Dasar dari Hukum ketujuh “Jangan berzinah” adalah relasi kita dengan Tuhan. Relasi dengan Tuhan yang melandasi relasi kita dengan sesama. Oleh karena itu, Tuhan menuntut setiap umat-Nya untuk menghormati Dia dan hanya berbakti kepada-Nya sebagai satu-satunya Tuhan bagi hidupnya. “Cinta” harus terkait dengan “hanya memiliki satu sasaran”. Ini adalah dua hal yang tidak bisa dikompromikan. Jika seseorang mengaku mencintai Tuhan, tetapi di luar Tuhan masih ada ilah yang lain, maka pasti orang itu tidak mengenal Tuhan dan tidak mengasihi Tuhan dengan sungguh. Tuhan berfirman, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, sepenuh jiwamu dan sepenuh kekuatanmu, karena Dia adalah satu-satunya Allah.” Berdasarkan hal ini kita baru bisa membangun relasi yang benar dengan sesama manusia.
Relasi dengan sesama diawali dengan menghormati orang tua. Sama seperti Tuhan itu Esa, maka orang tua kita juga merupakan satu pasangan. Meskipun ada kemungkinan, ketika ayah atau ibu kita telah meninggal dunia, lalu ibu atau ayah kita menikah lagi, namun sesungguhnya ayah dan ibu kita yang asli adalah orang tua yang telah Tuhan berikan kepada kita untuk menjadikan dan melahirkan kita. Oleh karena itu, kita harus menghormati mereka. Sekalipun sebagai manusia, mereka memiliki kelemahan, kekurangan atau sifat yang bertolak belakang dengan kita, kepatuhan kita kepada firman Tuhan mengharuskan kita untuk tetap menghormati mereka. Sama seperti prinsip Tuhan Yesus yang mengajarkan bahwa kita harus mendengarkan ajaran orang Farisi yang duduk di kursi Musa, tetapi jangan ikuti teladan mereka; demikian kita harus tetap menghormati orang tua, tetapi tidak perlu meneladani sifat mereka yang buruk. Teladan kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Perintah ini dilanjutkan dengan jangan membunuh. Kita harus menghargai hak asasi manusia. Kita harus menjunjung tinggi keberadaan orang lain. Sekalipun derajat status sosial atau pendidikan mereka lebih rendah daripada kita, secara hakikat mereka adalah manusia sama seperti kita, yang dicipta menurut peta teladan Allah, sehingga harus kita hormati. Itu sebabnya, orang miskin tidak boleh membenci orang kaya; dan orang kaya tidak boleh menghina orang miskin. Orang yang berkemampuan intelektual yang tinggi, tidak boleh menghina atau melecehkan yang bodoh; orang yang ganteng tidak boleh menghina orang yang kurang elok parasnya. Status manusia sama di hadapan Allah. Iman dan etika orang Kristen juga tidak memperbolehkan kita membenci orang lain, karena barang siapa membenci sesamanya, ia telah menanamkan motivasi pembunuhan di dalam hatinya.
Hukum ini dilanjutkan dengan “Jangan Berzinah”. Hukum ini berkenaan dengan hubungan pria dan wanita, secara khusus dalam hal hubungan seksual. Dosa seksual adalah dosa yang menghancurkan kelestarian seluruh umat manusia. Tidak ada agama lain di dunia yang memberikan larangan perzinahan lebih keras dan lebih serius daripada Alkitab. Sejak Perjanjian Lama, Tuhan tidak pernah memisahkan kesucian seseorang dengan kesucian seksualnya. Allah menuntut umat pilihan-Nya menjadi bangsa yang suci. Allah berkata, “Aku, Allah yang memanggil engkau adalah suci, maka hendaklah engkau suci di dalam segala hal yang engkau perbuat” (Im. 11:45; 20:26; Ul. 7:6).
Abraham dan Hidup Suci
Abraham adalah orang yang sedemikian penting di dalam Perjanjian Lama. Ia pernah berbuat salah karena mengikuti anjuran istrinya yang kurang taat kepada Tuhan. Ia tidur dengan dayang yang diberikan oleh istrinya yang mandul untuk mendapatkan seorang anak. Akibat ketidaksucian itu akhirnya mendatangkan malapetaka yang dahsyat di dalam sejarah, yaitu mengakibatkan peperangan yang tidak habis-habis antara bangsa Arab dan bangsa Yahudi, sampai Kristus datang kembali. Saya pernah mengatakan bahwa saya tidak percaya bahwa Palestina dan Yahudi akan dapat berdamai. Kedua bangsa ini berbeda mutlak, orang Palestina menganut agama Islam sementara orang Yahudi menganut agama Yahudi. Kedua agama ini tidak mengenal dan mengajarkan pentingnya pengampunan. Akibatnya, yang timbul adalah semangat kebencian, balas dendam, dan keberanian berbuat kejahatan yang akan dibalas dengan kejahatan. Tanpa konsep pengampunan, maka keadilan akan diidentikkan dengan balas dendam. Konsep keadilan yang sempit ini sangat berbeda dari ajaran Kitab Suci, di mana Yesus Kristus memenuhi tuntutan keadilan Allah dengan cara menanggung dosa kita di atas kayu salib dan menebus kita. Inilah keadilan yang dipenuhi dengan pengorbanan yang bersifat penggantian (substitusi), sehingga pengampunan Allah yang didasarkan pada kasih-Nya berlaku atas kita. Maka di dalam iman Kristen, cinta kasih dan keadilan, yaitu dua sifat dasar ilahi, bersifat sejajar dan sejalan, tidak berbenturan dan bertentangan. Di dalam Tuhan Yesus Kristus dan di dalam iman Kristen, pengampunan dan penghakiman dapat berjalan tanpa kontradiksi satu terhadap yang lain. Sungguh tidak ada keagungan ajaran agama yang setuntas ini. Oleh karena itu, hanya di dalam Kitab Suci ada pengharapan sejati bagi umat manusia dan ada jalan keluar dari dosa secara benar dan bertanggung jawab.
Karena Abraham telah bersalah di dalam seks, terjadilah kesusahan yang berkepanjangan dan tidak mungkin dibereskan di dalam sejarah. Itu sebabnya kita harus waspada. Jangan memberikan sumber hidupmu kepada perempuan lain di luar istrimu. Jangan mencari kenikmatan seksual dari orang yang bukan pasangan hidupmu. Melainkan puaslah dengan pasangan hidupmu yang sudah Tuhan berikan kepadamu. Peliharalah hubungan suami istri dengan baik.
