Yesus mati dan dikuburkan. Allah memberi-Nya kuburan di pinggir kota Yerusalem, dekat sebuah taman, sebuah kuburan baru milik seorang kaya, Yusuf Arimatea. Allah di sorga tahu kebutuhan, mengatur sejarah, dan turut campur tangan di dalam setiap kehidupan orang yang dikasihi-Nya. Maka, sebenarnya kuburan itu telah disiapkan bagi Yesus yang akan mati disalib bagi umat manusia.

Malam itu, setelah diturunkan dari salib, Yesus dimasukkan ke kuburan yang baru itu. Saya percaya setiap hamba Tuhan yang melayani Tuhan tidak perlu banyak memikirkan kapan pensiun, jika tua nanti mati di mana, karena semua itu disiapkan Tuhan. Tuhan mengatur setiap langkah yang tidak direncanakan manusia, karena pikiran Allah jauh melampaui pikiran manusia. Barang siapa memelihara rumah Tuhan, Tuhan tidak akan lupa memelihara rumahnya. Tiga puluh tahun Yesus menantikan saat melayani Tuhan, dan selama tiga setengah tahun Ia bersusah payah melayani. Ketika Ia mati, disalibkan, dan diturunkan, Yesus masuk ke kuburan yang terbaik, yang sudah disiapkan Allah sebelumnya, tidak jauh dari Yerusalem.

Yesus lahir di Betlehem, dibesarkan di Nazaret, mati di Yerusalem. Pada pukul tiga sore, Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa-Nya, diturunkan dari salib, dimandikan, dibalur rempah-rempah seberat 45-50 kg, dibungkus kain kafan, lalu sekitar pukul enam sore sudah dikuburkan. Apakah Kristologi kita bisa menerima kedua istilah ini: “Yesus mati dan dikuburkan”? Dengan tubuh inkarnasi Yesus disalibkan, mati, dan dikuburkan. Di dalam kuburan, Tuhan tidak mengizinkan tubuh-Nya rusak. Maka pada hari yang ketiga Ia bangkit dari antara orang mati. Hal ini merupakan suatu gap (celah/jurang) di mana Ia pernah hidup, mati, dan bangkit kembali. Dalam satu hingga dua hari kematian Yesus, Alkitab mencatat Ia masuk ke kuburan.

Yesus masuk kuburan berbeda jauh dengan kita masuk kuburan. Tubuh kita mulai mati pada saat hembusan napas yang terakhir keluar dari hidung kita dan kita menyerahkan hidup. Dari Yesus mati hingga bangkit, Ia membiarkan seluruh tubuh-Nya diatur orang lain. Tetapi Allah sudah mengatur dan semua orang harus memperhatikannya. Ternyata para murid-Nya tidak berbagian sama sekali, kecuali yang paling muda, yaitu Yohanes, ia kembali ke Golgota. Yudas sudah bunuh diri sebelum Yesus disalibkan. Semua murid yang lain melarikan diri, tidak satu pun yang mendampingi-Nya. Elia punya satu murid, yaitu Elisa, yang berbeda dari semua murid di sekolah nabi. Sekolah nabi punya ratusan murid, tetapi semuanya tidak memiliki hati seperti Elisa. Elisa satu-satunya pengikut Elia sampai detik terakhir. Tiga kali Elia berkata kepadanya, “Engkau berhenti di sini saja, aku mau pergi.” Tetapi Elisa menolak, “Tidak, ke mana pun engkau pergi aku ikut.” Elia ke Betel, ke Yerikho, dan ke Sungai Yordan, Elisa terus ikut. Sampai di padang belantara, tiba-tiba ada api dari langit, kuda berapi dengan kereta berapi dari langit, yang turun seperti angin ribut. Elisa ketakutan luar biasa, apa yang akan terjadi pada gurunya ia sama sekali tidak tahu. Tetapi pada saat itulah Allah mau memanggil Elia pergi. Sebelum Elia pergi, ia bertanya pada Elisa, “Apa yang engkau minta dariku?” Elisa hanya meminta, “Roh yang menggerakkan hatimu, kiranya juga menggerakkan hatiku. Aku minta dua bagian dari Roh yang menggerakkan hatimu. Berikan kepadaku api, kasih, dan kuasa.” Pdt. Ivan Kristono pernah berkata, “Yesus tidak mempunyai jabatan atau latar belakang yang terkenal. Baik Yesus maupun Yohanes Pembaptis tidak memiliki kepemimpinan dan kuasa apa pun di dunia, tetapi di mana mereka hadir, di situ menjadi pemimpin.” Jangan minder karena tidak memiliki pangkat, jasa, gelar, dan kekuasaan. Yesus tidak memiliki kekuatan ekonomi, tunjangan politik, kekuatan pangkat, atau apa pun yang penting di dalam dunia ini, tetapi di mana Yesus datang ada kuasa Roh Kudus yang mengurapi-Nya. Elisa melihat dengan jelas signifikansi gurunya, karena Roh Tuhan ada padanya.

