Sebelumnya…

Firman :  Matius 6 : 7-10

Perjanjian Lama tidak banyak mengajar bagaimana berdoa, hanya memberikan contoh doa yang baik. Mazmur 90 adalah doa yang panjang tetapi tidak bertele-tele. Doa yang panjang adalah doa yang isinya banyak, doa bertele-tele adalah doa yang kalimatnya diulang-ulang. Yesus berkata, jangan berdoa bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah, mereka menyangka dengan banyaknya kalimat akan lebih didengar Allah. Allah tidak perlu diajar karena sebelum berdoa, apa yang engkau perlu sudah diketahuiNya. Dan Ia akan memberikannya walaupun engkau tidak minta, anugerah-Nya tetap cukup. Lalu mengapa perlu berdoa, bukankah Allah sudah tahu? Jika berdoa, katakan saja “Tuhan saya mau doa apa Engkau sudah tahu, terima kasih, amin.” Tetapi tidak demikian, karena walaupun Allah sudah tahu, Ia ingin menikmati persekutuan dari orang yang merasa perlu penyertaan-Nya. Kita berdoa pada Allah, bukan karena Allah tidak tahu, tetapi Allah ingin keintiman, di mana engkau menyatakan dengan sadar bahwa engkau perlu Tuhan.

Doa yang terbaik adalah doa dari Yesus. Walaupun Yesus adalah Allah, tetapi Ia menjadi manusia dan berdoa pada Allah Bapa. Allah tidak perlu meminta sesuatu dari Allah, karena Allah Bapa mempunyai sifat ilahi, Allah Anak juga mempunyai sifat ilahi, Allah Roh Kudus juga mempunyai sifat ilahi. Ketiga pribadi tidak perlu meminta sesuatu dari pribadi yang lain. Yesus berdoa karena Ia menjadi manusia, memberi teladan bagaimana harus berkata-kata pada Allah. Alkitab berkali-kali menulis, ketika Yesus sendiri, bahkan sepanjang malam Ia berdoa. Orang yang sering ketika sendirian berdoa sangat sedikit. Adakah ketika kita sendirian, berdoa sepanjang malam? Doa Yesus menjadi teladan dan pengajaran bagaimana berdoa. Alkitab tidak banyak mencatat isi kalimat doa Yesus. Doa pertama yang keluar dari mulut Yesus bukan di Matius Markus, Lukas atau Yohanes, tetapi tercantum 1000 tahun sebelum Yesus lahir, yaitu nubuat dari Raja Daud dalam Mazmur 45. Yesus berkata ketika Kristus datang, yang datang adalah Kristus, lalu yang sudah datang menjadi Yesus. Kristus adalah Allah, berinkarnasi menjadi manusia Yesus. Ketika Kristus datang Ia berkata, “Aku datang karena Engkau sudah menyediakan tubuh bagi-Ku.” Allah yang tidak ada tubuh menjadi Allah yang memakai tubuh. Ini berarti Allah menjelma menjadi manusia. Ketika Yesus
dari surga turun ke dunia, sifat ilahi menjelma menjadi sifat manusia. Ketika Kristus datang, doa pertama-Nya adalah, bersyukur Allah telah memberikan-Nya tubuh. Inilah perbedaan Yesus dan Paulus atau Petrus. Paulus berkata, “Kita hidup dalam tenda yang rusak ini, yaitu tubuh.” Petrus berkata, “Setelah tenda ini rusak kita akan bersalut dengan tubuh yang baru di surga.” Mereka seolah berkata, kita jengkel dan bosan dalam tubuh ini seperti memikul satu tenda yang berat, ingin menanggalkan tenda ini, membuang daging yang sudah mulai tua dan rusak, ingin mendapat tenda baru yang diberikan Tuhan di surga. Tetapi Yesus terbalik, Ia melepas surga dan ke dunia menanggung dosa manusia, menerima tubuh yang memberikan kesulitan, kesakitan, dan mati di kayu salib. Inilah inkarnasi, inilah kasih Allah. Yesus dengan rela menanggung dosa kita, berdaging dan darah. Ini adalah inisiatif kerelaan, keaktifan sebagai tanda kasih yang rela membatasi diri. Ketika Yesus di dunia, Yesus berdoa, “Aku datang ke dunia, Aku berterima kasih Engkau telah sediakan tubuh untuk Aku.” Apakah engkau pernah berterima kasih diberikan tubuh? Mungkin engkau berkata, untuk apa? Tubuh ini fana, akan rusak, tua, sakit, lalu mati, untuk apa berterima kasih? Jika tidak ada tubuh, dosamu tidak mungkin diampuni.

