Tiga doa dalam Doa Bapa kami yaitu, Hollowed be Thy name, Thy Kingdom come, Thy will be done tidak pernah didoakan oleh orang kafir dan diajarkan oleh pendiri agama lain. Orang berdosa tidak mengerti bagaimana berdoa pada Allah, semua manusia berpikir berdoa tidak perlu diajarkan, karena semua orang secara alami tahu bagaimana berdoa. Manusia berdoa minta uang, kekayaan, kuasa, kemuliaan, kemakmuran, rejeki, paling banyak minta pengampunan dosa, lainnya semua ngawur, tidak minta kehendak Tuhan, hanya konsentrasi pada egonya. Maka banyak orang sambil berdoa sambil berdosa, sambil berdoa sambil memperalat Allah, menguasai kehendak Allah. Sambil berdoa sambil menyatakan keegoisan dan ketamakan manusia. Bertobatlah sebelum berdoa dan bertobatlah dalam cara berdoa, maka engkau akan mungkin menerima ajaran Yesus. Karena itu berdoalah dengan konsentrasi pada Allah dan berharap terjadi tiga hal, Nama-Mu dimuliakan, nama-Mu dikuduskan oleh manusia yang Engkau cipta, karena terlalu banyak orang yang mempermalukan nama Tuhan. Kerajaan-Mu datang karena kerajaan dunia tidak beres. Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga, karena kehendak-Mu di surga tidak ditolak, tetapi ditaati semua malaikat. Ketiga hal ini harus menjadi permintaan kita seumur hidup, hati kita berkait dengan Tuhan, yang diinginkan adalah kehendak Tuhan, yang diharapkan adalah rencana Tuhan.
Setelah berdoa mengenai Tuhan dalam tiga hal ini, baru menyatakan keperluan kita. Tuhan Yesus mengajar apa kebutuhan manusia, karena manusia butuh kuasa, nama, makan, sehat, sejahtera, makmur, manusia berdoa berdasarkan diri sendiri. Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Bukan itu yang engkau perlukan.” Hidup manusia tidak tergantung pada syarat yang ditentukan manusia. Ketika anakmu menikah dibuat sangat meriah, kebaktian pengabaran Injil, engkau ikutpun tidak. Engkau lebih mengutamakan anak daripada Bapa di surga. Datang kebaktian sembarangan, tetapi datang pernikahan dengan sangat mewah, karena mengutamakan manusia lebih dari Tuhan. Kita harus utamakan Tuhan lebih dari yang lain. Maka Tuhan berkata yang engkau perlukan hanya empat, jika mau doa, berdoalah untuk empat hal ini.
Pertama, makanan secukupnya, bukan selebihnya, bukan semewahnya. Jika engkau mempunyai makanan yang melebihi kebutuhanmu, akhirnya akan busuk dan basi. Ketika Tuhan menurunkan manna untuk orang Israel, mereka hanya boleh ambil secukupnya untuk hari itu saja. Dalam Alkitab, ini satu-satunya peristiwa dimana Allah memberi makanan pada umat-Nya dengan secukupnya saja. Dan mereka harus bangun pagi, jika telat bangun mannanya sudah tidak ada. Hal ini mengajarkan, mau makan harus rajin, menerima anugerah menurut perintah dan prinsip Alkitab. Dalam Perjanjian Baru dalilnya yang tidak kerja tidak boleh makan. Dalam Perjanjian Lama makanlah dari hasil jerih payahmu. If you work hard and you enjoy what you work, that is a blessing. But if you never work, just receive all the graces for nothing, you labor nothing, it’s not a blessing. Menderita untuk mendapat makanan dan mendapat hasil jerih payahmu adalah kebahagiaan. Makanan dari hasil kerjamu lebih enak dari makanan yang engkau curi dari orang lain. Hal itu akan memuaskan hatimu dan hidup penuh sukacita, kita harus belajar apa yang diajarkan Alkitab. Alkitab berkata, belajarlah dari semut yang bekerja mengumpulkan makanan. Ini adalah ajaran dari Tuhan melalui ciptaan yang lebih rendah dari manusia, mendidik kita bagaimana hidup di dunia ini. Jika Tuhan memberikan kelebihan uang seratus kali, seribu kali pada engkau, jangan lupa bahwa itu bukan untuk dirimu sendiri. Saya sangat diberkati Tuhan, uang yang saya dapat berlebih dari yang saya butuhkan, akhirnya saya dapat memberi persembahan, menolong orang miskin, membantu orang sekolah, dengan demikian apakah saya menjadi miskin? Tidak. Jika ada uang lebih jangan egois hanya untuk diri sendiri. Dalam hidup utamakan tiga hal ini, pertama, membantu orang miskin yang sudah rajin bekerja tetapi tetap tidak sanggup mencukupi kebutuhannya. Kedua, melayani pekerjaan Tuhan yang memerlukan uang. Ketiga, memberi untuk pekerjaan baik, untuk menolong orang lain. Jika Tuhan telah memberikan makanan yang kita perlukan setiap hari secukupnya dan masih lebih, berbagilah pada orang lain. Kedua, bagaimana memperbaiki relasi antar pribadi. Antara manusia dan manusia mungkin terjadi perselisihan dan permusuhan. Jika semua berdamai hati kita tenteram. Tetapi jika 50% orang yang dikenal membenci kita, maka kita tidak habis-habis untuk membereskannya. Maka berdamailah dengan semua orang. Engkau yang dimusuhi, bukan engkau yang memusuhi orang. Jika difitnah, diumpat, jangan bela diri, tetapi minta Tuhan yang memberikan keadilan padamu. Kesulitan manusia selain materi adalah relasi yang baik.
