Firman : Matius 6:11-13
Setiap manusia berdoa menurut keinginan dan keperluan mereka sendiri yang dipikir secara egois, mereka tidak berdoa sesuai kehendak Allah dan prinsip universal, tetapi berdasarkan kemauan mereka sendiri. Doa akan kemauan sendiri selalu didoakan secara tidak adil, tidak beres, dan tidak sama rata. Yang diminta adalah keperluan diri sendiri yang tidak ada batasnya, selain dari itu mereka tidak meminta yang lain, seolah manusia tidak pernah ada kesulitan apapun kecuali uang. Manusia sampai ke tempat yang jauh, berziarah ke gunung atau ke tempat-tempat yang katanya suci, untuk mendapat apa yang mereka inginkan. Yang diminta adalah uang, bahagia, kekayaan, kelancaran, kemakmuran, anak cucu, dan kemajuan usaha. Jika manusia ditanya kapan puas? Sampai mati tidak puas. Kapan manusia berhenti berdoa untuk uang? Sampai mati tetap berdoa minta uang. Hal ini berbeda dengan apa yang ditulis di dalam Alkitab, Tuhan Yesus mengajar pengikutnya bagaimana berdoa, karena setiap orang meminta kekayaan untuk dirinya sendiri dan tidak perduli jika orang lain miskin. Maka terjadi ketimpangan yang tidak pernah selesai dalam masyarakat.
Amerika adalah negara paling kaya tetapi masih banyak homeless dan pemerintah Amerika tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Jika ada negara yang tidak ada pengemis atau homeless yang berkeliaran itu karena mereka yang membuat malu negaranya telah dibunuh atau dikonsentrasikan di suatu tempat untuk disiksa berkerja berat. Hal ini menunjukkan bukan berarti bahwa dunia sudah beres. Banyak negara, banyak masyarakat yang tidak pernah beres dalam menyamaratakan kekayaan penduduknya. Yang kaya terlalu kaya, yang miskin terlalu miskin. Tidak ada pemerintah yang dapat membereskan kesenjangan ini. Karena manusia minta kaya untuk diri sendiri, yang kaya tidak pernah puas, dan hal ini berlaku dalam masyarakat demokratis serta menjadi hak asasi manusia.
Maka Karl Marx, Friedrich Engels, Mao Zedong, berjuang untuk rakyat miskin melalui komunisme. Komunis mulai berkembang dari ide pada tahun 1848 melalui buku Communist Manifesto yang menjadi penghasut terbesar bagi orang miskin untuk memberontak, mengadakan revolusi merebut kekuasaan dengan cara militer, membunuh mereka yang ideologinya berbeda, merebut uang orang kaya dan memaksa mendirikan negara komunis dengan tujuan meratakan ekonomi dunia. Karl Marx meramalkan negara komunis pertama dan kedua adalah Inggris dan Perancis. Tetapi justru karena ketakutan komunisme akan muncul di kedua negara ini, mereka membereskan masalah kesamarataan sosial melalui pajak yang tinggi untuk mengambil uang dari orang kaya, dan Inggris maupun Perancis tidak menjadi negara komunis. Tetapi komunisme meledak di Rusia, kedua di Tiongkok, lalu di Kazakhstan dan negara stan-stan yang lain, juga Lithuania dan Armenia. Lima negara di sekitarnya dijajah oleh Rusia dan dijadikan negara Uni Soviet. Enam belas negara menjadi satu negara komunis dan merajalela di dunia. Dari tahun 1848 sampai 2020, telah 172 tahun komunisme ada di dunia, lalu apakah di negara komunis tidak ada orang miskin? Apakah di Rusia sudah tidak ada orang miskin? Tetap ada. Lalu Uni Soviet mulai miskin karena tidak melakukan perdagangan di pasar bebas. Setelah tahun 1992, komunisme hancur, Soviet bubar, dari enam belas negara hanya sisa satu negara, yang lain memerdekakan dirinya sendiri satu per satu. Dan hingga kini Rusia tetap tidak beres. Rusia yang dahulu begitu jaya, sekarang lebih miskin dari banyak negara lain. Sekarang yang paling kaya Amerika, kedua Tiongkok. Lalu apakah manusia dapat membereskan kesulitan ekonomi manusia? Apakah manusia dapat menghapus kemiskinan dan membuat ekonomi setiap orang sama rata? Tetap tidak bisa. Dunia tidak pernah dapat membereskan masalah ekonomi dan keuangan negaranya. Maka Yesus mengajar untuk berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.”
