BAB 4 :
PEKERJAAN UTAMA ROH KUDUS (1)
Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalah: (1) menurunkan Firman dari sorga ke bumi; dan (2) membawa orang berdosa dari bumi ke sorga. Ini adalah dua arah yang besar dari pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus membawa Firman dari sorga ke bumi. Lalu dengan Firman itu menyadarkan orang berdosa agar bisa dibawa kembali ke sorga. Pekerjaan Roh Kudus yang terpenting bukan seperti pandangan beberapa orang pada saat ini yang sangat aneh-aneh. Roh Kudus bukan menjadikan orang gemetar atau berjingkrak-jingkrak atau bahkan terjatuh-jatuh. Hal-hal seperti itu tidak ada di dalam Alkitab. Itu bukan pekerjaan Roh Kudus yang utama, bahkan bukan pekerjaan dari Roh Kudus. Yang kita bicarakan di sini adalah doktrin yang stabil. Karena inilah berita firman Tuhan.
ROH KUDUS MENURUNKAN FIRMAN
Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalah menurunkan Firman. Semua ayat Alkitab sebenarnya mencerminkan hal ini, Roh Kudus yang memberikan inspirasi dan menggerakkan nabi-nabi dan rasul-rasul untuk menulis Kitab Suci ini (bdk. 2 Petrus 1:20-21). Jikalau Roh Kudus tidak mewahyukan, tidak seorang pun yang bisa menulis Alkitab. Jadi semua Firman yang tertulis di dalam Kitab Suci ini merupakan karya Roh Kudus yang menurunkan Firman dengan cara menggerakkan para nabi di Perjanjian Lama dan para rasul di Perjanjian Baru. Semuanya ini adalah pekerjaan Roh Kudus.
Pertama, Roh Kudus menurunkan Firman ke bumi. Jikalau gereja tidak mau Firman, tetapi berbicara banyak tentang Roh Kudus, hal itu hanyalah omong kosong belaka. Jikalau gereja tidak mau taat dan tidak mau mendalami Firman yang diturunkan oleh Roh Kudus tetapi mau mendalami pengalaman yang aneh-aneh, lalu menganggap dan mengatakan itu dari Roh Kudus, maka semua itu hanyalah omong kosong belaka, karena Roh Kudus dan firman kebenaran Allah tidak boleh dipisahkan. Barangsiapa yang mengajar theologi tetapi tidak mau pimpinan dan tidak mau taat pada Roh Kudus, jangan Saudara dengar pengajarannya. Sebaliknya, barangsiapa yang banyak berbicara pengalaman dengan Roh Kudus tetapi tidak mau taat kepada prinsip-prinsip Alkitab, jangan Saudara ikuti pengalamannya.
Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Kebenaran adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan diwahyukan oleh Roh Kudus, dan Roh Kudus memimpin manusia masuk ke dalam kelimpahan pengajaran Firman, sehingga Roh Kudus dan Firman Kebenaran Allah bersatu dan tidak boleh dipisahkan. Itu sebabnya Kristus mengatakan di dalam Yohanes 14:15-17 bahwa, “Aku akan mengirimkan Roh itu kepadamu, yaitu Roh Kebenaran.” Roh Kebenaran! Jika kita mengerti dengan sesungguhnya bahwa Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, sebagaimana yang berkali-kali ditekankan oleh Kristus, maka kita akan langsung sadar, bahwa Roh Kuduslah yang mewahyukan kebenaran. Maka tidak aneh jika nabi-nabi dan rasul-rasul menerima inspirasi dari-Nya.
