Ketika saya mengangkat handphone dari seseorang kawan, dia langsung menawar harga barang dan lainnya yang membuat saya heran dan bingung. Lalu saya tanya, ini berbicara tentang apa? barulah dia menyadari bahwa komunikasi dan telepon sebelumnya yang mengaku saya adalah dengan orang yang berbeda.
Selisih satu hari, seorang kawan yang lain menelepon kembali bahwa istrinya telah ditelepon oleh seorang yang mengaku sebagai saya. Kawan saya ini sangat yakin bahwa yang menelepon itu bukanlah saya dan menginformasikan bahwa ada percobaan penipuan mengatasnamakan saya.
Selisih satu hari lagi, seorang mantan murid saya menelepon bahwa saya dengan nomor yang berbeda juga telah menelepon dia dan menawarkan barang dengan harga murah dan sempat-sempatnya minta paksa dikirimin pulsa. Untungnya saat itu dia berada jauh dari jangkauan akses keuangan sehingga tidak segera mengirimkannya.
Ketiga kisah di atas adalah fakta bahwa dalam suasana wabah covid-19, penipu bekerja dengan giatnya memanfaatkan kelemahan untuk menipu, mencaci, bahkan mungkin membunuh hanya sekedar mencari uang dengan gampangnya. Ketiga hal tersebut memang tidak saya laporkan kepada kepolisian karena memang tidak ada bukti yang di dapatkan kecuali nomor HP dengan profile WA adalah saya. Mempublikasikan nomor tersebut di media sosial dan teman-teman group adalah bentuk yang dapat saya lakukan untuk mencegah dan antisipasi jika penipu itu menelepon.
Ajakan Pertemanan di FB
Untuk Facebook yang saya gunakan sudah lama saya proteksi utuk jaga-jaga tindakan yang tidak baik dari orang-orang, sehingga siapapun tidak bisa melihat teman-teman FB saya kecuali dia berteman dengan saya dan mutual friend-nya. Dalam 1 (satu) bulan terakhir memang saya menerima pertemanan dan hampir 35 orang yang lama tidak saya approve. Umumnya saya mengenal mereka dan saya melihat mutual friend, baru saya menerima ajakan pertemanan tersebut.
Dari analisa sementara saya bahwa ketiga kawan di atas adalah teman Facebook saya, dan ketiganya mencantumkan nomor HP di wall mereka karena untuk memasarkan sesuatu. Mencantumkan nomor HP adalah sesuatu yang memiliki resiko, hal ini terbukti dengan kejadian ini.
Dari intonasi penipu ini, rekan-rekan saya merasa yakin bahwa penipu-penipu ini adalah satu suku dengan saya dengan ciri-ciri suara berat, kasar, dan dalam (sedih sih).
HP dengan Fasilitas WA
Calon korban yang pertama, sudah komunikasi bahkan sempat terjadi proses negoisasi. Teman saya ini merasa yakin karena profil gambar adalah foto saya, ditambah dengan penawaran yang ada hubungannya dengan pekerjaan saya. Artinya penipu ini mempelajari seikit tentang bidang dan karakter kita sebelum melakukan tindakan penipuan.
Calon korban kedua, menceritakan bahwa HP yang dicantumkan di FB adalah HP istrinya yang tidak memiliki aplikasi WA, sehingga meminta nomor lain yang ada aplikasi WA. Teman saya ini menyadari bahwa si penelepon itu adalah penipu sehingga dia tidak memberikan nomor WA dgn alasan di group sudah ada.
Calon korban ketiga, memiliki aplikasi WA dan gambarnya juga gambar saya namun yakin kalau itu bukan saya mengingat saya tidak memiliki sifat dan tanda-tanda seperti penipu tersebut.
Ketiga calon korban diatas dihubungi dengan nomor yang berbeda-beda berdasarkan urutannya nomor mereka adalah :
- 08122229605
- 08121894848
- 08122231025
Penipu Bagian dari Mafia
Salah seorang rekan penulis, meminta izin untuk melacak ketiga nomor tersebut dengan teknik dan pengetahuan yang dimiliki hanya sekedar ingin tahu saja. Saya tidak menganjurkan dan tidak tegas melarang, dari laporannya berdasarkan teknik dan kronologis yang cukup jelas disampaikan kepada saya bahwa pelakunya tinggal dirumah yang sama lengkap dengan merek HP dan map daerahnya. Saya tidak cukup yakin bisa semudah itu menemukannya, namun saya tetap mengapresiasi kemampuannya. Pesannya bahwa ini adalah merupakan bagian dari mafia. Bahkan seorang rekan yang lain mengatakan bahwa pelaku umumnya dilakukan dari penjara (weleh).
Saran Penulis
Para pelaku kejahatan sudah ada sejak jaman nabi, dan tidak pernah akan hilang sampai akhir jaman. Namun, yang perlu diketahui apabila ada orang, bahkan kawan dekat melalui media komunikasi (tanpa langsung bertatapan) yang menawarkan barang sangat murah, apalagi meminta sesuatu seperti uang, pulsa, bit coin dll, sebaiknya jangan ditanggapi karena hampir bisa dipastikan bahwa itu adalah penipu. Namun, jangan berhenti sampai disitu tanyakan teman terdekat lainya, jika dipastikan bahwa dia adalah seolah-olah adalah temanmu dan ternyata bukan. Ingatkan kawan-kawan yang lain, hal itu dapat mengurangi tindak kejahatan.
Bagi pemilik media sosial seperti Facebook, mulailah meneliti pertemanan satu-satu, jangan-jangan diantara teman tersebut Facebooknya telah dikuasai oleh Predator, penipu, penjahat, perampok. Segera remove mereka (saya telah meremove hampir seribu pertemanan) sayangnya FB memblock saya karena terlalu banyak meremove perteman (bisa gitu ya). Dan semoga kita selalu waspada terhadap Wabah Virus Covid-19 ini dan penjahat diluar sana.
…