Firman : Matius 5 : 38 – 42
Selapis demi selapis Yesus membawa kita mengoreksi konsep yang sulit dilakukan oleh siapapun pada siapapun dalam zaman apapun dan di negara manapun. Ini adalah konsep baru, yang belum pernah ada, dari zaman Adam bahkan sampai Socrates, Kong Hu Cu, sampai zaman Yesus. Melampaui semua pemikiran yang pernah muncul dalam sejarah, melampaui semua yang pernah diajar dalam semua filsuf, kebudayaan, agama, dan aliran manapun. Yesus adalah Firman Allah yang menjelma menjadi manusia, pernah hidup di dunia, Ia membawa Firman yang kekal sebelum dunia diciptakan, konsep yang merubah semua konsep yang pernah ada sepanjang zaman. Dan orang yang mengerti hal ini adalah Mahatma Gandhi dari India, ia tergugah ketika membaca ayat ini. Orang India mempunyai kebudayaan yang sangat kuno di antara seluruh filsafat dan kebudayaan dunia. Buku Upanishad ajaran orang India tidak kalah kuno dari Kong Hu Cu, Shintoisme, dan Socrates. Dan ini menjadi agama yang sampai hari ini mempengaruhi sekitar 1,3 miliar orang India. Negara India, Tiongkok, Indocina, Korea, Jepang pernah dipengaruhi oleh ajaran Kong Hu Cu dan Hindu. Jumlah penduduk dunia adalah 7 miliar, dan sekitar 3,3 miliar dipengaruhi oleh kedua ajaran ini. Tetapi Mahatma Gandhi dari India sangat kagum mendengar kalimat Tuhan Yesus yang melampaui semua filsafat timur dan barat, ia menemukan inti pengajaran Tuhan Yesus dalam Matius 5-7, ini adalah pengajaran paling dalam untuk membentuk etika manusia.
Jika orang kristen mengira semua ajaran agama sama, engkau bodoh. Jika engkau kira semua ajaran filsafat sama, engkau bodoh. Jika melihat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama, engkau bodoh sekali. Jika engkau tidak merasa apa yang dikatakan Tuhan Yesus melampaui semua pemikiran seluruh alam semesta, semua agama, kebudayaan, filsuf, tradisi, maka engkau belum mengetahui siapa Tuhan Yesus. Ketika Yesus berkata, “Engkau pernah mendengar orang kuno berkata” Mereka pikir yang dikatakan orang kuno saya sudah tahu, selalu pikir, yang diturunkan pada mereka beribu tahun yang lalu adalah konsep yang tidak perlu dirubah dan pasti benar. Satu-satunya orang dalam sejarah manusia yang berani mendongkel heriditas kuno, tradisi orang zaman dulu, dan memberikan konotasi baru, hanya satu orang, yaitu Yesus. Dua hukum dari Yesus yang diambil dari sepuluh hukum Musa
untuk dibentuk dan dikoreksi konsepnya yang salah, untuk mengerti Tuhan ingin kita mengerti apa, kedua hukum tersebut yaitu jangan membunuh dan jangan berzinah. Ini adalah hubungan antar manusia, yang satu paling intim, yang satu paling keji. Ketika manusia mencintai manusia lain, selalu merasa rindu, setiap hari dirongrong oleh pikiran pada orang tersebut dan ingin menikahinya, cinta antara lelaki dan perempuan yang dicipta menurut peta teladan Allah menjadi keindahan yang paling intim, mendalam, dan bernilai. Sebaliknya dari mencintai dan ingin bersama adalah membenci dan ingin membunuh. Mengapa dapat mencintai manusia sampai ingin menikah? Mengapa dapat membenci sampai ingin membunuh? Dalam kedua hal ini, semua konsep yang salah dikoreksi oleh Allah yang menciptakan manusia menurut peta teladan-Nya. Allah mengoreksi manusia dengan mengirim Yesus untuk memberikan penjelasan yang asli. Jangan mengerti Firman-Ku melalui tafsiran orang lain, maka Tuhan Yesus berkata “Engkau pernah mendengar orang kuno berkata padamu.” Hukum Musa menyangkut interpersonal relationship, di antara 10 hukum, dua di antaranya mengenai cinta dan bersatu lalu membenci dan membunuh. Hukum ke 6, jangan membunuh. Hukum ke 7, jangan berzinah. Dan Yesus tambah lagi dengan jangan bersumpah.
