Nats : Ibrani 1:7-8

Ayat 8, tongkat kerajaan bisa diterjemahkan sebagai kuasa kerajaan. Setelah penulis Ibrani membahas bahwa malaikat dipakai bagaikan api dan angin, dia langsung membandingkannya dengan Yesus Kristus. Mengenai AnakNya itu, Allah berkata, tahtaMu kekal adanya dan tongkat kerajaanMu lurus, tidak berubah. Di Wahyu 5 tertulis, Yohanes memandang ke angkasa, dia melihat tahta Allah, juga melihat Domba Allah yang pernah disembelih duduk di atas tahta itu. Suatu kontras yang luar biasa karena bagian sebelumnya berbicara tentang singa dan suku Yehuda. Tapi waktu Yohanes memandang ke angkasa, yang dia lihat bukanlah singa melainkan domba. Inilah sifat paradoks yang ada di dalam Kristologi, sifat yang sulit kita mengerti dengan otak kita yang dicipta, yang terbatas dan yang sudah tercemar oleh dosa.

Sebenarnya, Kristus yang kita sembah adalah Kristus yang paling mulia, paling perkasa, paling bijaksana, tapi ketika hidup di dalam sejarah Dia justru tidak menyatakan keperkasaanNya maupun bijaksanaNya yang melampaui semua filsuf, malah merendahkan diri, hadir sebagai manusia yang berpeta teladan manusia berdosa. Inilah cara Tuhan mengadakan kebangkitan iman yang sejati, tidak didasarkan atas gejala, fenomena yang indah bijak, berkuasa, perkasa, yang kita rasa mulia, hormat sampai kita mau percaya kepadaNya. Justru sebaliknya, Allah memakai cara yang dianggap bodoh oleh manusia, cara inkarnasi, merendahkan diri tidak nampak sedikitpun akan kemulianNya, bijaksanaNya.

Alkitab menggambarkan Dia bagai tunas yang keluar dari tanah kering, sehingga kita semua menghina Dia. Itulah yang Yohanes saksikan, bukan Singa dari suku Yehuda, melainkan Domba yang sepertinya pernah disembelih. Di sinilah tersimpan rahasia Kristologi yang paradoks. Kalau Dia pernah disembelih, mengapa masih hidup? Itu artinya eksistensiNya tidak terganggu oleh kematian. Bukan saja demikian, Allah yang merendahkan diri taat sampai mati itu mendapati Allah yang di sorga meninggikan Dia lebih tinggi dan lebih mulia dari semua nama di dunia. Engkau pernah tersembelih dan mengalirkan darah, dengan darah itulah Kau membeli manusia dari segala bangsa, segala bahasa, segala tempat untuk menjadi milik Allah.

Betapa besar konsep Kerajaan Allah yang universal. Yesus Kristus adalah orang pertama yang memberikan mandat kepada gereja untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa karena darahNya memang bukan hanya menebus bangsa Israel atau menebus orang-orang dari sukuNya saja melainkan untuk menebus umat kepunyaan Tuhan.

Itu sebabnya pada waktu Yohanes melihat, yang duduk di atas tahta adalah domba yang tersembelih, hatinya begitu terharu. Karena dia baru saja diberitahu, tak seorangpun layak membuka meterai dari gulungan yang menyimpan rahasia Firman Tuhan, maka dia meratap dan menangis, tapi kemudian ada suara yang berkata, “Kau, Domba yang tersembelih layak membukanya, karena Kau telah mengalirkan darah untuk menebus orang-orang dari segala bangsa kembali menjadi milik Tuhan Allah.”

Apa maksud kalimat, “Ya Anak, tahtaMu itu kekal adanya. Ya Anak, tongkat kerajaanMu tidak akan berubah sampai selama-lamanya” (Ayat 8)? Kristus menjadi Raja adalah proses paradoks yang menjadi fondasi dan teladan rohani bagi setiap orang yang melayani. Semua orang ingin dipuji, ingin bertahta, tapi bagaimana Kristus duduk di atas tahta Tuhan? Tanpa salib, tidak ada mahkota. Tanpa kematian di dalam kehendak Allah, tidak ada kebangkitan. Tanpa pengaliran darah, tidak ada penebusan. Tanpa rela merendahkan diri, tidak mungkin ditinggikan oleh Allah.