Kecuali engkau bertekad untuk sungguh-sungguh mau mencintai dan bertanggung jawab pada satu orang itu, lebih baik engkau tidak menikah. Jangan engkau bermain-main dengan seks. Abraham sangat mengetahui hal itu sehingga ia tidak memperkenan anaknya, Ishak, untuk menikah dengan wanita Kanaan, melainkan ia mencarikan istri dari Mesopotamia. Bukankah Abraham sudah Tuhan panggil keluar dari Mesopotamia, mengapa ia tetap mau mengambil menantu dari Mesopotamia dan bukan dari Kanaan? Bukankah Kanaan adalah tempat yang Tuhan janjikan bagi keturunannya? Abraham tahu bahwa perempuan Kanaan menyembah berhala dan hampir tidak ada orang Kanaan yang sungguh-sungguh takut akan Allah. Meskipun orang Mesopotamia juga menyembah berhala, tetapi kehidupan seks mereka jauh lebih baik dari orang Kanaan. Bahkan di antara mereka, masih ada orang-orang yang mau mencari dan rindu untuk menyembah Allah yang sejati. Abraham adalah salah satu orang yang paling murni hatinya. Yesaya menuliskan, “Ketika Abraham seorang diri, Tuhan memanggil dia” (Yes. 51:2). Dikatakan “seorang diri,” berarti ia berbeda dari semua orang yang ada di sekitarnya. Tidak ada orang yang seperti dia, yang takut kepada Allah yang Esa. Di dalam keadaan ini Allah memanggil dia keluar dari tanah airnya, tempat bapanya, untuk menuju ke tempat yang akan Tuhan tunjukkan kepadanya. Abraham meninggalkan tempat asalnya ketika ia berusia 75 tahun. Dia meninggal di usia 175 tahun. Itu berarti genap satu abad Abraham mengikut Tuhan dengan setia, jujur, dan tekun. Oleh karena itu, Tuhan membangkitkan suatu bangsa yang suci dari keturunannya. Dan kesucian itu ditandai dengan kesucian di dalam hubungan seksual.
Abraham memanggil pembantunya yang paling tua dan paling baik dari 318 orang pembantunya. Ia berkata, “Aku sudah tua. Aku berpesan kepadamu, jangan mencarikan jodoh bagi anakku satu-satunya, Ishak, dari tanah ini. Engkau harus pergi ke tempat asalku, carikan seorang perempuan yang baik untuknya” (Kej. 24:1-4). Abraham sedemikian ketat dalam mencari istri bagi anaknya. Pemikiran ini dilandaskan karena Tuhan menginginkan rumah tangga yang suci, di mana suami istri saling setia, sama-sama menjaga kesucian diri. Kesucian diri itu dinilai dari kesucian hubungan seksual yang merupakan dasar untuk melestarikan kebahagiaan seluruh masyarakat dan negara.
Kesucian dan Kenikmatan Seksual
Rumah tangga adalah unit yang paling dasar di dalam masyarakat, negara, maupun seluruh umat manusia. Tuhan sangat memberkati seorang laki-laki dan seorang perempuan yang seumur hidup saling setia. Seorang laki-laki yang berhubungan seksual hanya dengan seorang perempuan, kedua-duanya tidak mungkin terjangkit penyakit kelamin. Tetapi orang yang suka berganti-ganti pasangan, melakukan hubungan seks di luar pasangannya yang sah, Tuhan mengizinkan bakteri penyakit kelamin menyerang dia. Meskipun sudah ada antibiotik yang dapat mengobati dan menyembuhkan penyakit kelamin itu, tetap tidak memberikan jaminan kesembuhan yang total dan kebaikan bagi umat manusia. Kadang-kadang Tuhan mengizinkan penyakit merajalela dalam hidup manusia untuk menghukum orang yang tidak suci dalam hubungan seksual.
Tuhan berulang kali berfirman kepada orang Israel, “Jangan membiarkan anak-anak bergaul, menikah dengan orang-orang Kanaan, karena anak-anakmu akan ikut dengan mereka menyembah berhala, menyimpang dari firman-Ku; tidak lagi setia kepada-Ku, dan hidup berzinah.” Di sini kita melihat tiga hal yang dikaitkan: agama, seks, dan kesucian. Ketiga hal ini memiliki relasi yang saling terkait erat. Ini adalah pemikiran yang penting sekali. Jika anak-anakmu menikah dengan orang kafir, anakmu akan ikut-ikutan menyembah berhala, akan menyembah ilah palsu. Padahal Allah yang Esa, yang sejati, yang suci, menginginkan engkau hidup di dalam kesucian.
ahukah Anda bagaimana dan mengapa penyakit syphillis, yaitu penyakit kelamin yang mengerikan menjalar di benua Eropa? Penyakit ini hadir di Eropa mulai dari sebuah kapal yang kembali dari keliling dunia. Kapal ini dipimpin oleh Ferdinand Magellan, seorang petualang Portugis, yang dibiayai oleh Raja Charles I dari Spanyol. Mereka berlayar melewati Amerika Selatan sampai ke Filipina. Di Filipina, mereka berperang dan Magellan mati di situ. Awak kapalnya melanjutkan perjalanan kembali ke Spanyol. Setelah itu, para awak kapal itu hidup di tengah-tengah orang-orang Eropa. Inilah mulainya malapetaka menjalar di Eropa. Selama berlayar, para awak kapal ini melacur di mana-mana, dan ketika mereka kembali ke rumah mereka, mereka membawa serta bakteri syphillis. Cukup empat belas tahun untuk menjangkitkan penyakit yang menakutkan ini ke seluruh Eropa. Jangan main-main! Tuhan membiarkan penyakit itu merajalela selama lima ratus tahun tanpa ada obat yang dapat menyembuhkannya. Orang-orang yang terserang penyakit kelamin ini, bukan hanya menderita rasa sakit, tetapi juga rasa malu yang luar biasa.