Peraturan-peraturan ini tidak diambil dari 10 hukum. Ini adalah hubungan antara manusia dengan manusia yang sering dilakukan. Sumpah diharuskan oleh pemerintah dalam upacara pelantikan. Banyak hal dalam pertikaian yang sulit diselesaikan, karena tidak tahu siapa yang jujur atau benar, maka perlu sumpah untuk mengakhiri pertikaian tersebut. Dalam pengadilan, sumpah penting untuk pemerintah, juga dalam pelantikan presiden, sumpah lumrah dalam semua negara. Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Jangan bersumpah.” Apakah berarti Tuhan Yesus sengaja melawan pemerintah? Tidak, Tuhan Yesus bukan melecehkan, Ia memimpin kita masuk pada sesuatu yang lebih serius. Dan ini yang dilupakan oleh manusia yang berpikir berbicara jujur tidak penting, lebih penting bersumpah, tetapi Yesus melihat terbalik. Semua peraturan pemerintah adalah tambahan, karena sudah lupa yang asli seperti apa. Sama seperti hubungan manusia dengan Tuhan, tidak perlu taurat, hanya perlu sungguh-sungguh setia dan mengasihi Tuhan. Tetapi setelah manusia tidak setia dan tidak mengasihi Tuhan lagi, manusia telah jatuh dalam dosa, maka perlu taurat. Bagi orang Yahudi taurat penting, bagi Paulus taurat adalah tambahan. Tetapi dari permulaan sesungguhnya tidak perlu taurat, yang perlu adalah kejujuran sejati dan setia pada Tuhan. Karena manusia memberontak, merusak janji, maka taurat diperlukan. Mengapa orang Yahudi menganggap taurat mutlak diperlukan? Karena mereka menganggap cara manusia lebih penting dari cara Allah. Maka Yesus, Allah yang menjadi manusia, turun ke dunia melalui inkarnasi, mengoreksi kebudayaan dunia. Perjanjian Baru sebagai yang asli yang ditetapkan Tuhan, mengembalikan kita pada yang murni dan kekal, membawa kita mengerti hubungan manusia dengan Tuhan setelah manusia jatuh dalam dosa. Dalam cinta, dalam pernikahan, bagaimana kembali pada aslinya? Dalam hubungan dengan orang lain, harus menghormati jiwa orang lain dan jangan membunuh. Jujur dalam berjanji bukan melalui ikatan sumpah tetapi kembali pada yang asli. Iya adalah iya, tidak adalah tidak, jika banyak bicara yang tidak benar dari setan. Kalimat ini sangat menegur, membawa kita kembali pada yang asli, ini yang dituntut oleh Tuhan Yesus.
Dari jangan berzinah, jangan membunuh, jangan bersumpah, janji juga menjadi unsur penting dalam pembentukan masyarakat dan komunitas. Komunitas perlu janji yang adil dan keadilan. Jika tidak ada keadilan, tidak ada masyarakat, tidak ada bangsa, dan tidak ada negara. Maka membentuk persekutuan, membentuk masyarakat, membentuk komunitas, yang terpenting adalah keadilan. Tetapi kita tidak pernah dapat membentuk masyarakat yang adil. Dalam membentuk masyarakat yang adil, harus sama rata dengan saya terhadap engkau. Jika saya menghormati engkau dan engkau melecehkan saya, hubungan ini tidak beres. Saling menghargai adalah unsur pertama komunitas. Konsep Allah Tritunggal penting dalam komunitas. If there is no understanding of the Trinity, there is no possibility to build up any community. If you don’t understand Trinity, you never able to build up a very fine, perfect, and wonderful community. Tidak mengerti Allah Tritunggal, tidak mungkin membangkitkan komunitas yang baik dan beres. Karena Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, saling menghargai dengan ekualitas, tidak lebih tinggi dari yang lain, tidak lebih mulia dari yang lain. Same glory, same power, same authority, same eternal, same self-sufficiency, same selfimmortality, same self-eternal. Sehingga Allah Bapa memiliki semua sifat ilahi di mana Allah Anak juga memiliki, dan Allah Roh Kudus juga memilikinya. Keindahan dalam tiga pribadi yang masing-masing berbeda tetapi mempunyai persamaan sehingga ada keadilan yang tidak ada bandingnya. Ketika manusia membentuk komunitas untuk manusia bersatu dalam masyarakat, manusia menemukan ketidakadilan yang mengganggu komunikasi dan merusak relasi. Maka keadilan harus menjadi unsur pertama terbentuknya komunitas. Kalimat keadilan