Dalam Ibrani 2:16, ditulis Allah tidak menyelamatkan malaikat, hanya menyelamatkan keturunan Abraham. Karena malaikat tidak ada tubuh, keturunan Abraham mempunyai tubuh. Jika tidak ada tubuh, engkau hanya roh. Malaikat dan setan tidak memiliki keselamatan, Tuhan hanya menyelamatkan manusia, karena manusia mempunyai tubuh. Artinya bertobatlah sebelum mati, sudah mati mau bertobat sudah terlambat. Setelah mati, dosa tidak dapat diampuni, karena sudah berada di dalam masa status existing dari roh. Manusia berdosa diampuni karena manusia berdosa masih dalam tubuh, maka ketika dosa masih di dalam tubuh harus cepat diselesaikan, mengaku dan minta pengampunan sebelum tubuh tidak ada. Jika tidak ada, tidak mungkin diampuni, karena dosa yang dilakukan dalam kekekalan akan menjadi dosa yang ditanggung dalam kekekalan. Maka sebelum seseorang mati harus cepat-cepat kabarkan Injil, harap sebelum meninggal ia terima Tuhan. Tetapi bukankah Alkitab menulis, ada Injil yang dikabarkan pada orang mati? Ayat ini berarti orang yang mati pernah diberitakan injil, bukan sudah mati baru diberitakan injil. Tafsiran Alkitab yang salah akan membuat penyelewengan iman, menimbulkan pengharapan yang salah. Selama masih di dalam tubuh, jika dapat memakai tubuh jasmani memuliakan Allah, ini paling berkenan pada Allah. Banyak orang yang seumur hidup mempermalukan Allah, berdosa melawan Allah, sampai detik terakhir baru bertobat lalu mati. Seperti perampok di kayu salib, sebelum meninggal ia berkata, “Yesus, ingatlah aku ketika Engkau mendapat Kerajaan-Mu dan kembali ke dunia. “ Imannya iman yang benar, ia percaya Yesus adalah Mesias, Raja dari kerajaan surga dan akan datang kembali. Yesus adalah Raja yang kekal. Tetapi sekarang Ia adalah Raja yang dipaku, disalibkan, dan mati. Yesus berbeda dari kita, kita berdosa dan harus mati, Yesus harus mati tetapi tidak berdosa. Seorang penafsir berkata, perampok ini minta ingatlah aku tetapi Yesus berkata Aku selamatkan, ampuni, dan bawa engkau dalam kerajaan surga. Perampok ini sebelum mati bertobat dan diselamatkan, karena masih memiliki tubuh. Jika Yesus tidak memiliki tubuh, Ia tidak dapat menggantikan kita di kayu salib. Karena kita berdosa dalam tubuh, maka Kristus harus menanggung dosa kita dalam tubuh. Maka Ia berkata, “Aku datang, Aku bersyukur Engkau sudah sediakan tubuh bagi-Ku.” Mari belajar ketika berdoa jangan mengomel kesulitan-kesulitan tubuh, kurang uang, kesehatan, makanan, kurang segala kebahagiaan jasmani, jangan mengeluh. Bagaimanapun sulitnya yang dialami dalam keadaan bertubuh, tetap ini adalah hak istimewa yang Tuhan berikan pada kita.