Maka dalam Doa Bapa Kami, permintaan kedua adalah ampunilah kami seperti kami mengampuni orang lain. Mengampuni diri sendiri berarti diri sendiri ada salah. Tetapi siapa yang sadar akan kesalahan diri sendiri? Banyak orang yang mudah mengingat kesalahan orang lain, sedikit sekali yang peka akan kesalahan sendiri. Jika kita bersalah, kita anggap lumrah karena manusia banyak kelemahan. Tetapi jika orang lain yang salah, kita marah, menghakimi, dan dendam, inilah kelemahan manusia. Dalam kelakuan, manusia sulit untuk tidak bersalah. Maka Tuhan Yesus berkata, “Ampunilah kami seperti kami telah mengampuni orang lain.” Ini tidak berarti menyuruh Tuhan meneladani kita yang sudah mengampuni orang lain, Tuhan belajar dari kita. Tetapi ini berarti kita belajar dari Tuhan yang sudah mengampuni kita, maka kita juga mengampuni orang lain. Bertobat dan minta ampun menerima hidup baru, hanya sekali seumur hidup. Tetapi bertobat minta pengampunan supaya hidup suci, setiap hari harus dilakukan. Tetapi Tuhan tidak akan mengampuni jika orang yang sudah diselamatkan tidak mau mengampuni orang lain. Karena mengampuni orang lain, maka saya berani datang pada Tuhan dan berkata, “Ampunilah kami seperti kami telah mengampuni mereka yang bersalah pada kami.” Untuk membereskan dan rekonsiliasi antar pribadi, ini adalah doa yang kita perlukan.
Ketiga, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Pencobaan sangat menakutkan. Ada orang yang dicobai satu kali, gagal seumur hidup, hancur seluruh hidupnya. Hati-hati menghadapi pencobaan. Doa “Jangan membawa kami dalam pencobaan” diperlukan setiap orang, doa ini belum pasti didengar dan diberikan Tuhan karena manusia dicipta dengan keharusan mengalami pencobaan. Why we are created with the necessity of meeting and countering or experiencing the temptation?. Manusia diciptakan untuk harus menghadapi pencobaan. Apakah ini ajaran Alkitab? Iya. Tidak ada manusia yang diciptakan untuk tidak mengalami pencobaan. Alkitab berkata, what had been created by God are all good. Tidak ada yang tidak baik, semua yang dicipta Allah baik adanya, tetapi ketika manusia dicipta, Allah berkata sangat baik. Istilah sangat baik berarti melampaui baik. Tetapi Adam dan Hawa yang dicipta dengan sangat baik, tetap tidak dapat menghindari pencobaan. Mengapa Tuhan membiarkan ada ular dan pohon pengetahuan di dalam Taman Eden? Jika setan dicegah, tidak bisa masuk ke Taman Eden alangkah lebih baiknya. Tetapi hal ini ada karena manusia dicipta dengan keharusan mengalami pencobaan. Jika manusia dicipta dengan harus mengalami dan mempunyai pencobaan, apa sebabnya Tuhan menolak manusia berdosa padahal Tuhan yang mengijinkan pencobaan? Mengapa pencobaan harus ada? Jawaban ini tidak mudah. Tetapi dengan harus adanya pencobaan membuktikan bahwa semua kebebasan manusia netral dan perlu diuji. Socrates berkata, “Hidup yang tidak ada ujian tidak patut ada dalam kehidupan manusia. Jika manusia hidup tetapi tidak pernah diuji, manusia tidak ada nilainya, jika mau hidup berarti harus diuji.” Maka Tuhan memberi ujian pada Adam. Ketika Yesus ke dunia, Tuhan tetap memberi ujian. Pencobaan dari setan, ujian dari Tuhan, dan manusia yang dicipta menurut peta dan teladan Allah harus mengalaminya. Jika tujuan pencobaan dan ujian hanya untuk menjatuhkan manusia dalam dosa, apakah berarti Tuhan mempunyai rencana jahat, sengaja membuat manusia jatuh dalam dosa? Tentu maksud Tuhan bukan demikian. Karena di dalam hati manusia diberi kebebasan, di luar manusia diberi pencobaan, jika keduanya bertemu tugas manusia adalah bagaimana menyeimbangkannya.
