Tanya : Bagaimana menjelaskan pada orang, bahwa pernikahan berbeda agama itu salah?

Jawab : Konsep agama adalah konsep yang paling dasar dan paling berpengaruh dalam hidup kita. Maka kalau orang yang suka makan sayur menikah dengan orang yang suka makan daging, atau orang yang suka berolahraga menikah dengan orang yang suka menonton, itu tidak ada masalah. Tapi kalau dua orang yang berbeda agama membentuk rumah tangga, mereka akan mengalami masalah yang amat sangat besar. Karena agama bukan hanya punya keterkaitan dengan masa kini tetapi juga kekekalan. Apalagi agama itu satu hal yang mutlak, bukan relatif. Maka orang yang membuatnya jadi relatif harus berkompromi dalam banyak hal. Sebaliknya, orang yang memutlakkan hal yang relatif, dia akan memusuhi semua orang.  Sama seperti apa yang dikatakan oleh Prof. Bray tadi, orang yang paling menentang Yesus adalah pemimpin agama tertinggi, yang sudah memutlakkan konsepnya, tak akan menerima pemikiran yang berbeda dengannya. Bagaimana dengan Reformed? Memikirkan apa yang Allah pikirkan, mengasihi apa yang Dia kasihi. Karena Allah kita itu mutlak — tak ada Allah lain, selain Dia. Nietzsche tak bisa menerima konsep itu, dia ungkapkan hal itu di dalam buku Thus Spake Zarathustra yang dia tulis: suatu hari, di tengah konfrensi allah-allah di langit, ada seorang allah yang berdiri dan berkata: tidak ada allah lain, selain Aku. Mendengar itu, allah-allah lain tertawa terbahak-bahak begitu nyaring, sampai langitpun goncang, dan mereka semua mati. Itulah awal dari pemikiran Post Modern: tidak mengakui adanya hal yang mutlak, bahkan tak bisa menerima proklamasi: “Akulah Allah satu-satunya” — memutlakkan diri. Itu adalah hal yang membuat allah-allah tak dapat menahan rasa geli sampai langitpun goncang. Jadi, bukan hanya ada gempa di bumi, tapi juga gempa di langit, yang mengakibatkan semua allah mati. Abad ke-21 adalah abad Post Modern, abad yang merealisasi Relativism dan Pluralism. Apakah di zaman ini masih ada orang yang percaya pada Allah yang esa dan yang mutlak? Tentu: orang Islam percaya bahwa Allah itu esa dan mutlak. Orang Kristen juga percaya pada Allah yang mutlak. Pertanyaannya: apakah Allah yang mutlak itu eksis? Saya mengatakan dengan tegas: eksis. Seorang yang tak percaya adanya Allah yang mutlak, semakin besar kepercayaannya, semakin kuat pula dia memutlakkan diri. Di tahun.1850, di dalam kongres para scientist di London, seorang filsuf yang bernama Herbert Spencer berdiri dan mengatakan: “I think, there is nothing absolute in the world”. Perkataannya ditanggapi oleh seorang scientist muda: “Mr. Spencer, did you just say, there is nothing absolute in the world?” jawab scientist senior itu: “yes, I did say it”. Scientist muda itu mengejar dengan pertanyaan: “do you truly believe, that there is nothing absolute in the world?” “sure” “do you believe it absolutely?” “e…. e….”; tak dapat menjawab. Kalau kau tidak percaya, ada hal yang mutlak di dunia ini, mengapa kau percaya mutlak akan konsepmu itu? Itu menandakan, orang yang tak mau berpaling pada Allah selalu akan menampar diri sendiri. Those who against the Bible hold the self-destructive and self-defeating theory. Reformed people should stand firm, no compromise. Our God is the only true God. So how can you married someone, who believes in the other religion?

Tanya : Tolong jelaskan Lukas 16:9 “Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” ?