Ketika seorang sakit flu, ia akan dengan mudah menjawab orang yang bertanya tentang penyakitnya. Akan menjadi lebih lirih dan tidak selantang yang pertama, jika seseorang terjangkit penyakit TBC (tuberkulosis). Namun, akan sangat malu dan tidak bisa menjawab ketika seorang yang terkena penyakit kelamin, ditanya oleh orang lain tentang penyakit yang dideritanya. Ia akan sakit dan sekaligus merasa sangat malu. Ia akan sangat berharap tidak ada orang yang akan menanyakan penyakitnya. Ia tidak ingin ada orang memperhatikan dia dengan menanyakan penyakitnya. Di situ rasa sakit dan malu bercampur menjadi satu.
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa malu dan tahu malu. Kalau seseorang sudah tidak tahu malu, maka dia boleh dianggap lebih rendah dari binatang. Saraf yang paling rumit di seluruh tubuh kita hanya ada di dua tempat yaitu di seputar mata dan di alat kelamin. Tuhan menciptakan alat kelamin sebagai tempat yang memiliki begitu banyak saraf. Tempat ini menjadi tempat yang sangat peka sehingga kita bisa menikmati kenikmatan seks yang luar biasa. Ada orang yang suka mencari perempuan lain dan tidak setia kepada pasangan hidupnya, karena ia merasa nikmat dan tidak lagi berpikir tentang kesetiaan dan kesucian yang Tuhan perintahkan. Dia tidak lagi memikirkan tentang dosa karena yang diinginkan hanyalah kenikmatan. Memang, alat kelamin kita memiliki begitu banyak saraf yang membuat kita dapat menikmati anugerah Tuhan. Kita memiliki kebebasan pada saat melakukan hubungan seksual, tetapi bukan kebebasan untuk melampiaskan nafsu tanpa kontrol. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga kebebasan kita untuk tetap berada di dalam rel. Bagai kereta api yang boleh saja melaju dengan cepat atau lambat, tetapi tetap tidak boleh keluar dari rel. Jika ia tergelincir dan keluar dari rel, maka akan terjadi bahaya dan kecelakaan yang fatal. Oleh karena itu, kebebasan dan kenikmatan seks harus tetap dijaga di dalam rel yang sudah Tuhan tetapkan, yaitu: Jangan berzinah.
Perzinahan mengakibatkan banyak hal yang tidak bisa kita bayangkan. Perzinahan bukan saja akan merusak tubuhmu, tetapi juga memukul jiwamu, membuat hati nuranimu akan kehilangan sejahtera. Setiap orang yang tidak setia di dalam hubungan seksual, yang melampiaskan nafsu berahi dengan semaunya, akan selalu mendapatkan teguran dari hati nuraninya. Ketika hati nurani itu tidak lagi menegur, maka dapat dikatakan orang itu sudah hampir tidak memiliki harapan lagi. Saya bukan mengatakan mutlak tidak ada harapan, tetapi hampir tidak punya harapan, karena bagaimanapun Tuhan masih bisa memberikan belas kasihan dengan cara didikan yang khusus dari-Nya.
Status dan Fakta Kesucian Umat Tuhan
Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat Korintus, ia menyebut mereka sebagai orang suci atau orang kudus. Jika kita membaca surat ini, kita jelas melihat bahwa jemaat ini tidak hidup kudus. Ada beberapa hal yang tidak baik tertulis di situ, seperti: 1) Memperebutkan makanan pada saat perjamuan kasih. Gereja Korintus mengadakan perjamuan kasih agar jemaat yang miskin bisa menikmati makanan yang tersedia. Tetapi ada orang-orang yang serakah, mengambil sebanyak-banyaknya tanpa memedulikan apakah orang lain akan mendapatkan makanan atau tidak. Orang-orang egois ini akan membuat orang miskin tidak mendapatkan makanan yang cukup. Ini adalah dosa. 2) Ada perpecahan. Ada orang yang menyebut diri golongan Paulus atau golongan Petrus atau golongan Apolos. Mereka saling memusuhi dan menganggap diri yang paling baik dan paling rohani. Yang paling celaka adalah ada orang yang tidak menyebut diri golongan Paulus atau Petrus atau yang lain, tetapi menyebut diri milik Kristus. Apakah yang mengaku milik Kristus adalah yang paling baik? Justru mereka yang paling buruk. Mereka adalah orang yang paling sombong dan menganggap hanya mereka yang milik Kristus, sementara yang lain tidak. Kita harus sadar, ketika kita menyebut diri orang Reformed, bukan berarti kita orang paling baik, tetapi karena kita mengikuti semangat Reformed yang mau terus belajar firman Tuhan, mengikuti Sola Scriptura, dan mau setia hidup di dalamnya. 3) Ada kekacauan tentang karunia Roh Kudus dan karunia lidah. Hal ini membuat gereja menjadi tidak tertib. Tetapi ada hal penting yang perlu kita bahas di dalam topik kita, yaitu: 4) Ada orang yang berzinah dengan ibu tiri. Berita buruk ini tiba di telinga Paulus sehingga Paulus merasa perlu untuk membereskannya.
Pada bagian awal suratnya, Paulus menyebut jemaat Korintus sebagai jemaat yang suci. Tetapi di dalam 1 Korintus 5, Paulus membicarakan adanya orang yang sampai berani berzinah dengan ibu tirinya sendiri. Di sini kita melihat suatu prinsip yang penting. Secara status, jemaat Korintus adalah jemaat yang telah dikuduskan dan diselamatkan oleh Tuhan. Tetapi secara kondisi dan pelaksanaannya, banyak orang Kristen yang hidupnya tidak sejalan dengan keselamatan yang telah ia terima. Maka, di sini Paulus menyatakan, jangan bergaul dengan orang seperti itu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kita harus menyerahkan dia kepada setan supaya pada waktu Tuhan Yesus datang kembali kelak, ia diselamatkan. Di sini kita melihat adanya kaitan antara perzinahan, keselamatan, dan ekskomunikasi (pengucilan).
