Pdt. Dr. Stephen Tong

Pdt. Dr. Stephen Tong

Tanya : Di Yohanes 1:18 tertulis: “tidak ada orang yang pernah melihat Allah”. Mengapa di Kisah Para Rasul 7:56 tertulis: “Stephanus melihat Anak Allah berdiri di sebelah kanan Allah”. Sungguhkah dia melihat Allah?

Jawab: Ayat-ayat Alkitab yang berbunyi: “tidak ada orang yang pernah melihat Allah”,  “Allah tidak dapat dilihat”,  “Allah bersembunyi di dalam cahaya yang tidak bisa dilihat oleh manusia” “manusia tak mungkin melihat Allah.” Bukan tidak ada artinya. Itu menegaskan penglihatan jasmani manusia terbatas, hanya dapat melihat sesuatu yang berbentuk materi.

Maka kemerdekaan Indonesia, demokrasi, hak azasi manusia, kebebasan beragama… tak dapat dilihat oleh mata kita. Bahkan udara, yang adalah materi, juga tak dapat kita lihat. Mengapa? Karena Tuhan memang menciptakan materi yang dapat dilihat, juga mencipta materi yang tak bisa dilihat. Diantara saudara dan saya terdapat udara; oksigen, nitrogen dan…. yang tak dapat kita lihat, maka saya bisa melihat anda, anda dapat melihat saya. Kalau mata kita bisa melihat udara, maka saya pasti tak dapat melihat kau; karena terhalang oleh udara. Itu adalah bijaksana Allah Pencipta kita.

Di Alkitab terdapat beberapa catatan tentang orang yang melihat Allah. Misalnya Musa, Abraham pada saat melakukan tawar-menawar dengan Allah, akhirnya Allah mengutus malaikat membawa Lot keluar dan membumi-hanguskan Sodom-Gomora. Alkitab mencatat: Yehovah menurunkan api dari Yehova di sorga. Jadi, Yehova yang mendengar doa Abraham menurunkan api dari Yehova yang di sorga. Apa maksudnya? Kalau kau tidak percaya akan doktrin Tritunggal, mana mungkin kau mengerti.

Siapakah Yehovah yang di bumi? Yang dilihat oleh Abraham. Mengapa Dia dapat dilihat? Bukankah Alkitab berulang kali mengatakan: tidak ada orang yang pernah melihat Allah? Before Jesus became flesh, He had been seen by many devotional people. Maka Abraham, Manoah, Adam, Musa…. pernah melihat Allah. Begitu juga Yesaya, katanya: “waktu aku di dalam Bait Allah, aku melihat Allah duduk di atas tahta yang paling tinggi, kemuliaanNya memenuhi seluruh bumi. Aku melihat Serafim yang mempunyai enam buah sayap, terbang mengelilingi tahtaNya sambil sahut-menyahut memuji Dia: “suci, suci, suci”. Apakah Yesaya berbohong? Tidak! Dia memang melihat Allah yang di sorga dan mendengar: “suci, suci, suci” berapa kali? Tiga kali. Mengapa tiga kali?

Memuji Allah Tritunggal: Bapa itu suci, Anak itu suci, Roh Kudus itu suci. Siapa sebenarnya yang dia lihat? Allah pribadi kedua. Apa yang Dia katakan? “Siapa yang akan Kami utus?” Siapa yang Dia maksud dengan Kami? Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Tapi yang berbicara hanya satu. Karena Dia; Yesus adalah Firman. Jadi, yang Yesaya lihat adalah: Allah pribadi kedua. Karena Holy Father can not be seen, Holy Spirit can not be seen. The only person can be seen is Jesus Christ, before and after His incarnation.

 Tanya: Bolehkah pasangan yang baru menikah menunda kelahiran anak mereka?