Alkitab mengajarkan harus sudah puas jika ada makan dan pakaian, tetapi manusia tidak pernah puas. Ketika mati baru tahu, uang yang dimiliki tidak dapat dibawa dan yang diperlukan di dunia selama hidup hanya beberapa % dari yang dimiliki, tetapi karena keinginan memiliki, karena ketamakan, pokoknya sebelum mati harus sekaya mungkin. Tuhan Yesus mengajar, “Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Ini adalah doa mengenai kebutuhan manusia yang pertama kali diajarkan. Manusia selalu merasa kebutuhannya tidak pernah cukup, karena keserakahan yang penuh nafsu tidak pernah dipuaskan, selalu berpikir harus kaya, harus lebih dari orang lain. Ini adalah keadaan serakah dan rakus yang membuat dunia penuh
sengsara, harus menjadi raja dan memiliki seluruh dunia. Tetapi di dunia ini bukan hanya ada engkau, masih ada miliaran manusia yang miskin. Apakah engkau pernah berdoa bagi mereka? Engkau hanya berdoa supaya kaya dan dianggap penting, orang lain tidak penting. Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Berdoalah, berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Pertama, makanan kami yang secukupnya. Kedua, ampunilah dosa kami seperti kami mengampuni orang lain. Ini adalah doa yang harus diucapkan manusia untuk membereskan interpersonal relationship in society.
Kita tidak hidup sendirian di dunia ini, tetapi bersama ribuan orang di sekitar kita. Yang terdekat adalah keluarga, lalu masyarakat yang kita kenal, yang terjauh adalah sesama bangsa atau bangsa lain. Manusia dan manusia tidak boleh berperang dan saling membenci tetapi harus berdamai. Dalam Ibrani 12 ditulis, berusahalah hidup damai dengan semua orang. Jangan ada kebencian dan kejahatan, tetapi berdamai dengan semua orang. Caranya adalah dengan berdoa, berdoa bagian kedua ini, “Ampunilah kami seperti kami mengampuni orang lain” Sepertinya ini kurang ajar, seperti “Tuhan lihatlah, saya sudah mengampuni orang lain, sekarang ampuni saya seperti saya mengampuni orang lain.” Seperti memaksa Tuhan belajar dari kamu. Tetapi justru ini diajar oleh Tuhan Yesus karena maksudnya bukan demikian. Engkau harus melakukan pengampunan terhadap sesamamu dahulu, baru berhak minta Tuhan mengampuni. Siapa manusia yang tidak berdosa? Siapa yang tidak pernah berbuat salah? Dan perbuatan salah tersebut tidak dapat dihapus, karena sudah dicatat dalam sejarah, sudah terukir dalam hati nuranimu. Jangan lupa akan semua kesalahan yang pernah engkau lakukan, jika dilupakan
engkau akan terus melakukan hal yang sama. Kita sering melupakan kejahatan yang kita lakukan, tetapi hati nurani kita tidak mungkin melupakannya, karena Allah telah menciptakan kita demikian, maka kita tidak dapat lepas dari tuduhan hati nurani. Sebelum tidur biasakan diri memikirkan apa yang telah engkau lakukan hari ini, dari pagi sampai malam engkau sudah berbuat salah apa. Mengingat, mengoreksi, introspeksi diri sendiri sebelum tidur menjadi kebiasaan yang akan memperbaiki hidupmu esok hari. Seseorang dalam sejarah Tiongkok menulis, “Setiap malam introspeksi diri akan apa yang sudah dilakukan, apakah bersalah pada surga atau merugikan orang lain di dunia ini. Jika kedua hal ini dikoreksi, hatinya nuraninya akan sejahtera.