Di dalam acara yang lain, saya menegaskan beberapa hal yang dilakukan oleh orang-orang Kristen di abad pertama, yang menunjukkan bahwa mereka adalah Gereja yang sejati, yaitu: 1) menjaga dan memelihara ajaran para rasul; 2) berdoa; 3) bersekutu; 4) menjalankan sakramen: memecahkan roti. Selain itu, gereja yang sejati harus memiliki satu tanda lagi, yaitu: mendisiplin orang berdosa. Jika ada orang Kristen yang berzinah, ia harus dihentikan dari menerima perjamuan kudus. Jika ada majelis yang berzinah, harus berani diumumkan dan memberlakukan ekskomunikasi, mengeluarkannya dari gereja. Disiplin terhadap orang Kristen yang berdosa adalah tuntutan Alkitab. Orang berdosa harus ditegur di hadapan umum. Hal seperti ini, mungkin akan sangat langka kita temukan di dalam gereja-gereja modern saat ini. Hampir tidak ada pendeta yang berani menjalankannya. Ada pandangan, lebih baik hanya ditegur empat mata, secara pribadi saja. Tetapi jika kita melihat Alkitab, dengan tegas Alkitab mengatakan: Tegurlah orang berdosa di muka umum. Tetapi sebaliknya, mungkin bisa terjadi ada anak muda yang belum mengerti dengan baik, setelah membaca ayat ini langsung menegur kanan kiri karena dia beranggapan bahwa dia sedang menjalankan ayat tersebut. Itu pun tidak benar. Oleh karena itu, perlu keseimbangan pengertian dan sinkronisasi antara penggembalaan, pengajaran, dan disiplin. Allah yang kasih adalah juga Allah yang adil. Allah yang mengampuni juga adalah Allah yang menghukum. Menerapkan hal seperti ini tidaklah mudah.
Di dalam persoalan jemaat Korintus, Paulus mengucilkan orang yang telah berzinah tersebut secara terang-terangan. Kemudian di dalam nama Tuhan Yesus, orang tersebut diserahkan ke tangan setan, agar tubuhnya dihancurkan. Maksudnya, orang berzinah itu mungkin saja akan terkena akibat-akibat dosanya, terkena penyakit kelamin, atau yang lainnya. Maka kita serahkan dan biarkan dia mati digerogoti oleh penyakit itu. Tuhan membenci dosa, apalagi dosa perzinahan. Itulah sebabnya, kita harus selalu mengingatkan diri kita sendiri, bahwa berzinah adalah perkara yang keji, melanggar kesucian yang Tuhan tuntut, dan akan mendukakan hati Tuhan.
Dosa Perzinahan dan Pengampunan
Bukankah Tuhan Yesus mengampuni perempuan yang berzinah, tidak menghakiminya, dan memintanya untuk bertobat? Tuhan memang mencintai setiap orang berdosa. Dia juga sanggup untuk mengampuni dosa yang sebesar apa pun, tetapi itu bukan berarti Tuhan tidak membenci dosa. Maka setelah engkau bertobat, menerima Tuhan Yesus, janganlah kembali lagi ke jalan dosa. Engkau harus memelihara diri di dalam kesucian. Jika engkau tetap berbuat dosa dengan sengaja, maka gereja akan melakukan disiplin terhadap dirimu, mengeluarkan engkau, dan menyerahkan tubuhmu kepada Iblis. Di dalam waktu itu, kiranya orang tersebut sadar akan dosanya, meminta pengampunan dari Tuhan, dan jiwanya bisa diselamatkan, walaupun tubuhnya dibiarkan mengalami kerusakan dan penderitaan.
Sama seperti Simson yang mengalami penderitaan hingga matanya dicungkil karena dia bergaul dengan seorang pelacur dari lembah Sorek di wilayah Filistin, yang bernama Delila. Simson adalah seorang hakim yang kehidupan seksnya tidak sejalan dengan pelayanannya, padahal ia dikaruniai kekuatan yang lebih dari siapapun bukan hanya orang di zamannya, tetapi di segala zaman. Dia seorang diri sanggup mencabut dan mengangkat pintu gerbang kota lalu mengusungnya mendaki bukit. Dia bisa memakai tulang rahang keledai untuk membunuh seribu orang musuh. Sayang sekali, orang yang sedemikian kuat, ternyata begitu lemah di dalam urusan seksual. Ada orang yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menguasai begitu banyak hal, tetapi tidak sanggup menguasai daging yang hanya beberapa inci. Simson tidak mampu mengontrol diri khususnya nafsu seksnya. Simson begitu perkasa di hadapan musuh, tetapi luluh di hadapan seorang perempuan cantik, bahkan dibuat menjadi tidak berdaya. Akhirnya, Tuhan membiarkan tubuhnya hancur, matanya dicungkil, tangannya dirantai, dan dipekerjakan sebagai penggiling hingga akhir hidupnya. Tetapi, sesaat sebelum mati, dia sempat berdoa, “Tuhan, kasihanilah aku. Pulihkanlah kekuatanku untuk membunuh musuh-musuhku,” dan Tuhan mendengar doanya (Hak. 16). Tuhan memberikan kekuatan sehingga Simson mampu merangkul dan menghancurkan dua tiang utama penunjang bangunan kuil orang Filistin, yaitu tempat yang biasa dipergunakan oleh para pria dan wanita Filistin untuk berbuat zinah pada saat melakukan upacara penyembahan berhala. Pada saat kuil itu roboh, semua orang tidak sempat menyelamatkan diri. Tiga ribu orang mati bersama-sama dengan Simson. Alkitab mencatat bahwa jumlah yang dibunuh saat kematian Simson lebih banyak daripada yang dia bunuh ketika dia hidup. Itu berarti Tuhan menerima dia kembali, tetapi tidak memberinya kesempatan untuk hidup lagi. Jadi Alkitab memperlihatkan bahwa perzinahan dapat mengakibatkan kematian jasmani, tetapi mungkin Tuhan masih mengampuni dosanya dan menyelamatkan jiwanya. Kita harus memandang serius pernikahan kita, memperlakukan dengan baik tubuh kita, khususnya hidup suci di dalam kehidupan seksual kita, sehingga berkat Tuhan yang semakin besar akan dilimpahkan kepada rumah tangga dan anak-anak kita. Orang yang berhubungan seks secara sembarangan akan mengundang perceraian, memberikan pukulan psikis kepada anak-anaknya dan menghancurkan kehidupan mereka. Orang-orang seperti ini hanya mencari kenikmatan daging tanpa mau bertanggung jawab atas kelestarian, berkat, dan pemeliharaan untuk kehidupan pribadinya dan kehidupan keluarganya di hadapan Tuhan.
Allah Suci dan Hidup Suci
Hukum ketujuh ini didasarkan kepada sifat Allah yang berbeda dari semua sifat ilah-ilah lain. Allah yang sejati adalah Allah yang suci dan menuntut kehidupan suci. Jika kehidupan umat yang Ia pilih dan Ia tebus tidak lebih suci dari orang-orang yang tidak mengenal Allah, maka hancurlah kesaksian orang Kristen. Apa gunanya gereja memiliki banyak jemaat, tetapi kehidupan mereka begitu bobrok dan lebih najis dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus? Bukankah mereka telah menyia-nyiakan darah Tuhan Yesus yang telah dicurahkan di kayu salib dan mempermainkan anugerah-Nya?