Jawab: Kalau memang tak ingin punya anak, lalu mengapa menikah, apa hanya ingin menikmati kepuasan seks saja? Padahal tugas utama dalam pernikahan adalah menyatukan dua orang yang saling mencintai dan menurunkan keturunan. Lewat hubungan seksual mereka bersatu secara fisik dengan kasih dan buah cinta mereka adalah melahirkan anak. Karena amanat Tuhan setelah menciptakan manusia: beranak-cuculah dan penuhi bumi. Maka kalau Tuhan sudah memberi kalian anak, jangan menolaknya. Kalau berniat menolak, lebih baik jangan terlalu cepat menikah. Kecuali kau tak punya pekerjaan, keadaan ekonomi kalian sungguh-sungguh tak mengizinkan kalian mempunyai anak. Meski begitu, saya tetap menganjurkan kalian punya seorang anak dulu. Jangan hanya mau nikmatnya seks tapi tak mau anak. Sampai kau ingin punya anak, Tuhan tak memberi.

Apa jadinya kalau ekonomi keluarga benar-benar tak mengizinkan? Coba dengar kesaksian mama saya, saat usia 18 tahun dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang duda yang selisih usianya dua puluh dua tahun; sudah 40 tahun. Menikah + lima belas tahun melahirkan sepuluh orang anak, yang satu meninggal, yang satu diberikan pada orang, sisa delapan orang anak; tujuh pria, satu wanita. Enam tahun terakhir bersama suaminya, hamper setiap tahun melahirkan anak. Dia pernah mengeluh pada pendeta: “hidup saya sangat sulit, punya banyak anak. Bagaimana kalau punya anak lagi?” jawab pendeta itu: “jangan takut, nyonya, bersandarlah pada Tuhan. Sama seperti di atas setiap daun pasti ada embun. Begitulah Allah mempersiapkan anugerah yang cukup bagi setiap anak yang Dia izinkan lahir”. Puji Tuhan, meski di usia 33 tahun dia sudah menjanda, tapi karena dia beribadah dan takut pada Tuhan, tak seorang anaknya yang mati kelaparan. Bahkan berjanji pada Tuhan: I will take care of all my children You have given to me, I will teach them walk in accordance with Your will, Your love and Your thruth. So they can serve You in their whole life.

Dan atas pimpinan Tuhan, dari tujuh orang anak laki-lakinya lima orang jadi pendeta. Maka jangan hanya mau menikmati seks, tapi terima anak yang Tuhan beri. Karena di zaman ini, semakin banyak orang yang mandul. Karena dibandingkan dengan 40 tahun silam, sperma di tubuh pria berkurang lima puluh persen. Bahkan di dalamnya ada tujuh persen yang rusak oleh karena polusi, nuklir…. itulah malapetaka bagi umat manusia. Maka menurut Stephen Hawking “hidup umat manusia tak lebih dari seratus tahun lagi”. Meski apa yang dikatakan pakar fisika itu tak tentu benar. Maka orang Kristen yang dapat melahirkan anak yang baik dan pintar, lahirkanlah yang banyak, itu adalah sejenis church growth. Jangan biarkan budaya buruk abad ke-21 terus berkembang: orang pintar melahirkan sedikit anak, sementara orang bodoh melahirkan banyak anak. Membuat nasib umat manusia jatuh di tangan mayoritas orang yang bodoh. Itu sebab, saya berharap, orang pintar melahirkan banyak anak, dan menurunkan kepintaranmu dan iman pada anak-anak. Maka bersyukurlah pada Tuhan, kalau Dia memberimu anak. Tapi kalau saya masih ingin sekolah, ingin ini, itu… bagaimana? Sekolah itu tugas, apa gunanya kalau kau sekolah tinggi tapi tak punya anak? Jadi, berpikirlah lebih panjang dan lebih luas.

Tanya: Benarkah pendapat yang mengatakan dunia ini tidak adil?

Jawab: Dunia punya konsep adil, tapi tak ada keadilan: kalau kau berlaku jahat, sama seperti yang dilakukan orang pada umumnya. Kau aman; tak ada yang menfitnahmu. Tapi kalau kau berbuat baik – kau dimusuhi, kalau kau jujur – kau difitnah. Itulah yang Stephen Tong dan GRII alami, karena tak mau kompromi dalam banyak hal, maka pihak yang paling membenci, menfitnah, paling tak setuju dengan kita justru orang Kristen.

