Tuhan Yesus mengatakan, “Bapa-ku bekerja sampai hari ini, dan Aku juga.” Tuhan Yesus juga mengerjakan pekerjaan Bapa. Pekerjaan apakah itu? Ada tiga pekerjaan yang paling besar :
- Karya Penciptaan – Creation
- Karya Penebusan – Redemption
- Karya mewahyukan kebenaran – Revelation
Allah yang sejati adalah Allah yang menciptakan segala sesuatu ex nihillo, dari tidak ada menjadi ada. Ini adalah karya Allah yang terbesar yang pertama. Karya Allah yang kedua adalah karya penebusan. Ketika ciptaan-Nya sudah salah, ketika ciptaan-Nya sudah berdosa; manusia berada dalam pemberontakan, di dalam perbuatan dosa; maka Allah yang diberontak itu bukannya marah, tetapi Ia rela mengorbankan diri-Nya untuk menebus. Jangan lupa bahwa Tuhan begitu mencintai kita, yang menghina, yang mengejek, yang menolak Dia, yang mengumpat dan membuang Dia. Tetapi ketika paku menembus daging-Nya dan darah-Nya mengalir, pada saat itu juga darah-Nya mengampuni kita semua. Penebusan Kristus dikerjakan sebagai pekerjaan-Nya yang ke dua. Pekerjaan ketiga mewahyukan kebenaran. Hanya Allah sendiri yang mampu mewahyukan diri-Nya kepada manusia. Hanya Allah yang mampu mewahyukan kebenaran kepada manusia. Yesus sebagai Allah mengerjakan ketiga hal ini.
Dari mana kita melihat kalau Yesus mencipta? Alkitab sudah cukup jelas memberitahukan kepada kita. Ini adalah tindakan penciptaan karena Allah yang menciptakan manusia membuat manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kepadanya, lalu manusia menjadi makhluk yang hidup. Tindakan penciptaan ada pada karya Kristus. Kristus melakukan tindakan mencipta. Alkitab mengatakan tidak ada sesuatu yang dicipta tanpa melalui Dia. Semua dicipta melalui Dia, melalui tindakan penciptaan Kristus, Kristus adalah Allah karena Ia menciptakan.
Tuhan Yesus menebus. Hanya Allah yang dapat menebus. Tetapi Kristus di dalam dunia, meskipun Ia banyak menyembuhkan orang, banyak merawat orang yang perlu, membuat banyak mujizat untuk menunjukan bahwa Dia Allah, tetapi dalam penebusan Ia mengatakan kalimat yang penting. Dua kali Tuhan Yesus mengatakan : “Inilah darah-ku, yang dialirkan untuk menjadi tebusan bagi orang banyak.” (Mat 20:28 dan Mat 26 : 28) Tuhan Yesus akan dibunuh di kayu salib untuk menebus, untuk membeli kembali manusia yang sudah dikuasai setan. Manusia lebih suka night club daripada Alkitab, lebih suka mencari pelacur daripada mendengar khotbah dari hamba Tuhan, lebih suka berjudi daripada mencari kebenaran Tuhan Allah, kita menganggap pergi kebaktian adalah membuang waktu, padahal seumur hidup kita membuang waktu Tuhan. Kita kira Tuhan yang membuang waktu kita. Kita sudah diperbudak oleh iblis, kita ada dalam cengkeraman iblis. Tuhan Yesus telah membeli orang-orang yang telah ditawan oleh setan dan mereka kembali kepada Bapa. Inilah penebusan, inilah karya Kristus yang kedua.
Tuhan Yesus mengatakan, “Jikalau bukan Anak yang menyatakan kepadamu, niscaya tidak ada seorangpun yang mengenal Allah. Tetapi jika Anak sudah menyatakan barulah engkau tahu Dia adalah Bapamu”. Allah adalah Bapa, tetapi tanpa Anak yang memperkenalkan kepada kita, kita tidak akan tahu siapakah Bapa itu. Tuhan Yesus adalah Pewahyu, Allah Yehova akan menjadi Bapa kita: semua ini digenapkan hanya di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. No one knows God without knowing Christ, through knowing Christ we know who God is.
