Kalau soal pergi ke bengkel, mungkin saya adalah orang yang paling sering mengunjunginya. Namun, semenjak saya berani berhutang untuk membeli mobil baru awal tahun 2017 saya tidak pernah lagi pergi kebengkel kecuali ada notifikasi dari dealer tempat membeli mobil untuk melakukan service berkali secara rutin. Service rutin selalu saya lakukan dengan ketat selama 5 (lima) tahun terakhir ini sampai beberapa hari lalu, terakhir service besar saya lakukan pertengahan Oktober 2021.
Biasanya dealer tempat saya membeli mobil rutin menginformasikan jadwal rutin service, namun tak kunjung tiba bahkan saya sudah coba menghubungi namun tidak kunjung ada respon. Pikir saya, mungkin mereka sibuk dan overload yang service mobil karena mendekati hari raya. Pikir saya pula, tidak masalahlah saya pergi ke bengkel lain toh hanya sekedar ganti oli saja, karena sudah dilakukan service besar yang biayanya tidak sedikit enam bulan lalu. Maka saya putuskan Sabtu ini untuk ke bengkel lain yang pertama untuk mobil saya.
Ketika proses ganti oli selesai, drama pun dimulai….
Drama pertama,
“Pak sebaiknya kendaraan bapak dilakukan tune up,” karena saya melihat RPM nya tidak stabil dan cenderung ngegas. Saya jawab, “enggak usah pak karena baru enam bulan lalu service besar dan termasuk tune up.” Lalu sekonyong-konyong, dia bergegas mengajak saya dan menyalakan mobil, memang RPM nya tinggi, lalu dia bilang harusnya ini normal pada titik ini dan lain-lain.
Karena saya terpikir, bahwasanya mobil ini akan saya pakai untuk keluar kota akhirnya saya putuskan untuk dilakukan tune up karena ini menyangkut keamanan dan keselamatan. Lalu dia mengantar mobil ke belakang untuk dilakukan kepada petugas lain khusus tune up.
Drama kedua,
Sambil melihat-lihat proses tune up, tiba-tiba saya dipanggil oleh montirnya. “Begini pak, ini saya sudah semprot pakai cairan sudah habis satu kaleng tapi masih kotor juga, jika saya lanjutkan ini bisa habis 3 (tiga) kaleng pun pasti tidak akan bersih (saya kurang paham namanya, tapi sepertinya yang dimaksud adalah Intake manifold). Bagaimana kalau ini saya buka pak, untuk dibersihkan,” ujarnya. Jawab saya, begini pak “bapak bisa lihat buku perbaikan service besar sebelumnya”, bahwa itu semua sudah dilakukan secara profesional, bagaimana mungkin bisa kotor begitu pak.
Sang montir tertawa terbahak-bahak sambil bicara, apalah bapak melihat proses servicenya?! pasti bapak hanya duduk-duduk manis sambil minum kopi dan disuguhkan kue diruangan AC sambil menonton TV?! Itulah hal umum yang dilakukan petugas dan montir bengkel resmi dan besar. Saya bisa menjamin mereka tidak detail membersihkan, makanya saya izin bapak dulu biar saya buka dan bersihkan dan untuk membuka ini ada cost sendiri dan tidak termasuk dalam bagian biaya tune up tapi cash ke saya. Karena dia bilang hanya Rp. 50 ribu, dan jika harus membeli cairan pembersih yang harganya diatas Rp. 50 ribu akhirnya saya pun setuju memberinya, dan memang benar kotor, berkerak, dan hitam sekali dan dibersihkan sampai mengkilap.
Drama ke tiga…
Sang Montir (selalu berdua mereka saling menguatkan), menghampiri saya kembali dan mengatakan,” jika yang tadi sudah bersih maka alangkah baiknya filter bensin pun dibersihkan. Maka saya diajak dan benar dari bawah tengah body mobil, bensinnya keluar hitam dan kotor sekali. Untuk ini dia minta cash Rp. 50 ribu lagi. Dia memberikan saya 3 (tiga) botol aqua bahan bakar dari hitam pekat, lebih bening, dan bening sekali, menandakan bahwa saringan bensin sudah bersih.
Drama ke empat dan seterusnya, Akhirnya saya pun harus mengganti kanvas rem depan, membersihkan kanpas rem tromol belakang, mengganti filter AC, wipper dan-lain-lain dan harus mengeluarkan cash Rp. 50 ribu lagi. Biaya yang saya keluarkan dari tagihan faktur cukup lumayan karena termasuk biaya jasa service tune up, kaki-kaki belum termasuk cash yang diminta sebesar Rp. 150 ribu, yang total biayanya mendekati biaya service besar di bengkel resmi yang sebelumnya saya lakukan.
Saat pulang, saya tersenyum sendiri…. Apakah benar bengkel resmi tempat saya beli mobil tidak sungguh dalam service besar bulan Oktober 2021 lalu?. Apakah montir yang barusan yang profesional dan kelewat kreatif? Atau saya memang mangsa yang mudah diperdaya?
Jika bicara mobil, yang selalu dipakai oleh keluarga… rasa nyaman, aman, dan tenang adalah modal penting…., bisa saja montir barusan paham persoalan situasi ini…. hingga muncul ide kreatif! Saatnya pemilik usaha bengkel melihat kondisi ini…
…