Tuhan adalah dasar mengapa kita tidak berzinah dan menuntut hidup yang suci. Tuhan berfirman, “Engkau harus suci di dalam segala perbuatanmu, karena Aku, Allah yang memanggilmu adalah Allah yang suci.” Jadi, alasan satu-satunya mengapa kita harus suci adalah karena Allah yang memanggil kita adalah Allah yang suci adanya. Allah yang suci mencipta manusia menurut peta teladan-Nya. Allah membatasi kebebasan-Nya dengan sifat ilahi-Nya. John Stott pernah berkata, “Bahkan kebebasan Allah pun tidak absolut.” Saya tidak menerima pernyataan ini karena Allah adalah Allah yang satu-satunya mutlak, maka tidak ada apa pun yang tidak mutlak di dalam hidup Allah. Maka, dengan demikian, kebebasan Allah pun juga mutlak. Masalahnya apakah dengan kemutlakan kebebasan itu Allah boleh melakukan apa saja? Menurut John Stott, tidak, sehingga ia menyatakan kebebasan Allah tidak mutlak. Bagi saya, kebebasan Allah tetap mutlak, tetapi Ia rela membatasi kebebasan-Nya dengan sifat ilahi-Nya yang lain, seperti kesucian, kebenaran, kebajikan, kasih, keadilan, dan lain-lain. Kesatuan semua atribut inilah yang menjadikan Allah itu Allah. Maka kalau Ia tidak kasih, tidak adil, tidak suci, tidak benar, tidak mutlak, tidak baik, Ia bukanlah Allah. Oleh karena itu, etika pun harus kita pandang dari kesatuan atribut Allah ini.
Pada suatu ketika, Reformed Institute di Amerika Serikat — yang saya dirikan — ingin mengundang seorang doktor dari Yale University untuk mengajar etika. Sebelum diundang, saya meminta seseorang untuk bertanya kepadanya, “Apakah engkau percaya bahwa atribut Allah adalah dasar bagi etika manusia?” Ia menjawab: “Tidak.” Maka kami pun tidak jadi mengundang dia karena dia tidak layak mengajar di sana. Atribut moral Allah adalah dasar dari etika manusia yang tidak boleh dikompromikan, karena manusia dicipta menurut peta teladan Allah. Jadi, karena Allah itu suci maka kita harus hidup suci; karena Allah adil maka kita memiliki kemungkinan untuk menjalankan keadilan; karena Allah itu benar maka kita dapat mengerti kebenaran. Orang yang hanya memiliki banyak pengetahuan kognitif, teoretis, tetapi tidak memiliki niat untuk membawa orang kembali kepada Tuhan akan menjadi seorang pendidik yang sia-sia, karena semua yang diberikan olehnya pada hakikatnya nihil adanya. Mendidik bukan hanya memberikan pengetahuan rasional atau mengisi rasa ingin tahu manusia. Mendidik adalah membentuk karakter seseorang agar ia dapat memantulkan peta teladan Allah yang ada di dalam dirinya. Oleh karena manusia dicipta menurut peta teladan Allah maka ia harus hidup sinkron dengan Allah dan meneladani Allah.
Perintah “Jangan berzinah” selalu dikaitkan dengan kesucian. Tuhan berfirman kepada orang Israel, “Jangan menikahkan anakmu dengan orang kafir karena dia akan ikut menyembah berhala.” Di sini kita melihat bagaimana Allah mengaitkan antara pernikahan dengan penyembahan berhala. Allah ingin kita tidak bercabang hati dengan jalan tidak mencintai Dia dengan sepenuh hati. Begitu juga Allah tidak mau tubuh kita tidak setia kepada pasangan hidup kita. Oleh karena itu, jangan sembarangan berzinah dengan perempuan atau laki-laki lain. Perzinahan adalah perkara yang begitu najis di mata Tuhan. Abad ke-21 ini akan menjadi abad yang paling biadab dalam segi seks. Setiap tahun di New York, San Francisco, Los Angeles, ada hari homoseks di mana kaum homo dan lesbian, pria dengan pria, wanita dengan wanita, berpelukan dan bercumbu di jalan di hadapan ratusan ribu penonton tanpa rasa malu. Ini adalah tindakan yang melanggar perintah Alkitab dan menghancurkan moral manusia. Mereka bahkan menuntut masyarakat memberikan kebebasan dan mengesahkan hubungan mereka, padahal kebebasan tanpa dibatasi kebenaran adalah kebuasan. Allah yang suci menuntut manusia hidup suci.
“Jangan berzinah” adalah salah satu hukum yang paling mendasar, yang dipakai untuk melestarikan kebudayaan dan kesehatan seluruh umat manusia. Bangsa yang tidak menangani hal ini dengan ketat akan mengalami kemunduran bahkan kehancuran. Di Musée d’Orsay di Paris, terdapat suatu lukisan yang menggambarkan masa senja Kerajaan Romawi. Di situ digambarkan pria memeluk wanita cantik yang telanjang. Keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan moral sedemikian parah telah menodai Kerajaan Roma dan membawanya kepada kehancuran. Bangsa yang tidak menjalankan prinsip kesucian dalam hubungan seksual, sebenarnya sedang bunuh diri. Will Durant, seorang sejarawan yang terkenal, menulis dalam bukunya yang menganalisis kebudayaan dan sejarah: Kerajaan Roma bukan dihancurkan dari luar melainkan dari dalam, melalui dua hal, yaitu: 1) kekuasaan yang mutlak; dan 2) tidak serius di dalam menangani kebejatan moral. Dua ratus tahun setelah Konfusius, filsuf yang bernama Mensius mengatakan, “Sebelum negara menjadi jaya, pasti ada tanda-tanda yang baik; dan sesaat sebelum dia mengalami kehancuran, pasti muncul banyak hal yang aneh-aneh.” Sekarang, Eropa dan Amerika bagaikan tidak berpengharapan lagi kecuali mereka berbalik kepada Tuhan. Memang mereka dulu pernah mengerti Alkitab, kebenaran yang Tuhan wahyukan, tetapi sekarang mereka mengabaikan dan menghina firman Tuhan. Sementara, di Asia orang-orang mulai mencari Tuhan. Tiga puluh lima tahun yang silam, kebaktian kebangunan rohani yang saya pimpin di Amerika Serikat banyak dihadiri oleh orang-orang dari Taiwan dan Hongkong. Tetapi sekarang justru banyak dihadiri oleh orang-orang dari daratan Tiongkok karena setelah sekian lama mereka mengikuti Mao Zedong, mereka mulai sadar bahwa ada yang tidak beres dalam ajaran komunisme. Dahulu mereka diajar untuk menentang kekristenan, tetapi sekarang mereka menemukan bahwa kekristenan memiliki sesuatu yang tidak ada di dalam ajaran komunisme.
