua harta yang Dia berikan padamu. Jadi, jangan bergurau!

Maka interpretasimu akan firman Tuhan dan konsep nilaimu harus sinkrun dengan kehendak Tuhan bukan dengan pikiran manusia yang binasa. Selain Yesus menyuruh murid mengabarkan injil, juga baptized them in the name ( bentuk tunggal) of the Father, the Son, the Holy Spirit. Mengapa bukan menggunakan bentuk jamak tapi tunggal? Karena nama itu satu bukan tiga. Sementara kata the yang ada di depan nama: Father, Son, Holy Spirit mengindikasikan, masing-masing mereka adalah satu pribadi: the Father adalah pribadi pertama, the Son adalah pribadi kedua, dan the Holy Spirit adalah pribadi ketiga. Dengan kata lain, nama-nama itu mengindikasikan bahwa Allah kita adalah Tri persons in one name. Baru setelah itu Yesus menyuruh kita mengajarkan semua ajaranNya pada orang-orang itu, agar mereka jadi muridKu. Dan Aku akan menyertai kamu sampai kesudahan alam — janjiNya. Ingat: tidak ada perintah Allah yang tidak mengandung janji, juga tidak ada janji Allah yang tidak disertai perintah. Maka Yesus memberi perintah pada murid-murid untuk pergi mengabarkan injil, juga memberi janji: Aku akan menyertai kamu sampai ke sudahan alam. Puji Tuhan, hari ini ada orang-orang yang digerakkan oleh Roh Kudus mengambil keputusan untuk mengakui Kristus di hadapan empat pihak:

  1. Allah di sorga dan malaikat-malaikat yang mengelilingi tahtaNya, yang diutus untuk melayani orang-orang yang mewarisi keselamatan.
  2. Setan yang tak habis pikir, mengapa keturunan Adam yang sedikit lebih rendah darinya diberi kesempatan bertobat tapi mereka tidak. Karena Allah memang tidak memberi anugerah keselamatan bagi malaikat; spiritual being yang berdosa di dalam status kekekalan (Ibr.2:15); God only save the seeds of Abraham.
  3. Anggota keluargamu.
  4. Orang dunia.

Memang ada orang dunia yang tak bisa menerima kehadiran orang percaya. Tahun 1964, sepuluh tahun setelah Red Sea Mission melayani di seputar Arab baru menghasilkan buah, ada dua orang mau percaya Yesus dan dibaptis. Tapi di hari ketiga, keduanya mati dibunuh orang. Karena mereka dipandang sebagai orang yang mengkhianati agama, bangsa, kebudayaan yang sudah berakar kuat di sana dan disingkirkan. Maka jangan seorangpun mengambil keputusan dibaptis dengan alasan politik, uang, menyenangkan orang… Melainkan benar-benar tahu, Tuhan telah menyelamatkanmu di dalam Kristus dan kau mau memproklamirkan diri sebagai milikNya, disaksikan oleh Allah, setan, keluarga; handai-taulan dan non Kristen. Maka mulai hari ini sampai akhir hidupmu, beranikan dirimu untuk bersaksi bahkan mati bagi Kristus, amin?

Tanya Jawab:

Tanya : Bagaimana menerangkan soal Allah punya anak pada orang yang belum percaya, yang menganggap hal itu tak masuk akal?

Jawab : Siapa yang membuat logika manusia? Tuhan. Kalau begitu, mengapa dia menyuruh Tuhan Pencipta masuk logikanya? Kalau saya membuat sebuah meja kayu, apakah meja itu berhak menyuruh saya membuat semua kayu jadi meja? Tentu tidak. Itu bukan urusannya; sayalah yang berhak menentukan apakah kayu-kayu itu akan saya buat jadi meja, kursi atau rumah….. Manusia selalu ingin memakai logika yang Tuhan cipta untuk mengikat sang Pencipta: kataMu Yesus adalah AnakMu, lalu mana isterimu? Karena harus ada suami – isteri baru bisa punya anak, bukan? Itu adalah pemikiran yang salah. Karena Allah itu roh, mengapa kau tuntut Dia punya alat kelamin, berhubungan seks baru melahirkan anak?