Tahun 1990, satu tahun setelah GRII berdiri, sebelum izin dari kantor agama ditandatangani, kami sudah diizinkan membentuk Sinode baru. Sebelum itu ada pejabat di kantor agama yang memberitahu saya: “banyak orang yang tak suka dengan pak Tong, mereka datang meminta kami untuk tidak menerbitkan izin gereja bapak”. “siapa mereka?” “orang Kristen, bahkan pemimpinnya” Mengapa begitu? Karena our existant becomes a threatening power to the other existing churches. Jadi, dunia memang tidak adil. Dan karenanya kita harus memberitakan injil, agar mereka punya kesempatan mendengar firman Tuhan dan bertobat. Maka meski difitnah, diejek, diumpat, diserang, dilawan, kita tetap berdiri dengan tegak. Dan memandang semua itu sebagai latihan untuk iman kita, membuat kita menyaksikan lebih jelas akan penyertaan Tuhan yang nyata, yang Roh Kudus realisasikan. Ingatlah akan apa yang Yesus katakan: jangan heran kalau kau dianiaya. Karena: 1. Sejarah mencatat, nabi-nabi sebelum kau juga mengalami hal yang sama — look backward. 2. upah kita di sorga besar adanya — hope for the future.

Tanya: Mengapa Kejadian 6:5-7 memberi kesan bahwa Allah Pencipta kaget melihat apa yang manusia lakukan. Bukankah Allah itu Mahatahu?

Jawab: Terjemahan lain untuk “kaget” adalah menyesal. Mengapa Allah menyesal? Ada yang menafsirkan: karena dulu Allah tak tahu, manusia yang Dia akan jadi seperti ini, maka Dia menyesal. Apakah tafsiran itu benar? Tidak! Karena Dia adalah Allah yang Mahatahu. Lalu mengapa Dia menyesal? Menyesal adalah refleksi dari emosiNya. Ingat: emosi Allah adalah dasar dari emosi kita, karena kita dicipta menurut peta teladanNya. Maka Allah bisa senang – kita juga bisa senang, Allah bisa benci – kita juga bisa benci, Allah bisa marah – kita juga bisa marah… Bedanya: saat kita membenci, yang kita benci adalah orangnya. Tapi Allah, yang Dia benci adalah dosanya. Kita senang akan materi. Tapi Allah, senang akan orang yang memperkenan Dia. Itu sebab, emosi kita harus sinkron dengan emosi Allah. (review serial khotbah tentang The sanctification of emotion, yang tidak pernah ada di sepanjang sejarah kekristenan kecuali di GRII) Karena hanya saat emosi kita sejalan dengan emosi Allah, barulah kita tahu, apa yang dimaksud dengan Allah menyesal.

Contoh sederhana: sekarang, anda semua ada di depan saya, bukan? Tapi perlahan-lahan saya merasa, anda semua bergeser ke belakang saya??? Yang saya dapat lihat adalah piano, salib, kabel..; tak ada orang, maka saya berteriak: “mengapa kalian semua pindah ke belakang saya?” Tentu kalian akan jawab: “apa nggak salah? Bukankah kau sendiri yang berbalik badan?” Jadi, apa artinya Allah menyesal? Manusia berpaling dariNya, putus hubungan denganNya, tapi manusia tak menyadari apa yang dia lakukan lalu menuding Allah menyesal. Mengapa Alkitab menggunakan istilah “menyesal”? Karena menyesal adalah ungkapan dari perasaanNya yang amat sedih, tak dapat dihibur oleh siapapun. Sama seperti orang yang kehilangan kesempatan begitu baik dan tak pernah mungkin kembali. Sampai saat tua baru sadar: I once was given that opportunity, but I reject it. And as a result, my whole life wandered in the wilderness, no peace, and I lost the opportunity for ever and ever… maka Allah menyesal telah menciptakan manusia, itu artinya:

  1. Dia merasa sedih tak terkatakan, karena manusia menyalah-gunakan kebebasan yang Dia berikan untuk melawan Dia, sampai harus dibuang olehNya.
  2. He change: dulu mengasihi – sekarang menghakimi atau dulu ingin memusnahkan – sekarang memberi anugerah.