Tahun lalu, ketika saya memimpin KKR di Toronto, di antara sekitar enam ribu orang yang hadir, terdapat sekitar empat ribu orang yang berasal dari Tiongkok. Seseorang berkata, “Sekarang KKR di Amerika Serikat kecuali dihadiri oleh orang-orang Tiongkok, pasti sepi, karena mereka yang dulu membenci kekristenan sekarang mulai mencari tahu firman Tuhan, sementara mereka yang berasal dari negara Kristen justru mulai bosan dengan firman Tuhan.”
Hidup suci adalah ciri khas orang-orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan. Masyarakat yang berzinah, melampiaskan nafsu seks sesuka hati akan menghancurkan diri sendiri. Inilah dalil yang hampir tidak mempunyai perkecualian di sepanjang sejarah. Mantan Presiden Soeharto, lewat istrinya, Ibu Tien, menegakkan suatu peraturan bahwa semua pejabat yang bertugas ke tempat lain harus membawa serta istrinya agar mereka tidak menyeleweng. Maka Tuhan masih memberkati dia, walaupun akhirnya pemerintahannya hancur akibat masalah uang, nepotisme, dan memberi hak istimewa terlalu berlebih kepada anak-anaknya. Kita melihat bahwa uang dan seks sangatlah berbahaya. Orang yang bisa menjaga diri dengan ketat, hidup suci terus-menerus, akan diberkati Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Gereja jangan bangga karena memiliki gedung yang besar, tetapi harus belajar menuntut diri dengan ketat untuk setia dalam hal keuangan dan seks, karena keduanya dapat dipakai setan untuk menghancurkan tubuh Kristus, atau dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat-Nya.
Cinta Sejati adalah Cinta Tunggal yang Penuh
Alkitab memberitahukan kita bahwa Tuhan sedemikian membenci perzinahan. Bangsa Israel adalah bangsa yang Tuhan panggil untuk menjadi bangsa yang suci. Oleh karena itu, Tuhan menuntut mereka untuk hidup suci, setia dalam hal seks. Kita telah membahas bahwa cinta kasih suami istri, pria wanita, tidak dapat dilepaskan dari: 1) Hati yang jujur, yang hanya mengarah kepada satu orang saja. Kita tidak mungkin pada saat yang sama mencintai dua orang lawan jenis dengan kadar cinta yang sama besar sepenuh hati. Kita bisa membagi cinta secara merata kepada lima orang anak, tetapi tidak mungkin membagi cinta secara merata kepada lima orang istri. Ketika engkau mencintai seorang pria atau wanita, tidak boleh ada orang lain yang mengintervensi. Hal ini dikarenakan Tuhan menciptakan manusia dengan sifat seperti itu. Ketika seorang manusia mencintai seseorang, cintanya hanya bisa mengarah secara penuh kepada satu orang saja. Itu sebabnya, poligami bukanlah kehendak Tuhan karena tidak sesuai dengan sifat yang Allah cipta di dalam diri manusia sebagai peta teladan Allah. Allah mengawali perintah-Nya dengan “Allah-Mu adalah Allah yang Esa”, barulah setelah itu Ia memerintahkan Israel untuk mencintai-Nya dengan segenap hati. Di situ kita melihat bahwa cinta hanya mengarah kepada satu objek. Ilmu psikologi hanya bisa menemukan dan tidak bisa menolak fakta bahwa engkau tidak mungkin mencintai lebih dari satu lawan jenis pada waktu yang sama dengan derajat yang sama. 2) Mempunyai harapan kekal. “Aku akan mencarimu sampai selama-lamanya” adalah kalimat yang mungkin tidak bisa kita jalankan, tetapi akan kita ucapkan ketika menyatakan cinta yang sesungguhnya. Tidak mungkin kita berkata kepada kekasih kita, “Aku sangat mencintaimu dan hanya akan mencintaimu dua tahun saja.” Kalau berkata seperti itu, pasti tidak ada yang mau menjadi istri kita. Maka, sadar atau tidak sadar seseorang akan berkata pada pacarnya bahwa dia akan mencintai pacarnya selamanya, walau dia belum tentu bisa melaksanakan apa yang dia katakan. Itulah ungkapan cinta yang sejati. Dia berharap cintanya berlangsung selamanya.
Mengapa kedua orang menyatu dengan cinta? Saya tidak tahu, tetapi saya sadar bahwa Allah menciptakan kita dengan suatu substansi dasar yaitu cinta yang sejati haruslah selama-lamanya hanya untuk satu hati saja. Tuhan yang mencipta kita itu Esa. Allah yang Esa bisa dimengerti dari banyak segi, tetapi yang paling penting ialah: Dia satu-satunya objek yang kita sembah dan kasihi. Cintailah Dia dengan sekuat tenagamu, sebulat hatimu, segenap pikiranmu dan sifatmu. Tuhan menginginkan kita mengasihi Dia dengan seluruh keberadaan kita, bukan hanya sebagian saja. Demikian pula cinta kita terhadap suami atau istri kita. Kita perlu minta Tuhan memelihara cinta kita sedemikian rupa, sehingga sekalipun masih bisa berubah, tidak sampai berzinah. Bisa berubah karena mungkin dahulu kurang pengalaman sehingga kita jatuh cinta kepada orang yang salah. Dan sekarang engkau menemui godaan, bertemu dengan orang yang lebih cantik, lebih bergairah, lebih menarik. Itu sebabnya, orang yang belum menikah, jangan terlalu cepat jatuh cinta atau mengikat janji nikah. Dan orang yang sudah menikah, jangan memungkiri janji karena Tuhan sangat membenci perzinahan. Jadi, apa pun yang terjadi, engkau harus meminta Tuhan agar memampukan engkau mengekang diri untuk tidak menyeleweng, karena Allah yang mutlak bebas telah rela membatasi kebebasan-Nya yang mutlak dengan atribut-Nya yang lain. Sebagai orang beriman, Allah yang Esa dan kekal dapat memelihara kita sesuai dengan kehendak-Nya, khususnya di dalam hubungan seksual. Oleh karena itu, biarlah setiap orang Kristen tidak berlaku sembrono. Hendaklah engkau memikirkan baik-baik akan iman dan kesetiaanmu kepada Tuhan dan pasangan hidupmu, dan memelihara pernikahanmu dengan baik.