Padahal tidak semua ciptaanNya melahirkan keturunan dengan dalil itu: anak amuba tidak didapat lewat hubungan seks. Mengingatkan kita, jangan mengikat sang Pencipta dengan logika kita yang Dia cipta, yang terbatas dan God is the absolute free spirit. Dan istilah “anak” di Alkitab mengindikasikan:

  1. Bapa adalah sumber dari keberadaanNya, maka mutu hidupNya sama dengan bapa.
  2. Menegaskan bahwa Yesus dilahirkan oleh Allah bukan dicipta. Karenanya Dia berbeda dengan semua munusia yang dicipta. Dia disebut the only begotten son (terjemahan bahasa Indonesia: anak tunggal, meniadakan istilah begotten yang menerangkan bahwa Dia dilahirkan bukan dicipta. Tapi jangan mengasosiakan istilah “lahir” dengan hubungan seks. Karena Allah bukan manusia. Dan Allah hanya melahirkan satu Anak.

Maka secara teologis, Son was not created but born from God. And Holy Spirit was not created, not born from the Father, but come out from the Father — doktrin Allah yang sangat jelas: Allah Bapa adalah sumber; Yesus, Anak Allah lahir padaNya. Tapi Roh Kudus, keluar dariNya, diutus olehNya. Itu sebab, janganlah orang berdosa menganggap diri lebih pintar dari Allah, bahkan berani mengeritik dan menganggap remeh Dia. Karena sesungguhnya, Alkitab sudah menjelaskan hal yang penting dengan istilah yang paling tepat, guna mengantisipasi semua pengertian yang salah, yang timbul kemudian hari di sejarah.

Bapa gereja, Origen menyebut Yesus eternally generated by the Father, maka Dia tak perlu ada permulaan. Karena Dia dilahirkan di kekekalan bukan di dalam proses waktu. Dan bagaimana kita mengerti soal Yesus dilahirkan di dalam kekekalan? Mengakui bahwa otak kita terbatas adanya. Tatian, seorang ahli apologetika di abad yang sangat dini menerangkan dengan seorang yang memegang dua obor, satu menyala – satu tidak. Waktu dia dekatkan obor pertama ke obor kedua, api di obor pertama akan membuat obor kedua juga menyala. Jadi, mana yang duluan: api di obor pertama atau obor kedua? The second fire is from the first one. Tapi di dalam kekekalan, mana yang lebih duluan ada? Sama-sama. Hanya secara kasat mata, api di obor kedua muncul belakangan. Padahal zat keduanya sama: api. Di kemudian hari, ilustrasi Tatian ini dipakai dalam Credo Athanasius: Dia adalah terang dari terang, hidup dari hidup, Roh dari roh. Allah Bapa adalah Roh sumber, Allah Anak dilahirkan. Bagai api di obor pertama yang keluar, jadi api di obor kedua. Tapi sebenarnya api yang baru, melainkan api yang sudah ada di obor pertama.

Tanya : Apa itu mandat budaya, apakah hanya terbatas di bidang seni saja dan mengapa mandat budaya dipandang penting?

Jawab : Mandat budaya sangat luas. Setelah kita menerima Yesus Kristus, kita harus memuliakan Tuhan di segala segi kebudayaan. Itu sebab, sebelum kita punya Concert Hall, sudah mendirikan Pusat Pengkajian, sekolah. Dan setelah punya Concert Hall juga membangun Museum.

Jadi, mandat budaya bukan hanya terbatas di bidang seni saja. Maka kita mengadakan Seminar tentang ekonomi, kebebasan beragama, hak azasi manusia, pendidikan… Karena semua itu merupakan bagian dari kebudayaan. Dan sepengetahuan saya, selain GRII, tidak ada gereja injili yang menjalankan mandat budaya setuntas kita, mencakup semua segi kebudayaan. Karena apapun yang kita lakukan selalu ditinjau dari tahta Tuhan: pengaruh injil di masyarakat. Maka kita ingin mendidik orang muda secara utuh, agar mereka dapat meninggikan tahta Tuhan di atas semua hal. Bagai ayat di surat Kolose, Christ should be preeminented above all things.

Tanya : Bagaimana kita tahu kehendak Tuhan? Jika kita melakukan sesuatu yang bukan berdasarkan keinginan kita apakah itu juga disebut kehendak Tuhan?

Jawab : Statemen “kalau kita tak melakukan sesuatu seturut keinginan kita, apa bisa disebut kita melakukan kehendak Tuhan?” ini sedikit ambigu. Karena sebelum kita melakukan sesuatu seharusnya tanya dulu: apakah ini kehendakku? Kalau aku tak patuh pada Tuhan, melakukan semuanya sesuka hatiku, aku melawan kehendakNya. Tapi kalau kau mematuhkan diriku pada Tuhan, saat kedaginganmu ingin mengerjakan sesuatu demi interesan, enak…. dan kau tak menurutinya. Kemungkinan besar aku melakukan kehendak Tuhan.