yang paling penting dikatakan oleh Tuhan. Kata adil pertama kali keluar dari mulut manusia tercantum dalam Kitab Kejadian. Ketika Tuhan akan membasmi Sodom dan Gomora. Abraham berkata pada Tuhan, jika ada orang benar dan orang jahat, masakan Engkau membunuh mereka semua? Membunuh orang benar di tengah-tengah orang jahat, itu tidak adil. Ini pertama kali konsep adil keluar. Abraham mengucapkan satu kalimat yang sangat mengangumkan, “Membunuh, membinasakan orang baik dan orang jahat, tidak mungkin dilakukan oleh Allah yang adil.” Kalimat aslinya adalah, “Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Mungkinkah Allah yang adil melakukan keadilan yang tidak adil? Ini tidak mungkin terjadi. Jika dunia tidak adil karena manusia berdosa, Allah tidak mungkin tidak adil karena Allah adil, Allah yang benar tidak mungkin melakukan ketidak adilan. Dalam sejarah dunia sebelum ada pengadilan apapun di dunia ini, sebelum ada hakim dan jaksa, ada seorang Abraham yang berkata, “Mungkinkah Allah mengadili dunia dengan tidak adil?” Allah yang mengadili seluruh bumi harus adil adanya.
Saya percaya Alkitab adalah Firman Tuhan, banyak ayat yang sangat unik, kadang-kadang muncul dalam khotbah saya, tetapi banyak tua-tua dan majelis tidak sadar, jika engkau tidak dapat menemukan khotbah saya uniknya di mana, bedanya di mana, engkau belum mengerti GRII dan belum mengerti mengapa Tuhan memerintahkan Stephen Tong mendirikan gereja ini. Dalam zaman ketika gereja suram, banyak gereja yang gagal, GRII dimunculkan di Indonesia. Saat itu terjadi tiga gejala yang menakutkan dalam gereja-gereja. Pertama, banyak gereja menjadi materialisme, motivasi berdoa untuk minta kaya, lancar dan sukses yang muncul dari kharismatik. Kedua, banyak gereja menjadi liberal, menolak Iman Rasuli, tidak percaya Allah Tritunggal dan inkarnasi Yesus, tidak percaya Yesus mati untuk mengganti manusia, Yesus bangkit dan naik ke surga. Ketiga, gereja yang sudah dewasa dan established, mulai menjadi sekular. Maka GRII didirikan, tugas yang Tuhan berikan pada saya terlalu besar. Semua manusia akan mati, dan semua yang di dunia hanya sementara, tetapi sebelum pergi ke tempat yang abadi, apakah yang kita kerjakan sesuai rencana abadi Tuhan? Hidup kita akan bernilai jika mencapai makna tersebut. Komunitas perlu keadilan, keadilan perlu konotasi, konotasi perlu tradisi yang memberikan definisi, maka Yesus harus berkata, “Kamu pernah mendengar dari orang kuno, gigi ganti gigi, mata ganti mata.” Dalam masyarakat Yahudi semua tahu istilah ini, dalam masyarakat Arab, Siria, Babilonia, Persia, mereka juga tahu. Karena ini adalah dalil yang turun temurun sampai zaman Yesus. Konsep ini penting dan mutlak bagi mereka, mempengaruhi dan memimpin masyarakat selama 1800-2000 tahun. Ketika Yesus mengatakan kalimat ini, semua tahu adil berarti, gigi ganti gigi mata ganti mata. Apakah kalimat ini salah? Jika salah, salah di mana? Jika benar, benar di mana? Kalimat ini lebih kuno dari Musa, jika kita menghormati Musa, apakah kita harus lebih menghormati dalil ini? Musa kira-kira 1300-1500 tahun yang lalu. Kalimat ini muncul di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama dalam kitab Musa ada kalimat ini tetapi tidak masuk dalam 10 hukum. Dalam Perjanjian Baru, dalam Khotbah di Bukit muncul kalimat ini. Tetapi kalimat ini asalnya bukan dari 10 hukum, bukan dari taurat, bukan dari lima kitab Musa. Kalimat ini telah ada 300-500 tahun sebelum Musa, ditulis di batu oleh orang Babilonia di Mesopotamia. Batu ini ditemukan abad 19 dan di atas batu ini diukir dua orang, yaitu dewa matahari dan raja Hammurabi. Dewa matahari memberikan satu kitab pada raja Hammurabi dan berkata, ajarkan pada rakyatmu bahwa segala sesuatu harus adil. Dan di atas batu ini juga ada kalimat gigi ganti gigi, mata ganti mata. Selain kalimat itu juga ada kalimat, ketika jual beli tidak boleh memakai dua macam timbangan. Dunia kaget, empat ribu tahun yang lalu sudah ada perintah, prinsip, dan dalil ini.
