“Hendaklah kamu dipenuhi dengan Roh” (Efesus 5:18)

Celakalah orang Kristen yang tidak mempelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh! Orang yang menyebut dirinya dipenuhi Roh Kudus, yang sangat menekankan doktrin Roh Kudus, tetapi nyatanya hidup mereka tidak kudus, pengertian mereka tentang firman Tuhan juga begitu dangkal, begitu sedikit. Ini bukan prinsip Alkitab.

 A). WAHYU BARU

Perhatikanlah orang yang dipenuhi Roh Kudus, semoga dia juga bertanggung jawab dalam hal mengisi dirinya dengan limpah oleh firman Tuhan yang begitu kaya. Inilah jalan yang stabil. Adapun jalan yang tidak stabil adalah jalan yang gampang, kalau boleh, bisa ditempuh dengan jalan pintas. Dengan sedikit upaya sudah bisa memperoleh, bahkan bisa menyatakan dirinya lebih hebat daripada orang lain. Itu yang disebut kursus kilat. Banyak orang tidak mau belajar piano dari kecil dengan tekun, maka mereka membeli organ, supaya bisa langsung memainkannya.

Zaman ini adalah zaman di mana setan menawarkan jalan pintas. “Untuk apa belajar Alkitab begitu sulit. Belajarlah kepada saya, cukup hanya saepuluh menit, langsung sudah bisa dipenuhi Roh Kudus. Dan sesudah dipenuhi Roh Kudus, kau tidak perlu belajar Alkitab lagi. Berbeda dengan mereka yang menggunakan rasio, karena kau yang sudah mempunyai roh lebih tinggi daripada mereka.”  Itulah penawaran setan.  “Bukankah Alkitab adalah wahyu kuno, sedangkan aku mendapatkan wahyu baru? Bukankah Alkitab sudah berusia 2.000 tahun, tetapi wahyu yang aku dapatkan baru kemarin?”  Inilah yang setan kerjakan.

Dari satu aspek memang kelihatan benar, karena dia merasakan kesegaran akan penyertaan Tuhan dan tindakan Tuhan dalam menyatakan seseuatu kepadanya. Dia mempunyai motivasi yang baik, dia percaya bahwa Tuhan itu hidup. Saya kagum akan hal itu. Tetapi sayang, dia tidak tahu bahwa wahyu sudah berhenti pada saat Kitab Suci sudah diberikan secara sempurna. Yang ada kini hanyalah pimpinan-Nya kepada orang-orang yang sungguh taat kepada-Nya untuk kembali ke dalam Kitab Suci yang tertulis. Kembali kepada Alkitab dan tunduk kepadanya dengan pimpinan yang segar, dengan pengertian yang segar, dengan pencerahan yang segar. Itulah berita dari Roh Kudus.

Setiap hari, setiap saat, setiap detik, kita masih mungkin menerima pencerahan yang segar, pimpinan yang segar dan pengertian yang segar dari Roh Kudus; tetapi bukanlah wahtyu baru. Tidak ada lagi yang diwahyukan kepada seseorang dengan diiringi kalimat, “firman tuhan  kepadaku,” seperti pada zaman nabi dan rasul. Karena Kitab Suci merngatakan, “Gereja didirikan di atas nabi-nabi dan rasul-rasul” (Efesus 2:20). Berarti tidak ada lagi landasan gereja yang lain, kecuali Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Seandainya ada orang berani berkata, “Kemarin saya mendapat wahyu dari Tuhan,” saya kuatir jikalau dia menuliskan wahyu tersebut, maka akan ada dua kitab Wahyu. Bagaimana seorang bisa mengatakan dirinya mendapat wahyu? Jikalau dia menerima wahyu, dia harus membicarakan ayat itu satu dengan yang lain. Hal itu hanya terjadi sebelum Kitab Suci ditulis dengan lengkap, bukan mengatakan dengan ayat yang sudah ada, lalu Saudara mengatakan bahwa Saudara telah mendapat wahyu.