Jadi Yesus bukan naik tahta atas ambisiNya sendiri. Inilah perbedaan kualitatif yang ada di antara setan dengan Yesus Kristus. Setan yang berinisiatif meninggikan diri justru diturunkan secara pasif oleh Allah tapi Kristus yang berinisiatif merendahkan diri malah ditinggikan secara pasif oleh Allah. Mengapa banyak gereja di Asia yang bernaung di bawah gereja Reformed, sedangkan di Amerika tidak bisa bertumbuh? Karena mereka mengira dengan memiliki doktrin Reformed, title mereka sudah bisa menjadi hamba Tuhan. Padahal pelayanan harus didasarkan atas prinsip atau teladan yang kita terima dari diri Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Siapakah Domba Allah yang pernah disembelih selain Yesus Kristus? Itu sebabnya Dia berhak mendapatkan segala kuasa, kehormatan, kemuliaan, bijaksana untuk memerintah di dunia.

Baca Wahyu 5:6-10. Kerajaan Yesus Kristus diperoleh melalui perjalanan yang sulit, melalui menjalankan kehendak Allah. Baca Galatia 1:4. Inilah satu-satunya ayat yang menyatakan kematian di dalam kehendak Allah. Semua kematian disebut sebagai upah dosa, hanya satu-satunya kematian yang bukan merupakan upah dosa melainkan kematian di dalam kehendak Allah, yaitu kematian Yesus Kristus. KematianNya adalah kematian yang rela mengorbankan diri, dengan darahNya Dia menebus orang dari bangsa-bangsa kembali kepada Allah.

Jadi Kerajaan Kristus bukan ditempuh melalui ambisi, bijaksana manusia ataupun kudeta, melainkan ditempuh melalui perjalanan yang ditetapkan oleh Allah, maka Allah menyerahkan Kerajaan kepadaNya. Inilah kunci kekuasaan di dalam seluruh sejarah. Kuasa diperoleh melalui dua cara, secara paksa atau dimeteraikan oleh Tuhan. Jika kita bisa membedakan keduanya, hidup kita akan menjadi lebih tenang, lebih stabil, lebih sukacita, karena kita menikmati penyertaan Tuhan sendiri.

Berulang kali saya berkata kepada murid-murid saya bahwa kehormatan tidak bisa direbut melainkan diberikan secara rela oleh orang-orang yang menyadari dirimu patut dihormati. Itulah kehormatan yang dimeteraikan oleh Tuhan. Jika gereja mengetahui prinsip ini, tentu mereka akan menuntut kuasa Tuhan menyertainya, agar gereja mempunyai kekuatan untuk memberi nasihat, mengkoreksi pemerintah. Karena the pulpit of the church is the conscience of the society. Kalau bukan Kristus yang bertahta di gereja, gereja tidak mungkin bisa bersaksi dengan baik. Semua ini merupakan urutan yang jelas. Allah menjadikan Kristus sebagai contoh dari gereja, dan gereja adalah contoh kerajaan dunia.

Di dalam Mazmur tertulis, Your throne is upon the praise of Israel. Allah mendirikan tahtaNya di atas dua prinsip, yaitu keadilan dan kejujuran. Itu sebabnya tahta Allah kekal adanya. Setelah Allah memberlakukan kejujuran dan keadilan, Dia mendapat pujian dari Israel (yang berarti putra mahkota Tuhan Allah). Itu yang dimaksud tahta Tuhan didirikan atas pujian Israel.

Yesus Kristus naik ke atas tahta melalui pengalaman pernah disembelih menjadi domba yang berkorban. Inilah contoh dan dorongan bagi kita. Kristus menderita secara diam-diam, akhirnya Bapa mengangkat Dia ke atas tahta, bahkan bersaksi tentang diriNya. KerajaanMu dan tongka kerajaanMu kekal adanya.

Setiap kali kita berbicara tentang kerajaan, selalu terdapat beberapa dasar yang penting:

  1. Satu negara atau satu kerajaan mempunyai wilayah, lokasi, dan teritori.
  2. Ada penduduk yang bermukim di dalam negara atau kerajaan tersebut.
  3. Ada penguasa yang memimpin, mengatur, dan memerintah di dalamnya.
  4. Ada prinsip penguasaan, yaitu tata negara, konstitusi atau dalil pemerintahan.

