Sebelumnya…

Firman : Matius 6:5-8

Matius 6:1-4 berbicara mengenai bagaimana orang kristen membagikan anugerah yang berasal dari Tuhan untuk menolong orang lain. Dalam ayat 5-8 ini berbicara mengenai bagaimana orang kristen berdoa meminta anugerah pertolongan dari Tuhan. Dua hal ini sepertinya berbeda sekali dan tidak ada hubungan. Tetapi antara hidup bersedekah dan hidup berdoa, mana yang lebih dibanggakan manusia dalam beragama? Bersedekah atau berdoa? Kebanyakan orang beragama lebih mementingkan sedekah daripada doa dalam perasaan bahwa mereka berjasa. Orang yang bersedekah merasa sudah menjalankan syariat agama, sudah melakukan tugas ibadah. Dan orang yang berdoa sepertinya tidak penting karena orang yang bukan kristen juga mempunyai keinginan yang diutarakan entah pada siapa di dalam agama mereka. Orang mengutarakan keinginannya pada Tuhan, yang mereka anggap sanggup atau pasti memberikan jawaban pada mereka, dalam beragama atau dalam ibadah kafir yang lainnya. Dengan demikian kita melihat kedua hal ini sepertinya tidak ada hubungan, tetapi sebenarnya satu, yaitu memberi anugerah. Kita memberi anugerah pada orang lain atau kita meminta Tuhan memberi anugerah pada kita. Bagaimana anugerah diturunkan pada manusia dan bagaimana manusia membagikan anugerah tersebut pada sesamanya.

Mengapa dari satu hal yaitu membagikan anugerah, seakan menjadi dua hal yaitu bersedekah dan berdoa? Dalam agama lain doa adalah doa, sedekah adalah sedekah. Tetapi dalam Alkitab kedua hal ini adalah satu hal. Allah memberikan anugerah dan orang yang mendapat anugerah tersebut mengingat orang lain yang lebih miskin dan lebih membutuhkan, lalu memberikan pertolongan pada orang-orang tersebut. Ini adalah satu arah, yaitu dari Allah pada orang kristen, lalu dari orang kristen kepada sesamanya. Tetapi mengapa dari satu sumber seakan menjadi dua? Karena manusia selalu merebut kemuliaan Allah dan menganggap diri mereka adalah sumber anugerah. Di sini terjadi kecelakaan agama. Telah beragama tetapi bukan memuliakan Tuhan, mulai mencuri kemuliaan Tuhan. Telah beragama tetapi tidak mengakui bahwa sumber anugerah adalah Tuhan, menganggap diri sendiri adalah sumber anugerah. Maka ketika memberikan bantuan pada orang lain, ia merasa dirinya adalah sumber anugerah, ia lupa bahwa itu semua hanya dari Tuhan. Maka Yesus dalam ayat-ayat ini menaruh sedekah di depan dan doa di belakang. Jika kita dapat menolong orang lain itu karena Tuhan terlebih dahulu menolong kita. Tetapi apakah banyak orang yang bersyukur pada Tuhan karena sudah menerima anugerah? Tidak banyak. Apakah banyak orang yang berharap orang lain bersyukur padanya karena ia telah memberi pertolongan pada mereka? Banyak. Ini adalah cara yang salah, dosa yang selalu dilakukan oleh orang berdosa. Pepatah Tionghoa berkata, “Jika minum air ingatlah sumbernya dari mana.” Jika hari ini mendapat berkat, ingatlah dari siapakah berkat tersebut, siapa yang telah menolong saya, bagaimana anugerah Tuhan diberikan pada saya. Orang yang terus mengingat sumber berkat adalah orang yang tidak menjadi sombong. Orang yang selalu bersyukur pada anugerah yang diterimanya, orang tersebut tidak merebut kemuliaan Tuhan. Tetapi orang yang menganggap dirinya berjasa, selalu menuntut orang lain berterima kasih pada dia. Jika orang lain kurang berterima kasih padanya, ia mulai mengomel dan mulai membenci orang lain. Betapa besarnya dosa kita, alangkah jahatnya sifat manusia. Mari kita mengerti akan hal ini dan bertobat, minta pengampunan dari Tuhan.

