by Taripar Doly, S.E., M.M. | Aug 6, 2011 | Renungan
Hawa udara di Changchun, Tiongkok, sangatlah dingin. Li Yuanyuan memanggul sang ibu yang lumpuh kedua kakinya sambil menggendong putrinya yang berusia dua tahun buru-buru ke rumah sakit karena sang ibu terkena serangan jantung lagi. Orang-orang yang berlalu lalang di...
by Taripar Doly, S.E., M.M. | Aug 1, 2011 | Renungan
Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku. Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu. Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu...
by Taripar Doly, S.E., M.M. | Jul 28, 2011 | Renungan
Istriku berkata kepadaku yang sedang serius baca koran. “Berapa lama lagi kamu baca koran itu?” Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuan kita tersayang untuk makan. Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu-satunya, namanya Sindu tampak...
by Taripar Doly, S.E., M.M. | Jul 27, 2011 | Renungan
Sungguh, munculnya ide mencari tulisan tentang kisah niat perceraian dalam rumah tangga diawali oleh datangnya seorang teman kantorku kita sebutlah namanya Burhan. Burhan curhat hampir 3 jam, bahwa dia berniat bulat untuk bercerai. Walau pun mungkin temanku ini kecewa...
by Taripar Doly, S.E., M.M. | Jul 21, 2011 | Renungan
Jam enam kurang enam menit, kata jam bundar besar diatas meja informasi di Grand Central Station. Letnan Angkatan Darat bertubuh jangkung dan muda usia yang baru datang dari arah rel kereta mengangkat wajahnya yang tebakar matahari, dan matanya memicing untuk melihat...
by Taripar Doly, S.E., M.M. | Jul 16, 2011 | Renungan
Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok...