Bagian 3

Kristus Titik Pusat Alam Semesta

Istilah “Kristus sebagai titik pusat pada seluruh alam semesta” pada abad 20, mungkin hanya dicetuskan satu orang. Ia seorang pastor Roma Katolik berkebangsaan Perancis, sekaligus ekspeditur, yang pada masa hidupnya tidak berani mengemukakan teorinya namun mengumpulkan catatan-catatannya dan menginstruksikan  kepada pengikut-pengikutnya agar semua catatan  tersebut disebarluaskan setelah dia mati. Pastor itu bernama Pierre Teilhard De Chardin. Selama bertahun-tahun dia mengikuti team ekspedisi pergi ke RR Cina (dahulu masih bernama Kuo Min Tang). Di satu tempat penggalian dekat kota Beijing, ia menemukan tengkorak yang dianggap sebagai nenek moyang Tiongkok; dan melalui penemuan itu ia mencoba membuktikan kebenaran teori evolusi. Teilhard de Chardin memang adalah seorang evolusionis; tetapi ia berbeda dengan evolusionis pengikut Darwin yang percaya adanya suatu seleksi alam. De Chardin percaya bahwa kekuatan yang mendorong evolusi adalah Kristus. Jadi sambil mempercayai evolusi, sekaligus ia mempercayai kekuatan dari Allah untuk mengadakan perubahan dan proses evolusi. Dengan pengertian sedemikian, maka menurut dia, Kristus adalah titik pusat alam semesta.

Jesus Christ-2Pikiran de Chardin total berbeda dengan pemahaman iman Reformed karena dalam pemikiran de Chardin tidak ada tindakan penciptaan alam semesta yang Allah lakukan secara langsung, spontan, dari tidak ada menjadi ada. Apa yang Alkitab nyatakan secara harafiah yaitu:”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1). Allah bertindak dari sejak semula, sebelum ada segala sesuatu. Allah menciptakan waktu dan tempat sebagai wadah, dan hal-hal lain yang berupa materi untuk mengisi wadah itu. Kristus yang kita sembah sujud bukan hanya berada di gereja, tapi Kristus yang kita sembah adalah juga titik pusat dari pada alam semesta. Apa artinya mengerti Kristus sebagai titik pusat alam semesta?

A. Kristus Penopang Alam Semesta

Kitab Suci mengatakan bahwa Yesus Kristus telah menopang seluruh alam semesta yang begitu besar dan hampir tidak terbatas itu dengan kuasa-Nya. Istilah “hampir tidak terbatas” saya pakai, karena ini satu kalimat yang berada dalam pengertian dunia relatif. Batasnya alam semesta belumlah dapat kita mengerti, tetapi kita mengerti bahwa alam semesta pasti memiliki keterbatasan. Seperti sebuah rumah besar, alam semesta juga ditopang oleh satu kekuatan yang terus memeliharanya, kekuatan apakah itu? Alam semesta itu begitu ajaib, mengherankan dan begitu tertib. Kalau manusia mengakui alam semesta sebagai sumber keakuratan,  berarti kita mengakui bahwa penopangan Allah atas alam semesta itu bukanlah hal yang kecil! Kalau orang merancang bangun pesawat terbang dengan menghitung faktor-faktor bentuk fisik dari burung, kekuatan tekanan udara dan penghematan tenaga yang dilakukan burung saat ia terbang, berarti kita mengakui bahwa bagaimanapun pandainya manusia, tidaklah sepandai Allah yang menciptakan burung-burung yang berterbangan.

Kebenaran ini kita jumpai dalam Surat Ibrani. Penulis surat Ibrani itu amat hebat, ia mempunyai pengertian yang luar biasa tentang Kristus. Ia mempunyai pengenalan tentang Kristus, bukan saja Kristus yang pernah hidup di dalam sejarah, lahir di Betlehem, mati disalibkan dan naik ke surga tetapi juga mempunyai pengertian global, pra sejarah, dan pra-eksistansi dari Kristus dalam kekekalan. Ibrani 1:1-3 berbunyi demikian “ Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala sesuatu yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.