Ketika Allah memberikan kebebasan, hal ini membuktikan Allah sangat menghormati manusia. Jika tidak ada kebebasan, manusia bukan manusia, manusia adalah robot. Robot dapat bekerja lebih rajin dan tekun, tetapi tidak mempunyai pilihan. Mengapa barang yang dibuat manusia walaupun tidak sempurna seperti bikinan robot, selalu lebih mahal? Karena ada unsur manusia yang membuatnya. Handmade, human made pasti lebih mahal, karena yang mengerjakan adalah manusia yang mempunyai kebebasan. Tuhan menciptakan manusia dan Tuhan memberikan kebebasan pada manusia, ini adalah kehormatan luar biasa. Jika manusia tidak mempunyai kebebasan, manusia bukan ciptaan menurut peta teladan Allah, hanya seperti mekanik yang diatur dan pasif. Maukah engkau menerima robot menjadi istrimu? Istri yang sudah dikomputerisasi semua dan diatur, tidak ada kebebasan. Mungkin tiga hari engkau sudah bosan, karena dia mesin. Tetapi jika menikah dengan seseorang yang dikejar dan akhirnya mau menikah denganmu, hatimu puas, karena itu adalah akibat kebebasan yang takluk pada kehendakmu. Demikian pula Tuhan, Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot, tetapi sebagai manusia yang mempunyai kebebasan. Tuhan mempunyai kebebasan yang mutlak tetapi Ia sendiri membatasi diri-Nya sendiri. Apa yang membatasi sehingga kebebasan Tuhan tidak mutlak? Tuhan secara inisiatif sendiri, atas kerelaannya sendiri membatasi kebebasan-Nya dengan kehendak-Nya sendiri untuk takluk dalam sifat moral Tuhan sendiri. Tuhan bebas, tetapi Tuhan suci. Tuhan bebas, tetapi Tuhan kasih. Tuhan bebas tetapi Tuhan adil. Kebebasan Tuhan tidak melanggar kesucian, keadilan, kebajikan, kebebasan, dan kejujuran-Nya. Tuhan menaklukkan kebebasanNya atas inisiatif sendiri dengan kerelaan takluk pada kesucian, kejujuran, keadilan, dan kebenaran-Nya sendiri. Inilah yang dimaksud kebebasan Allah bukan kebebasan mutlak. Allah yang mutlak bebas dan tidak mungkin berdosa, telah menciptakan manusia menurut peta teladan-Nya. Maka yang ada di dalam hidup kita mirip dengan yang ada di dalam Allah. Allah berkata, “Aku adalah Tuhan.” Karena kita dicipta menurut peta teladan Allah, maka kita adalah tuan. Allah berkata, “Aku suci adanya” kita juga berkata, “aku suci adanya.” Tetapi kesucian kita belum diuji, maka kita tidak seperti Dia, kita mungkin menyeleweng, bersalah dan berdosa. Maka ujian diperlukan. Allah rela menaklukkan kebebasan-Nya yang mutlak untuk taat pada semua sifat moral dalam sifat-Nya sendiri. Bagaimana dengan kita? Jika tidak diuji kita tidak dapat membuktikan bahwa kita sudah beres. Maka ketika Adam dicipta ada setan yang menggodanya. Ketika Yesus dicipta ada setan yang mencobaiNya. Dari Adam wakil manusia pertama, sampai Yesus wakil manusia kedua, tidak luput dan tidak mempunyai hak istimewa untuk tidak ada ujian dan godaan, maka kita juga dicobai. Kita semua harus dicobai, karena kita dicipta sesudah malaikat dicipta dan malaikat berdosa. Pencobaan adalah keharusan mutlak dalam hidup kita, tidak mungkin hidup tanpa pencobaan. Maka kita hanya dapat berdoa, “Jangan membawa kami ke dalam pencobaan.” Pencobaan harus ada, tetapi jangan tergoda. Jika dapat bertahan tidak digoda atau mengalahkan godaan, ini sangat bernilai. Arti kalimat jangan membawa kami dalam pencobaan adalah kita boleh ketemu setan, tetapi tidak boleh masuk dalam rangkulan setan. Kita boleh ketemu pengalaman yang sangat meragukan dan menggoda, tetapi tidak boleh dikalahkan godaan.