Jika tidak bersalah pada surga, tidak merugikan manusia, maka malam ini dapat tidur nyenyak. ” Penghapusan dosa tidak dapat dilakukan karena dosa sudah diukir dalam hati nurani, seumur hidup tidak ada sejahtera karena ukiran dalam hati nurani sehingga engkau ditegur oleh hatimu sendiri. Teguran hati nurani sangat kejam, bahkan ada yang sampai bunuh diri. Pernahkah engkau membunuh, membenci, merugikan, menipu, merebut harta orang lain, mencelakakan, memfitnah dan mengumpat orang lain? Sesungguhnya ini adalah apa yang engkau lakukan pada orang lain. Dosa yang telah engkau lakukan pada orang lain susah dihilangkan karena telah terukir dalam hati nuranimu. Dosa yang telah engkau buat tidak mudah dilupakan oleh orang yang telah dirugikan engkau. Siapa yang dapat mengampuni dosa kita? Kita sendiri tidak dapat mengampuni diri sendiri. Tidak ada orang yang dapat tahu dosa orang lain jika tidak ketahuan, tetapi hati nuraninya sendiri tidak mengampuni dia dan akan terus menegurnya.
Tuhan menciptakan engkau menurut peta teladanNya, menjadi manusia yang mempunyai hati nurani. Istilah hati nurani dalam bahasa Latin adalah syneidesis, dalam bahasa Yunani conscientia. Co berarti sama-sama, science berarti ilmu atau aku mengetahui. Jadi pengetahuan bersama dengan pengetahuan dirimu. Engkau mengetahui dosamu dan berpikir orang lain tidak tahu. Tetapi hati nuranimu berkata, “Engkau kira tidak ada yang tahu, tetapi aku dan engkau tahu.” Saya tahu dan yang bersama saya juga tahu, ini adalah co-scientia, akhirnya menjadi conscience dalam bahasa Inggris. Jika saya tahu dosaku, hati nuraniku juga mengetahuinya. Manusia berbeda dengan macan, setelah makan orang, macan akan lupa dan tidak menegur dirinya sendiri. Tetapi manusia tidak demikian, semua yang diperbuat akan diukir dalam hati nuraninya. Kita dapat melarikan diri dari tuduhan orang lain, tetapi tidak dapat melarikan diri dari tuduhan hati nurani. Bukan hanya diukir di hati nurani, dosa juga dicatat Tuhan. Tuhan yang Maha tahu tidak melupakan dosamu, tetapi Tuhan berjanji jika engkau bertobat akan mendapat pengampunan. The only one who can solve the problem of committing sin, the only one who can erase what we have done in our freedom, is forgiveness of God. Jika Allah mengampuni baru ada damai. Jika Allah menghapus dosa baru dapat lepas dari tuduhan hati nurani. Maka Alkitab berkata,. “Anak-Ku, kembalilah pada-Ku, akuilah dosamu, Aku akan mengampuni engkau.” Inilah kabar baik, yaitu Injil, Tuhan mau mengampuni dosa kita, syaratnya hanya satu, mengakui dosa kita di hadapan-Nya. Tetapi apakah kita suka mengakui dosa kita? Tidak. Kita selalu ingat kejahatan orang lain, tetapi tidak suka mengakui bagaimana telah merugikan orang lain, maka dosa kita menumpuk karena terus berbuat dosa tidak habis-habis. Karena engkau selalu menghitung dosa orang lain, tidak pernah mengakui dosa sendiri, maka engkau terus hidup dalam dosa yang menumpuk kemarahan Tuhan. Tuhan Yesus mengajar kita untuk berdoa, “Ampunilah kami seperti kami mengampuni orang lain.” Kalimat ini secara logika sepertinya tidak beres, tetapi mengapa diajarkan oleh Tuhan Yesus? Masa Doa Bapa Kami berkata, “Tuhan belajarlah dari saya karena saya sudah mengampuni, sekarang Engkau ampuni saya.” Tuhan tidak perlu belajar etika manusia. Tidak pernah ada Allah yang belajar bagaimana berbuat baik seperti yang dilakukan manusia. Dan kalimat ini tidak salah, karena urutannya adalah setelah menerima pengampunan dari Tuhan, karena Tuhan sudah mengampuni saya maka saya mengetahui bagaimana belajar dari Tuhan, bagaimana mengampuni orang yang telah berdosa pada saya. Jika mengampuni orang lain, pertama karena Tuhan telah mengampuni, belajar dari Tuhan bagaimana mengampuni orang lain. Setelah mengampuni orang lain, ketika engkau jatuh lagi dalam dosa dan minta Tuhan mengampuni, Tuhan akan bertanya, “Engkau sudah Aku ampuni, engkau berani berbuat dosa lagi dan masih meminta pengampunan? Setelah Aku ampuni, apakah engkau belajar, apakah engkau telah mengampuni orang lain? Engkau berkata, “Sudah Tuhan, saya sudah mengampuni orang lain, tetapi saya sendiri jeblos lagi, saya minta pengampunanMu.” Dan Tuhan berkata, “Aku masih mengampuni jika engkau telah mengampuni orang lain.” Ini rahasianya.