Sekarang dalam abad 21, tahun 2020, tahun ini manusia mendapat kecelakaan besar. Seluruh dunia mendapat pukulan besar dalam bidang ekonomi hanya karena musuh yang paling kecil, lebih kecil dari bakteri, yaitu virus Covid-19. Selain kita mengetahui bahwa ini disebabkan oleh virus Covid-19, kita juga ingin tahu dari mana virus Covid ini berasal, dan disebarkan oleh siapa? Disebarkan secara sengaja, berencana, atau tidak sengaja, apakah virus ini datangnya secara alamiah? Masalah ini telah menjadi salah satu hal yang paling besar, yang menimbulkan kekacauan politik di seluruh muka bumi pada bulan-bulan terakhir ini. Amerika dan Tiongkok sekarang bernusuhan. Dan Amerika mengambil tiga kesimpulan yang sehubungan dengan Tiongkok yaitu, membedakan antara negara komunis Tiongkok, negara Tiongkok, dan rakyat Tiongkok. Ini tiga hal yang berbeda. Negara Tiongkok belum tentu harus dipimpin oleh komunis. Pemerintah komunis Tiongkok belum tentu harus mewakili rakyat Tiongkok. Rakyat Tiongkok, negara Tiongkok, kebudayaan Tiongkok, dan pemerintah Tiongkok harus dilihat secara terpisah. Orang Amerika harus memusuhi pemerintah komunis Tiongkok, tetapi orang Amerika jangan memusuhi bangsa Tionghoa. Orang Amerika harus membedakan bahwa kebudayaan Tiongkok baik, orang Tionghoa netral, dan komunis jahat. Pemerintah Amerika mulai membagi ketiga hal ini, maka policy mereka sekarang tidak lagi sembarangan terhadap Tiongkok. Bukan hanya itu, mereka juga menemukan cara-cara taktis Tiongkok yang demikian tinggi dalam menipu. Orang-orang telah tahu bahwa kegiatan kebudayaan yang kelihatannya baik sekali, khususnya akademik Konfusius, yang ada di tiga belas negara, dan jumlah semua cabangnya lebih dari tiga ratus di seluruh dunia, dimana akademik ini memperkenalkan kebudayaan Tiongkok pada orang barat di Amerika, di Eropa, di Asia Tenggara, India, dan di mana-mana. Tetapi namanya akademik Konfusius, pengajarannya komunisme. Lalu orang barat yang berpikir bahwa mereka harus bersahabat dengan orang Tionghoa dan ingin mempelajari kebudayaan Tionghoa, begitu masuk ke akademik tersebut mengetahui bahwa yang diajar bukan Konfusionisme, tetapi komunisme. Dengan demikian maka di Tiongkok mereka telah merubah kebudayaan Tiongkok dengan komunisme untuk menipu seluruh dunia.

Kembali ke ayat dalam Matius 6 ini, bersedekah adalah memberikan kebaikan, menolong orang miskin. Berdoa adalah meminta pertolongan anugerah dari Tuhan. Di antara kedua ini, sedekah dan doa, dalam semua agama manusia lebih mementingkan jasa manusia. Dalam berdoa tidak terlihat ada jasa manusia. Dan Tuhan Yesus membalikkan hal ini, engkau mementingkan sedekah dan berpura-pura serta munafik. Engkau bersedekah di hadapan orang banyak karena ingin dipuji, ingin mendapat kemuliaan, maka berdosalah engkau. Minggu lalu saya telah berkata, bahwa dalam bagian ini yang dibicarakan adalah dua macam orang. Satu macam, orang yang hidup di hadapan Allah. Everything I do is for You God, You see it, that’s all, that is enough, because You know what I love, what I do, I am satisfied. Tetapi ada semacam orang yang tidak hidup di hadapan Allah, tetapi hidup di hadapan manusia. Karena Allah tidak kelihatan, maka saya mau hidup supaya dilihat orang lain. Maka dalam kedua hal ini dalam bersedekah dan berdoa, dalam berdoa, Yesus berkata, “Jangan seperti orang munafik.”