Setelah Tuhan Yesus menyatakan cinta kasih yang begitu sempurna, barulah kita mengenal Allah. Setelah Tuhan Yesus Kristus mempunyai hidup kesucian yang begitu ketat, barulah kita mengetahui Allah kita adalah Allah yang tidak berkompromi dengan dosa. Allah yang suci itu adalah Allah yang menyatakan kesucian-Nya melalui Anak-Nya yang tunggal. Waktu Tuhan Yesus hidup di dunia Ia tidak pernah menolak orang berdosa yang paling besar. Tetapi pada waktu Yesus Kristus dalam dunia, Ia tidak pernah menerima dosa yang paling kecil. Dosa yang kecilnya seperti sebutir pasirpun ditolak oleh Dia, tetapi orang berdosa yang dosanya sebesar apapun juga datang kepada-Nya, diampuni-Nya. Confusius mengatakan: “Kalau orang baik padamu, berbuatlah baik kepada orang itu, tetapi kalau orang tidak baik kepadamu, engkau harus lurus dan berani menghadapi dia.” Kalau kita mau mengatakan tentang etika yang paling mendalam, maka dapat kita katakan bahwa ajaran Lao Tze lebih dalam dari Confusius. Lao Tze mengatakan “Kalau orang baik kepadamu, baiklah kepadanya, tetapi kalau orang tidak baik kepadamu, tetaplah baik kepadanya.” Dengan sendirinya Confusius kalah dari Lao Tze dalam bidang relasi sosial, di dalam etika berinteraksi sesama manusia dan dalam saling menghargai. Confusius mempunyai satu keadilan yang bersifat timbal-balik. Kalau engkau baik kepadaku, aku akan baik kepadamu; tetapi kalau engkau tidak baik kepadaku, aku akan lurus dan tegas terhadap kamu. Rasanya ini memang benar, jika ada orang baik, kita baik; kalau orang tidak baik, kita tidak baik. Kalau kamu baik kepadaku, aku baik kepadamu, kalau kamu tidak baik baik kepadaku, ia tegas kepadamu, itu lumrah dan wajar. Tetapi Lao Tze tidak, ia berkata, bahwa orang baik kepadamu baiklah kepada dia, tetapi kalau orang tidak baik kepadamu, tetaplah baik kepadanya. Bagaimana dengan Yesus?
Yesus tidak meniru mereka; bahkan tidak pernah Yesus mengatakan sesuatu berdasarkan pikiran manusia, karena Dia sendiri adalah sumber kebenaran. Ia mengatakan : “Engkau pernah mendengar perkataan, jika orang baik kepadamu, baiklah kepadanya, tetapi kalau orang tidak baik kepadamu, engkau juga tidak baik kepadanya. Orang melukai gigimu, lukai giginya. Gigi ganti gigi, mata ganti mata. Tetapi Aku berkata kepadamu :orang yang memusuhi engkau, cintailah musuhmu.” Kalimat seperti ini belum pernah dikatakan oleh siapapun dalam sejarah, dan tidak mungkin diucapkan oleh manusia keturunan Adam yang seluruhnya telah dicemari oleh dosa-itu tak mungkin, mustahil. Hanya perkataan Yesus Kristus yang mengatakan, “Jika ada musuh yang membenci kamu, cintailah dia; jikalau ada yang menganiaya kamu, berdoalah bagi mereka”. Kalimat ini telah merubah seluruh etika kekristenan, sehingga Flavius Joshepus (Sejarawan bangsa Yahudi abad pertama sesudah Masehi) mengatakan, “Saya heran, waktu orang-orang itu mau diterkam oleh singa yang sengaja dipersiapkan untuk membunuh orang Kristen, maka orang Kristen bukannya maki-maki atau marah-marah, tetapi mereka malah bernyanyi memuji Tuhan, dan mendoakan musuh mereka.” Pengaruh dari mana ini? Pengaruh dari Yesus Kristus, pengaruh dari Anak Allah. Siapakah Yesus Kristus? Dia adalah Penebus, Pewahyu, melalui hidup-Nya yang telah menjadi teladan, Ia telah menyatakan siapakah Allah itu.
Yang Dikalahkan Oleh Kebangkitan-Nya
Ia mengumumkan kapan saat kematian-Nya, dan kapan ia bangkit. Tidak ada seorangpun seperti Yesus yang mengatakan : “Aku berkata sungguh-sungguh kepadamu, pada satu hari Anak Manusia akan dijual, akan dikhianati, akan ditangkap, dan mati, tetapi pada hari ke tiga akan bangkit dari kematian.” Tuhan Yesus berkata dalam Wahyu 1 : 18 “Aku mati, tetapi Aku sudah bangkit. Dalam tangan-Ku ada kunci pintu kerajaan maut.” Kunci kerajaan maut ada di tangan-Nya; kunci pintu yang menutup kerajaan maut ada dalam tangan Yesus, dan kunci pintu yang merintangi kuasa maut berada dalam tangan-Nya. Siapa yang dapat mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu kecuali Kristus? Siapakah Dia? Siapakah yang sudah mengumumkan bahwa diri-Nya akan mati, tetapi pada hari yang ke tiga akan bangkit kembali?