B). PROBLEMA HERMENEUTIKA

Kadang-kadang kesalahan di dalam mengerti Alkitab dikarenakan tugas hermeneutika (ilmu atau prinsip-prinsip di dalam menafsir isi Alkitab)  kurang dapat dipertanggung jawabkan. Misalnya ada orang akan berkata, “Yesus Kristus tidak berubah, kemarin, sekarang, dan selama-lamanya.” (Ibrani 13:8). Kalau dulu Dia menyembuhkan, sekarang pun Dia akan menyembuhkan”  Maka ayat Ibrani 13 itupun dipakai untuk mendoakan orang yang sakit. Saya percaya kita memang berhak meminta, dan sampai sekarang Tuhan masih bisa menyembuhkan orang sakit. Tetapi kalau Saudara memakai ayat itu untuk mendoakan orang sakit, saya juga akan menuntut: “Bukankah Yesus tidak berubah? Kalau begitu, Yesus pernah membangkitkan orang mati, sekarang apakah Saudara dapat membangkitkan orang mati?”  Tentu orang akan berkata, “Wah, soal bangkit dari mati adalah hal lain, kalau kesembuhan masih mungkin.”  Inilah yang disebut menafsirkan Alkitab dengan semaunya sendiri!

Dahulu Yesus menyembuhkan orang sakit hanya dengan mengatakan, “Sembuhlah kau!”, maka orang itu pun sembuh. Yesus juga pernah berkata, “Lazarus, keluar!” maka Lazarus pun keluar dari kuburnya. Jika prinsip Ibrani 13:8 dipakai oleh pendeta untuk menyembuhkan, sekarang persilahkan pendeta itu memakai ayat tersebut ke kuburan dan berkata, “Aminudin, keluar!”  Apa yang akan keluar? Ayat Ibrani 13:8 tidak boleh ditafsirkan sembarangan, semau kita atau dipakai untuk menunjang prinsip kita sendiri yang tidak sesuai dengan Alkitab. Oleh karena itu, janganlah sembarangan menafsir Alkitab. Akibatnya, firman Tuhan tidak diterapkan sesuai dengan kebenaran yang dinyatakannya.

C). MENDUKAKAN ROH KUDUS

Orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus-lah yang menerima Roh Kudus, karena kerpada mereka telah diberikan Roh Kudus untukmenjadi meterai sampai Kristus datang kembali. Sebab itu Paulus berkata kepada jemaat di Efesus, “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efessus 4:30).

Janganlah saudara mendukakan Roh Kudus, karena Roh Kudus seperti seorang ibu yang melahirkan anak. Dia mengasuh, memimpin dan membesarkannya dengan susah payah, dengan airmata dan dengan pengharapan yang penuh. Dia tidak ingin disakiti oleh anak-Nya. Demikian juga Roh Kudus yang sudah melahir-barukan kita, memberi kita hidup baru. Dia berdiam di dalam diri kita, seperti seorang ibu yang menjaga, membesarkan dan memberi kita kekuatan untuk menunggu sampai Kristus datang kembali. Janganlah mendukakan Roh Kudus, jangan membuat Dia menangis, sedih dan susah, karena Dia begitu mengasihi kita.

Di dalam surat-surat Paulus disebutkan tiga macam dosa yang mungkin orang Kristen lakukan terhadap Roh Kudus, yaitu mendukakan Dia, memadamkan Dia dan tidak taat kepada-Nya. Maksudnya, pada waktu Roh Kudus menggerakkan hati kita, memimpin kita, jangan kita membangkang atau menolak. Bukankah tidak pantas kalau kita yang sudah diberi hidup, diberi keselamatan dan penebusan oleh Roh Kudus justru tidak taat kepadanya?