Dalam beragama banyak orang yang berdoa bukan sungguh-sungguh berdoa tetapi sebagai kelakuan munafik menipu orang lain, supaya ia dilihat baik, padahal motivasinya jahat. Dalam berdoa, orang yang munafik kelihatannya beribadah, tetapi hatinya menipu Tuhan. Celakalah engkau, Tuhanpun berani ditipu. Tahukah bahwa kita secara tidak sadar setiap minggu menipu Tuhan. Kapankah itu? Engkau berkata, “Pak Tong, saya tidak menipu Tuhan.“ Tetapi ketika engkau menyanyi, engkau menipu Tuhan. Misalnya engkau menyanyi “Berilah yang terbaik bagi-Hu.” Ini menipu, karena engkau hanya memberikan sedikit dari uangmu. Berkata serahkan semua pada Tuhan, sembah sujud, melayani Tuhan, padahal penipu, karena engkau sebenarnya melayani diri sendiri. Engkau bekerja dengan baik dalam melayani, kerja berat, rajin di gereja, tetapi hatinya supaya orang lain memuji engkau, maka engkau adalah penipu. Yesus adalah orang pertama dalam sejarah yang berkata, “Banyak orang yang berdoa dengan munafik. Jika berdoa
jangan seperti mereka yang munafik.” Asumsinya, jika engkau tidak hati-hati, engkau seperti orang kafir yang menipu melalui doa. Mengapa tidak ada agama yang mengajar manusia bagaimana harus berdoa? Engkau berkata, ada. Tetapi jika ada biasanya dalam bentuk upacara, bagaimana sikap dan postur tubuh ketika berdoa, serta liturginya, bukan bagaimana isi doanya. Doa seperti doa Bapa Kami tidak pernah diajarkan oleh Islam, Budha, Hindu, Zoroastrianisme, Konfusionisme, Taoisme, atau Sintoisme. Karena mereka mengganggap doa tidak perlu diajarkan, semua orang telah tahu. Berdoa adalah meminta berkat, minta kaya, minta subur, minta sukses, minta kemakmuran materi. Maka dalam semua agama penuh dengan orang yang berdoa, berdoa supaya Tuhan memberi berkat pada saya, Tuhan berkati istri anak saya, berkati usaha saya, berkati pabrik saya, berkati keluarga saya, berkati usaha dan keuntungan pendapatan saya. Setiap hari doanya itu-itu saja. Apakah doa seperti itu perlu dikoreksi? Perlu mendapat pembenaran yang baru? Perlu diajarkan lagi? Semua agama mengira bahwa doa tidak perlu diajarkan, tetapi ketika berdoa mengandung kemunafikan. Yesus berkata,
“Jangan berdoa di tikungan-tikungan jalan raya, jangan berdoa di rumah ibadat.” Tetapi rumah ibadat adalah tempat Tuhan berada, jika tidak berdoa di gereja, lalu berdoa di mana? Di rumahkah? Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Masuk ke kamarmu, tutup pintumu, berdoalah pada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.” Ini pertama kali di dalam seluruh isi Alkitab hanya Tuhan Yesus yang berkata bahwa Tuhan Allah suka menyembunyikan diri. Apakah artinya ini? Your God is looking at you, observing you in the darkness. Di dalam kegelapan Allah tersembunyi untuk mengawasi engkau. Saya sangat terharu dengan kalimat ini, kalimat ini tidak pernah dikatakan oleh agama lain. Yesus berkata, your God is hiding Himself and observing you, inspecting you in the darkness. Tuhan berada di tempat yang gelap, tetapi Ia melihat. Tuhan berbeda dengan kita, Tuhan dapat melihat dari kegelapan, Ia melihat segala sesuatu yang kita lakukan, karena kita suka melakukannya untuk orang lain lihat dan dengar. Banyak majelis yang dipilih karena apa? Karena dalam kebaktian suka menonjolkan diri, jalan sini jalan sana, kelihatan paling sibuk. Wah ini pasti orang paling penting. Tetapi orang kristen yang baik, ketika membesuk tidak memberi tahu orang lain, ia berdoa diam-diam, ia menolong diam diam, tidak pasang iklan atau menggunakan suatu agenda supaya orang lain tahu. Dari pasal ini kita diajar bahwa orang yang mencintai Tuhan adalah mereka yang berdoa diam-diam, di dalam kamarnya yang dikunci supaya orang lain tidak dapat melihat. Di gereja jangan menjadi orang yang suka diketahui dan dikenal oleh orang lain karena kesibukan dan kerepotanmu, itu namanya ketua seksi repot. Tetapi di gereja, seseorang yang rohaninya baik adalah mereka yang diam-diam menolong orang lain, diam-diam berdoa bagi orang lain. Bersedekah untuk menolong orang miskin dengan diam-diam. Apa yang dikerjakannya tidak ditonjolkan, tidak ngawur, tidak ngomong sana sini, tidak memperkenalkan dirinya.