Jawab : Di Lukas 16 terdapat beberapa perumpamaan Yesus. Ayat 9, ‘dan Aku berkata kepadamu, ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi’. Banyak orang Kristen salah menafsirkan statemen itu, mereka mengira, Yesus mengizinkan kita melakukan hal yang tidak benar. Padahal hal yang Yesus tekankan dalam statemen itu adalah: si bendahara yang tidak benar itu menangkap peluang bagi masa depannya, dan segera melakukan sesuatu di dalam hidupnya yang sementara untuk masa yang kekal. Dengan kata lain, Yesus bukan menyuruh kita melakukan hal yang tidak benar, melainkan mengisyaratkan pada kita: banyak kali, orang dunia yang bejat lebih cerdik dari orang Kristen. Saya mengaminkan apa yang Yesus katakan itu dan mengatakan dengan jujur: ada banyak orang Kristen yang setia dan bajik, tapi bodoh. Bahkan sangat bodoh. Siapakah orang yang bijak? Orang yang memikirkan dan mempersiapkan dirinya untuk masa yang kekal. Bukan hanya puas dengan apa yang dia miliki di dalam hidupnya yang sementara. Jadi, orang yang pandai menggunakan masa hidupnya yang amat singkat ini untuk meraih hal yang kekal, dia adalah orang bijak. Maka ditengah kaum Existentialist yang hanya menggenggam masa sekarang, dan tokoh agama mengkhayalkan kekekalan yang semu. Tunggu sampai di kekekalan baru sadar: apa yang dia percaya selama ini nihil adanya. Dan orang yang percaya pada Kristus, yang datang dari kekekalan, membawakan kebenaran dan anugerah. Orang yang percaya Kristus seharusnya adalah orang yang paling cerdik. Tapi sayang, ada banyak pendeta, jemaat, diaken yang bukan saja bodoh, bahkan berani mengklaim diri sebagai pengikut Yesus yang setia. Maka tak heran, banyak orang yang pintar, yang tampan, yang cantik, yang punya talenta menjauh dari gereja, mereka memilih untuk bergelimang di luar sana. Itu artinya, orang yang Allah cipta, yang Dia bekali dengan potensi yang luar biasa justru berada di tangan setan. Sorokin yang melarikan diri dari Soviet ke Amerika itu diundang jadi Profesor Sociology oleh Harward University, bahkan diberi kebebasan untuk menentukan mata kuliah yang akan dia ajarkan. Menandakan bahwa dia adalah orang yang sangat luar biasa. Dia menulis sebuah buku yang penting, yang judulnya sangat menarik: Social Dynamics. Dimana dia menuliskan: in Medieval ages, 65% of genius in the church. But in 20th century, less than 2 % genius remain in the church. All gone out-side, in the secular world. (Perhatikan: orang pintar, bukanlah orang yang terpaku pada fenomena yang statis, melainkan orang yang dapat melihat akan kemungkinan yang ada secara dinamis). Setelah membaca statemennya, saya merasa tertantang, maka sejak tiga puluh tahun silam, saya berjuang keras untuk membawa orang-orang yang paling genius; yang pemikirannya cemerlang berpaling pada Tuhan. Dan akibatnya, terjadilah perubahan besar di Indonesia, khususnya di generasi ini: di GRII ada banyak orang intelek. Apalagi di GRII Singapore, ada banyak pemuda penyandang gelar Master dan Doktor, yang tadinya, tidak dapat menerima khotbah di gereja lain. Itu sebab banyak pendeta gereja lain sangat benci pada saya. Dan itu adalah salib saya: saat saya melakukan hal yang Tuhan inginkan dengan baik, dipandang bersalah oleh sesama. Tapi kalau saya tidak melakukan apa yang Dia kehendaki dengan baik, saya berdosa padaNya. Ditengah pergumulan dan kesulitan seperti itulah, saya memutuskan untuk tak lagi peduli orang suka atau tidak suka, hanya tahu menjalankan kehendak Tuhan; menyenangkan Dia. Itu pulalah yang memacu saya untuk melalui life of squeezism: I squeeze my time, my talent, my pocket and all my potential as the grace of God, to do everything as good as much as possible. Jadi di ayat itu, Yesus bukan mengajar kita jadi orang yang tidak benar, melainkan jadi orang yang pandai memakai uang; sesuatu yang sementara melakukan hal yang bernilai kekal.

Tanya : Bolehkah Allah Tritunggal diilustrasikan dengan air, es dan uap?

