Hari ini kita memperingati ulang tahun ke-31 GRII, tema yang akan disampaikan dalam khotbah hari ini adalah “Siapakah Orang Kristen Sejati?” Lalu seperti apakah orang kristen sejati di hadapan Tuhan dan manusia? Orang dunia mengenal kita sebagai murid Kristus yang sejati melalui fenomena. Jika kita berkata kita adalah orang kristen, siapa yang mengatakan hal ini? Siapa yang mengakuinya? Apakah diri kita sendiri yang mengatakan dan mengakuinya? Dan jika Tuhan tidak mengakui kita lalu bagaimana?
Dalam Matius 7 Yesus berkata, “Banyak orang berkata, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga. Tetapi aku berkata padamu, Aku tidak pernah mengenal kamu, enyahlah daripadaKu.” Ini adalah hal yang paling mengerikan. Seorang hamba Tuhan, memakai nama Tuhan, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan penyakit, bernubuat, dan berbahasa roh, ia mengira dirinya adalah hamba Tuhan, telah melakukan apa yang Tuhan ingin ia lakukan dan dikenal banyak orang.
Ketika ia datang ke hadapan Tuhan dengan berpikir seumur hidup telah mengerjakan banyak pekerjaan Tuhan, Tuhan pasti bersukacita dan sangat menerimanya. Tetapi Yesus berkata, “Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” Tidak ada kalimat yang lebih mengerikan dari kalimat ini. Orang yang mengira dirinya adalah orang kristen, seorang hamba Tuhan, suka mengabarkan Injil, mempunyai kuasa melakukan mujizat, mengusir setan dan menyembuhkan, bahkan melakukan semuanya demi nama Yesus, tetapi satupun tidak ada yang diakui dan diterima Yesus. Bahkan Yesus berkata, “Aku tidak kenal kamu” dan mengusirnya seperti mengusir setan.
Ketika Yesus berkata pada setan, “Enyahlah daripada-Ku.” Yesus tidak mau berhubungan sama sekali dengan setan. Apakah hidup seperti ini masih berarti? Ketika Yesus mengusirnya, menyuruh ia pergi, nilai apa lagi yang dimiliki orang seperti ini? Ketika saya merenungkan hal ini secara mendalam, jika saya bukan seorang kristen sejati, bukan seorang hamba Tuhan sejati, saya akan menjadi orang kristen yang bahkan tidak diakui Tuhan. Lalu bagaimana saya harus menjalani kekekalan saya? Ketika telah menyelesaikan hidup saya di dunia ini, dan masuk ke dalam kekekalan, tetapi tidak diakui Yesus, tidak diterima Yesus, maka semua pekerjaan saya tidak ada gunanya. Lalu saya harus bagaimana, bukankah harus masuk neraka dan menderita selamanya? Ketika hari ini kita memperingati hari berdirinya Gereja Reformed Injili Indonesia, biarlah kita bertanya pada diri kita sendiri, bagaimana saya tahu bahwa saya adalah seorang kristen sejati, mempunyai keyakinan kembali pada Yesus dan diterima oleh-Nya? Jangan menanti hari itu tiba karena sudah terlambat, ketika Yesus berkata, “Aku selamanya tidak kenal engkau.”
Kita tidak akan berdaya untuk merubahnya, tidak bisa naik banding karena ini merupakan otoritas tertinggi dari Yesus. Selamanya kita akan jauh dari Allah Bapa dan dibuang Tuhan. Akibatnya engkau akan masuk neraka dan tidak ada yang dapat menolong lagi. Biarlah ketika masih ada kesempatan, mari kita mengintrospeksi diri. Paulus berkata pada jemaat di gereja Korintus “Biarlah kalian semua mengintrospeksi diri bagaimana kita hidup sebagai milik Kristus.” Demikian juga dengan kita, harus mengintrospeksi diri bagaimana kita menjadi milik Kristus. Seseorang yang menjadi anak Tuhan, pasti harus seturut cara Tuhan bukan cara manusia. Sekarang banyak gereja yang telah jauh dari prinsip yang Tuhan tetapkan. Tiga puluh lima tahun yang lalu di Manado ada seseorang yang sangat kaya, mempunyai beberapa istri, lalu ia merasa bahwa percaya pada Yesus lebih baik daripada percaya agama lain. Maka ia pergi ke salah satu gereja dan berkata, “Saya mau percaya Yesus.” Pendeta gereja itu berkata, “Kami mau tahu dahulu orang seperti apakah engkau. Bagaimana kehidupan dan reputasimu di kota Manado.” Kemudian pendeta ini meneliti, ternyata ia adalah seorang pengusaha besar, mempunyai banyak harta, tetapi memiliki tiga istri dan reputasinya di masyarakat tidak baik. Banyak orang yang mengkritik kehidupannya. Maka pendeta ini berkata padanya, “Jika engkau mau bertobat, mau hidup suci, menjadi orang kristen sejati, engkau harus merubah cara hidupmu, cara berdagangmu. Engkau harus jujur, harus tinggalkan istri-istri mudamu, maka kami akan menerima engkau menjadi anggota jemaat gereja kami.”
Orang ini lalu berkata, “Begitu sulit menjadi orang kisten di gereja ini, saya tidak mau menjadi anggota gereja kalian” lalu ia pergi. Pendeta ini sangat sedih karena bagaimanapun ia harus menerima jemaatnya dengan prinsip Alkitab. Kemudian ada orang yang datang pada pendeta ini dan berkata, “Engkau terlalu sombong, terlalu ketat, tidak sopan berkata-kata padanya. Engkau tahu orang kaya itu di Manado mempunyai kedudukan tinggi, dan engkau telah mengusir dan menghina dia.” Pendeta ini berkata, “Aku tidak menghina dia. Aku mengetahui bahwa ia mempunyai tiga istri, sebagai orang kristen hal ini tidak memuliakan Tuhan. Di dunia usaha ia tidak jujur. Aku berharap ia sungguh-sungguh bertobat dan menjadi orang kristen yang hidup di hadapan Tuhan. Bukan tidak mau ia menjadi anggota jemaat kami, tetapi aku tidak mau dosanya, maka berharap ia bertobat.” Dan orang kaya itu bukan saja tidak bertobat, ia bahkan sangat marah pada pendeta ini.