Jangan memadamkan Roh Kudus, berarti kalau api Roh Kudus menggerakkan kita untuk mengerjakan sesuatu, seperti memberitakan Injil kepada orang lain, kerjakanlah itu. Jangan kita berdalih apa pun juga. Semua itu adalah bujukan dari setan.  Saat Roh Kudus menggerakkan kita untuk mengabarkan Injil, membagikan traktat, menjadi saksi, atau mengerjakan ini dan itu, janganlah kita memadamkan gerakan-Nya. Terlalu banyak orang Kristen yang sering memadamkan api Roh Kudus, sehingga mereka tidak lagi berguna di dalam kerajaan Allah. Lalu mereka mengampuni diri dengan kata-kata yang tidak bertanggung jawab: “Tidak apa-apa, banyak pendeta juga tidak kuat. Bukankah saya tidak dipanggil untuk menjadi pendeta, jadi jika saya tidak mengabarkan Inil maka tidak apa-apa.”  Semua itu adalah tipuan dari setan.

Paulus berkata, “Jangan memadamkan Roh Kudus.”  “Jangan menolak Roh Kudus.”  Maksudnya jangan dengan sengaja mengerjakan sesuatu yang bukan saja melawan suara hati nurani kita sendiri, tetapi juga melawan pimpinan Roh Allah. JIka saudara berulang kali memadamkan panggilan Roh Kudus, Ia akan mendiamkan Saudara. Dia bersedih di dalam diri Saudara. Meskipun Dia tetap berada di dalam diri Saudara, tetapi Dia berduka. Dia melihat kita, anak yang tidak taat ini, selalu meremehkan api-Nya, dan lambat laun kita menjadi tidak peka terhadap pimpinan-Nya yang khusus atas diri kita. Dengan demikian, yang rugi bukan Roh Kudus tetapi diri kita sendiri.

 

D). MENGHUJAT ROH KUDUS

Menghujat Roh Kudus tidak mungkin dilakukan oleh orang Kristen yang sudah diselamatkan. Seorang Kristen yang sungguh telah diperanakkan kembali tidak mungkin menghujat Roh Kudus. Pernyataan ini mungkin sedikit menenangkan kita, karena saya percaya di antara kita ada sebagian orang yang merasa dirinya mungkin pernah menghujat Roh Kudus, sehingga merasa ketakutan luar biasa.

Tidak ada kemungkinan bagi orang yang sungguh-sungguh diselamatkan atau diperanakkan kembali untuk menghujat Roh Kudus. Mengapa? Karena hal menghujat Roh Kudus dilakukan pada waktu kita belum menjadi seorang yang percaya. Bila orang yang belum percaya atau yang menolak pekerjaan Tuhan terhadapnya menghujat Roh Kudus, berarti dia pernah menolak penawaran itu untuk selama-lamanya. Orang yang demikian tidak akan digerakkan lagi. Orang yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan tidak mungkin menghujat Roh Kudus.

Orang yang sudah pernah menghujat Roh Kudus, tidak mungkin merasa takut dirinya telah menghujat Roh Kudus. Sema seperti seorang yang berdiri di tempat yang tinggi sekali dan melihat ke bawah, dia takut jatuh dan mati. Itu tandanya ia belum mati, karena bila sudah jatuh dia akan mati, dan dia tidak akan takut mati lagi. Jadi orang yang takut mati berarti dia belum mati, karena orang yang sudah mati tidak bisa takut mati lagi. Saudara takut jatuh membuktikan Saudara belum jatuh, demikian juga jika Saudara takut pernah menghujat Roh Kudus membuktikan bahwa Saudara tidak menghujat Roh Kudus.

Tetapi, setan mungkin pernah memakai kesempatan-kesempatan tertentu membuat ilusi di dalam pikiran Saudara, sehingga Saudara mengira Saudara telah menghujat Roh Kudus, padahal itu hanya merupakan tipu muslihat.

Siapakah orang yang menghujat Roh Kudus? Orang yang menghujat Roh Kudus adalah dia yang terus menerus menolak gerakan Roh Kudus di dalam hatinya, khususnya gerakan mengambil keputusan menerima Yesus Kristus. Roh Kudus menggerakkan, memberikan penawaran kepadanya, tetapi dia menolak dan menolak, bahkan sampai saat terakhir pun dia tetap menolak, maka Roh Kudus meninggalkan dia, dan dia mati di dalam dosa. Orang itu disebut sebagai orang yang menghujat Roh Kudus. Jika Saudara sudah menerima Ktristus berarti hal tersebut tidak pernah terjadi pada diri Saudara.