Waktu orang Kristen dihadapkan dengan pilihan: mengerjakan sesuatu yang untungnya tak banyak atau yang untungnya besar? Orang yang ingin cepat kaya pasti akan menempuh jalan kedua. Dan kalau kau sukses, belum tentu merupakan berkat Tuhan. Mungkin hanya merupakan ujian yang Tuhan izinkan. Tidak demikian dengan Karismatik, yang mengajar: asal berdoa demi nama Tuhan pasti diberi. Apa jadinya, kalau tiga orang pria sama-sama jatuh cinta pada seorang wanita, dan ketiganya berdoa demi nama Tuhan, apakah perempuan itu harus dibelah jadi tiga? Maka pengajaran seperti itu adalah ajaran setan, menganggap Tuhan sebagai pembantumu yang dapat kau paksa melakukan apa saja, karena kau mengatakannya demi nama Yesus? Sebab itu, jangan sembarangan menerima khotbah. Karena ada banyak orang yang mengaku pendeta, menyampaikan firman Tuhan yang sebenarnya tidak mereka mengerti, hanya mencomot ayat-ayat demi menyenangkan orang.

Orang yang mau mengetahui kehendak Tuhan dengan sungguh harus patuh pada prinsip total Alkitab, bukan asal comot ayat Alkitab. Seperti “asal berdoa demi nama Tuhan, doamu dikabulkan” yang meracuni dan menyesatkan orang Kristen.

Apa itu doa? Yesus sendiri memberikan contoh, Dia berdoa: kalau boleh, singkirkan cawan ini dari padaKu. Itu adalah hakNya sebagai Anak, minta pada Bapa. Tapi lanjutNya: bukan kehendakKu, melainkan kehendakMu yang jadi. That is a right, healty, perfect prayer. Mungkin ada orang yang menganggap doa seperti itu sepertinya kurang iman. Yang mereka maksud adalah iman yang barbar, egocentris, tak mau menyangkal diri — bukan iman Kristen.

Jadi jangan pedulikan anggapan orang. Yang penting, kita tidak mendahului Tuhan, tidak menyalahi kebenaranNya. Waktu saya hampir lulus dari sekolah teologi, sebenarnya ingin jadi hamba Tuhan di satu kota, dimana jemaatnya sangat menghormati saya. Bahkan memperlakukan saya yang baru berusia dua puluh sekian tahun bagai John Sung. Tapi Rektor menyuruh saya melayani di Surabaya, tempat saya dibesarkan. Maka jawab saya: “saya ingin berdoa dua bulan” — tidak jujur. Karena saya tak berani mengakui bahwa saya tak suka melayani di sana. Dua bulan kemudian, waktu Rektor menanyakan jawaban saya. Saya minta waktu dua bulan lagi. Tapi katanya: “sudah, melayani saja di Surabaya”. Hati saya jengkel sekali, Tapi tetap pergi. Jadi kalau ditanya: “apakah kau jelas akan kehendak Tuhan?” “tidak” “lalu kau pergi atas kehendak siapa?” “bukan kehendakku, tapi kehendak rektorku dan aku coba untuk taat dulu. Tahun pertama, mereka tak menghormati saya: banyak usul saya yang tidak mereka terima. Tapi setelah dua, tiga, empat tahun… justru makin dihormati.

Bahkan melayani 15 tahun di sana, sekaligus mengajar di SAAT. 15 tahun kemudian, saya mengundurkan diri dari pelayanan di Surabaya, tapi tetap mengajar di SAAT 10 tahun lagi. Sampai saya merasa perlu ada gerakan Reformed Injili di Indonesia, baru saya mengundurkan diri dari SAAT, memboyong seisi keluarga pindah ke Jakarta. Siapa yang mengundang saya? Tak ada. Apa saya mau diundang? Tidak. Bahkan saya memutuskan untuk tidak menerima honor selama dua tahun. Mengapa berani mengambil keputusan itu? Karena firman Tuhan pada Abraham: Aku memimpinmu ke tempat yang belum kau ketahui. Dan Abrahampun taat. Jadi, kalau Tuhan tak memberitahu akan membawamu ke mana. Apa kau mau taat? Mau. Karena saya mau menjalankan kehendakNya. Akhirnya hidup saya jadi saksi bahwa Tuhanku itu setia, tak pernah meninggalkan orang yang sungguh-sungguh taat padaNya, amin?