Jawab : Kau pasti belum membaca buku saya, maka kau mengajukan pertanyaan ini. Air itu H2O, uap juga H2O, es juga H2O, maka ada orang yang mengilustrasikan Allah Tritunggal dengan ketiga hal itu. Itulah ajaran dari Sabellianism, menganggap Allah Bapa berubah jadi Allah Putera, dan Allah Putera berubah jadi Allah Roh Kudus. Bagai es yang dipanaskan di suhu 800 berubah jadi air, dan bila air ditambahkan dengan 540 kalori akan berubah jadi uap. Di Taipei, pernah ada seorang pendeta yang terkenal berkhotbah: “Allah Bapa datang ke dunia sebagai Allah Putera. Dan setelah Allah Putera naik ke sorga, Dia datang lagi sebagai Allah Roh Kudus”. Apakah khotbahnya benar? Salah! Karena Allah Bapa bukan Allah Putera, dan Allah Putera bukan Allah Roh Kudus. Kalau Allah Bapa adalah Allah Putera, dan Allah Putera adalah Allah Roh Kudus, maka saat Yesus dipakukan di atas kayu salib, bukankah berarti Allah mati? Dan saat Allah mati, siapa yang menopang alam semesta? Jadi, itu bukan ajaran Alkitab. Mungkin kau berkata: jika begitu, bolehkah menjelaskan Allah Tritunggal dengan matahari, sinar matahari dan panas matahari. Kedengarannya OK: matahari adalah dirinya matahari, sinar matahari adalah sesuatu yang dapat kita lihat, sementara panas matahari adalah sesuatu yang kita rasakan tapi tidak nampak adanya. Jadi, Allah Putera bagai sinar matahari yang nampak, menyatakan akan Allah Bapa. Sistem Roh Kudus, meski tak nampak, tapi Dia menyatakan kuasa Allah yang tak terbatas. Tapi sayangnya, perumpamaan ini juga tidak dapat menjelaskan ajaran Allah Tritunggal. Mengapa? Karena matahari itu matahari, tapi sinar matahari adalah sinarnya matahari, bukan matahari itu sendiri. Dan panas matahari juga adalah panasnya matahari, bukan matahari itu sendiri. Padahal Allah Bapa itu Allah, Allah Putera itu Allah dan Roh Kudus juga Allah. Sampai di sini, tentu kau bertanya: “jadi, bagaimana saya menjelaskan Allah Tritunggal?” Dulu, saya juga sama denganmu, terus memikirkan cara untuk menjelaskan Allah Tritunggal tapi tidak menemukannya. Baru kemudian menemukan: orang Kristen punya berapa Alkitab? Satu: Alkitab P.L dan P.B. Tapi kenyataannya: di tangan saya ada satu jilid Alkitab, di tangannya ada satu jilid Alkitab, bahkan pagi ini, di tempat ini ada + lima ribu jilid Alkitab. Karena sesungguhnya, Alkitab orang Kristen yang hanya satu dan berapa jilid Alkitab yang beredar adalah dua hal yang berbeda: Alkitab sebagai pedoman orang Kristen memang hanya satu, dan Alkitab itu dicetak jadi buku yang masing-masing kita miliki. Jadi, esensi; konten dari Alkitab yang beredar, yang begitu banyak jumlahnya adalah sama. Maka Alkitab-ku dan Alkitab-mu itu sama atau tidak? Sama. Apanya yang sama? Esensi-nya. My Bible is equal to your Bible. Because Christianity has only one Bible. Bedanya: my Bible is belong to me, so you do not bring it home. And your Bible is yours, I do not want to bring it home. Begitu juga dengan Allah Bapa, Dia adalah Allah, Allah Putera juga Allah, Roh Kudus juga Allah. Allah Bapa adalah Allah yang kekal, Allah Putera juga Allah yang kekal, dan Allah Roh Kudus juga Allah yang kekal. Allah Bapa adalah Allah yang Mahakuasa, Allah Putera juga adalah Allah yang Mahakuasa dan Allah Roh Kudus juga adalah Allah Mahakuasa. Allah Bapa adalah Pencipta, Allah Putera juga Pencipta, Allah Roh Kudus juga Pencipta. Hanya saja, Allah Bapa bukan Allah Putera, maka Allah Bapa mengutus Allah Putera datang ke dunia. Dan setelah Allah Putera kembali ke sorga, Dia dan Allah Bapa bersama-sama mengutus Roh Kudus datang. Jadi, jangan kau katakan, karena orang Kristen hanya punya satu Alkitab, maka kau tak boleh punya Alkitab sendiri. Kau boleh punya Alkitab, tapi Alkitab-mu haruslah Alkitab P.L. dan P.B. yang Allah wahyukan. Mungkin kau menganggap perumpamaan ini masih kurang jelas. Maka saya memberimu contoh terakhir. Kalau hari ini saya menyampaikan satu khotbah. Sebelum khotbah itu saya sampaikan, khotbah itu ada di mana? Di dalam otak saya. Dan setelah saya sampaikan, khotbah itu ada di mana? the sermon which in my brain, after I preach out, goes into her ears and her brain. So now, how many sermon is there? Still one sermon. Kemudian, ada seorang yang merekam khotbah itu, dan selesai saya khotbah, dia berikan CD pada saya. Maka, the same sermon, now in my brain, in her brain and inside the CD. How many sermon is there? Just one sermon. How many copies? Three copies, four copies, five copies, five hundred copies, five thousand copies…. No matter how many copies are there, essentially, still the same sermon. Masalahnya: dapatkah perumpamaan ini mewakili ajaran Allah Tritunggal? Tak ada satu analogi atau ilustrasi yang memadai untuk menggambarkan Allah. Because He is the one and only God, nothing compaire with Him. I just try to meke it simple: many copies – one essance. Perumpamaan yang lebih sesuai dengan ajaran Alkitab dibandingkan dengan perumpamaan air, uap dan es tadi.

Tanya: Apa jadinya kalau non Kristen sering bergaul dengan orang Kristen yang berpri-laku buruk dan membuatnya beranggapan bahwa semua orang Kristen munafik adanya?