Yang kedua ini, Dia lakukan pada Niniwe. Mungkin kau bertanya: bukankah Allah tidak berubah? Betul. Tapi manusia berubah, maka relasinya dengan Allah jadi berubah: melawan Dia, berontak padaNya, maka kita menerima murkaNya. Contoh terakhir, kalau saya berada di sungai yang airnya mengarah ke bawah, mana yang lebih gampang: mendayung perahu ke arah bawah atau ke atas? Ke bawah. Waktu saya mengikut arus, perahu akan meluncur sangat cepat. Tapi apa jadinya saat kembali, waktu aku harus mendayung melawan arus, tentu terasa sangat berat dan lambat. Saat itu, mungkinkah saya berkata: hai sungai, apa kau menyesal telah menolongku, sehingga sekarang kau balik melawanku? Tidak! Jadi, waktu kau menuding sungai berubah; tak memperlakukanmu seperti sediakala. Sama seperti saat kau mengeluh: Tuhan, bukankah dulu Kau mengasihiku, mengapa sekarang Kau menghakimiku? Maka jawab Tuhan: Aku menyesal, murka padamu. Karena kau melawanKu.

Tanya: Sebenarnya manusia terdiri dari tiga bagian: tubuh, jiwa dan roh atau hanya dua bagian: tubuh dan roh? Apa artinya: roh berdoa dengan kata-kata yang tak terucapkan kepada Bapa, Roh Kudus yang berdoa bagi kita lewat mulut bibir manusia atau Roh Kudus memenuhi kita, membuat kita mengeluarkan keluhan yang tak terucapkan; bahasa yang tak dimengerti oleh manusia, hanya dimengerti oleh Bapa. Ada orang yang pernah menjelaskan, bahasa roh adalah bahasa yang tak dimengerti oleh manusia bahkan oleh setan.

Jawab: Ini adalah dua pertanyaan yang menjelajah dua wilayah: antropologi dan doktrin doa. Saya kira, salah satu tema yang paling jarang dikhotbahkan di semua gereja: The doctrin of prayer. Maka banyak orang Kristen mengira, doa itu mohon pada Tuhan dengan berteriak-teriak, menyatakan kau minta dengan sungguh-sungguh dan berapi-api — omong kosong yang diajarkan oleh Karismatik. Kalau kau bertemu Presiden, beranikah kau berteriak: Presiden, tolong kerjakan hal ini? Jadi, doa yang berteriak-teriak bukan doa yang berapi-api tapi doa yang kurang ajar. Siapa kau, berani memerintahkan Allah melakukan apa yang kau inginkan? Kau bukan sedang berdoa, melainkan sedang memaksa Allah dengan emosimu yang tak terkontrol. Perhatikan: doa yang paling antusias adalah diri nabi palsu: waktu nabi-nabi Baal berseru: Baal, Baal… sambil menusuk-nusuk diri dengan batu; pisau, sampai sekujur tubuh berlumuran darah. Apakah karena doa mereka yang begitu ngotot, Baal menurunkan api dari atas? Tidak! Apakah setelah Elia menyaksikan mereka berdoa begitu getol, lalu menghentikan mereka? Tidak! Sampai waktu yang mereka sepakati berakhir, Elia berkata: all ye people of Israel, come unto me. Dan Elia berdoa: Lord of Abraham, Ishak and Jacob, show them that You are God and I am Your prophet…. dengan tenang, sungguh hati dan teologi yang benar; bukan memaksa Tuhan. Inilah doa yang selaras dengan ajaran Alkitab: by our true understanding of what we believe, whom we believe, we come to Him with faith, obedient and courageous to ask His anointment. Elia minta Tuhan menyatakan pada umatNya, bahwa Dia adalah Allah sejati dan aku adalah hambaMu dengan menurunkan api… Apa nggak salah: bukan Elia baru saja menyuruh mereka menuangkan air yang ada, sampai mezbah itu tergenang air, dan sekarang dia minta Tuhan menurunkan api bukan menurunkan hujan? Sesungguhnya, Elia bukan tidak waras, dia tahu rencana Allah: tanpa api dari Tuhan, semuanya nihil. Dan benar, sesudah Tuhan menurunkan api, mengkonfirmasi pelayanannya, barulah raja Ahab sadar, dia telah menghamburkan uang Tuhan untuk nabi-nabi palsu yang mengajarkan ajaran setan, maka dia tak bisa berbuat lain, kecuali taat pada Elia.