Jadi, jalanilah kehendak Tuhan dengan jujur – bukan basa-basi, dan dengan sungguh-sungguh mau taat bukan teori. Karena Tuhan akan memperlakukan orang yang jujur dengan jujur, memperlakukan orang yang penuh tipu muslihat dengan jalan yang bengkok. Saya bersyukur pada Tuhan, sampai hari ini berkatNya terus mengalir pada kita. Dua minggu lalu, waktu saya terbangun dari tidur, saya sempat berpikir: saya ini bagai orang gila. Baru selesai membangun gereja dengan susah payah, dilanjutkan dengan membangun concert hall, sekolah, museum…. Padahal setelah selesai pembangunan gedung gereja dibangun, waktu kita masih memerlukan banyak dana untuk membangun concert hall dan museum, sedikit sekali orang yang memberi persembahan. Apa kita harus meneruskan? Ya. Sampai setelah concert hall selesai dibangun, banyak orang terperanjat. Karena concert hall kita makin hari makin diakui dunia sebagai: one of the best concert hall in the world.

Bahkan tahun depan, Berlin Symphony ingin pentas di sini. Mengapa bisa begitu? Kita hanya bisa bersyukur atas anugerah Tuhan. Karena kita sejak awal mengerjakan segalanya bukan bersandar pada uang orang kaya, pemerintah, saya harus menangung beban yang amat berat itu sendiri, bahkan conduct sendiri tanpa menerima barang satu sen. Kelak, saat orang-orang di Jakarta mulai tahu menikmati musik yang indah, … biar mereka mengingat, pernah ada seorang pendeta yang mau berkorban begitu rupa, mendatangkan berkat besar bagi masyarakat.

Tanya : Kalau Tuhan sudah tahu manusia bakal makan buah pengetahuan baik dan jahat, mengapa Dia meletakkan pohon itu di Taman Eden?

Jawab : Itu adalah statemen yang diucapkan oleh orang yang bermental negatif. Mari kita balikkan, kalau saja Allah tak meletakkan pohon itu di Taman Eden, apakah Adam tak akan berdosa? Belum tentu. Karena yang membuat seorang berdosa adalah dirinya yang tak mau patuh pada diri Allah. When my will is not synchronized with God’s will, then existant of self is the source of sin.

Banyak orang mengatakan, dosa utama adalah sombong. Sebenarnya dosa utama adalah si aku yang tak mau menyangkal diri. Inilah prinsip yang tertulis di Yakobus 1. Yesus berkata: setan berdosa dari dirinya sendiri. Apa itu diri? Diri adalah eksistansi yang dicipta diluar diri Allah, dan Allah menciptakannya dengan harapan diri itu mau sinkrun dengan Dia. Maka seruanNya pada manusia: hai anakKu, kembalilah padaKu, hatimu harus menyukai jalanKu.

Tapi manusia berpikir: Kau adalah Kau, aku adalah aku, aku tak mau taat padaMu. Itulah bibit yang membuat iblis, manusia berdosa. Maka kata Yesus: you want to follow Me? Deny yourself bukan Stop committing adultery. Jadi, mengikut Tuhan bukan hanya karena tak berzinah, tapi menyangkal diri, membuat si aku tak lagi melawan dirinya Tuhan. Kalau tak ada pohon itu, manusia tak dapat mengutarakan kebebasan. Dan manusia yang tak dapat punya kebebasan tak mungkin punya moral. Dan manusia yang tak punya moral adalah robot; bukan manusia.

Itulah salah satu aspek dari manusia dicipta menurut peta teladan Allah, jadi manusia punya moral, kebebasan, sekaligus punya kemungkinan berdosa. Jadi, itulah malapetaka sekaligus bahagia yang ada pada diri manusia. Barangsiapa meletakkan kebebasannya di bawah kedaulatan Allah, dia adalah orang bijak, orang beriman, orang yang taat dan orang rohani. Sementara orang yang tak mau meletakkan kebebasannya di bawah kedaulatan Allah, tapi menggunakan kebebasannya semaunya, dia disebut orang yang tak beriman, tak taat pada Allah dan diperalat oleh iblis.

 (ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – EL)