Sebelumnya…

Doktrin iman sangat penting dan fundamental karena iman mengikuti seumur hidup perjalanan kita menjadi orang Kristen, yang dipimpin dari iman kepada iman. Yang memberikan iman keselamatan adalah Yesus, yang menyempurnakan iman adalah Yesus, Yesus adalah Alfa dan Omega. Dia adalah pemberi, penggenap, pemimpin, dan penyempurna iman kita.

Kita berbeda dengan mereka yang tidak beriman karena mereka menekan kebenaran sebagai benih yang sudah Tuhan tanamkan dalam hati mereka. Bagi kita yang tidak menekan dan membiarkan benih iman kebenaran tumbuh di hati kita, siap mendengar firman Tuhan, akan timbul iman jenis kedua, yaitu iman keselamatan dalam Kristus.

Ketika seseorang mendengar firman Kristus, ada keselamatan, pengampunan dosa, dan anugerah pengampunan yang diberikan melalui Kristus, yang turun dari sorga menjadi pengantara antara manusia dan Allah. Di hadapan Allah, Yesus mewakili orang berdosa, meminta Tuhan mengampuni segala dosa kita. Di hadapan manusia, Yesus mewakili Tuhan, menurunkan anugerah keselamatan, pengampunan, dan penebusan dosa bagi kita. Setelah menerima Yesus, kita diberikan hidup kekal dan iman. Alkitab berkata bahwa setelah mendapat iman jenis kedua, kita harus mengutarakan iman itu di dalam kelakuan; iman tanpa perbuatan mati adanya. Iman jenis ketiga adalah iman yang hidup, yang dinyatakan melalui kelakuan, menjadi iman yang bersaksi bagi Tuhan.

Iman jenis keempat adalah ketika setiap hari kita belajar bersandar kepada Tuhan, memandang Tuhan, dan memegang teguh perjanjian, pimpinan, serta penyertaan Tuhan untuk melangsungkan hidup kita. Hidup di dunia adalah seperti melintasi suatu padang belantara yang besar dan menakutkan, di mana kita akan mengalami segala kesulitan dan bahaya. Itu sebabnya kita harus bersandar pada Tuhan setiap saat, setiap hari, dalam setiap peristiwa, dan di dalam setiap pengalaman pahit. Selain percaya bahwa Tuhan ada dan memberi anugerah, percaya bahwa Yesus memberikan pengampunan dan hidup baru, juga percaya bahwa Tuhan mencukupi, membimbing, dan memimpin kita seumur hidup. Setiap hari kita harus berpegang kepada janji-Nya, berharap kepada-Nya, karena Tuhan tidak meninggalkan dan membuang kita. Demikian janji Tuhan dalam Perjanjian Lama dan dikutip dalam Perjanjian Baru.

Dalam Kitab Ibrani, Tuhan berkata, “Aku tidak akan meninggalkan engkau. Aku tidak akan membuang engkau.” Janji Tuhan boleh dipercaya dan dipegang karena yang berjanji adalah Tuhan. Ini adalah iman yang melintasi seluruh perjalanan di tengah padang belantara. Seluruh perjalanan, dari hari permulaan sampai hari terakhir, kita hanya bersandar kepada Tuhan. Iman kepada Tuhan adalah iman kepada Yang Tidak Berubah. Iman kepada Tuhan adalah iman kepada Yang Setia. Iman kepada Tuhan adalah iman kepada Yang Kekal. Jika Tuhan tidak kekal, iman kita akan berhenti. Jika Tuhan berubah, iman kita tidak terjamin. Jika Tuhan tidak jujur, iman kita tertipu. Kita beriman kepada Tuhan yang setia, tidak berubah, dan kekal. Kesetiaan janji Tuhan berdasarkan kejujuran, ketidakberubahan, dan kekekalan-Nya. Maka kita berpegang teguh kepada Dia yang setia, tidak berubah, dan kekal. Ini namanya trust (percaya).

Di dalam iman, ada tiga faktor. Yang pertama adalah trust in God (percaya kepada Allah)Kita harus percaya kepada Allah karena Allah kita adalah Allah yang dapat dipercaya selama-lamanya. Tuhan kita adalah Tuhan yang patut diimani, yang meneguhkan iman kepercayaan kita untuk selamanya. Jika Allah tidak dapat dipercaya, kita tidak perlu percaya kepada-Nya. Jika Tuhan tidak patut disandari, kita tidak perlu bersandar kepada-Nya. Karena Tuhan adalah Tuhan yang bisa disandari, bisa dipercaya, bisa dipegang untuk selamanya, maka kita bisa percaya kepada-Nya. Percaya adalah hal yang sangat penting. Percaya melampaui segala perdebatan, logika, dan spekulasi. Ini adalah faktor pertama, trust (percaya), mempunyai sandaran yang kekal.

Setelah trust, kita perlu belajar mengapa bersandar dan beriman kepada Tuhan. Tuhan adalah Tuhan yang tidak berubah dan tidak ingkar janji. Tuhan adalah Tuhan yang setia selamanya. Tuhan adalah Tuhan yang kekal selamanya. Tuhan adalah Tuhan yang adil selamanya. Semua pengetahuan tentang sifat Ilahi, pengertian akan Tuhan, membuat kita makin kuat, tahu bahwa kita tidak salah bersandar kepada-Nya. Oleh karena itu, pengetahuan akan sifat Tuhan harus kita pelajari seumur hidup. Kita mengadakan kelas Theologi Reformed bagi kaum awam agar setiap orang Kristen Reformed menjadi orang Kristen yang mengerti. Orang yang mengerti berbeda dengan orang yang tidak mengerti. Yang tidak mengerti berkata, “Saya percaya.” Mengapa percaya? “Pokoknya percaya.” Jadi, percaya secara membabi buta tanpa pertanggungjawaban pengertian, tanpa jawaban dari logika, dan tanpa pertanggungjawaban dari pemikiran yang tuntas.

