Sebelumnya….

Firman :Matius 6:1-4

Dalam ayat terakhir pasal 5 sebagai pasal pertama Khotbah di Bukit, dikatakan “Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” Dalam pasal 5 Yesus memberitahu bahwa apa yang sudah diketahui dari tradisi, yang sering didengar dari ahli taurat dan orang Farisi, dari tafsiran hukum Musa, semua itu tidak cukup. Yang telah didengar dan membentuk konsepmu akan dikoreksi. Maka Yesus berkata, “Engkau pernah mendengar orang kuno berkata, tetapi Aku berkata kepadamu.” Maksudnya, jangan puas dengan apa yang engkau sudah tahu, sudah mengerti, sudah terima dari tradisi. Selain hukum Taurat, masih ada tafsiran dari Mishnah, Midrash, dan Talmud yang membentuk konsep bani Israel menjadi sombong, karena Tuhan tidak memberikan taurat pada bangsa lain kecuali pada mereka. “Kamu kira kamu yang memonopoli Taurat, mengerti melampaui semua bangsa, maka sekarang dengar perkataan-Ku.” Yesus mengoreksi konsep mereka yang salah, pembaharu ide dari ideologi, penafsir, atau tradisi yang sudah berjalan dan mempengaruhi selama ribuan tahun, dan sekarang dikoreksi oleh Firman Tuhan.

Yesus berkata tentang sembilan berkat, berbahagialah orang yang miskin rohaninya, terakhir, berbahagialah orang yang dianiaya karena Aku. Jika orang memfitnahmu, bersukacitalah karena upahmu besar di surga. Yesus mengoreksi dengan berkata, “Kamulah terang dunia dan garam dunia, kamu harus bercahaya di hadapan orang banyak, supaya Tuhan dipermuliakan. Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan bersumpah.” Ini semua pernah disinggung dalam hukum Taurat, dan sekarang dikoreksi Yesus. Semua yang sudah diterima dari tradisi, kebudayaan orang Yahudi, sekarang dijernihkan untuk dimengerti arti sesungguhnya. Engkau telah mendengar “Gigi ganti gigi, mata ganti mata, engkau harus mencintai Tuhan dan sesamamu.” Tetapi Aku berkata, “Bukan hanya mencintai sesama, hanya tahu orang Israel sebagai tetanggamu, tetapi juga harus mencintai musuhmu.” Dan ini menjadi bagian yang menutup Matius 5. Yesus mengajarkan satu dalil yang belum pernah dimengerti manusia, All the religion, all the culture, all the tradition, all the teachings of philosophers, never mentioned about the essence of the Christ’s teachings in this part. “Cintailah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Siapa yang dapat melakukannya? Ini adalah perintah yang gendeng, mustahil, hanya teori, dan tidak mungkin dijalankan oleh siapapun. Masa disuruh mencintai musuh, berdoa bagi mereka yang menganiaya saya? Bukan berdoa supaya Tuhan menjatuhkan kutukan pada mereka. Mereka membenci, memusuhi, memfitnah, menganiaya dan menghina anak Tuhan. Siapapun yang belajar kebudayaan di seluruh dunia, yang telah menjalankan perintah agama apapun, ketika mendengar ayat ini pasti terkejut, ajaran Yesus berbeda dengan ajaran Muhammad, Sakyamonis, Socrates, Kong Hu Cu, Laozi, dan semua nabi di seluruh dunia. Ini adalah keunikan superioritas dan ajaran paling tinggi dari Yesus. Jika engkau hanya mencintai yang mencintaimu, membenci yang membenci kamu, engkau hanya orang biasa. Dapatkah engkau mencintai musuhmu? Mendoakan mereka yang menganiaya kamu? Jika dapat, engkau adalah orang kristen yang melampaui agama lain. Yesus bukan membuat agama baru tetapi mutunya sama dengan agama lain. Jika Yesus datang ke dunia membuat agama yang sama dengan agama lain, hanya beda nama, untuk apa Ia datang ke dunia? Untuk apa Allah menjelma menjadi manusia? Yesus menciptakan bangsa, etika, dan konsep yang tidak ada pada agama lain, dan kita akan mengikuti teladan Yesus menjalankan hal-hal yang tidak mungkin dijalankan oleh siapapun. Semua hal yang paling penting dalam agama akan dibahas dalam Khotbah di Bukit.