Ketika Elisa meminta dua bagian roh Elia, Elia tidak bisa menjawab atau memberikan. Ketika ia naik, ia cuma membuka jubahnya, dilemparkannya ke bawah, dan Elisa mendapatkan jubah itu. Ia tahu Tuhan sudah mendengar doanya. Ketika ia pulang ke Sungai Yordan, ia memakai jubah Elia memukul permukaan sungai dan berkata, “Di mana Allahnya guruku? Tuhan di sorga, Engkau telah memanggil pulang guruku, tetapi Engkau masih adakah?”

Gereja harus meneruskan, “Aku bukan memerlukan kedudukan atau status penting, tetapi Roh Tuhan yang memimpin gereja, Roh Tuhan yang memanggil Elia, kiranya sekarang turun padaku.” Setelah itu ia memukulkan pakaian itu ke sungai dan sungai terbelah. Itu berarti Roh Kudus memenuhinya, pelayanan Elia diteruskan oleh Elisa. Tuhan tidak meninggalkan zaman. Jika suatu hari Stephen Tong meninggal dunia, tidak bisa berkhotbah lagi, jangan engkau takut atau khawatir, ketahuilah yang penting bukan Stephen Tong, tetapi yang penting adalah Roh Kudus yang memenuhi Stephen Tong. Jika Roh Kudus itu masih terus bekerja, memanggil banyak orang, Stephen Tong atau siapa pun hamba Tuhannya tidak masalah, karena tugasnya menjalankan apa yang Tuhan ingin ia kerjakan. Tuhan yang membangun gereja, melakukan penginjilan, menggerakkan Gerakan Reformed Injili, adalah Tuhan yang tidak mati. Saya tidak tahu setelah mati bagaimana Tuhan memimpin penerus yang harus mengerjakan pekerjaan Tuhan. Harus ada penerus dan penerus itu harus mengerti Roh yang memimpin, memanggil, dan menggerakkan semua hamba Tuhan yang sudah dipakai Tuhan. Setelah belajar dengan rendah hati, melihat dengan teliti, mengalami sendiri, sungguh-sungguh mengabdi di hadapan Tuhan, barulah Roh Tuhan bekerja bersama-sama. Elia mempunyai Elisa, ini adalah contoh dan teladan yang bagus yang Alkitab berikan kepada kita. Sebelum Yesus naik ke atas salib, Ia sudah memanggil dua belas orang, dan sesaat sebelum Ia naik ke sorga, Yesus memanggil mereka dan memberikan Amanat Agung.

Pada saat Yesus di kayu salib dan dikuburkan, para murid tidak ada, kecuali Yohanes. Tetapi Allah di sorga justru memanggil Nikodemus dan Yusuf Arimatea untuk mengerjakan penguburan Yesus, bukan para murid yang setiap hari dekat dengan-Nya. Sering kali, pada saat hamba Tuhan kesulitan, majelis yang paling dekat dengannya tidak ada. Lalu Yesus dikuburkan, hanya beberapa wanita yang melihat di mana jenazah Yesus ditaruh. Allah memakai para wanita, karena wanita biasanya lebih teliti, lebih perhatian, dan sabar mengerjakan hal-hal kecil. Para Maria yang ada di atas Bukit Golgota melihat Yesus sampai menghembuskan napas terakhir. Maria ibu Yesus dibawa pulang oleh Yohanes ke tempatnya. Ketika Yesus diturunkan dari salib, ada Maria yang lain yang melihat Yusuf Arimatea membereskan jasad Yesus. Lalu mereka pulang. Tetapi tiga wanita ini tidak mau pulang. Mereka mengikuti terus sampai tahu Yesus dikubur di mana, barulah mereka kembali. Pada hari yang ketiga, pada saat Yesus bangkit, ada orang yang memberitahukan kepada para murid bahwa Yesus hidup kembali. Maka, langsung Yohanes dan Petrus pergi ke kuburan, mau menemukan Yesus. Para wanita itulah yang memberi tahu lokasi kuburan-Nya. Semua catatan Alkitab ini memberikan catatan pinggir—yang tampak seolah tidak penting—untuk mendidik kita, bahwa kita melayani Tuhan harus memperhatikan hal-hal kecil.