Alkitab mengajarkan, Allah Bapa menyediakan keselamatan, Allah Anak menggenapi keselamatan, Allah Roh Kudus melaksanakan dan menyodorkan penawaran keselamatan. Keselamatan yang disediakan dan direncanakan Bapa hanya mungkin digenapi, jika Kristus taat kepada Bapa. Lalu Allah Bapa mengirim Kristus ke dunia untuk menjadi Juruselamat, maka di atas kayu salib Yesus menggenapkan semuanya. Yesus meminta kepada Bapa untuk mengirim Roh Kudus. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Maka Roh Kudus menggerakkan hati manusia. Tetapi bila orang yang digerakkan menolak, berarti gerakan Roh Kudus ditolak. Akhirnya Roh Kudus terakhir kali menggerakkan dia, dan dia tetap tidak mau. Berarti dia telah menghina dan menolak Roh Kudus, maka dosanya tidak akan memperoleh pengampunan, dia akan membawa dosanya untuk selama-lamanya. Orang semacam itulah yang disebut menghujat Roh Kudus.

Semua yang disebut jangan, jangan dan jangan, adalah perintah Allah dari aspek negatif; dan dari aspek positif, Paulus berkata, “Hendaklah kamu dipenuhi oleh Roh Kudus.”  Kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebelum kita dipenuhi Roh Kudus, kita harus terlebih dahulu mengerti siapa itu Roh Kudus, dan apakah kehendak-Nya. Roh Kudus adalah Allah. Dia berdaulat. Dia mempunyai kuasa tertinggi. Kalau kita sudah mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Allah, barulah kita mungkin dipenuhi oleh-Nya. Barangsiapa mempermainkan Roh Kudus, barangsiapa mengira kalau sudah bisa bersuara yang aneh-aneh, berarti sudah terbukti memiliki Roh Kudus, maka Roh Kudus akan membiarkan dia, karena dia telah membalikkan seluruh urutan karunia Roh.

Roh Kudus adalah Allah yang berdaulat. Allah yang menjadi Tuhan di dalam hidup kita. Bila kita menaklukkan diri kepada-Nya, barulah kita mungkin dipenuhi oleh-Nya. Kalau kita meniru orang lain, mempelajari glossolalia (bahasa lidah) hanya untuk menyatakan diri telah memiliki Roh Kudus dan lebih hebat dari orang lain, maka Roh Kudus akan membiarkannya. Roh Kudus akan membiarkan orang-orang seperti itu merasa hebat, padahal pengalaman-pengalaman tanpa ditunjang oleh firman yang sejati dan Roh yang sejati, justru akan mendatangkan bahaya besar bagitu diri mereka sendiri. Tuhan membiarkan orang-orang semacam ini, memperbolehkan mereka kelihatan hebat dan sukses luar biasa. Lalu sesudah itu, membuang mereka. Seperti yang telah dialami oleh Jimmy Swagart, James Baker, dan seorang lagi, yang tidak akan saya sebutkan namanya, yang sekarang masih kelihatan besar sekali, padahal dia sudah berzinah, dan sudah mengganti namanya.

Jangan bermain-main dengan Tuhan. Dia akan membiarkan Saudara menjadi besar di luar kehendak-Nya, di luar pimpinan firman-Nya, dan di luar prinsip Alkitab, lalu akhirnya mempermalukan Saudara dan membiarkan Saudara binasa di dalam ulah Saudara sendiri. Untuk itu kita perlu sekali mempelajari bagaimanakah ciri-ciri seorang yang betul-betul dipenuhi oleh Roh Kudus. Amin.

 Sumber :
Nama Buku           :  ROH KUDUS, DOA dan KEBANGUNAN
Penulis                   :  Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit                :  Momentum, cetakan ke-tujuh tahun 2011
Halaman             :  89 – 97

 

Dambil dari :  Sola Scriptura – Facebook

 

Artikel Terkait :