Dalam Matius pasal 6, dari ayat 1 sampai 4, dikatakan jangan bersedekah di hadapan umum, jangan melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang, jika demikian kamu tidak beroleh upah dari Bapamu di surga. Jika engkau memberikan sedekah diam-diam, jangan diketahui orang lain. Sepertinya semua sudah jelas, tidak ada yang perlu diuraikan lagi, tetapi tidak demikian. Yang dikatakan Yesus dalam empat ayat ini sebenarnya bukan bagaimana bersedekah, tetapi membedakan dua macam manusia beragama. Satu macam hidup di hadapan manusia, live before man, satu macam lagi hidup di hadapan Allah, live before God. Jika engkau dapat membedakan kedua konsep ini, engkau akan koreksi dan introspeksi dirimu apakah hidup di hadapan manusia atau di hadapan Allah. Orang kristen harus mempunyai pengertian, kebangunan rohani dan kesadaran bukan hanya pada dunia materi saja. Orang yang tidak melihat Kerajaan Allah walaupun ke gereja, yang ia lihat di gereja hanya mimbar, kursi, lampu, dan dinding. Tetapi orang yang mempunyai pandangan Kerajaan Allah, ia mendengar, mengetahui bahwa Allah ada di gereja. Dari khotbah yang didengar ia tahu bahwa Allah sedang menilai dan menginspeksi dirinya. Sangat berbeda bukan? Sama-sama mendengar khotbah, ada yang datang dengan siap hati mendengar Firman Tuhan, apa yang merubah hidup saya, apa yang mencerahkan hati saya dan memberitahu kekurangan dan bahaya yang sedang saya alami. Tetapi ada yang datang hanya lihat pendetanya pakai baju apa, arloji apa, ketika pulang kesannya hanya yang dilihat mata fisik, bukan mata rohani. Sama-sama kristen, tetapi ada yang tidak pernah sadar bahwa ada dunia yang tidak kelihatan, yang dilihat hanya dunia yang kelihatan. Calvin berkata ada dua macam gereja, the visible church and the invisible church. Gereja yang kelihatan dan gereja yang tidak kelihatan. Gereja yang kelihatan adalah bangunan dan anggotanya. Tetapi gereja yang tidak kelihatan, melampaui gedung, organisasi, anggota gereja, melihat bahwa ada Allah yang bertahta dalam KerajaanNya yang melampaui gedung gereja. Melihat Kristus sebagai Raja gereja yang menguasai hati setiap orang. Melihat dari hati rohaninya bagaimana Roh Kudus menjelaskan Firman dalam setiap orang yang mengikuti dan dilahir barukan oleh Allah, kuasa dalam tubuh Kristus yang kudus dan am. Orang ini mempunyai mata yang lain dari mata jasmani. Ketika Paulus akan membunuh dan menangkap orang kristen di Damaskus, sesampainya di pintu gerbang Damaskus, ada cahaya yang membutakannya. Hari itu Paulus buta secara materi, tetapi Paulus dicelikkan secara rohani. The day when you are blind physically, you are opened by God, your spiritual eye see the vision, and to see the reality in spirituality. Ketika Paulus buta, mata rohaninya terbuka. Jika dengan mata rohani mengerti Firman Tuhan akan menemukan bahagia dan pusaka, semua yang berharga dalam Firman Tuhan.