Allah adalah Kebenaran dan Sumber Kebenaran. Hal itu dimengerti dan diterima secara umum. Kristus adalah Kebenaran, baru diketahui setelah pernyataan puncak Kristus di dalam Yohanes 14:6 bahwa Ia adalah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun yang boleh mengatakan, berani mengatakan, dan berhak mengatakan kalimat seperti itu, kecuali ia adalah kebenaran kebenaran itu sendiri. Kalimat ini sekaligus telah menunjukkan bahwa Yesus bersifat ilahi, yang tidak dimiliki oleh manusia mana pun. “Roh Kudus adalah kebenaran” dicatat di dalam 1 Yohanes 5:6. Maka, Allah kebenaran adalah Allah Tritunggal, di mana Bapa adalah kebenaran, ini dicatat di dalam Yohanes 17:17. Dari semua ini, kita melihat bahwa di dalam Alkitab ada empat yang disebut sebagai kebenaran, yaitu : Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, dan Firman dari Allah Tritunggal. Roh Kebenaran menjadi sebutan khusus bagi Roh Kudus, karena Roh Kuduslah yang menurunkan Firman kebenaran kepada dunia ini.
Roh Kudus menurunkan kebenaran di dalam dua versi, yaitu versi tertulis, yaitu Alkitab yang diinspirasikan atau dinafaskan oleh Allah (bdk. 2 Timotius 3:16). Kitab Suci adalah firman Tuhan yang diturunkan dalam bentuk tulisan. Tetapi turunnya Firman tidak berhenti sampai di sana, tetapi terus berlanjut sampai Pribadi Firman itu sendiri turun dalam wujud daging. Itulah Imanuel, Kristus yang berinkarnasi. Maka Firman yang berbentuk daging, merupakan versi kedua. Firman yang turun dalam bentuk tertulis adalah Kitab Suci, dan Firman yang turun dalam bentuk daginhg adalah Yesus Kristus. Keduanya menjadi makanan rohani bagi kita, merupakan manna dari sorga. Dengan demikian, Kristus adalah Firman Allah, dan Kitab Suci adalah juga Firman Allah.
Roh Kudus menaungi nabi dan rasul sehingga mereka mendapatkan inspirasi untuk menuliskan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Roh Kudus juga menaungi anak dara Maria sehingga mengandung Yesus Kristus sebagai Juruselamat satu-satunya. Jikalau Roh Kudus tidak menaungi Maria, maka Kristus tidak akan dilahirkan. Jikalau Roh Kudus tidak memberikan inspirasi kepada nabi dan rasul, tidak ada Kitab Suci yang tertulis. Kedua hal ini sangat penting bagi kita. Melalui Firman, kita mengenal Kristus yang berinkarnasi. Dari Kristus yang berinkarnasi, kita mengenal Allah yang mengutus Anak-Nya. Tetapi kita bisa mengenal Kristus adalah melalui Roh Kudus yang memimpin kita. Jadi Allah Bapa mencipta, Allah Anak menebus, dapat kita ketahui dari Roh Kudus yang telah mewahyukan kepada kita. Jadi pekerjaan Allah Bapa adalah mencipta, Allah Anak menebus, dan Allah Roh Kudus yang mewahyukan. Kalau tidak melalui pewahyuan Roh Kudus, manusia tidak mungkin mengetahui bahwa Allah Bapa itu Pencipta atau Allah Anak itu Penebus. Justru karena Roh Kudus menurunkan Firman, kita mengerti kehendak Allah dan kita mempunyai Kitab Suci yang adalah Firman Tuhan, dan kita boleh mengenal Kristus yang adalah Imanuel. Semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Jika pekerjaan Roh Kudus mempunyai peranan yang begitu penting dalam kehidupan manusia, maka gereja tidak boleh mengabaikan pekerjaan Roh Kudus. Tetapi pada waktu gereja mau memperhatikan pekerjaan Roh Kudus, selalu diselewengkan dan diekstremkan kepada berbagai gejala sekunder yang tidak prinsipil atau yang utama. Ini merupakan bahaya bagi Kekristenan. Jangan Saudara diselewengkan oleh hal-hal yang sekunder yang hanya bersifat fenomena (tampilan lahiriah), tetapi harus mementingkan prinsip-prinsip yang besar, sesuai dengan apa yang diwahyukan oleh Kitab Suci. Pekerjaan terbesar Roh Kudus bukanlah memberikan kemampuan ber-glosolalia atau berbahasa lidah. Itu bukan pekerjaan Roh Kudus yang terbesar. Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalah menurunkan Firman ke dalam dunia sehingga manusia boleh mempunyai Kitab Suci dan manusia boleh mengenal Kristus. Setelah Roh Kudus menurunkan Kitab Suci dan Kristus, bagaimana kita bisa mengerti secara tepat mengenai semua itu.