Lepaskanlah kami dari yang jahat berarti sudah masuk. Tadi jangan masuk, jangan membawa kami dalam pencobaan, sekarang lepaskan. Jangan masuk berarti belum masuk. Belum masuk adalah permohonan doa, lepaskan adalah kemenangan, ini dua kalimat yang saling mengisi. Karena manusia tidak mungkin hidup tanpa godaan, maka Tuhan ingin kita bersaksi bagi-Nya. Setan ingin kita Tuhan yang baik berkata, “Datanglah pada-Ku, berilah hatimu pada-Ku, matamu harus melihat jalan-Ku” Ajakan ini adalah undangan dari surga. Tetapi setan mengajak kita berdosa, berzinah, berjudi, dengan nafsu melampiaskan kejahatan, supaya kita menikmati dosa. We are created in between the intermediate status of good and evil. Jangan membawa kami dalam pencobaan adalah doa bagian pertama. Jika kita mau memelihara diri dalam anugerah Tuhan, maka Tuhan sanggup memberikan kekuatan untuk melindungi kita, memberikan bijaksana dan kuasa untuk menolak pencobaan. Tetapi banyak orang yang tidak mau melindungi dirinya dalam pertahanan yang Tuhan karuniakan. Banyak orang yang lupa bahwa ia harus selalu taat dan berada dalam kasih setia Tuhan. Lalu bagaimana manusia dapat dipelihara Tuhan? Yaitu mereka yang senantiasa memelihara diri dalam kasih setia Tuhan. Jika engkau selalu memelihara diri dalam kasih Tuhan, maka Tuhan akan memelihara engkau. Tuhan sanggup memelihara orang yang memelihara dirinya dalam perintah Tuhan.
Dalam kitab Yakobus ditulis, jika digoda jangan salahkan yang di luar, salahkan yang di dalam, karena di dalam dirimu ada nafsu. Jika nafsu tidak dikontrol, akan sekongkol dengan godaan di luar. Berarti di luar ada godaan, di dalam ada nafsu. Jika engkau memelihara nafsumu dengan Firman Tuhan, maka semua nafsu dan godaan di luar, tidak sanggup menyerang ke dalam dirimu. Jika engkau tidak mengontrol nafsumu yang di dalam, maka akan bertumbuh menghasilkan dosa, dan dosa akan bertumbuh menghasilkan maut. Mungkinkah manusia tidak mempunyai nafsu? Tidak mungkin. Jika tidak mau jatuh dalam pencobaan, harus tahan nafsu, tetapi ini tidak mudah, karena kita dicipta dengan memiliki nafsu. Banyak orang yang tidak dapat mengalahkan godaan, lalu menyalahkan Tuhan. Lalu bagaimana caranya untuk tidak membiarkan napsu berkembang? Dengan engkau mempunyai pimpinan Roh Kudus dan memelihara dirimu dalam lindungan kasih Allah. Keep yourself always in the love of God that God will keep you in holiness. Seorang pemuda dapat memelihara hatinya karena menyimpan Firman Tuhan di dalam hatinya, maka ia akan mengalahkan nafsu dan godaan. Godaan banyak sekali, datang dari kanan kiri, tetapi matamu bukan melihat kanan kiri, terus melihat jalan Tuhan, dengan lurus menuju pada Tuhan di surga, maka engkau pasti dapat mengalahkan godaan. Orang yang selalu mencela orang lain adalah orang kerdil. Orang yang selalu menuntut diri sendiri adalah orang budiman. Mengapa menyalahkan orang lain, mencela unsur-unsur dari luar? Mengapa tidak mencela dirimu, karena dalam hatimu ada nafsu yang tidak mau taat pada Tuhan? Ada yang bertanya pada saya, apakah Covid ini pelajaran dari Tuhan atau gangguan setan? Ketika SARS terjadi, hal tersebut diijinkan Tuhan, walaupun bukan Tuhan langsung kasih, mungkin dari keteledoran