Sampai sekarang masih banyak orang yang memiliki dua pembukuan, satu untuk pemerintah, satu untuk sendiri. Untung 300 juta ditulis 100 juta dalam pembukuan untuk pemerintah. Pembukuan ganda ini telah dilawan oleh Hammurabi. Empat ribu tahun yang lalu sudah mengerti jangan tidak adil, jangan menipu, jangan double standard. Manusia demikian bodoh, tidak mengerti arti tersebut, maka ketika Yesus ke dunia, Ia harus mengajar manusia konsep yang berbeda dari gigi ganti gigi, mata ganti mata. Yesus memberikan pengertian untuk melakukan yang bukan setimpal, tetapi lebih mengasihi musuhmu. Ada dua batu yang penting yaitu stone of Hammurabi di Perancis dan stone of Rosetta di Inggris. Di batu-batu ini tercatat bahwa manusia harus adil dalam bersahabat, bermasyarakat, bahkan dalam berdagang. Sejak zaman primitif, konsep adil adalah ruginya rata. Jika engkau memukul saya, gigi saya putus tiga, lalu saya pukul engkau hanya putus satu, maka harus pukul lagi sampai putus tiga, baru namanya adil. Saya pernah ke Papua untuk KPIN dan saat itu dua suku sedang berperang, saya berusaha mempertemukan kedua suku tersebut, sulit sekali mempertemukan mereka. Tetapi akhirnya mereka bertemu juga, lalu saya berkhotbah, bahwa kita semua adalah musuh Tuhan karena kita membunuh Yesus. Lalu apakah Tuhan
membunuh kita supaya adil? Tidak. Tuhan justru membiarkan Yesus dibunuh oleh kita dan Ia tidak melawan untuk menebus dosa kita. Ini adalah cara pendamaian yang paling baik dari Tuhan. Engkau musuh Aku, Aku kirim Anak-Ku dibunuh oleh engkau untuk berdamai dengan Aku. Firman Tuhan yang demikian terlalu sulit, cara Tuhan terlalu tinggi, tetapi anugerah Tuhan terlalu besar. Tuhan akan merubah kita menjadi orang yang mengerti apa itu kasih dan perdamaian. “Kamu pernah mendengar orang kuno berkata, gigi ganti gigi, mata ganti mata, tetapi Aku berkata kepadamu.” Ketika Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu.” Ini adalah ajaran baru, konsep dunia yang salah dikoreksi, karena ajaran dari Kerajaan Allah tidak pernah diketahui manusia, ajaran yang tidak pernah dimengerti bagaimana seharusnya menafsir hukum, sekarang diberikan oleh Yesus sendiri. Yesus berkata, “Kamu sudah mendengar, gigi ganti gigi, mata ganti mata, tetapi jangan melawan orang yang menantang engkau, jangan menantang musuhmu.” Lalu harus bagaimana terhadap musuh? Yesus mengajar, jika ada yang menampar pipi kananmu, berikan pipi kirimu. Ini ajaran apa, jika ditampar sebelah kanan, silahkan yang kiri lagi, supaya seimbang, pukul lagi. Apakah Yesus mengajar orang menjadi gila, menjadi budak, tidak tahu keadilan? Dunia tidak memiliki pengharapan, di dunia ini banyak permusuhan. Jika ketidakadilan dijalankan, maka muncul kebencian dan peperangan.