Kekurangan Pasangan dan Kesetiaan Pernikahan
Di satu kota di mana saya melayani, ada suami istri yang sebelum menikah suami ini sadar bahwa ia sulit hidup dengan pacarnya. Pacarnya selalu mau menang sendiri, semua orang harus mengikuti kemauannya. Kalau keinginannya tidak dituruti, ia mengancam akan bunuh diri atau berteriak histeris. Si pria sempat ingin membatalkan pernikahannya, tetapi karena takut akhirnya mereka menikah. Setelah menikah, mereka terus bertengkar dan semakin hebat. Setiap hari istrinya mengancam akan bunuh diri. Jangan terlalu cepat jatuh cinta dan memberikan dirimu kepada orang lain tanpa pikir panjang. Pemuda pemudi yang terlalu yakin bahwa pilihannya benar, sangat mungkin akan menyesal di kemudian hari. Celakanya, kesalahan ini tidak bisa mengembalikan engkau kepada kebebasanmu yang semula. Banyak orang yang terlalu cepat menikah dan melakukan kesalahan, tidak bisa lagi memperbaiki kesalahan itu.
Seorang yang mendengar khotbah saya mengatakan bahwa dia selalu mendapat berkat dan mendapat jawaban atas pergumulannya, dan sekarang ia ingin mendapatkan jawaban yang baik bagi problem yang sedang dia hadapi. Saya merasa bahwa orang ini ingin menjebak saya. Ia bertanya, “Apakah seseorang harus bertobat jika telah berbuat suatu kesalahan?” Saya katakan, “Benar.” Ia mengatakan bahwa ia telah salah memilih istri, maka apakah dengan bertobat ia bisa memilih istri yang lain. Saya katakan, “Tidak.” Ia mengatakan bahwa istrinya begitu buruk dan ia membeberkan semua keburukan istrinya. Saya katakan bahwa kita tidak menikah dengan malaikat, melainkan dengan keturunan Adam yang berdosa. Bahkan bukan hanya pasangan kita, tetapi kita sendiri juga keturunan Adam yang berdosa. Itu sebabnya, kita harus sama-sama mencari titik temu di dalam Tuhan, memperbaiki relasi yang kurang baik, dan mengusahakan harmoni pernikahan yang baik. Bukankah dulu engkau pernah sungguh-sungguh mencintainya? Kembalilah kepada cinta yang semula itu. Jangan karena sekarang engkau menemukan orang yang lebih baik, lalu mencari-cari alasan untuk menceraikan istrimu. Niat berzinah seperti itu dibenci oleh Tuhan. Mungkin engkau berdalih bahwa engkau tidak cocok dengan dia. Yang disebut cocok bukanlah dua orang yang sama sifatnya. Bukan dua-dua sama keras atau sama lembut, tetapi yang satu keras yang lainnya lembut. Dengan demikian kedua sifat itu saling menetralkan sifat yang terlalu ekstrem, sehingga kelak anak-anakmu menjadi lebih baik dan lebih netral. Sifat yang tidak sama bukan berarti tidak cocok. Keberbedaan ini justru menjadi daya pikat alami. Yang keras tertarik pada yang lembut; yang ekstrovert tertarik pada yang introvert. Memang setelah menikah, mulai menemui fakta yang kurang serasi, karena saat itu emosi sudah berubah menjadi rasionil. Sebelum menikah selalu terlihat bagai malaikat; sesudah menikah baru tahu bau badannya kurang sedap, terlalu malas, sifatnya keras, dan lainnya, lalu mulai merasa tidak cocok. Orang yang kelihatannya pendiam sering kali menyimpan banyak hal di dalamnya; sementara orang yang kelihatan bawel, tidak menyimpan apa-apa di hatinya. Ada kalanya orang yang kelihatan lembut ternyata sangat keras; sebaliknya, orang yang kelihatan keras di luar, ternyata begitu lembut. Inilah relativisme. Banyak orang yang karena tidak berpengalaman terlalu cepat menikah. Itulah sebabnya, jalanilah pernikahan melalui tiga tahap: (1) bergaul sebagai teman biasa terlebih dahulu; (2) baru bergaul sebagai kawan yang lebih akrab; (3) sesudah mengenal lebih mendalam, baru memutuskan untuk menjadikan teman seumur hidup atau tidak. Jangan terlalu percaya diri, terlalu sembrono, barulah rumah tangga kita bisa bahagia.
Sebelum menikah, hendaklah setiap kita membuka mata lebar-lebar, tetapi tangan jangan menggerayang. Sesudah menikah tutup mata dan tutup mulut. Jangan melirik orang lain lagi. Kalau engkau menginginkan kuda berlari dengan cepat, pasanglah penutup di samping matanya. Jadi, sebelum menikah, engkau boleh melirik ke kanan dan ke kiri; tetapi setelah menikah, pasanglah penutup mata, arahkanlah pandanganmu hanya kepada istrimu atau suamimu. Jangan suka menonton film atau buku porno, karena pembuat film atau buku porno selalu memilih perempuan yang cantik dengan postur tubuh yang menggiurkan sebagai pemerannya. Makin banyak engkau melihat foto-foto bugil dan membandingkan dengan istrimu, semakin rusak otakmu. Apalagi orang yang sudah tua masih suka memandangi foto bugil wanita muda, bukan saja kurang ajar sekali, tetapi juga membuat engkau akan mencela istrimu yang sudah mulai tua, padahal engkau lupa bahwa engkau sendiri juga sudah tua. Itu sebabnya, janganlah kita membiasakan diri menjadi orang bodoh.