Kita tahu bahwa sedekah penting. bukan hanya dalam Alkitab, dalam agama lain juga penting. Dan Yesus mengajar, jika bersedekah dan membantu orang miskin, jangan semua orang tahu, karena upahmu tidak ada di surga, engkau sudah terima upah di dunia. Saya takut, ketika telah bekerja dan berjasa, telah diakui secara agama tetapi Tuhan menolak. Semua kalimat Yesus berbeda dengan konsep dunia. Yesus selalu melawan arus agama, kebudayaan dan dunia, memberikan pengajaran yang sulit diterima manusia. Kta sering melihat orang ini baik, suka kasih uang pada orang miskin, tetapi Tuhan tidak melihat demikian. Apa yang paling dihargai manusia adalah hal yang dibenci Tuhan. Mengapa konsep Tuhan berbeda? Jangan memberitahu dan minta orang memuji ketika bersedekah. Tuhan ingin mengajar orang yang melakukan kebajikan tetapi tidak menerima pujian dari Tuhan, ada pekerjaan yang baik, tetapi di hadapan Tuhan tidak baik. Buddha berkata, When you are good and at the same time you feel you are good, at the same time you are not good. Orang yang rendah hati, saat rendah hati ia sadar sedang rendah hati, maka orang itu tidak pernah rendah hati. Engkau rohani, dan sadar engkau adalah orang yang rohani, di hadapan Tuhan sama sekali tidak rohani. Hal ini akan memukul orang yang sombong. Rohani yang sesungguhnya bukan rohani yang disadari oleh diri sendiri, apalagi meminta semua orang menyadarinya. Engkau memberikan sedekah, lalu memberitahu ini sedekahku, lihatlah saya begitu baik menolong orang miskin. Tuhan berkata “Enyahlah, apa yang engkau lakukan tidak ada gunanya, engkau akan mendapat pujian manusia tetapi tidak dari Tuhan.” Tetapi bukankah mendorong orang untuk bersedekah baik? Jika semua orang tahu, bukankah akan mendorong lebih banyak orang untuk bersedekah? Tetapi cara Tuhan tidak seperti itu, teori Tuhan berbeda, prinsip Tuhan melawan motivasi demikian.

250 tahun yang lalu di Perancis dermawan dihina, mereka berkata, dermawan adalah orang yang banyak uang dan ingin nama, pakai uang sedikit untuk mendapat nama besar. Tujuan mereka menolong orang miskin untuk dipuji banyak orang. Setelah banyak orang memuji dia, pujian dari Tuhan tidak ada untuknya karena ia hanya seorang investor egois, memberikan uang, menolong orang lain untuk investasi, untuk menuai pujian. Dalam hal ini, ia telah berbuat dosa. Pertama, merebut kemuliaan Tuhan. Kedua, menyombongkan diri. Ketiga, mempercepat kemuliaan dan penilaian kekal untuk dikerjakan dalam kesementaraan. Seorang dermawan adalah orang egois yang berprospek panjang, memberikan uang untuk nama besar, seluruh Indonesia akan kagum, akan menjadi orang paling penting di masyarakat. Tuhan melihat orang ini sangat keji. Melakukan kebenaran adalah baik, tetapi melakukan kebenaran untuk mendapat pujian adalah kepurapuraan. Memberi sedekah baik, tetapi menolong orang untuk mendapat pujian, celakalah engkau. Maka dalam bagian ini yang diajarkan bukan bagaimana cara bersedekah tetapi jadilah manusia yang bukan hidup di hadapan manusia, jadilah manusia yang hanya hidup di hadapan Allah.

Dalam Matius 6:4 yang ditonjolkan adalah, dalam kegelapan ada yang melihat tindakanmu. Allah hidup dalam terang, kalimat ini muncul dalam kitab Daniel, surat Paulus, kitab Yohanes, dan seluruh Alkitab. “Jika engkau berjalan dalam terang, seperti Bapamu dalam terang, maka engkau bersekutu dengan Bapamu.” Tuhan selalu dalam terang, tetapi hanya dalam ayat ini dikatakan, “Tuhan melihat engkau dalam kegelapan.” Maksudnya adalah Tuhan bersembunyi dan menilai. Bersembunyi dan menilai sangat menakutkan, bagian ini memberitahu bahwa, your Father is now seeing at you, your Father is now judging over you in the darkness. Firman Tuhan demikian tinggi dan berbeda dengan konsep kita. Alkitab berkata, “Bapamu menilai engkau, melihat engkau dari kegelapan, jangan kira engkau dapat menyembunyikan diri dari mata Tuhan yang mengintrospeksi, dapat menyembunyikan diri dari kelakuan yang tidak bertanggung jawab.” Tuhan akan menuntut segala sesuatu yang engkau kerjakan. Kita menolong orang lain karena apa? Karena diri kita? Salah. Kita memberi uang pada orang miskin untuk apa? Untuk dipuji? Salah. Ini semua sangat keji dan tidak menyenangkan Tuhan, serta mendatangkan kutukan dari Tuhan. Berapapun uang yang engkau berikan, tidak akan mempunyai arti sedekah, tetapi mendapat hukuman dari Tuhan, karena berdasarkan egoismemu. Orang Farisi memberi sedekah supaya diketahui orang, jangan engkau melakukan sedekah seperti itu. Manusia yang hidup hanya di hadapanTuhan akan merubah dunia. Manusia dari ribuan tahun lalu sampai hari ini tetap sama, suka diketahui orang kebajikannya, suka dipuji orang pengorbanannya, suka menjadi orang paling penting, teladan seluruh bangsa. Tetapi Tuhan melihat berbeda, pengertian Tuhan tidak seperti pengertian manusia yang dangkal. Dari kalimat ini, muncul kalimat Paulus yang berkata, “Kerjakanlah segala sesuatu seperti di hadapan Tuhan.” Karena banyak orang yang suka bekerja untuk dilihat orang lain, untuk dipuji. Tuhan berkata, “No, you should do everything secretly, not to gain your praise from your friends, not to be judged by your society, but to be known by your God which is watching over you in the darkness.” Tuhan dalam kegelapan sedang menilai engkau, Ia tidak pernah tidur, Ia adalah Tuhan yang selalu sadar, bangun, dan menilai engkau. Kalimat Paulus ini hanya sekali dicatat dalam Alkitab tetapi mempengaruhi dunia dari abad 15 sampai sekarang.