Engkau pernah mendengar orang kuno berkata, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tetapi Yesus mengajarkan lima hal yang sangat tidak masuk akal. Pertama, jika ada orang tampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu. Kedua, jika ada orang merampas bajumu, berilah juga jubahmu. Ketiga, jika ada orang memaksa engkau berjalan satu mil, jalanlah dua mil. Keempat, jika seseorang meminta padamu, berikanlah. Kelima, jika seseorang minta pinjaman, jangan tolak. Tetapi Tuhan, ajaran-ajaran ini membuat saya jadi budak, jadi lemah, jadi orang kristen yang tidak beridentitas, tidak membalas mereka yang kurang ajar pada saya. Saya harus pasif, penurut, dan melayani musuhku. Jika engkau dimusuhi jangan menantang. Tuhan mau kita berpikir, bahwa musuh perlu dicintai bukan dimusuhi, inilah kuncinya. Pikirkan mengapa engkau hidup di dunia? Apa fungsinya engkau berada di dunia? Untuk menolong orang lain. Yang perlu ditolong bukan kawanmu yang kaya, yang perlu ditolong orang yang pinjam uang, yang pemarah, yang kurang ajar. Orang yang rohaninya baik tidak perlu engkau tolong. Dunia memerlukan orang seperti kita yang dapat membantu mereka yang kurang ajar dan suka memukul. Jika ada orang yang suka marahmarah, jangan dilawan. Doakan, tolong, dan rubah dia. Perhatikan lima hal ini, pertama, tampar engkau. Kedua, merebut pakaianmu. Ketiga, paksa engkau berjalan. Lalu menjadi berubah dalam keempat, menjadi minta minta padamu. Ada perubahan, dari kasar, tampar, rebut, paksa sekarang minta dan pinjam. Ternyata orang itu pengemis, sampai menjadi minta tolong padamu. Lalu kelima, minta pinjam uang, jadi orang itu orang miskin. Maka jangan anggap ia terlalu keras dan engkau lawan, anggaplah ia seorang pengemis yang miskin dan perlu engkau, inilah cara Tuhan Yesus menanggapi musuh. Anjing menggonggong bukan karena galak tetapi karena takut padamu, lalu apakah anjing tersebut harus dibunuh? Anjing itu perlu diobati sampai tidak takut lagi. Semua orang yang sekarang mencintai Tuhan dahulu adalah musuh Yesus, tetapi Tuhan tidak membunuh kita, Tuhan menaklukkan dengan kasih. Dan sekarang Tuhan bertanya, can you, a Christian, follow Me to do this? Pertama menampar engkau. Kedua merebut pakaianmu, mungkin karena ia kedinginan. Ketiga, memaksa engkau berjalan mungkin karena ia perlu teman.
Ada orang yang kalau tidak pukul orang bisa sakit. Ketika saya masih muda, dekat rumah saya ada orang yang menjual amplifier, saya sering ke tempatnya dan ia mempunyai seorang keponakan yang sakit, jika kumat suka pukul orang. Suatu hari saya dipukul, saya marah sekali dan mau pukul balik, tetapi mamanya berkata, “Jangan pukul, dia sedikit gendeng.” Berkelahi dengan orang gendeng, engkau juga gendeng kan? Maka biarkanlah. Saya mulai dapat melihat, mengapa orang suka memukul? Karena ia sakit. Orang yang demikian lebih perlu dikasihani daripada dihukum. Ketika ingin mengerti Alkitab sulit sekali dan seringkali bagian yang sulit kita lewatkan. Mengapa Tuhan berkhotbah seperti ini? Tuhan berkata, artinya lebih dalam dari apa yang engkau mengerti. Tuhan Yesus berkata, “Engkau mendengar, gigi ganti gigi, mata ganti mata, tetapi Aku berkata kepadamu, cintailah musuhmu.” Ini ajaran yang sangat sulit. Karena ajaran ini sulit, maka Gandhi takluk pada Kristus, karena membaca ini maka Gandhi tidak melawan Inggris dengan senjata, hanya diam dan berpuasa. Gandhi berpuasa untuk menyatakan tidak melawan, engkau keras saya terima, engkau menganiaya saya diam. Ini adalah ajaran dari Tuhan Yesus yang dijalankan oleh Gandhi. Dan yang menang Gandhi, orang yang tidak memiliki kekuatan apapun bukan Inggris yang memiliki persenjataan hebat. Saya pernah difitnah tetapi diam saja. Fitnah tersebut tidak membuat saya semakin kurus, membuat saya tidak diberkati Tuhan, justru setelah difitnah, Tuhan membuka jalan pelayanan saya semakin besar. Setelah difitnah, serahkan pada Tuhan yang memberi kekuatan pada kita. Mari menjadi orang yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)
…
Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/07/5Jul2020_STong.pdf