Setan setelah berdosa dibuang selamanya, karena Yesus bukan untuk menyelamatkan malaikat, hanya menyelamatkan manusia yang bertubuh dan beriman seperti Abraham. Doa pertama Yesus yang datang sebagai manusia adalah, “Aku datang menjalankan kehendak-Mu.” Dari Yesus lahir sampai mati, yang Yesus lakukan adalah apa yang pernah dikatakan para nabi, yang tertulis dalam Alkitab. Ketika di Getsemani, Yesus berdoa, “Jika mungkin biarlah cawan ini lalu daripada-Ku.” Tiga kali doa yang sama, berarti berdoa boleh berkali-kali, tetapi tidak boleh bertele-tele, kalimatnya jangan diulang-ulang. Banyak orang ketika pimpin doa, misalnya berdoa untuk NRETC, berkata, mari berdoa untuk pengkhotbah, untuk Firman, cuaca, berdoa untuk ini itu, panjang sekali. Lalu berkata, mari berdoa. Ia sudah ucapkan semua, mengapa masih suruh orang berdoa? Kalau pimpin doa cukup ucapkan satu atau dua kalimat saja, berikan kebebasan untuk orang berdoa mau minta apa pada Tuhan dengan sukacita. Misalnya, “Tanggal 29 ada seminar Roh
Kudus yang ke III, mari kita berdoa.” Sudah, berhenti. Biarkan mereka sendiri yang berdoa untuk pengkhotbah dan sebagainya, biarlah semua orang menikmati suka cita berdoa pada Tuhan, jangan dimonopoli. Kita terlalu sering berdoa dengan rutin, doa rutin adalah doa yang dihafal. Ketika doa makan, engkau berkata, “Tuhan terima kasih untuk makanannya.” Setiap hari doanya sama, apa Tuhan tidak bosan? Semua kalimat doamu adalah hafalan. Untuk hal yang sama doa berulang-ulang tidak salah. Engkau minta Tuhan sembuhkan orang sakit, setiap hari berdoa untuknya tidak salah. Itu bukan bertele-tele, tetapi terus berharap pada Tuhan. Injil Barnabas menulis Yesus minta Tuhan membuat Ia tidak usah mati. Karena Yesus beribadah pada Tuhan, maka Tuhan kabulkan. Dengan merubah muka Yesus menjadi Yudas, merubah muka Yudas menjadi Yesus. Ketika ditangkap, mereka kira menangkap Yesus, padahal yang dipaku adalah Yudas. Ini tafsiran yang sangat jahat dan bahaya, ini berarti Allah melakukan penipuan terbesar. Mengabarkan kekristenan tanpa Kristus yang tersalib, adalah kekristenan yang tidak dapat menyelamatkan. Injil Barnabas juga salah menafsirkan ayat dari Ibrani, ketika Yesus minta pada Tuhan supaya tidak mati. Alkitab mencatat Yesus berdoa pada Tuhan yang sanggup melepas-Nya dari kematian. Tetapi Alkitab tidak katakan, Yesus minta Tuhan membuat-Nya tidak usah mati. Yesus meminta biarlah cawan ini lalu. Kalimat biarlah cawan ini lalu bukan karena Yesus takut mati, jika Yesus takut mati dan berdoa demikian, maka Ia tidak pernah mau datang ke dunia untuk memikul dosa kita. Alkitab berkata, karena Yesus mau mati maka turun ke dunia menjadi manusia seperti tertulis dalam Ibrani 2:14. Karena manusia mempunyai tubuh yang berdaging dan berdarah, maka Yesus bersalut daging dan darah, menjadi manusia, untuk berperang dengan iblis, penguasa maut. Yesus datang untuk mati, jika Yesus tidak mati maka upah dosa adalah maut tidak dapat diselesaikan. Daging bagi manusia membawa kematian, tetapi bagi Kristus memungkinkan Ia mati untuk meniadakan kematian kita. Ini paradoks yang besar sekali.

Jika Yesus tidak memiliki daging dan darah, tidak memiliki tubuh, tidak mungkin Ia mati. Bukan kematian yang Yesus takuti, doa ini tidak salah dan sesuai kehendak Allah. Allah Bapa juga tidak mau meninggalkan Allah Anak, maka Allah Anak berkata, “Jika boleh biarlah cawan ini lalu dariKu.” Tujuan terakhir Allah adalah persatuan seluruh alam semesta melalui Yesus dan hal ini mungkin terjadi jika Allah harus berpisah dengan Yesus. Tetapi bukan perpisahan antara Allah Bapa dengan Allah Anak, melainkan perpisahan antara Allah Bapa dan Allah Anak yang menjadi manusia. Persatuan adalah tujuan akhir kehendak ilahi, perpisahan adalah keperluan mutlak untuk menebus dosa manusia. Ini paradoks. Tetapi Allah Bapa akhirnya meninggalkan Yesus, bukankah ini melawan konsep Allah Bapa yang tidak mau meninggalkan Allah Anak? Karena Allah Anak menjadi manusia, maka yang ditinggalkan adalah Allah Anak yang sudah menjadi manusia. Sifat ilahi Yesus tidak pernah dibuang oleh sifat ilahi Allah Bapa. Tetapi sifat manusia Yesus
dibuang oleh Allah Bapa karena Yesus sedang menanggung dosa manusia. Yesus tidak pernah takut mati karena Ia datang untuk mati. Ketika mati Yesus harus dibuang, ketika dibuang Allah Yesus menanggung kesulitan terbesar. Jika hidup kita dibuang Allah, kita tidak memiliki kekuatan untuk menanggung kesusahan besar dan hal ini pernah dialami oleh Yesus. Maka Ia berteriak, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Ketika engkau sepertinya dibuang Tuhan, merasa tidak ada penyertaan-Nya, merasa tersendiri, hidup tidak berarti, mau mati tidak tahu bagaimana, ingatlah Yesus pernah dibuang oleh Allah Bapa.