manusia, tetapi Tuhan mengijinkan. Untuk membuat manusia lebih hati-hati, tahan diri, jangan melampiaskan nafsu, jangan sombong, harus rendah hati. Ketika SARS datang, ekonomi merosot, seluruh dunia resesi, tapi sekarang karena Covid resesi jauh lebih besar lagi. Ini berarti kemajuan manusia tidak dapat menolong dari masalah ini, kepintaran manusia tidak dapat mencegahnya. Jika Tuhan mengijinkan kerugian, terimalah kerugian tersebut. Jika Tuhan menurunkan bencana, belajarlah apa yang dapat dipelajari. Saya percaya ketika bencana Covid ini lewat, semua gereja akan sadar, rendah hati belajar apa yang dari Tuhan.
Ketika Yesus ke dunia, Ia juga menerima pencobaan dan dicobai iblis, tetapi Ia tidak berdosa. Bedanya Adam dan Kristus, Adam kompromi dengan setan, Yesus tidak. Yesus melawan setan dengan Firman Tuhan, Ia berkata, “Firman Tuhan berkata” Setelah Yesus memakai kata tersebut setan juga memakai Firman Tuhan, tetapi comot-comot. Khotbah yang baik adalah khotbah yang setiap kalimat berasal dari Tuhan. Alkitab berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja. Tetapi dari setiap Firman Allah.” Berarti masih perlu roti, kata setiap Firman berarti semua. Jangan takut Firman Tuhan sulit dimengerti tetapi takut jika engkau sombong dan tidak mau belajar. Yesus tidak berdosa, walaupun Yesus juga digoda dan dicobai setan, Ia tidak mau kompromi. Alkitab berkata “Jika engkau berjalan baik-baik, Tuhan akan memelihara kakimu dengan malaikat yang menopang engkau” Bukan ditulis jika engkau loncat sembarangan. Setan juga memakai kutipan dari Alkitab, tetapi setan tidak setia. Setan berkata, “Loncatlah dari atas Bait Allah, aku akan menopang engkau.” Setelah kalimat ini diucapkan, Yesus berkata, “Jangan mencobai Allahmu.” Allah tidak dicobai dan Allah tidak mencobai manusia. Allah melindungi, menjanjikan, memelihara, memberikan didikan, dan tidak menyuruh engkau sembarangan loncat. Yesus berkata pada setan, “Enyahlah engkau.” Yesus tidak mengkompromikan diri-Nya dengan setan. Kita berdosa karena selalu mengkompromikan diri dengan setan, tidak meneliti apa yang dikatakan setan tidak jujur. Tuhan berkata, “Jangan makan buah pengetahuan”. Setan berkata, “Tuhan berkata ketika engkau makan pasti mati, tetapi waktu engkau makan tidak tentu mati.” Kalimat Tuhan diputar balik, dikurangi, dicomot. Dan ini membuat Adam gagal tetapi Yesus tidak gagal. Yesus patuh 100% pada Firman Tuhan yang Yesus pegang teguh. Yesus adalah inkarnasi manusia tetapi ketika Yesus menjadi manusia, ia tidak kompromi, tidak memberikan tempat pada iblis. Bagaimana menghilangkan pencobaan? Tidak bisa dihilangkan, karena Tuhan mencipta manusia dengan harus mengalami pencobaan. Lalu bagaimana mengalahkannya? Berdoa, pegang teguh Firman Tuhan, jangan goncang, jangan kompromi, itulah kemenangan untuk mengalahkannya. Maka berdoalah, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Pencobaan melemahkan, tetapi kita tidak berkompromi. Pencobaan menarik, tetapi kita tidak ikuti dengan nafsu, kita ikut Firman Tuhan. Dengan demikian kita akan menjadi orang kristen yang beroleh kemenangan. Kiranya Tuhan memberkati kita. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ).
…