Kedua, selain menurunkan Firman, Roh Kudus juga melakukan pelayanan eksistensi dengan memberikan illuminasi kepada pembaca agar bisa mengerti apa yang ditulis. Roh Kudus yang sudah mewahyukan firman (Kitab Suci), juga adalah Roh Kudus yang akan memimpin Saudara masuk ke dalam kebenaran Kitab Suci (bdk. Yohanes 16:13). Ia tidak berhenti hanya dengan memberikan inspirasi kepada nabi dan rasul, tetapi ia melanjutkan dengan mengiluminasikan kepada kita kebenaran itu sehingga dengan pimpinan Roh Kudus kita bisa mengerti artinya secara tepat. Jadi orang yang sudah sering dan banyak membaca Kitab Suci tetapi tidak pernah mengerti prinsip-prinsip Alkitab adalah orang-orang yang sangat kasihan. Banyak orang menghafalkan Alkitab untuk bersaing dengan rekan-rekan lain di Sekolah Minggu, atau membaca Alkitab supaya menjadi juara pertama karena disediakan hadiah. Di situ motivasi membaca Firman sudah diselewengkan, baik oleh guru Sekolah Minggu ataupun oleh Iblis. Saya tidak mengatakan guru Sekolah Minggu bekerja sama dengan Iblis. Tetapi guru Sekolah Minggu yang memberikan hadiah, melakukan apa saja, telah menyelewengkan motivasi murid di dalam membaca Alkitab. Jikalau demikian, maka pendidikan agama akan tetap gagal, karena pendidikan agama bukan sekadar memberikan pengertian agama di dalam rasio saja, tetapi pendidikan agama adalah menjadikan seseorang yang telah mengetahui kebenaran dapat bereaksi secara tepat kepada Tuhan dengan ibadah kepada Tuhan dan pengabdian kepada masyarakat dengan tulus ikhlas.
Mengapa gereja yang organisasinya kuat, uangnya kuat, rohaninya tidak kuat? Karena ada sesuatu yang bisa diandalkan sebagai gengsi bagi mereka, sehingga Sumber aslinya dibuntukan, ditutup, dan digantikan dengan hal-hal yang sekunder. Demikian juga karunia Roh Kudus, gejala-gejala yang dihasilkan oleh karunia, atau fenomena yang terjadi merupakan hal-hal sekunder dan tidak boleh diutamakan. Yang harus diutamakan adalah firman Tuhan.
Roh Kudus menurunkan kebenaran supaya kita mengerti kebenaran dan kita beriman di atas kebenaran yang kita dengar, karena iman dimulai dari pendengaran (Roma 10:17). Biarlah gereja yang mengaku diri memiliki Roh Kudus selalu dan semakin banyak membicarakan Firman dan membawa manusia kepada kebenaran dan menanamkan iman di atas Firman, bukan hanya membicarakan Roh Kudus saja. Sebaliknya, jangan karena kita takut adanya ekses atau ekstrem terhadap hal-hal yang sekunder akhirnya kita sama sekali tidak berani membicarakan tentang Roh Kudus. Gereja harus mementingkan pekerjaan Roh Kudus, harus banyak memikirkan dan banyak taat kepada pimpinan Roh Kudus, tetapi jangan pada akhirnya hanya disibukkan dan mementingkan hal-hal sekunder, dan melupakan hal-hal yang bersifat esensial.