Jawab: Kalau seorang Kristen berperi-laku buruk, bahkan sampai membuat kawannya yang non Kristen punya kesan buruk terhadap orang Kristen, dia patut ‘disalibkan’. Memang, ada banyak orang Kristen yang bukan saja tidak mengerjakan pekerjaan Tuhan, bahkan merusak pekerjaanNya. Juga ada banyak orang Kristen yang saat di gereja, mengenakan pakaian yang indah, menyanyii dengan suara yang merdu, membuat orang mengira: mereka adalah orang Kristen yang baik. Padahal saat mereka berbisnis, menggunakan cara yang licik, menipu, berhutang dan tak mau membayar…. Sesungguhnya, orang Kristen seperti ini lebih banyak merusak dari pada bersumbangsih. Yang paling mengerikan adalah orang-orang yang bisnisnya tidak beres, tapi bisa berkhotbah. Sebab itu, saya tak pernah mengakegorikan mereka sebagai hamba Tuhan. Saya lebih menghargai orang-orang yang mau meletakkan semua usahanya dan jadi hamba Tuhan. Pertanyaannya: apakah orang yang tak terkategori sebagai hamba Tuhan tapi bisa khotbah itu, tidak boleh berkhotbah? Boleh. Tapi dia hanya boleh disebut sebagai layman preacher, bukan full-time servant of God. Orang yang sungguh-sungguh mau jadi hamba Tuhan, harus menguduskan diri; jangan berbisnis lagi. Dengan begitu, dia tidak mencoreng karakter kudus dari hamba Tuhan. Hari ini, ada banyak pendeta Karismatik yang hanya studi teologi beberapa bulan, lalu ditahbiskan jadi pendeta, dan tetap berbisnis, bahkan meraup untung besar dengan cara menipu…. dan celakanya, orang-orang Kristen yang bodoh tetap beranggapan: semua pendeta sama adanya. Padahal, ada pendeta yang melayani dengan segenap hati, segenap jiwa, ada yang melayani asal-asalan, mana boleh disamakan? Mungkin kau bertanya: apakah semua pendeta baik adanya? Tidak! Ada banyak orang yang menyandang predikat ‘pendeta’ tapi tidak mengerjakan pekerjaan Tuhan — mereka lebih mencoreng nama Tuhan. Maka kata Yesus, ‘bukan semua orang yang berseru-seru: Tuhan, Tuhan dapat masuk sorga. Hanya mereka yang menjalankan kehendakNya yang dapat masuk sorga’. Dan sahut mereka: ‘Tuhan, bukankah kami pernah mengusir setan demi namaMu?’ ‘Bukankah kami pernah melakukan mujizat, tanda ajaib demi namaMu?’ JawabNya: ‘dengan sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, Aku tak pernah mengenalmu! Enyalah kau, orang yang berbuat jahat’. Pertanyaannya: mengapa Yesus menyebut mereka ‘orang yang berbuat jahat’? Apakah mengusir setan, melakukan mujizat, menyembuhkan itu adalah perbuatan jahat? Tentu tidak; semua itu adalah perbuatan bajik. Masalahnya, mereka melakukan kejahatan dulu baru menyembuhkan orang sakit, mengusir setan…. Kalau begitu, mengapa sepertinya Allah menyertai mereka, membuat mereka berkuasa menyembuhkan orang sakit, mengusir setan….? Ingat: di Alkitab terdapat misteri, yang tidak boleh kita tafsirkan semau kita. Sebenarnya, apa sih yang Yesus maksudkan dengan statemenNya itu? Ada banyak orang yang dengan mulutnya menyebut nama Tuhan, tapi hatinya tidak meninggikan Dia. Akibatya, ada kalanya Tuhan yang setia akan namaNya, mengizinkan mereka melakukan mujizat…., tapi Dia tak berkenan pada mereka; orang-orang yang tidak jujur. Itu sebabnya, nabi-nabi palsu sepertinya juga berkhotbah, menyembuhkan orang sakit, melakukan mujizat. Tapi akhirnya, mereka dibuang olehNya. Siapakah contoh yang paling nyata? Yudas. Saat Yesus mengutus tujuh puluh orang muridNya menginjili berdua-dua, Yudas juga diutus menginjili. Bahkan waktu pulang dari penginjilan juga turut memberi laporan: ‘Tuhan, karena namaMu, setanpun takluk pada kami’. Tapi akhirnya, Allah mencampakkan dia ke neraka. Mengapa? Karena Allah tidak dapat dipermainkan. Maka kalau kau ingin menyampaikan firman Tuhan yang kudus, ingin melakukan pekerjaanNya yang kudus, maukah kau juga menguduskan diri dan dipakai olehNya?

 (ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah — EL)

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.noah.byethost22.com/index.php?hal=RingkasanKhotbah

 

Artikel Terkait :