Pada abad 16, tahun 1517 terjadi reformasi. Setelah itu barang-barang yang dibuat Jerman, Skandinavia, Swedia, Norway, Finlandia, Switzerland merupakan barang yang bermutu. Berbeda dengan barang buatan Perancis, Itali, Spanyol. Mengapa kita membeli barang Eropa, tidak beli barang dari Afrika? Karena agamanya berbeda. Jerman, Switzerland, Skandinavia, Norwegia dipengaruhi Reformed, dipengaruhi oleh konsep, kerjakanlah segala sesuatu di hadapan Tuhan. Sedangkan Spanyol, Perancis, Itali dipengaruhi Katholik. Jika orang kristen melihat Tuhan yang sedang meninjau, kerjanya akan baik. Banyak orang tidak kerja baik-baik, karena tidak percaya Tuhan melihat dia. Mereka pikir tidak ada yang dapat mengganggu saya, kebebasan saya tidak ada yang dapat menilik, tidak ada orang yang dapat mengawasi saya, dan tidak ada Allah, maka saya sembarangan tidak apa-apa. Tetapi Yesus berkata, “Yang percaya pada-Ku dari hatinya akan mengalir air hidup yang memancar terus menerus sampai hidup kekal.” Mengapa banyak orang setelah ujian buku-buku kuliah mereka dijual? Karena tidak perlu lagi, sudah lulus kuliah. Itu orang yang baca buku untuk gurunya, untuk ujian, untuk ijazah. Pengetahuan bukan belajar untuk orang lain, tetapi belajar untuk diri sendiri. Tuntutlah segala sesuatu untuk membentuk dirimu. Tuntutlah dirimu untuk menjadi teladan bagi orang lain. Jangan terus tuntut orang lain, menyalahkan orang lain, menghakimi orang lain, tetapi selalu mengoreksi, introspeksi diri, supaya menjadi teladan yang baik untuk orang lain dan memimpin hati nurani menuju kebenaran. Alkitab berkata, hiduplah di hadapan Tuhan, kerjakan segala sesuatu seperti di hadapan Tuhan. Dalam bersedekah juga demikian, engkau menolong orang lain bukan untuk dipuji,
memberi uang pada orang miskin bukan untuk terkenal, pakai uang sedikit untuk mencari nama besar, memakai harta sedikit untuk dipuji, karena itu keji dan tidak memperkenan Tuhan.

Engkau mungkin berpikir, jika tidak ada yang tahu saya tidak akan kasih, kasih tidak kasih tidak ada yang tahu. Tetapi Tuhan tahu. Engkau memberikan persembahan, orang tidak tahu, Tuhan tahu. Engkau memberikan perpuluhan, orang tidak tahu, Tuhan tahu. Jika engkau orang kristen yang bertanggung jawab, hidup di hadapan Tuhan, maka engkau tidak peduli orang tahu atau tidak, orang puji atau tidak, orang muliakan atau tidak. Yesus berkata, ada orang yang mencari kemuliaan dari manusia, ada orang yang memuliakan diri sendiri, ada orang yang dimuliakan Allah. Memuliakan diri, memuji diri, dan sombong sangat memalukan. Mengapa orang suka memuliakan diri? Karena hidup hanya untuk dipuji orang. Yesus berkata, “Orang yang terus mencari pujian dari orang lain, orang itu tidak benar. Father, glorify Your Son as Your Son have already glorified You on this Earth. Glorify Me with the glory I already had together with Me before the foundation of the world.” Dalam Yohanes 17:5 tertulis, Father, glorify Your Son. Yesus tidak memuliakan diri, tetapi minta Tuhan yang memuliakan diri-Nya.