Di Alkitab hanya satu kali manusia meminta Tuhan mengerjakan sesuatu yang sepertinya manusia telah kerjakan, yaitu tentang pengampunan. Ini mengenai relationship besides me and others. Relationship between me and my God, interpersonal relationship. Interpersonal relationship adalah hubungan antara pribadi dalam alam semesta. Manusia tidak dicipta sebagai keberadaan yang tersendiri tetapi keberadaan yang relatif. Aku ada untuk menghadapi engkau, aku ada di antara aku dan dia, aku ada untuk menghadapi Allah. The relationship, the relativity between the existence of myself and existence of others and existence of my Creator is so complicated, how to keep the balance, how to keep the peaceful relationship between me, my God, my brothers, my sisters, my friends, my society, my country,and my people. Ini adalah rahasia dan seni tertinggi. Orang yang dapat berdamai dengan semua orang adalah seniman terbesar. Orang yang hidupnya tidak ada musuh, adalah orang yang etikanya tertinggi. Jika engkau hidup di dunia dengan tidak pernah dimusuhi orang dan memusuhi orang, tidak pernah membenci, iri hati, dan melukai serta mencelakai orang lain, engkau adalah manusia sempurna. Tetapi sudah banyak orang yang engkau lukai, berkelahi, marah, benci, dan putus hubungan dengan mereka. Can you reconcile with them? Can you make peace again with them? Can you renew the relationship with those you hated, those who fight, those who have war with them? Susah bukan? Untuk membenahi dua orang untuk berdamai tidak mudah tetapi merusak hubungan, membenci dan menjadi musuh mudah sekali. Mengapa antara manusia dapat saling membenci sampai mati? Karena setan bekerja di dalam hatimu, engkau terlalu membela diri, mementingkan emosi, nafsu, dan keinginan dirimu sendiri, orang lain tidak penting. Karena saya pusatnya, kamu telah melukai saya dan merusak hubungan dengan saya, maka saya tidak akan pernah berdamai denganmu. Tetapi Alkitab berkata, “Ampunilah orang lain.” Jika engkau tidak mengampuni orang lain, engkau tidak berhak meminta pengampunan Tuhan. Jika engkau mengampuni orang lain maka engkau akan berani datang kembali pada Tuhan, minta pengampunan lagi dari Tuhan, dan Tuhan akan mengampuni engkau.