Kemudian ia pergi ke gereja lain dan berkata bahwa ia ingin menjadi orang kristen. Pendeta gereja lain ini berkata, “Baik, engkau datang ke sini sangat baik. Saya mendengar bahwa engkau mempunyai perusahaan dan kedudukan di masyarakat. Jika engkau datang ke gereja kami, maka ekonomi gereja kami akan meningkat. Dan jemaat gereja kami akan mempunyai nama di masyarakat.” Maka orang itu menjadi jemaat gereja ini dan ia mengirim uang ke gereja ini. Lalu pendeta tersebut berkata pada para majelis, “Puji Tuhan, Tuhan telah mendengarkan doa kita. Gereja kita sudah lama miskin, banyak yang rusak di gereja ini. Kita bersyukur Tuhan telah mendengar doa kita, uang sudah datang yang dikirim orang kaya itu. Jangan kita lupakan budinya”. Maka mereka mengangkat orang kaya itu menjadi ketua majelis gereja tersebut. Ketika melihat hal ini saya merenung dengan seksama, “Tuhan, bagaimana seharusnya gerejamu bersaksi demi nama-Mu? Syarat apa yang harus dimiliki orang kristen dalam mengikuti Engkau?“ Semakin saya merenungkannya, semakin saya menghormati pendeta yang menolak orang kaya tadi.
Pendeta ini mempunyai prinsip, tidak sembarangan, bukan mencari kesenangan manusia, tetapi mentaati prinsip dari Tuhan, menjadi hamba Tuhan yang setia. Lebih baik tidak ada jemaat yang kaya tetapi seorang kristen yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dengan tulus. Apakah pendeta yang seperti ini mudah hidupnya? Tidak. Ia harus berprinsip, bertekad, bersiap hati untuk menderita, walaupun mendapat kritikan manusia, dan juga ia harus terus menjalani hidup yang miskin. Hamba Tuhan seperti ini adalah hamba Tuhan yang sesungguhnya. Hari ini di hari ulang tahun ini, mari kita renungkan siapakah orang kristen itu? Bagaimana posisi seorang kristen? Bagaimana status orang kristen? Orang kristen adalah saksi hidup di hadapan Tuhan dan manusia.
Ketika usia Paulus telah lanjut, ia berkata pada dirinya sendiri, saya tidak bersalah terhadap nurani saya, tidak bersalah pada Tuhan atau manusia, saya hidup di hadapan Tuhan. Saya juga tidak menipu manusia. Tuhan melihat dan menilik hati saya. Manusia melihat hidup saya dan tahu kualitas hidup saya. Sebagai seorang kristen kita harus hidup di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia, menyatakan diri kita di hadapan pencipta kita dan sesama. Di hadapan Tuhan seperti apakah kita? di hadapan manusia seperti apakah kita? Jangan katakan, saya telah fasih membaca Alkitab, sangat mengerti teologia, membaca banyak buku rohani, mendengar banyak khotbah. Tuhan tidak akan menanyakan hal-hal demikian pada engkau. Yang Tuhan ingin tanyakan, di hadapan Tuhan bagaimana hidupmu? Apakah lurus, penuh kasih, penuh keadilan dan kebenaran?
Alkitab menulis, Tuhan berkata “Terhadap orang yang mengasihi, Aku mengasihi dia, terhadap orang yang lurus dengan kelurusan Aku akan memperlakukan dia, terhadap orang yang jujur dengan kejujuran Aku akan memperlakukan dia.” Selain tiga macam jenis orang ini masih ada satu macam orang lagi yaitu orang yang licik dan banyak tipu muslihat, banyak kepura-puraan, dan Allah berkata, “Aku akan memperlakukan mereka dengan kebengkokan.” Engkau licik, Allah tidak licik. Engkau tidak jujur, tetapi Allah jujur. Walaupun yang engkau lakukan menentang Allah, Allah mempunyai cara memperlakukan engkau dengan memberikan jalan yang penuh kebengkokan, sehingga jalanmu tidak lurus dan lancar.
Beberapa bulan ini saya terus memperhatikan pemimpin-pemimpin politik di dunia ini. Pemimpin pemerintah yang tertinggi di dunia ini, sebagian ada yang jujur tetapi kurang pintar, sebagian sangat licik tetapi sangat pintar. Dengan kekuasaan politik, mereka mempermainkan manusia di dunia ini. Yang dapat ditutupi mereka tutupi, yang dapat ditipu mereka tipu. Mereka kelihatan sangat pintar, sangat berpengetahuan, mempunyai tipu muslihat dan banyak akal. Mereka terlihat menyelesaikan berbagai masalah di dunia ini. Tetapi mereka di dalam hatinya tidak lurus, tidak jujur, tidak ada keadilan atau kebenaran. Tetapi ada Allah di surga yang melihat mereka dan melihat bagaimana akhir hidup mereka. Yang engkau lakukan jika lurus dan benar, maka Allah dengan kelurusan akan memperlakukan engkau. Yang engkau lakukan jika jujur, maka dengan kejujuran Allah akan memperlakukan engkau.
…
Bersambung
Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/09/13September2020_ST.pdf