Dalam kitab Yesaya 42 Tuhan berkata, “Lihatlah Hamba-Ku. Please look at My servant, the annointed one, the beloved one.” Kata Hamba-Ku berbicara mengenai Yesus. Yesus tidak menyaringkan suara-Nya, tidak memberitahu orang-orang di tengah jalan, Ia tersembunyi. Dan inilah Hamba-Ku. Saya mau tanya, jika di gereja engkau disuruh berdoa, lalu engkau berdoa dengan suara keras, tetapi di rumah apakah engkau berdoa? Di tempat yang banyak orang engkau berdoa dengan bahasa yang indah sekali, tetapi di kamarmu ketika engkau sendirian, apakah engkau berdoa untuk pekerjaan Tuhan? Ketika orang lihat, kelihatannya engkau paling banyak memberikan bantuan dan dukungan pada orang lain, tetapi ketika tidak ada orang yang melihat apakah engkau berdoa? Maka Yesus berkata, “Jangan berdoa seperti orang munafik yang suka berdoa di dalam rumah ibadat, dan pada tikungan-tikungan jalan raya. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” Apa artinya ini? Mereka meminta sesuatu dari
Tuhan tetapi dengan cara mengumumkan doa mereka, terlihat ibadahnya demikian hebat, dan mereka sudah mendapat upah dunia, pujian dari manusia. Berarti upah surga tidak ada bagian lagi untuk mereka. Kasihan sekali orang-orang yang kelihatannya giat dalam beragama tetapi Tuhan berkata, “No portion for you. You have no portion in it. I am living this to those people who truly love Me.” Jadi mereka sudah mendapat upahnya di dunia ini. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah pada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.” Tahukah engkau di tempat yang paling tersembunyi, tempat dimana tidak ada orang lain yang tahu, di sanalah Tuhan berada. Ketika engkau menyendiri dan bersekutu dengan Tuhan, tidak ada orang lain yang tahu, tetapi Tuhan tahu. Jadilah orang kristen yang sejati, bukan orang kristen yang terkenal namanya, engkau bangga ketika orang tahu perbuatanmu, engkau sombong ketika orang kenal engkau. Jadilah orang yang sembunyi, yang diam-diam mencintai Tuhan dengan tidak diketahui oleh siapapun, hanya Tuhan yang tahu.

Paulus berkata dalam kitab Korintus, “Jika ada orang yang mengasihi Tuhan, orang itu diketahui oleh Tuhan sendiri.” Kalimat ini penting sekali. If somebody who truly love God, that person is known by God. Tetapi Paulus yang mengucapkan kalimat ini juga mengucapkan kalimat, “Barangsiapa yang tidak mengasihi Allah, ia harus dijatuhi kutukan, patut dijatuhi laknat.” Saya lahir di Tiongkok, di kota yang indah sekali, namanya Pulau Gulangyu, sekitar tujuh ratus meter di depannya adalah kota Xiamen. Kota Pulau Gukangyu ini kecil sekali, luasnya hanya sekitar dua kilometer persegi saja. Tetapi kota ini merupakan kota yang terindah di dunia, telah diakui seluruh dunia sebagai one among the 50 most beautiful city in the world. Kota Pulau Gulangyu mempunyai rumah-rumah yang indah. Delapan puluh sampai sembilan puluh tahun yang lalu, rumah-rumah Spanyol, rumah Portugis, rumah Perancis, rumah Jerman, semua dibangun di kota ini, dengan model paling bagus, setiap rumah tersendiri dan besar. Di kota ini ada satu museum yang besar, di kota ini juga ada beberapa sekolah yang paling bermutu, seperti Inglo-Chinese school, lalu sekolah Perancis, sekolah Inggris, sekolah Amerika. Di kota ini setiap konsulat mempunyai satu villa di sini. Dan ada rumah sakit yang besar. Kota ini mempunyai beberapa hal yang masuk dalam rekor dunia yaitu, kota yang paling banyak pianonya, sampai hari ini, setiap rumah memiliki satu piano. Kota yang banyak orang kristennya, hampir 90% penduduknya adalah orang kristen. Kota yang banyak gereja, gereja Trinity dan gereja Keselamatan, adalah dua gereja terbesar di kota ini, dapat menampung lebih dari seribu orang. Kota ini juga mempunyai concert hall. Di seluruh Tiongkok concert hall di kota ini termasuk salah satu yang terbagus. Kota yang dibangun dengan keindahan luar biasa. Karena itu, setelah ke Indonesia saya berharap gereja yang saya pimpin mempunyai concert hall, museum, dan piano yang bagus. Saya ingin membangun semua itu karena saya dilahirkan di kota yang bermusik, bermuseum, berconcert hall, dan yang beriman kristen. Maka Tuhan membawa saya ke kota ini dan mendirikan gereja besar disini, membawa kebudayaan kristen yang terbaik ke sini. Di
kota Gulangyu jika engkau di tengah jalan membawa Alkitab, engkau akan dipuji, diterima oleh semua orang karena hal ini merupakan kebebasan beragama. Tetapi kira kira empat puluh tahun yang lalu ketika terjadi culture revolution, orang-orang di kota Gulangyu tidak mau membawa Alkitab lagi, karena jika mereka membawa Alkitab mungkin akan dipukul karena saat itu komunis sedang menganiaya orang kristen.