Kita kembali ke pertanyaanmu. Secara harafiah tiga istilah yang terpisah: tubuh, jiwa dan roh (I Tes.5:23). Maka ada orang Kristen yang menganut ajaran Trikotomi berpendapat: manusia terdiri dari tiga bagian. Itulah yang membuat manusia lebih tinggi dari binatang. Karena binatang hanya punya tubuh dan jiwa. Sementara manusia, punya tubuh, jiwa dan roh. Memang kedengarannya khotbah itu Alkitabiah dan masuk akal. Tapi masalahnya: apakah benar kalau karena tiga istilah: tubuh, jiwa dan roh di Alkitab lalu kita menyimpulkan, manusia punya tiga bagian? Jika benar, bagaimana dengan statemen Yesus: “cintalah Tuhan dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, segenap kekuatanmu dan segenap akal budimu” apakah karenanya kita menyimpulkan: manusia punya empat bagian? Jadi teori yang menjadikan I Tesalonika sebagai dasar untuk menyimpulkan manusia punya tiga bagian adalah sangat naif dan tidak benar. Karena di Yakobus 2 tertulis, tubuh tanpa jiwa mati adanya — dua bagian. Dan di I Raja-Raja, saat Elia membangkitkan orang mati, dikatakan bahwa nyawanya kembali ke dalam tubuhnya. Jadi, P.L. dan P.B. menegaskan: manusia punya physical body and spiritual soul. Jadi, sebutan spirit and soul adalah pengulangan, melukiskan bagian yang tak nampak, karena the spiritual essence in human life is called soul, also called spirit. Bagian yang melampaui materi, yang Allah hembuskan pada saat Dia mencipta Adam. Jadi, bagian yang tak nampak disebut spirit; soul. And the visible part of human being disebut body — dua bagian ini punya tiga fungsi: tubuh bersinggungan dengan materi, jiwa bergaul dengan orang lain, roh membawa kita dekat dengan Tuhan lewat firmanNya. Jangan biarkan the two essences with tri functions mengacaukan pengertian kita.

Pertanyaan kedua, siapa yang berdoa? Alkitab mengatakan, Roh Kudus come to help us pray to God. Because we do not know how to pray. Karena doa kita sering ngawur: Tuhan, aku percaya Kau adalah Allah yang Mahakuasa, maka sembuhkanlah aku. Maka orang yang beranggapan tak perlu belajar doktrin doa cenderung berdoa semaunya, mempermalukan bahkan kadang-kadang menghujat Dia. Mengapa kita berdoa? Karena sadar diri kita terbatas dan tahu, Allah Mahakuasa, dan lewat firmanNya kita tahu, Dia mendengarkan doa kita dan berjanji jadi pertolongan kita senantiasa. Terakhir karena kita harus menguduskan namaNya. Itulah yang Tuhan Yesus ajarkan pada murid-muridNya: saat kau berdoa, katakanlah Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu… jadi, orang yang tak menjunjung tinggi nama Tuhan tak layak berdoa. Bukan seperti yang diajarkan orang Karismatik: asal kau berdoa dalam nama Yesus, amin, permintaanmu pasti dikabulkan — tipuan iblis. Kita berdoa, karena digerakan oleh Roh Kudus.