Maka di atas kayu salib ada tujuh kalimat Yesus. Kalimat pertama dan ketujuh berkata, “Bapa ampuni mereka, Bapa Aku serahkan nyawa-Ku dalam tangan-Mu”. Tetapi kalimat ke empat, “Allah-Ku, Allah-Ku.” Berubah dari Bapa menjadi Allah. Kalimat pertama dalam sifat-Nya sebagai Anak Allah, Ia bersekutu dengan Bapa-Nya, maka berkata Bapa. Kalimat ke tujuh, karena penyerahan dan pertanggung jawaban utusan, sebagai Anak yang menjalankan perintah, yang diutus ke dunia. Kalimat ke empat, Yesus menyebut Allah, karena disana Ia menjadi manusia yang menanggung dosa manusia yang lain. Yesus memberi pengajaran bagaimana harus berdoa, bagaimana berkata-kata dalam doa. Yesus mengajar, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu.” Bagian pertama adalah datang pada Bapa dan meminta apa yang engkau inginkan dari Bapa. Bagian kedua datang pada Bapa, memberitahu Bapa kesulitan engkau hidup di dunia ini. Kalimat “Bapa Kami yang ada di Surga” adalah doa pertama yang berarti kita tidak sendiri, bukan anak terhilang atau dibuang yang tersendiri, tetapi anak yang disayang oleh Bapa di surga. Datanglah pada Allah setiap saat ketika engkau memerlukan-Nya. Saat engkau paling susah, paling tersendiri, mengalami sengsara tersulit, ingatlah Bapa yang mengasihi engkau sedang menanti engkau berdoa. When you are alone, you are not you yourself, at the same time the Lord is with you. Tidak ada yang mencintai engkau melebihi suamimu, istrimu, pacarmu, anakmu, selain Bapa di surga. Kalimat ini menjadi penghiburan terbesar bahwa orang kristen tidak tersendiri.

Mari mengingat kembali, disadarkan dan menikmati hak sebagai anak Allah pencipta langit dan bumi, hak disebut anak Allah. Yohanes 1:12 menulis, barangsiapa percaya pada Dia yaitu melalui Yesus, diberi hak istimewa disebut anak Allah. Apa yang engkau minta? Apakah minta berkat, uang, kekayaan, kemakmuran, kesuksesan? Dalam doa ini, dalam kalimat kedua, ketiga dan keempat, kita minta tiga hal yang bukan untuk diri, untuk materi, untuk berkat duniawi. Kita minta tentang Allah, “Dikuduskanlah nama-Mu, Datangkah kerajaanMu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga” Jika ketiga hal ini didoakan pada Bapa, inilah doa anak yang paling mengerti rencana Bapanya, mengerti isi hati Allah. Tiga doa yang bukan meminta apa yang engkau perlukan. Ketika berdoa, “Bapa di surga, dikuduskanlah namaMu.” Apakah Tuhan perlu dikuduskan? Tidak. Tuhan sudah kudus, tetapi manusia tidak menganggap Tuhan kudus, maka perlu didoakan. Allah yang sakral dan suci, tidak perlu disucikan lagi oleh engkau. Berdoa, “Dikuduskanlah namaMu” karena manusia sering kurang ajar, tidak mengenal bahwa Allah adalah suci, dan tidak menganggap kesucian Allah sebagai dasar etika manusia. Jika apa yang kita katakan, lakukan, perjuangkan, adalah untuk memuliakan nama Tuhan, maka hidupmu sangat berarti dan sangat memperkenan Tuhan. Tetapi engkau hanya memikirkan kesuksesan dan kemakmuran, berdoa minta kaya, terkenal, dan dimuliakan orang lain, maka engkau sangat egois, karena doamu menyatakan niatmu memperalat Tuhan, memerintah Tuhan menjalankan apa yang engkau inginkan, tidak pernah menyatakan ingin menjalankan kehendak Tuhan. Allah yang sakral, Allah yang kudus tidak perlu lagi dikuduskan oleh manusia, tetapi Allah harus dimengerti oleh manusia sebagai Allah yang kudus. Yesus yang mutlak suci berbeda dengan semua pendiri agama lain, jika engkau berpikir Yesus sama dengan pendiri agama lain, berarti engkau belum mengenal Allah. Satu-satunya yang suci dari Allah hanya Yesus yang tanpa cacat cela. Ini semua menandakan yang suci berasal dari yang suci itu sendiri. Your God is holy God. Kalimat “Datanglah Kerajaan-Mu.” Di dunia ini begitu banyak raja dan pemerintah yang tidak beres. Banyak orang mengharapkan demokrasi, human right dan kebebasan. Di dunia ini tidak ada negara yang sempurna, yang dapat memuaskan, maka perlu berdoa, “Datanglah Kerajaan-Mu.” Ketika Yesus di dunia ini apakah kerajaan Allah sudah datang? Ketika Yesus di dunia Ia berkata, kerajaan Allah sudah datang. Tetapi Yesus juga berdoa meminta Kerajaan Allah datang. Teologi Reformed mengajarkan, the Kingdom of God
already come and not yet come, already and not yet. Berarti dalam progres sudah datang, tetapi belum datang secara sempurna. Sudah datang secara bayang-bayang, belum datang secara wujud. Bayang-bayang kerajaan Allah adalah diri Yesus yang hadir pada zaman itu. Datangnya kerajaan Allah adalah berita kerajaan Allah sudah dekat, tetapi wujud yang sempurna belum datang. Not yet, not yet accomplished, not yet actualized, not yet completed. Even though we know Jesus come, He bring down the seat of the Kingdom of God, and He is the representative of the King of God. The King of the Kingdom of God.