Di seluruh dunia, sejak hari pertama Adam diciptakan, mati, dan dikuburkan, hingga pada hari terakhir manusia terakhir mati, tubuh Yesuslah satu-satunya yang dikuburkan berbeda dari semua tubuh manusia lainnya, selain dua orang yang tidak pernah mati, yaitu Henokh dan Elia, yang langsung diangkat Tuhan sebelum mereka mengalami kematian.

  • Tubuh Yesus bukan akibat dari persetubuhan, sedangkan tubuh kita berasal dari atau ada melalui seorang laki-laki yang mengasihi dan menikahi seorang perempuan, mereka bersetubuh sehingga melahirkan kita. Pada saat Yesus dilahirkan, Tuhan memberikan penglihatan dan nubuat kepada ayah dan ibu-Nya, dengan mengirimkan Malaikat Gabriel yang datang kepada Yusuf dan berkata, “Jangan engkau membuang tunanganmu, jangan membuang orang yang sudah dijodohkan kepadamu. Nikahilah dia, karena Maria bukan dibuahi siapa pun, melainkan dari Roh Kudus yang menaunginya sehingga ia akan melahirkan seorang Bayi laki-laki. Engkau harus menikahi Maria, dan Anak itu harus diberi nama Yesus, karena Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Yesus, dalam bahasa Ibrani Yeshua, berarti Allah menyelamatkan. Ia akan mengeluarkan umat-Nya dari dosa. Oleh karena itu, Yesus dikatakan Malaikat Gabriel bukan merupakan hasil persetubuhan antara laki-laki dan perempuan, sehingga tubuh Yesus berbeda dari tubuh semua manusia lainnya.
  • Yesus dari lahir sampai mati tidak berdosa. Yesus seorang yang bertubuh, tetapi tidak pernah berbuat dosa dari segala anggota tubuh-Nya. Yesus bertubuh dengan tujuan yang ditulis dalam Ibrani 2:14, “Anak-anak itu dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka.” Yesus yang mau menyelamatkan kita, yang adalah manusia, harus menjadi manusia yang berdarah dan daging seperti kita. Fenomena dan lahiriahnya, Yesus mempunyai tubuh sama seperti kita, tetapi bedanya ibu-Nya tidak bersetubuh dengan laki-laki, bukan dibuahi pendosa, sehingga Yesus mendapat tubuh-Nya dari Maria, berdarah dan daging, menjadi manusia sejati, seperti kita, namun berbeda di dalam kita membawa dosa ke dunia, Yesus tidak. Yesus mempunyai ibu orang berdosa, keturunan pendosa, tetapi rahimnya dikuduskan dan tidak disentuh laki-laki, seorang yang beribadah, penuh perasaan takut akan Tuhan, dan sejak kecil menjalankan kehendak Tuhan. Maria dipilih karena ia perempuan yang sangat diberkati Allah. Saat malaikat berkata kepadanya, “Wanita yang berbahagia.” Atau istilah lainnya, “Anak gadis yang kepadanya diturunkan anugerah besar, sekarang dengarlah. Engkau akan mendapat naungan Roh Kudus dan tahun depan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki.” Pada saat Maria mendengar ucapan ini, ia sangat terkejut. “Aku belum menikah, bolehkah aku mengandung dan melahirkan anak?” Malaikat berkata, “Roh Kudus akan—dengan kuasa yang besar yang menciptakan langit dan bumi—menaungimu, mengerjakan hal baru dalam sejarah, menciptakan mujizat besar dalam rahimmu, Benih suci akan datang padamu. Dan Allah akan memakai rahimmu melahirkan seorang Juruselamat.” Lalu, malaikat berkata pada Yusuf, “Anak yang akan dilahirkan itu, namailah Ia Yesus, karena Ia yang akan menyelamatkan umat-Nya keluar dari dosa.” Gabriel berkata kepada Maria, “Karena yang engkau lahirkan akan disebut Sang Kudus dari Allah. Ia disebut Anak dari Allah yang Mahatinggi.” Ketiga nama ini—Yesus, Sang Kudus, dan Anak Allah—diberikan malaikat kepada Yusuf dan Maria. Yusuf tahu namanya Yesus, Maria tahu namanya Sang Kudus, Anak Allah. Yesus mempunyai tujuh nama terbesar: 1) Yesus, 2) Kristus, 3) Juruselamat, 4) Tuhan, 5) Sang Kudus, 6) Anak Allah, dan 7) Imanuel. Ini semua nama terbesar yang bukan diberikan