Dr. Chia Yu Ming adalah teolog pertama dalam sejarah kekristenan di Tiongkok yang dihormati dunia, orang pertama yang menulis sistematik tologi dalam sejarah Tiongkok. Ia menulis satu kalimat sebagai kalimat pendahuluan dalam buku sistematik teologinya demikian, “Menyelidiki teologia berarti menyelidiki ilmu relasi.” Saya sangat terkejut dan setuju ketika membacanya, karena istilah religion, religia dalam bahasa Latin adalah relasi. Religi berarti relasi, relasi dengan Tuhan, relasi dengan manusia, dengan setan, dunia, materi, dengan zaman sekarang dan akan datang. Semua adalah relasi dengan saya yang eksis di tengah pribadi yang berbeda. I am now standing in the position of my existence, but my existence is not lonely existence, my existence is a relative existence. I exist in my position with the relation to God, relation to man, relation to world, relation to satan, relation to animals. Mengapa berani membunuh ayam tetapi tidak berani membunuh manusia? Karena ayam binatang. Saya dan manusia relasinya adalah sama-sama dicipta menurut peta dan teladan Allah, ini relasi yang tidak boleh sembarangan, tidak boleh dibunuh karena ia manusia. In the whole universe, the relation between me and my God, me and my fellow, me and my family, me and my friend, me and my society. Jika engkau belajar teologia, berarti belajar mengapa Allah disebut Allah, manusia disebut manusia. Allah dan manusia, manusia dan Allah, apa hubungan Allah, manusia dan segala sesuatu di alam semesta ini? Jika seseorang mengerti bagaimana harus menghormati Allah, bagaimana menerima Yesus sebagai Juruselamat, bagaimana menghormati orang tua, menghargai teman, berdamai dengan sesama manusia, jika relasi antar semua pribadi sudah beres, engkau studi teologi baru beres. Ini transcendence, melampaui pengertian teologi secara kognitif. Jika ada pendeta yang sekolah teologi sampai doktor tetapi ribut sama pendeta lain, ribut sama majelis, orang lain, dan istrinya, teologinya yang doktor percuma karena relasinya tidak beres. Walaupun ia orang kristen biasa, tetapi berbakti pada Tuhan, mengasihi istrinya, mendidik anaknya dengan baik, dengan majelis dan orang lain selalu damai, walaupun tidak doktor teologi, ia seorang yang beres.
Alkitab menuntut kita untuk berdamai dengan semua orang, apakah berarti hal ini mudah? Tidak, sangat sulit. Tetapi jika dikatakan mungkin berarti mungkin, dikatakan jika mungkin berdamailah dengan semua orang. Apakah berarti kita juga berdamai dengan mereka yang melawan Tuhan? Ini adalah sense of relation between person, berarti kita mengetahui how to deal with others in the sense of relationship in between the persons, person relationship, interpersonal relationship. Hubungan antara pribadi dan pribadi, hubungan antara manusia dan manusia, hubungan manusia dengan Allah, hubungan antara manusia dengan setan, binatang, mahluk lain, dan dengan materi. Every face, every different corner, every different person, interpersonal relationship make it well, make it established in the law of the Bible, then you know theology. Sebenarnya yang mau dikatakan Tuhan Yesus dalam ayat ini adalah, bereskan hubungan pribadi dan pribadi antara Tuhan dan engkau, dan antara sesamamu. “Ampunilah kami seperti kami mengampuni mereka yang bersalah pada kami” It’s Talking about you and your God, about you and your fellow man, about somebody who commit sin against you, just like you commit sin against God. How to solve the problem, how to make peace in between the personal relationship. Father, forgive me as if I have already forgive those who against me, ini kalimat dari Doa Bapa Kami, doa yang sangat mendalam. Doa Bapa kami dapat engkau hafal ribuan kali tetapi jika tidak mengerti artinya, celakalah engkau, karena pengajaran Yesus yang demikian dalam dan penting, engkau anggap seperti pelajaran hafalan saja. Hari ini ketika engkau pulang, introspeksi dirimu, selalu menilai dan mengoreksi dirimu dalam hal relationship. Bagaimana engkau menghadapi suamimu, melihat istrimu, menghadapi anakmu? Bagaimana engkau bergaul dengan temanmu, menjadi orang yang beretika moral tinggi dalam pekerjaan atau usahamu? Benahi dahulu Interpersonal relationship, jika ada yang bersalah padamu, engkau ampuni. Jika sudah mengampuni orang lain seperti Tuhan mengampunimu, minta Tuhan ampuni engkau, sehingga semua menjadi beres. Inilah permintaan kedua dalam Doa Bapa Kami yaitu berdoa minta menyelesaikan masalah kita. My problem first, the need of my necessity for the material world. Pertama, berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Kedua, berilah perdamaian pada relasi kami dalam masyarakat sebagaimana kami telah mengampuni mereka yang bersalah pada kami dan minta Tuhan ampuni kita. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)
…
Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/09/30Aug2020_STong.pdf