Jangan dibalikkan: kita berdoa untuk menggerakkan Tuhan. Soal alasan orang berdoa dengan bahasa roh: bahasa yang tak dimengerti oleh manusia, bahkan tak dimengerti oleh setan. Mengacu pada motivasi: agar setan tak mengacaukan apa yang kita minta — konsep yang sangat aneh. Kalau mereka ditanya: apa itu bahasa roh? Tentu dijawab glosolali. Padahal Alkitab tidak mengatakan seperti itu. Bahasa roh adalah kita berkata-kata pada Allah dari roh yang jujur, yang mau taat pada kebenaran. Because everybody should worship God in spirit and in truth. Maksudnya, hati kita mau taat pada pimpinan Roh Kudus dulu, baru kita menaikkan doa yang selaras dengan prinsip yang ada di firmanNya.

Tanya: Di Alkitab dan kepercayaan Chinese ada naga. Naga itu benar-benar ada atau hanya simbol?

Jawab: Di Alkitab tertulis: naga, si ular tua itu, yaitu iblis dan setan. Jadi, naga dijadikan lambing setan. Maka orang Karismatik sangat membenci naga, begitu melihat piring atau guci atau…. yang bergambar naga langsung mereka hancurkan. Itu adalah pengertian yang sangat dangkal. Karena naga yang ada di kepercayaan Chinese bukanlah naga yang Alkitab juluki si jahat.

Bentuk “naga” di China berubah-ubah, misalnya: di masa Dinasti Shang, naga tak bertanduk. Sampai di Dinasti Qin, Han, naga bersayap kecil. Sampai di Dinasti Yuan, leher naga kecil tapi perutnya lebar, punya empat cakar. Sampai di Dinasti Ming, di masa kaisar Yong Le, cakar naga hanya tiga. Tapi di masa kaisar Qian Long cakar naga ada lima….. sebenarnya bagi orang Chinese istilah long; naga (artinya: makmur) adalah lambang dari kemakmuran. Jadi, tidak benar kalau kita mengidentikkan naga di kebudayaan Chinese dengan naga di Alkitab. Orang Karismatik selalu memandang benda yang ada naganya adalah setan, harus dihancurkan.

Sungguhkah setan berada di piring, guci yang bergambar naga? Tidak, setan suka tingggal di dalam tubuh manusia; merasuk seseorang bukan diam di guci, piring….. selain itu, Alkitab juga mencatat Musa pernah mengangkat ular tembaga yang melambangkan Kristus. Maka jangan membabi-buta, asal melihat gambar ular, naga, langsung marah. Bagaimana kalau mereka melihat 50 Sing dollar terbitan dua puluh tahun silam yang ada gambar naganya? disimpan di dalam saku, bukan dibakar atau dilempar — munafik, bukan? Maka jangan menafsirkan firman Tuhan dengan tidak tuntas, tanpa dasar yang cukup. Dan terlalu mematerialisasi hal-hal rohani.

Tanya: Mengapa Tuhan Yesus sering berpesan pada orang yang mengalami mujizatNya untuk tidak memberitahukan pada orang lain? Bagaimana mengaitkannya dengan kesaksian mujizat pada zaman ini?

Jawab : Memang, di zaman ini ada banyak orang yang begitu mengalami mujizat (tak peduli mujizat asli atau palsu) langsung bersaksi. Padahal ada banyak divine healing orang Karismatik lakukan, yang mereka klaim sebagai mujizat itu palsu. Karena banyak diantara mereka yang sebenarnya hanya mengalami psychosomatic effect: karena percaya Tuhan bisa menyembuhkan, maka dia merasa enakan bahkan ada yang sepertinya dapat berdiri. Tapi beberapa hari kemudian kambuh. Yesus tak mau orang menyiarkan mujizat yang dia alami, karena waktuNya belum tiba. Mengindikasikan bahwa sebelum tiba waktuNya, jangan terlalu cepat bersaksi dan merugikan kekristenan bukan jadi berkat. Sampai setelah Dia bangkit baru mengatakan (Mat.28:18-19). Jadi, it is not a matter of He wants or He does not want, but a matter of is it the cairos; the right time had already arrived or not; apakah waktu yang Tuhan tetapkan sudah tiba atau belum?

 (ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – EL)

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.noah.byethost22.com/index.php?hal=RingkasanKhotbah