Agustinus berkata, “Credo ut intelligam (I believe in order to understand whom I believe, saya percaya agar mengetahui siapa yang saya percaya).” Dengan iman, menuntut pengetahuan dan pengertian kebenaran, inilah Reformed. Bagi orang Karismatik, iman itu untuk mencari berkat, anugerah, dan karunia. Orang Reformed harus senantiasa mengejar pengertian yang mendalam akan firman Tuhan, dan juga akan pimpinan Tuhan di dalam hidup kita. Dengan demikian, kita menjadi orang percaya yang tidak berdasarkan kekosongan, tetapi memiliki fondasi yang kuat.

Saya ingin mengerti siapa yang saya percaya, mengapa saya percaya, apa alasan saya percaya, dan bagaimana Ia memimpin serta mengatur hidup saya.

Saya percaya dengan pengetahuan yang penuh, bahwa saya akan memperoleh damai sejahtera di dalam hatiku dan mendapatkan kelegaan di dalam jiwaku, karena saya tahu bahwa Dia adalah Sang Satu-satunya yang akan memimpin hidup saya dan membimbing saya dengan segala kebajikan dan hikmat. Di dalam Kitab Yeremia ada satu ayat, “Israel, dengarlah olehmu, Aku Tuhanmu, segala sesuatu Aku tetapkan bagimu berdasarkan kebajikan-Ku.” Allah tidak pernah memiliki niat yang kurang baik untuk memimpin kita. Allah tidak pernah mempunyai motivasi yang jahat untuk memimpin kita. Pimpinan-Nya selangkah demi selangkah dilakukan di dalam hidup kita dengan motivasi yang baik, dengan penuh belas kasihan, kebajikan, dan kebenaran. Allah yang adil, Allah yang suci, Allah yang penuh belas kasihan, mengerti segala kesulitan kita, memimpin kita dalam setiap langkah, dengan motivasi yang jujur dan makna yang baik adanya.

Ketika kita belajar makin mengerti siapakah Allah, kita akan makin lega, tidak khawatir dan takut karena hari depan ada di dalam tangan Tuhan yang motivasi-Nya baik. Pengertian terhadap sifat Ilahi diperlukan sekali oleh orang Kristen. Kita perlu mempelajari siapa Tuhan, bagaimana sifat-Nya, sehingga kita mengetahui bahwa di dalam segala pimpinan-Nya, Ia mempunyai rencana yang terbaik bagi kita. Dengan demikian, kita mengetahui bahwa kita berada di dalam tangan Allah yang baik, di mana kita tidak pernah perlu khawatir atau takut.

Yesus berkata, “Datanglah kepada-Ku hai kamu yang berbeban berat, karena Aku telah mengalahkan dunia. Engkau akan memperoleh damai sejahtera di dalam diri-Ku. Jangan takut, jangan khawatir, jangan putus asa, karena Aku sudah mengalahkan dunia.” Tuhan yang memimpin kita melewati padang belantara dunia yang menakutkan ini adalah Tuhan yang pernah datang ke dalam dunia ini. Tidak ada agama mana pun yang Tuhannya pernah datang ke dalam dunia ini. Jika engkau bertanya kepada Tuhan Yesus, “Apakah pernah turun dari sorga ke dunia?” Ia akan menjawab, “Pernah.” Dia turun dari tempat tertinggi, paling hormat, dan paling mulia di sorga, berinkarnasi ke dalam dunia, lahir di palungan, dan mati di atas kayu salib.

Selama 33,5 tahun, Yesus lebih merasa tersendiri daripada kita. Ia pernah dihina, disiksa, dikutuk, dicaci maki, lebih berat daripada yang kita terima. Dia yang mengerti kita dan Dia yang memelihara kita adalah Dia yang sendiri pernah datang ke dunia ini, disiksa, dan menderita begitu berat demi kita. Kristus yang turun ke dunia, berinkarnasi menjadi manusia, adalah Kristus yang mengalami kesulitan terbesar, kesulitan yang tidak pernah dialami oleh orang lain, semua telah ditanggung-Nya. Maka jangan berpikir Tuhan tidak mengerti apa yang kaualami. Tidak ada kesusahan, pengalaman pahit yang engkau rasakan, yang Tuhan tidak mengerti, karena Yesus telah turun ke dunia dan berinkarnasi. Ia mengerti apa yang mungkin kita alami dalam hidup kita, yang kita sendiri tidak mengerti. Yesus melewati, mengalami, menderita, dan menerima semua itu. Yesus mengerti sebelum kita mengalami, sebelum kita mengerti. Segala susahmu, air matamu, keluhanmu, bawalah kepada Yesus, karena Ia mengerti apa yang kita alami.

Ibrani 4 mengatakan bahwa Ia mempunyai belas kasihan, mengerti segala sesuatu yang kita alami, karena Ia sendiri sudah mengalami semua pencobaan, ujian, siksaan, dan kesulitan. Bedanya adalah Ia sama sekali tidak berdosa. Ketika mengalami pencobaan, kita sering gagal. Yesus mengalami semua percobaan, ujian, kesengsaraan, penderitaan, dan Ia lulus. Bukan saja lulus, Ia tidak jatuh ke dalam dosa satu kali pun. Yesus mengerti isi hati kita sampai sedalamnya karena Ia pernah mengalami segala kesulitan.

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/iman-pengharapan-dan-kasih-bagian-10-doktrin-iman