Kata “yang berhak menerima segala yang ada” yang ditunjukan kepada Yesus Kristus, mempunyai arti: hak milik atas dunia bukan berada di dalam tangan para pemimpin dunia, tapi di tangan Kristus. Dia yang berhak menerima segala sesuatu yang ada. Kata “Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta”. Berarti bahwa melalui Kristus sebagai Mediator, Allah telah menciptakan segala sesuatu. Kristus mempunyai fungsi Pencipta. Alam semesta dicipta oleh Allah melalui Kristus, sehingga melalui hal penciptaan, maka Kristus juga adalah pencipta alam semesta. Di sini kita melihat perencanaan atas alam semesta di dalam Wahyu Khusus. Setelah alam semesta dicipta melalui Kristus, maka alam semesta ditopang oleh Kristus. Dia yang memelihara, menahan dan memperhatikan segala sesuatu yang ada. Yang memberikan nafas kepada kita adalah Kristus. Segala yang ada, termasuk kepada umat milik-Nya termasuk musuh-Nya, pengikut Dia atau lawan-Nya, semua di dalam kekuatannya ditopang oleh Kristus.

Kenapa Kristus mau menopang bahkan segala ajaran sesat, gereja setan, dan sekte-sekte yang menyeleweng melawan Dia? Mengapa orang-orang yang melawan Tuhan mendapat kekuatan dan topangan dari Tuhan juga? Kalau Allah memperbolehkan manusia melawan Dia, itu adalah supaya manusia boleh bertobat melalui toleransi berdasarkan panjang lebar dan dalamnya kasih Tuhan Yesus; atau kalau tidak bertobat, serta menghina panjang lebar dan dalam kasih Tuhan, maka manusia diperbolehkan melawan Tuhan untuk menumpuk dosa-dosanya hingga suatu saat penghukuman yang keras datang (Roma 2 : 4-6)

Alam semesta sampai sekarang terus berada dan berdiri karena ditopang oleh kekuatan yang sama dengan kekuatan yang menciptakan alam, yaitu kekuatan Pencipta itu sendiri. Oknum Kedua adalah Oknum Pencipta sekaligus adalah Oknum Penopang Kristus yang sudah mencipta, juga menopang, memelihara serta mempertahankan apa yang ada, dengan demikian melihat bahwa alam semesta bergantung pada satu pusat yaitu Kristus.

B. Penciptaan Dan Keunikan Ciptaan

Allah berkarya bersama-sama dengan Kristus menciptakan langit dan bumi serta waktu dan tempat sebagai wadahnya. Wadah pertama adalah tempat, yang merupakan penempatan lokasi dan status dari materi. Materi memerlukan satu lokasi, wadah atau ruang dan menjadi pengisi ruang. Allah yang menciptakan materi, menciptakannya dan menaruhnya di dalam suatu wadah yang disebut ruang. Tapi bukan hanya itu saja, sebab Allah juga menciptakan wadah yang kedua yang sifatnya lebih abstrak dari pada yang pertama; hal ini membuka kemungkinan bagi pemikiran manusia agar tidak bergantung kepada materi semata-mata. Wadah yang kedua itu adalah waktu. Bintang hanya tahu bahwa mereka juga diliputi oleh waktu. Satu-satunya makhluk yang mempunyai konsep yang melampaui keterbatasan materi adalah manusia. Satu-satunya makhluk yang mengetahui adanya wadah lain selain dari ruang adalah manusia. Hal ini mengakibatkan manusia mempunyai satu kepekaan mengenai proses waktu yang sedang menggarap, mengelilingi dan merubah, sehingga manusia menganggap dirinya sedang dirubah secara pasif oleh waktu yang merubah secara aktif. Waktu merupakan wadah dari sejarah, ruang merupakan wadah dari materi. Materi memerlukan ruang pertama, tetapi event memerlukan wadah lain yang memberikan kemungkinan itu terjadi. Dalam waktu, event-event terjadi; misalnya tahun 1945 Indonesia merdeka, tahun 1949 PBB berdiri, tahun 1960 Irian Jaya kembali kepada Indonesia, tahun 1989 tembok Berlin runtuh dan sebagainya. Allah Pencipta langit dan bumi, Pencipta waktu dan tempat, telah menjadikan waktu dan tempat sebagai wadah bagi materi dan event. Materi bersifat segala yang berbentuk benda; tetapi event bersifat peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi di dalam sesaat yang berkait maknanya di dalam konsep kekekalan. Demikianlah ada agama yang memperjuangkan satu fase atau aspek yang melampaui sejarah. Petrus yang hidup 2000 tahun yang lalu sudah mengerti satu fase supra sejarah-ia mengerti bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang kekal. Di dalam kekekalan, Kristus disebut sebagai Firman atau Logos.