Hai para istri, jangan mencari pembantu yang muda dan cantik. Mungkin ada orang yang tertawa mendengar nasihat ini. Tetapi ini adalah fakta yang sangat penting. Jangan engkau pikir bahwa setelah menikah, suamimu tidak bisa berbuat macam-macam. Ingatlah bahwa suamimu tertarik kepadamu dan menikahimu karena engkau cantik, muda, dan sifatmu yang lembut. Maka setelah menikah, aspek-aspek itu harus engkau pelihara dan jangan membuangnya. Ketika daya tarikmu hilang, orang lain akan memakai daya tariknya untuk memikat suamimu dan engkau bisa dipakai Iblis. Itulah sebabnya, setelah engkau menikah, engkau harus senantiasa memelihara dirimu seperti sediakala, mempertahankan kebersihan tubuhmu, berdandan yang pas, tenang, dan pelihara daya tarik dirimu. Peliharalah relasimu dengan suami tetap baik. Wanita jangan tampil cantik untuk orang lain dan tidak menarik bagi suaminya, karena ia selalu berada di dalam keadaan yang paling buruk di hadapan suaminya. Ketika suamimu menganggap dirimu adalah wanita yang paling cantik, meskipun orang lain memandang engkau jelek, tidak jadi masalah. Suami istri harus saling mencari jalan agar bisa saling menyesuaikan diri. Jangan menuntut pasangan hidupmu menuruti keinginanmu, melainkan harus saling menghormati, mau mengubah diri, saling melengkapi, dan membuat kalian berdua lebih senang di rumah ketimbang di tempat lain. Kalau ada perempuan lain menggoda suamimu dan engkau marah-marah, maka engkau sedang dipakai oleh setan. Ingatlah, kalau perempuan lain menggoda suamimu, engkau harus semakin menyatakan kelebihanmu sehingga ketika dia membandingkan dirimu dengan perempuan itu, dia tetap akan lebih menghargai engkau. Semua perempuan harus siap sedia dan waspada menjaga diri dengan baik. Jangan memakai pakaian yang terlalu tembus pandang atau terlalu ketat. Sebelum menikah pilihlah pacar dengan sangat cermat, setelah menikah hanya mempertontonkan tubuhnya untuk suami bukan untuk orang lain. Ketika berada di tempat umum, kenakanlah pakaian yang sopan, cukup tebal dan cukup panjang, sehingga tidak menonjolkan bagian-bagian tubuh tertentu, karena tubuhmu hanya boleh dinikmati oleh suamimu seorang. Begitu juga suami, tubuhnya hanya boleh dinikmati oleh istrimu seorang. Suami istri yang sama-sama menikmati ciptaan Tuhan dalam ikatan pernikahan yang sah, akan diberkati Tuhan. Kalau wanita suka memamerkan tubuhnya untuk lelaki lain, dia mengacaukan lalu lintas dunia. Juga ketika wanita mandi, pastikan pintu terkunci dengan rapat, dan jangan mandi sambil menyanyi, karena jika suaramu merdu akan memancing pria untuk berpikir yang tidak baik.
Daud berdosa karena ketika sedang berjalan-jalan di atap istana, ia melihat seorang perempuan yang sedang mandi di tempat terbuka. Tubuhnya begitu menggiurkan dan Daud pun mengingininya. Ketika pria mengingini tubuh lain di luar tubuh istrinya, itulah bibit dari setan. Daud mencari tahu siapa wanita itu. Daud mengetahui siapa wanita itu dan siapa suaminya. Maka ia mulai mengatur siasat. Sebagai raja, Daud bisa mengatur agar Uria bertempur di garis depan dan akhirnya binasa. Dengan demikian ia bisa memiliki istrinya yang cantik. Dan itu pun akan mendatangkan nama baik bagi Daud karena ia akan dipandang sebagai raja yang murah hati karena memelihara janda perwiranya, padahal dia yang merancang kematian suaminya. Daud melakukan semua ini karena dia menginginkan tubuh istri perwira itu.
Daud mengingini tubuh wanita itu karena ia melihat tubuh bugil wanita itu yang telah membuat nafsu berahinya meluap-luap. Hanya satu kali itu Daud melihat Batsyeba telanjang dan itu sudah membuat Daud terjerumus dan jatuh ke dalam dosa perzinahan. Ini satu-satunya perkara di sepanjang hidup Daud yang membangkitkan murka Tuhan atas dirinya. Daud adalah seorang yang diperkenan Tuhan, yang menyenangkan hati Tuhan. Tetapi karena dosanya itu, Tuhan mengirim nabi Natan untuk menegurnya. Akibat dari dosa ini, anaknya, Salomo, ikut punya istri dan selir hingga seribu orang. Orang yang hidupnya sembrono akan menyebabkan anak cucunya hidup lebih sembrono lagi. Jika engkau berzinah, keturunanmu akan cenderung mengikuti jejakmu, karena pendidikan bukan sekadar menyalurkan pengetahuan, melainkan membangun kehidupan moral melalui teladan yang engkau berikan kepada anak-anak yang engkau didik.
Saya bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan pelihara kesucian hidupnya, karena mereka adalah teladan dan berkat bagi orang-orang sezamannya. Saya berjanji di hadapan Tuhan, menjadi teladan dalam hal mempersembahkan diri, menyangkal diri, bekerja keras, dan berkhotbah. Maka saya terus menuntut diri, menjadi teladan bagi gereja dan anak-anak saya. Daud gagal hanya karena dia melihat seorang perempuan yang sedang mandi. Perzinahan yang dia lakukan mendatangkan murka Tuhan yang besar, empat orang anaknya mati secara tidak wajar. Baiklah kita tidak menjadi orang Kristen yang sembrono, khususnya dalam kehidupan seksual kita. Kiranya Tuhan memimpin kita. Amin.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/sepuluh-hukum-hukum-ketujuh-bagian-2#hal-1
Ringkasan Khotbah Sebelumnya :
Hukum pertama hingga keempat berbicara tentang hukum vertikal, menyatakan relasi antara Pencipta dan ciptaan.
Hukum 1 : Akulah Allah satu-satunya, jangan ada ilah lain di hadapan-Ku
Hukum 2 : Jangan Menyembah Berhala
Hukum 3 : Jangan Menyebut Nama Tuhan Dengan Sembarangan
Hukum 4 : Kuduskan Hari Sabat
Hukum kelima mulai membahas relasi antara manusia dengan manusia yang Ia cipta.
Hukum 5 : Hormati Orang Tuamu
Hukum 6 : Jangan Membunuh
Hukum 7 : Jangan Berzinah