Yesus menjadi teladan bagaimana hidup di hadapan Allah Bapa, menuntut kemuliaan Allah, dan tidak mau dipuji, tidak ingin dimuliakan, tidak ingin mendapat pahala dari manusia yang sementara, karena semua kemuliaan dari manusia akan pergi, yang terpenting adalah kemuliaan dari Allah. Apa yang kita kerjakan cukup diketahui Allah saja, orang lain tidak tahu tidak apa-apa. Hadiah kita di surga, kemuliaan kita bukan dari manusia, kemuliaan kita bukan dari diri, kemuliaan kita dari Allah yang kekal. Semua yang dari dunia adalah sementara dan akan lewat, fana dan tidak kekal, hanya yang dari Allah yang kekal adanya. Lalu bagaimana bersedekah? Motivasimu harus dijaga baik-baik. Amsal pasal 3 berkata, jika dalam tanganmu ada kelebihan, tolonglah orang lain. Apakah uang kita ada lebih? Mungkin sering lebih. Tetapi lebihnya untuk pergi dansa, cari pelacur, berbuat dosa, untuk makan enak. Engkau boleh pakai uangmu atas kemauanmu, tetapi ingat, Tuhan berkata, “Untuk semua kebebasan yang engkau lakukan ingatlah engkau harus mempertanggung jawabkannya.” Tuhan tidak mengekang dan membatasi kebebasan manusia, tetapi Tuhan memberi peringatan, setelah menggunakan kebebasanmu, engkau akan bertanggung jawab atasnya. Demikian pula dengan hartamu, jika ada uang lebih, berilah pada orang miskin, pada orang yang perlu, ini adalah ajaran Alkitab. Lakukan pertolongan untuk orang yang perlu. Amsal 3 berkata, jika uang di tanganmu lebih, berikanlah pada mereka yang patut menerima. Bukan pada yang miskin tetapi pada yang patut menerima. Banyak orang miskin tidak patut menerima bantuan, karena kemiskinan mereka disebabkan oleh kemalasan mereka, maka jangan dibantu, orang demikian harus dimarahi dan disuruh kerja. Tetapi orang yang sudah kerja berat, tetap susah, meskipun tidak minta, ketika engkau melihat kebutuhannya, sebelum ia buka mulut, bantulah dia. Itulah sedekah yang benar. Sedekah bukan karena diminta, lalu engkau menyatakan saya paling kaya, saya akan kasih sedikit. Orang yang bersedekah adalah orang yang diam-diam melihat, siapa janda, siapa piatu, siapa yang sudah kerja setengah mati tetap tidak cukup, mari dibantu.

Gereja Reformed Injili Indonesia sangat diberkati Tuhan, walaupun kita tidak terlalu kaya, tetapi ada uang lebih, mari membantu mereka yang perlu. Semua ini dikerjakan karena kasih, bukan karena minta nama, kemuliaan manusia, untuk upah dari dunia, dan dimuliakan masyarakat. Kita kerjakan diam-diam, dan Tuhan melihat dalam kegelapan, menilai apa yang dikerjakan oleh gereja ini. Dalam kitab Yakobus ditulis, “Siapakah orang kristen yang beribadah dengan sejati pada Tuhan? Yaitu mereka yang senantiasa memperhatikan dan memelihara janda dan yatim piatu.” Manusia suka mengerjakan sesuatu yang kelihatan luarnya bagus, tetapi Tuhan berkata untuk diam-diam menolong janda dan yatim piatu, itulah ibadahmu yang sejati di hadapan Tuhan. Maukah engkau memperkenan Tuhan, menjadi orang kristen yang memuliakan Tuhan? Tolonglah orang miskin, bantulah janda yang kekurangan, berilah kecukupan pada anak yatim piatu. Biarlah engkau hidup hanya di hadapan Tuhan, memuliakan Tuhan, memperkenan Tuhan, dan menjalankan perintah Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati dan menjaga kita menjadi orang kristen yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan hanya hidup di hadapan Tuhan. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)

Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/08/2Aug2020_STong.pdf