Sekarang kembali pada ayat Matius 6 ini. Mengapa dikatakan orang berdoa di tengah jalan? Karena pada zaman tersebut, dalam kebudayaan masa itu, mereka sangat menghargai orang yang beragama. Maka orang Farisi berpura-pura, tahu jika mereka berkata kata tentang iman mereka, membawa Alkitab dan berdoa di tengah jalan, maka orang-orang akan menghargai mereka. Tetapi jika engkau di Aceh atau di tempat yang paling melawan kekristenan, ketika engkau berdoa di tengah jalan, engkau akan dipukul orang, ketika engkau membawa Alkitab akan dilawan oleh orang-orang. Maka orang Farisi berpura-pura dan munafik, karena mereka hanya berani melakukan hal yang memasyurkan namanya sendiri dan merebut kemuliaan Tuhan, dengan keadaan yang memungkinkan mereka melakukan semua itu. Sekarang ini Tiongkok sangat melawan kekristenan, tetapi masih ada orang kristen yang berani mengkhotbahkan kebenaran, berani membicarakan fakta. Dan mereka satu demi satu dimasukkan ke penjara. Apakah ketika dalam kesulitan engkau berani terbuka akan imanmu? Sebaliknya di dalam keterbukaan, beranikah engkau berdoa di dalam kamarmu, tutup pintu kamarmu supaya tidak diketahui orang dan sungguh-sungguh mencintai Tuhan? Semua etika bersifat relatif, hanya Tuhan yang tahu siapa orang yang sungguh-sungguh mencintai-Nya, siapa orang yang sungguh-sungguh beribadah pada Dia. Mari menjadi orang yang sungguh jujur pada Tuhan, sungguh-sungguh berdoa pada Tuhan. Dengan diam-diam bekerja untuk menolong orang lain, karena tahu bahwa anugerah Tuhan yang diberikan pada saya bukan untuk kepuasan diri sendiri. Tahu bahwa anugerah tersebut turun pada saya, supaya saya dapat menjadi berkat, memberi anugerah pada orang lain secara diam-diam. Mari belajar menjadi orang kristen yang sejati.

Setelah Yesus mengucapkan dua bagian ini, di Matius 6:9, Yesus berkata, berdoalah seperti ini, “Bapa kami yang di Surga, dipermuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Doa Bapa Kami sudah dijelaskan di mimbar ini hampir satu tahun dan sudah menjadi satu buku yang cukup tebal. Sepuluh Hukum Allah, penafsiran Iman Rasuli juga pernah dikhotbahkan di mimbar ini dengan sangat lengkap. Ini semua adalah warisan yang saya tinggalkan pada dunia sebelum saya meninggal. Kiranya melalui Matius pasal 5, pasal 6, pasal 7 mengenai Khotbah di Bukit, Tuhan mengkoreksi dan membenahi hidup kita yang kurang beres, sehingga kita menjadi orang kristen yang hanya hidup di hadapan Tuhan, hanya hidup dengan dinilai oleh Tuhan, bukan dinilai oleh manusia. Dengan demikian doa kita adalah doa yang memperkenan Tuhan di surga. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)

Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/08/9Aug2020_STong.pdf