Yusuf atau Maria, tetapi diberikan Allah melalui Malaikat Gabriel yang bernubuat tentang kelahiran Yesus. Tubuh Yesus yang berdarah dan daging, apakah bisa dilukai? Alkitab berkata, “Melalui bilur-bilur-Nya engkau akan disembuhkan.” Bilur berarti luka akibat dicambuk yang punya kait besi. Yesus dicambuk 40 kali, tiap kali kurang satu kali. Dan setiap kali cambukan memakai cambuk dengan 7 cabang, setiap cabang punya 7 kait besi. Sekali dicambuk dan ditarik, membuat 49 lubang luka di tubuh-Nya dan darah pun mengalir. PL berkata, Ia harus menderita sengsara lebih dahulu, barulah Ia masuk ke dalam kemuliaan. Yesus dari tempat termulia, sempurna, turun dilahirkan ke dunia yang penuh derita. Allah Sang Pencipta masuk ke dunia ciptaan, Allah yang adalah Roh menjelma menjadi daging di tengah dunia, Allah yang penuh kemuliaan kekal di sorga turun ke dunia yang telah berdosa, penuh dengan penderitaan dan siksaan dari para pendosa. Yesus memiliki tubuh yang akhirnya harus masuk ke kuburan. Tetapi sebelum masuk kuburan, Ia pernah menjelma menjadi tubuh yang berdarah dan berdaging, ada dalam rahim seorang perempuan, tetapi Ia tidak berdosa dan Ia lahir menjadi manusia yang dibesarkan dengan kemungkinan dilukai. Yesus dicambuk, dipaku, dan disiksa, menjadi fakta bahwa Ia menggantikan kita. Yesus punya tubuh yang lebih daripada kita, karena Yesus adalah Firman menjadi daging. Alkitab tidak banyak menjelaskan bagaimana Firman menjadi daging, tetapi Firman ini pernah berwujud dalam diri manusia, bersalut tubuh yang berpeta teladan pendosa, peta teladan budak. Dalam Alkitab ada 3 jenis images: peta teladan Allah, peta teladan budak, dan peta teladan pendosa.
  • Yesus memiliki tubuh yang berbeda dengan tubuh kita, karena janji ini hanya diberikan kepada Yesus, tidak pada semua orang. Semua orang memiliki tubuh yang dapat rusak, sedangkan tubuh Yesus tidak boleh rusak. Tuhan Allah tidak mengizinkan tubuh-Nya mengalami kerusakan. Alkitab berkata, “Allah tidak mengizinkan Ia melihat kerusakan.” Berarti ada pemeliharaan khusus. Alkitab tidak menjelaskan mulai kapan, tetapi kita bisa mengerti bahwa sangat mungkin sejak permulaan, di mana Firman yang menjadi daging ialah Firman yang sifat aslinya mustahil untuk rusak sekalipun Firman itu kini merupakan daging yang berdarah. Darah-Nya menjadi keselamatan manusia, tubuh-Nya menjadi makanan rohani manusia. Sebagaimana Yesus sanggup mengubah air menjadi anggur, tetapi Yesus tidak harus mengubahnya, Ia sendiri memiliki tubuh yang memang dari Firman menjadi daging dan kemungkinan Ia berpotensi untuk tidak ada kemungkinan rusak. Maka tubuh Kristus berbeda dengan kita.

Allah di sorga sekarang menjadi Manusia di bumi, mati, dan dikuburkan. Allah menyiapkan suatu kuburan baru untuk menguburkan Yesus. Yesus hanya meminjam kuburan ini dua hari lebih. Pada hari yang ketiga Ia sudah bangkit dari kubur-Nya. Tuhan Yesus tidak mengatakan “tiga hari” dan bukan berarti “tiga kali dua puluh empat jam” melainkan “pada hari yang ketiga” Ia akan bangkit. Yesus dikuburkan pada hari Jumat, melewati hari Sabtu sepenuhnya, dan bangkit pada hari Minggu. Itu berarti Yesus bangkit pada hari ketiga dan memang betul melewati tiga hari. Allah berjanji tidak membiarkan tubuh Yesus rusak. Jika kita memikirkan lebih jauh, mungkin sejak kelahiran-Nya sampai kekekalan, tubuh Kristus tidak mungkin mengalami kerusakan apa pun. Saya percaya Yesus bisa lapar, haus, dan lelah, tetapi saya tidak percaya Yesus bisa mendapatkan penyakit menular, lalu tubuh-Nya menjadi rusak, bau, dan hancur, karena Allah “tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan” sampai Yesus bangkit.

Yesus adalah satu-satunya peta teladan Ilahi yang asli dan berinkarnasi menjadi peta teladan manusia, sehingga tertulis dalam dua ayat: “the likeness of a sinner’s body” dan “the image of being a slave. Peta teladan Allah di sorga saat turun ke dunia menjadi peta teladan manusia di bumi. Peta teladan manusia mengandung dua unsur: peta teladan tubuh pendosa dan peta teladan budak. Yesus seperti pendosa, tetapi tidak berdosa; Yesus seperti budak, tetapi bukan budak. Klimaks dari peta teladan sebagai budak yang paling jelas adalah saat Ia berlutut dan membasuh kaki semua murid-Nya. Membasuh kaki adalah teladan yang sangat rendah, tugas dari budak yang sangat hina. Ketika Yesus berlutut, Ia memakai tubuh yang sebelumnya adalah Firman Pencipta langit dan bumi, datang ke dunia berlutut di bumi, merendahkan diri lebih rendah daripada murid-murid-Nya, lalu berkata, “Jadi jika Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, engkau pun wajib saling membasuh kakimu.” Artinya, Aku menjadi seperti budak, menjadi teladan bagimu. Memang Akulah Tuhan dan Guru, jika engkau mau menjadi tuan dan guru, engkau harus belajar seperti Yesus yang rela melayani seperti budak. Bukan budak, tetapi rela melayani seperti budak. Pemimpin yang sukses yaitu pemimpin yang rela melayani orang lain.

Di dunia ada dua macam orang. Yang semacam adalah Paus Katolik Roma, yang menganggap diri sebagai penerus Rasul Petrus dan wakil Allah di dunia, maka di dunia ini dialah yang tertinggi, pemilik gereja seluruh dunia. Tetapi pada topinya ada tulisan bahasa Latin: “Budak dari semua budak.” Secara rohani mereka tahu bahwa jika menjadi pemimpin gereja mereka harus belajar seperti Yesus, secara kedudukan paling tinggi, tetapi secara realitas paling rendah. Semacam lagi adalah pendeta Karismatik, yang tidak pernah merasa diri berjiwa pelayan, langsung menganggap diri mereka sebagai pemimpin anak-anak Raja. Mereka menciptakan suatu istilah yang tidak ada dalam Alkitab, yaitu semua orang Kristen adalah “anak Raja”. Yesus Raja dan kita anak-anak-Nya, padahal kita ialah saudara dan saudari Yesus, bukan anak Yesus. Mereka mengatakan, “Jika semua orang Kristen anak Yesus, dan Yesus adalah Raja, kita semua adalah anak-anak Raja. Anak Raja harus kaya, hidup sukses, makmur, dan memiliki kejayaan ekonomi.” Maka para pendeta penipu yang berdiri di mimbar-mimbar seperti ini mengajarkan untuk mencari berkat dan kekayaan, karena Tuhan akan memberikan kekayaan, kelancaran, kemakmuran, dan kesuksesan kepadamu. Kejarlah kesuksesan dan menjadi keluarga yang sukses dan bahagia. Kalau engkau beriman, engkau akan sembuh, engkau akan kaya. Ini semua adalah angan-angan manusia berdosa yang ingin memperalat Allah bagi dirinya sendiri. Ini bukan ajaran Alkitab yang sejati.

Yesus sesungguhnya adalah Tuhan atas segala tuan, Raja atas segala raja, dan Nabi atas segala nabi. Pada saat Ia turun ke dunia, Ia membasuh kaki dan melayani para murid-Nya. Ia berkata, “Aku datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.” Dan Pelayan yang paling sejati dan rendah hati ini akhirnya disalibkan, mati, dan dikuburkan. Namun, akhirnya Ia bangkit dari kematian, karena Allah tidak mengizinkan tubuh-Nya melihat kebinasaan. Amin.

Sumber : https://www.buletinpillar.org/

Artikel Terkait