ROH KUDUS MEMBERIKAN HIDUP
Arah kedua dari pekerjaan Roh Kudus adalah memberikan hidup kepada orang yang menerima atau menyambut Firman. Roh Kudus memberikan hidup melalui firman Tuhan dengan cara mengubah orang berdosa menjadi orang kudus, dan memberikan hidup yang baru kepada mereka. Firman menjadi pokok yang dipakai oleh Roh Kudus untuk memberikan hidup kepada manusia. Firman ini adalah Firman yang Hidup dan Roh Kudus adalah Roh yang memberikan hidup. Maka di dalam dunia ini peran Roh Kudus adalah menurunkan Firman, sedangkan di dalam hati manusia peranan Roh Kudus adalah memberikan hidup (bdk. Roma 8:1-2). Sebelumnya posisi kita berada di bawah belenggu kuasa dosa dan kuasa maut, karena kita telah berdosa dan menuju kepada kematian sebagai akibat ajal kita (bdk.Roma 6:23). Akibat dari status dosa dan perbuatan dosa adalah menerima buah yang dihasilkan atau upah dosa, yaitu maut. Maka setiap orang berada di bawah kuasa dosa atau bayang-bayang maut tersebut. Sekarang kuasa Roh Kudus membangkitkan roh kita dan membawa kita keluar dari kuasa dosa dan kuasa maut untuk menikmati kuasa hidup baru. Oleh karena itu Roma 8:1-2 mengatakan bahwa sekarang ini setiap orang yang sudah di dalam Kristus tidak dijatuhi hukuman lagi. Berarti kita telah bebas dan terlepas dari hukuman dosa dan kematian, karena Roh Kudus telah memberikan kepada kita hidup dan melepaskan kita dari hukum dosa dan hukum maut. Ayat 2 ini merupakan penjelasan bagi ayat pertama. Oleh sebab itulah kita berseru, “Haleluyah!” Kita sebagai orang Kristen telah diubah dari status orang berdosa menjadi status orang suci melalui pemberian hidup yang baru.
Memberikan hidup yang baru atau suatu proses memperanakkan kita kembali di dalam kerajaan Allah merupakan suatu proses yang panjang. Seperti telah diutarakan di atas bahwa sebelum dilahirkan Saudara sudah sembilan bulan berada di dalam perut ibu Saudara. Itu meliputi proses yang panjang, dimulai dari mengandung kita, mengalami kesulitan dan penderitaan kesakitan, sampai pada akhirnya melahirkan kita. Proses ini menunjukkan bahwa Roh Kudus begitu panjang sabar menantikan kita. Ia terus bekerja melalui Firman sampai hidup itu terbentuk di dalam diri kita dan kita menjadi orang Kristen. Di situlah kita berubah dari status orang berdosa menjadi status orang suci.
Proses ini begitu indah tetapi tidak terpisah dari dua aspek ini: (1) Firman; dan (2) hidup. Bagaimana Roh Kudus bekerja dengan Firman dan hidup ini? Ia bekerja melalui orang-orang yang jujur, yang setia, yang secara tepat membacakan Firman itu kepada Saudara dengan motivasi yang sungguh-sungguh, sehingga ketika Saudara mendengar itu meskipun pertama-tama Saudara menertawakannya, meremehkan berpuluh-puluh kali, tetapi Firman itu akan terus bekerja. Seringkali orang pertama-tama meremehkan Firman. Ketika ia mendengar khotbah, ia hanya melihat dasi yang terpasang miring atau berkomentar yang tidak perlu sehingga Firman tidak didengarkan, hanya menilai orang atau apa yang dikenakannya. Bertahun-tahun mengikuti kebaktian tanpa mendapatkan apa-apa karena hanya sekadar hadir di kebaktian.
fuck