Yesus sebagai wakil kerajaan Allah, sebagai Raja di dunia yang melebihi semua raja dan Ia berkata, kerajaan-Ku tidak di dunia ini. Ketika Kerajaan-Ku datang, engkau akan melihat Anak manusia tiba dengan semua malaikat yang suci, ketika itu seluruh dunia akan dihakimi. Waktu itu belum datang, maka sekarang kita mengharapkan iman, pengharapan, dan kasih dari Yesus yang menjadi obyek iman kita, janji yang menjadi pengharapan kita, dan cinta-Nya mendorong kita mengasihi orang lain. Seorang penafsir Alkitab terkenal di abad 19 beserta Charles Spurgeon dan Morgan berkata, ketika Yesus menjawab perampok di sebelahnya, kalimat Yesus berbeda dengan apa yang dikatakan perampok tersebut. Perampok itu hanya minta diingat, tetapi Yesus berkata, beserta engkau. Perampok itu berkata, hari itu, Yesus berkata, hari ini. Perampok itu berkata, ingat, Yesus berkata makan bersama. Semua jawaban dari doa kita lebih konkrit dari permintaan kita, inilah kasih Tuhan. Maka kita berdoa, “Datanglah kerajaan-Mu.” Ketika kerajaan Allah datang, Ia akan menyelesaikan semua urusan dunia yang tidak beres, Yesus sendiri yang membawa kuasa dan pimpinan-Nya merubah dunia ini, tidak ada lagi penindasan, penganiayaan, penipuan, ketidakadilan yang dilakukan. Doa pertama, “Bapa kami yang disurga” kedua “Datanglah kerajaanMu” ketiga “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Dunia ini tidak beres, kehendak Allah tidak dapat dilakukan, Injil sulit dikabarkan, penghalang yang melawan Tuhan banyak sekali. Setan bekerja, yang baik sulit dijalankan, yang jahat sangat lancar dijalankan, inilah dunia. Maka kita meminta kerajaan Allah datang, kehendak Allah dijadikan di dunia seperti di surga. Kerajaan Allah dan rencana Allah tidak pernah dilawan di surga, tetapi selalu dilawan di dunia. Termasuk kita adalah pelawan kehendak Allah, tidak mau taat dan melakukan kehendak-Nya. Maka Allah mengajar kita berdoa, “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Apakah engkau sering berdoa kehendak Allah terjadi? Jika kehendak Allah harus terjadi, pertama-tama harus terjadi di dalam hidupmu sendiri. Di surga semua malaikat menjalankan kehendak Allah, dengan sukacita menikmati melaksanakan kerajaan Allah. Di dunia banyak orang kristen yang melawan, menolak, dan menghina kerajaan Allah. Mari dengan rela dan rendah hati, meminta Tuhan untuk menjalankan kehendak-Nya. Mari menjadi orang kristen yang mengharapkan surga dan berdoa “Datanglah Kerajaan-Mu” meminta Tuhan melaksanakan kehendak-Nya di bumi seperti di surga. Inilah tiga doa di hadapan Tuhan yang tidak ada unsur egoisme, mengutarakan, memusatkan pikiran pada Tuhan saja, pada nama-Nya, Kerajaan-Nya dan kehendak-Nya. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa penglhotbah-SJ).

Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/08/16Aug2020_STong.pdf