C. Pernyataan Allah Yang Tertinggi

Orang yang sedang berbicara, sedang mengekspresikan kemauan dan isi hatinya. Pada waktu orang tersebut mengatakan satu kemauan melalui mulutnya, berarti ia sedang mengeluarkan satu ekspresi dari kemauan jiwanya. Kita melihat bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya, artinya adalah kemauan Allah dinyatakan dengan Firman. Waktu Allah mengatakan “Adalah Terang”, maka terang itu ada. Dua hal yang tidak mungkin dipisahkan yaitu antara perkataan Allah dan kemauan Allah. Perkataan Allah menyatakan kemauan-Nya. Kuasa Allah berkaitan dengan Firman Allah; kuasa Allah menggenapi kemauan-Nya. Dengan perkataan, Tuhan Allah menyatakan kemauan-Nya; dengan Kuasa, Tuhan Allah menggenapi kemauan-Nya. Kedua hal ini dapat kita mengerti dengan pengertian lebih dalam bahwa Perkataan dan Kuasa dari Allah, adalah Oknum Kedua dan Oknum Ketiga dari Tritunggal.

Waktu Allah berfirman: “Jadilah terang”, maka kita melihat bahwa Firman dan Kuasa Allah berjalan bersama-sama; sejauh mana pengutaraan Firman Allah, maka sejauh itu pulalah Kuasa Allah sampai di sana. Demikianlah waktu Allah menciptakan segala sesuatu, Ia menyatakan rencana kekal-Nya. Oknum Kedua dipakai-Nya sebagai Oknum Pencipta dan Oknum Ketiga dipakai-Nya sebagai Oknum Penggenap kemauan-Nya. Bapa mencipta, Anak mencipta, Roh Kudus mencipta dengan firman kebenaran-Nya, Bapa mencipta dengan rencana kekal-Nya. Tidak ada satu hal pun yang diinginkan Tuhan yang tidak mungkin terjadi. Kesalahan kaum Armenian adalah karena mereka mengatakan bahwa Allah mau semua orang bertobat. Bukankah banyak orang yang sampai matinya tidak bertobat?

Penginjilan yang tidak mempunyai dasar teologi yang konsisten mengatakan bahwa Allah mau semua orang bertobat, maka mari sekarang semua bertobat tetapi tidak semua orang bertobat, apakah Allah akan susah dan menangis terus karena apa yang diinginkan-Nya itu tidak terjadi? Itu omong kosong! Allah yang mengatakan bahwa tidak satu orang pun yang tidak diinginkan-Nya bertobat; itu dikatakan-Nya bukan kepada setiap orang di dunia, tetapi kepada setiap orang pilihan-Nya di dunia, Allah yang menginginkan orang pilihan-Nya bertobat adalah Allah yang juga mengatakan bahwa Ia membiarkan sebagian orang lain menjadi keras hati supaya jangan bertobat dan jangan diselamatkan. Mustahil jika sesuatu apapun yang diinginkan Tuhan itu ada yang tidak terjadi; doktrin ini harus kita jadikan pegangan yang kuat sehingga kita tidak terjerumus ke dalam pengertian bahwa kemauan manusia melampaui kemauan Allah. Saya harus mengakui bahwa orang-orang Armenian juga mungkin merupakan orang-orang yang diselamatkan, tetapi dalam pengertian mereka tentang Allah, mereka kurang stabil dan kurang konsisten. “Allah mau semua orang bertobat, Allah mau semua orang percaya kepada Dia”, kalimat ini ditulis dalam Alkitab ditujukan kepada orang-orang Kristen, kaum pilihan dan bukan kepada setiap orang. Namun demikian, tugas kita mengabarkan Injil tetap harus kita kerjakan karena itu adalah perintah Allah. Kita harus mengabarkan Injil, tetapi setelah orang lain bertobat melalui pemberitaan kita, maka mereka juga harus mengetahui bahwa bisa bertobat dan kembali kepada Tuhan, itu karena Allah sudah memilih dia.

Sumber : Buku seri pembinaan Iman Kristen, Siapakah Kristus? Sifat dan Karya Kristus

 

Artikel Terkait :

  1. Siapakah Kristus?
  2. Mengenal Kristus