Iman menghasilkan pengharapan, ini adalah prinsip yang diterima dari Roma 4. Ketika Abraham dalam keadaan yang sangat mengecewakan dan tidak mempunyai hari depan, karena beriman, ia mendapatkan pengharapan yang teguh dalam Tuhan. Dalam menuju hari depan yang tidak menentu, iman yang kuat menjadi pedomannya menuju janji Tuhan.
Allah berjanji kepada manusia dan semua janji Allah tidak pernah kosong. Allah adalah Allah yang berjanji, firman Tuhan adalah firman perjanjian. Allah yang berjanji adalah Allah yang hidup, maka janji-Nya adalah janji yang hidup. Allah adalah Allah yang suci, maka janji-Nya mengandung kesucian. Karena Allah adalah Allah yang sejati, maka janji-Nya tidak palsu dan mengelabui. Allah yang hidup, suci, dan benar, berjanji kepada manusia berdasarkan tiga syarat yang menjadi fondasi dan prinsip penting. Pertama, Allah yang setiawan, jujur, dan setia, adalah Allah yang memberikan janji yang dipelihara sampai janji-Nya terjadi. Kedua, Allah yang berjanji adalah Allah yang tidak berubah. Alkitab berkata, Allah itu setia dan tidak berubah selamanya. Ketiga, Allah adalah Allah yang kekal. Jika Allah dahulu ada, sekarang lenyap, dahulu hidup sekarang mati, maka janji-Nya ikut mati, ikut hilang, ikut berubah. Allah yang sejati adalah Allah yang tidak berubah, tetap ada selamanya. Allah yang tidak berubah tidak pernah ingkar janji. Karena itu janji Allah adalah janji yang dapat kita andalkan dan pegang teguh selamanya. Iman kepada Tuhan menjadi dasar pengharapan, pengharapan kepada Tuhan menjadikan kita terus bersandar kepada-Nya dan terus mendengarkan firman Tuhan.
Dalam Kitab Yeremia, Tuhan berkata, “Seluruh bumi dengarlah firman Tuhan, hai Israel, dengarlah olehmu.” Istilah Allah yang Esa, dua kali bentuknya ditulis berbeda, bukan hanya memakai istilah Elohim, El, tetapi Eloheinu. Allahmu Allah yang tunggal dan Allahmu Allah yang banyak. Allahmu Allah yang tunggal berarti selain Dia tidak ada allah lain. Selain Tuhan Pencipta langit dan bumi, tidak ada tuhan lain yang dapat disebut Tuhan karena mereka bukan Tuhan yang sejati. Tetapi Allah juga adalah Allah yang majemuk. Istilah yang dipakai adalah Eloheinu, berarti Allah yang banyak, bentuknya bukan satu atau dua, tetapi lebih dari dua. Jika lebih dari dua, mungkinkah Allah empat atau lima atau bahkan seribu? Tetapi di dalam ayat penunjang di seluruh Alkitab, tidak ada kemungkinan lain kecuali Allah hanya tiga. Dalam Yesaya dikatakan, “Suci, suci, suci,” hanya tiga kali, Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh. Tiga pribadi dan satu Allah, keallahan yang tidak ada bandingnya, karena itu kita percaya bukan karena harfiah.
Orang Yahudi berbeda dari bangsa lain di seluruh dunia, karena bangsa lain tidak diperintahkan untuk menjadi bangsa yang mendengar. Bangsa Yahudi adalah satu-satunya bangsa yang diperintah Allah untuk menjadi bangsa yang mendengar. Mendengar memakai telinga, melihat memakai mata, berpikir memakai otak, berbicara memakai mulut; masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Pendengaran adalah permulaan pengetahuan. Jika engkau tidak mendengar apa-apa, engkau tidak banyak tahu, tidak mengerti karena tidak pernah diberi tahu. Tetapi jika mendengar dengan teliti, tepat, dan memilih dengan baik apa yang didengar, engkau berbijaksana.
Alkitab telah ditulis sejak 3.500 tahun yang lalu, maka kita harus belajar mengerti arti yang sesungguhnya. Ketika firman Tuhan dikhotbahkan, pendengaranmu akan menambah pengertianmu, mulai mengerti maksud ayat-ayat itu, sehingga engkau kagum dan berterima kasih kepada Tuhan. Inilah yang diinginkan Tuhan, yaitu manusia menjadi pendengar. Orang Reformed mementingkan pendengaran firman yang teliti, tajam, dan menyeluruh; diberi penjelasan oleh pendeta-pendeta yang bertanggung jawab, berkhotbah sesuai kehendak Tuhan. Ketika Tuhan mengirim Kristus menjelma menjadi manusia, hal itu dijalankan agar manusia memakai telinganya untuk mendengarkan kalimat Yesus yang adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia.