Waktu Yesus bangkit, ada begitu banyak kekuasaan harus tunduk pada kebangkitan-Nya, yaitu : pertama, kuasa politik yang tidak beres. Waktu itu Pilatus memerintahkan untuk membawa Yesus disalibkan ke bukit Golgota, lalu Pilatus mencuci tangannya. Sudah bersalah tetapi berusaha cuci tangan, dianggapnya dengan begitu ia bisa mencuci dosa. Ini kuasa politik yang tidak beres. Banyak orang menerima suap, lalu cuci tangan, banyak orang telah melakukan kesalahan lalu mencuci tangan. Sesudah Pilatus memberi perintah untuk menyelesaikan semua, Yesus dikuburkan. Tetapi pada waktu Tuhan Yesus bangkit hal ini membuat Pilatus gemetar. Yesus yang bangkit berarti menunjukan bahwa Pilatus yang tidak benar.
Yang kedua, kuasa militer tidak dapat menahan dia. Waktu Yesus mati kubur Yesus harus dijaga oleh tentara-tentara yang mengelilingi seluruh kuburan itu. Paling sedikit ada 80 tentara yang menjaga, karena menurut orang-orang yang melaporkan, Yesus buat issue Ia akan bangkit, tetapi Mayat-Nya akan dicuri oleh murid-murid-Nya, dan sesudah itu dikatakan Yesus bangkit. Karena itu mereka berusaha menjaga dari luar, supaya tidak ada orang yang berani datang dan mencuri mayat Yesus. Karena itu mereka terus berkeliling, terus melihat bagian luar, apakah ada pencuri yang datang. Mereka tidak mengangka bahwa pencuri mayat itu memang tidak datang, tetapi mayat itu sekarang hidup kembali. Waktu mereka melihat ke kanan ke kiri ada suara sendiri dari kubur itu, yang menggulingkan batu itu. Mereka gemetar ketakutan. Kuasa militer tidak bisa merintangi kebangkitan Yesus.
Ketiga, kuasa kebangkitan Yesus membuktikan bahwa kuasa agama yang palsu tidak merintangi Dia. Orang Farisi berusaha mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit tetapi mayat-Nya dicuri. Orang Farisi memakai uang untuk menyiarkan kabar bohong. Dengan uang itu mereka mau membeli agar orang tutup mulut. Tetapi uang itu tidak bisa membeli hal itu. Yesus sudah bangkit bagaimana, bagaimana dengan uang mereka? Uang itu tidak dapat bekerja apa-apa. Murid-murid mengabarkan bahwa Yesus bangkit. Orang Farisi berusaha mengancam untuk membunuh orang yang mengatakan bahwa Yesus bangkit, tetapi para murid tidak perduli, kalau toh mereka harus dibunuh, mereka tetap mengakui bahwa Yesus bangkit. Tidak ada orang yang mau mati untuk kebohongan, tetapi orang mau mati untuk kesejatian. Mungkin ada orang yang mau berbohong demi uang, tetapi tidak ada orang yang mau mati untuk suatu hal yang merupakan kebohongan, sebenarnya tidak mempunyai dasar kekuatan, tetapi kalau toh ada orang yang harus mati demi kebenaran maka dasar bagi mereka mau mati adalah demi kebenaran.
Keempat, kebangkitan Tuhan Yesus Kristus membuktikan bahwa kuasa alam tidak dapat merintangi Dia. Batu itu harus terguling. Untuk menggulingkan batu itu agar bisa menutup kuburan paling sedikit diperlukan lima atau enam orang yang kuat, baru bisa batu itu menjadi penutup kuburan itu. Siapakah yang kemudian sanggup menggulingkan dan membuka batu penutup kubur itu? Siapa yang dapat merubah posisi batu yang besar itu?
Kalau Yesus yang dikira mati itu sesungguhnya tidak jadi mati, tetapi hanya pingsan saja, setelah sadar dari pingsan lalu bangun. Setelah dipaku, tidak makan, lalu Ia bangun dan berusaha menggulingkan batu itu, pastilah tidak mungkin bisa terguling. Hal itu hanya mungkin terjadi karena kuasa Ilahi. Yesus bangkit, seperti perkataan Dia, “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, anak Manusia harus dijual dan mati di atas kayu salib, dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga akan bangkit”. Karya-Nya adalah mencipta, menebus, dan mewahyukan kebenaran.
…
Sumber : Buku seri pembinaan Iman Kristen, Siapakah Kristus? Sifat dan Karya Kristus (Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong).
Artikel Terkait :