Allah yang sejati menjadi manusia, berkhotbah memakai bahasa manusia, supaya manusia yang dicipta oleh Allah mengerti makna firman-Nya. Kristus berada di sorga, tetapi turun ke dunia, inkarnasi menjadi manusia yang berdaging dan berdarah, bermulut, bermata, bertelinga, berotak, bertubuh, seperti manusia, sehingga Tuhan Yesus dapat membicarakan firman kepada manusia. Dari permulaan adalah Firman, Firman adalah Allah, dan Firman beserta dengan Allah. Tetapi Firman menjadi daging, turun ke dunia, memakai bahasa manusia membicarakan Firman sorgawi. Allah yang tidak terbatas membatasi diri dalam daging. Allah yang tidak bersuara, bersuara memakai bahasa manusia untuk memberitakan firman.
Allah menciptakan manusia menjadi satu-satunya makhluk yang dapat mendengar firman Tuhan. Setiap hari Minggu engkau meluangkan waktu mendengar firman. Inilah saat telingamu digunakan untuk yang paling penting seumur hidup. Inilah saat paling serius bagi telingamu mencapai fungsi aslinya. Telinga dicipta Tuhan bagi manusia untuk mendengar firman dari Yang Menciptakan telinga, supaya kita menjadi manusia yang mendengar firman. Jika firman sudah didengar, maka kita akan mengerti.
Alkitab mengatakan bahwa ketika Allah mengirim Yesus ke dunia, bersalut daging dan darah, maka Dia telah menjadi manusia yang berbicara kepada kita, menjadi manusia yang dapat dilihat oleh kita, dan yang dapat dijamah oleh kita. Allah tidak bisa dijamah, Allah tidak bisa dilihat, dan Allah tidak bisa didengar dengan telinga jasmani yang dicipta dalam manusia yang bersifat materi. Allah yang tidak mungkin dimengerti, tidak mungkin didengar, tidak mungkin dijamah, dan tidak mungkin dilihat, sengaja datang ke dunia menjadi manusia yang berdaging dan berdarah serta berbicara dan menampakkan diri kepada manusia.
Satu Yohanes 1:1-2 menuliskan, “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup—itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.” Ayat ini menyatakan bahwa Dia telah turun ke dunia dan berada di tengah kita, sehingga dengan mata sendiri kita telah melihat Dia, dengan telinga sendiri telah mendengar Dia, dan dengan tangan sendiri telah menjamah Dia. Ayat-ayat ini menjadi perwujudan janji Tuhan dengan memberikan anugerah yang belum pernah didengar sebelumnya, belum pernah dilihat sebelumnya, dan belum dimengerti dengan pikiran sebelumnya.
Anugerah Tuhan melampaui apa yang engkau pernah lihat, dengar, dan pikirkan. Kedatangan Yesus ke dunia membuat kita dapat mendengar Firman Allah yang berbicara langsung kepada kita melalui mulut Yesus. Petrus, Yohanes, dan semua murid Yesus pernah melihat Yesus dengan mata jasmani manusia. Yang terjadi dalam inkarnasi membuat manusia dapat mengalami semua itu. Firman menjadi daging, Allah menjadi manusia, Roh menjadi tubuh, ini adalah cinta Tuhan yang paling konkret. Inilah Imanuel, Allah beserta manusia. Kita boleh mendengar firman, mengerti kehendak-Nya, mengerti mengapa Allah menciptakan kita dan alam semesta, serta mendengar sendiri semua makna asli dari Tuhan.
Di dunia ini ada dua bangsa yang unik, yaitu bangsa Ibrani dan bangsa Yunani. Bangsa Ibrani adalah orang Yahudi yang dipanggil Tuhan menjadi umat-Nya sendiri. Bangsa Yunani adalah bangsa yang menikmati dan menyelidiki segala ciptaan Tuhan. Bangsa Yunani belajar dari melihat, sedangkan bangsa Yahudi belajar dari mendengar. Bangsa Yunani melihat segala sesuatu yang dicipta oleh Tuhan. Bangsa Yunani melihat yang dicipta, sementara bangsa Yahudi mendengar Yang Mencipta. Orang Yunani menyelidiki alam semesta, tetapi orang Yahudi mendengar suara Tuhan yang mencipta alam semesta. Kedua kebudayaan ini memengaruhi seluruh dunia. Kita bisa beriman melalui Kitab Suci karena mendapat pengaruh orang Yahudi untuk seluruh dunia.
Orang Yunani menyelidiki yang dicipta Tuhan dalam alam semesta, sementara orang Yahudi mendengar tafsiran Tuhan mengapa mencipta seperti ini, mengapa manusia dicipta di tengah dunia. Pengertian yang masuk ke dalam telinga orang yang akan menerima firman akhirnya menghasilkan iman; iman datang dari pendengaran. Orang Israel mendengar firman Tuhan dan beriman kepada Tuhan. Itu sebabnya orang Kristen dan orang Yahudi telah mewarisi sistem beriman kepada Tuhan.
…
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/iman-pengharapan-dan-kasih-bagian-20-pengharapan-4#hal-1