Lalu apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah di atas bumi? Melalui mulut Abraham, Musa, Daniel, Yesaya, Yohanes Pembaptis, Yohanes yang menulis kitab Wahyu, Allah berulang kali menyebutkan bahwa Dia akan memerintah di tengah-tengah umat manusia. Konsep tersebut pertama kali keluar dari mulut Abraham, “Tidakkah Dia yang mengadili seluruh dunia menjalankan keadilan?” Kalimat yang sangat penting dalam pengertian Kerajaan Allah. Dia yang menghakimi seluruh bumi pasti akan menjalankan keadilan. Pada zaman Abraham, ada banyak kerajaan-kerajaan kecil di sekelilingnya, tapi Abraham percaya ada pemerintah di atas pemerintah. Ada Raja di atas raja. Ada penghakiman di atas penghakiman. Karena dia mempunyai iman seperti itu, maka dia boleh menjadi bapak bagi orang beriman di segala zaman. Konsep Abraham jelas sekali. Di atas kerajaan-kerajaan dunia terdapat seorang yang pasti akan menghakimi seluruh bumi dengan keadilan.

Konsep yang sama muncul di dalam diri Musa. Pada saat dia berkata kepada Firaun, “Ketahuilah, bahwa Allah akan memimpin bangsaNya keluar dari tempat ini dan berbakti kepadaNya.” Dengan hak apa Firaun memaksa orang Israel menjadi hambanya? Dengan hak apa raja-raja dunia memaksakan kemauannya kepada manusia?

Itu sebabnya orang Kristen mempunyai pengertian ganda:

  1. Kita adalah warga negara dari satu kebangsaan di dunia ini.
  2. Kita juga merupakan WNS (Warga Negara Sorga).

Karena kita adalah warga negara Indonesia, maka kita harus mematuhi semua peraturan negara ini. Karena saya adalah warga negara sorga, maka saya harus taat pada semua yang Tuhan mau kerjakan melalui diri saya. Jika di antara keduanya terdapat konflik, maka kita harus memilih untuk taat kepada Tuhan atau taat kepada manusia. Penulis Ibrani mengatakan, “KerajaanMu kekal adanya.” Dia mengingatkan kepada kita bahwa taat kepada Kristus adalah mandat untuk selama-lamanya sedangkan taat kepada negara hanya sementara saja. Karena pemerintah-pemerintah dunia bisa goncang, bisa berubah, tidak kekal adanya. Hanya Kristus Raja yang kekal. Amin? Jadi kita harus setia kepada Tuhan lebih daripada taat kepada siapapun, karena kita adalah warga negara sorga.

Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah?

  1. Mana wilayahnya?
    Seluruh dunia, di dalam semua negara, ada orang-orang yang akan Tuhan selamatkan.

  2. Di manakah tahta KerajaanNya?
    Di dalam hati setiap orang yang sudah diselamatkan dan yang berbakti kepadaNya.

  3. Pemerintahan berada di tangan siapa?
    Di tangan Yesus Kristus yang pernah mati dan bangkit bagi kita.
  4. Prinsip apa yang dipakai untuk memerintah?
    Di dalam dunia ini pemerintah mempunyai ide keadilan dan fakta dosa, tetapi Yesus Kristus memerintah dengan keadilan (ay. 9).

Yesus mengajar murid-muridNya, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya.” Perhatikan, kebenaran di sana bukan menggunakan istilah truth, melainkan dikaiosune, yang berarti more than justice, righteousness. Carilah Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu. Artinya, ada bonus. Memang, apa yang Tuhan berikan selalu melebihi apa yang kita doakan, mimpikan dan pikirkan, asal kita betul-betul menyerahkan ambisi kita di hadapan mezbah Tuhan, Dia tidak pernah merugikan orang-orang yang betul-betul beriman.

Mengapa kerajaan dan kebenaran digabung menjadi satu? Karena prinsip pemerintahan yang Allah pakai di dalam KerajaanNya adalah dikaiosune. Baca 2 Petrus 3:10. Bandingkan: Di dalam kerajaan setan, prinsip pemerintahan yang dia pakai adalah hamartia, atau dosa.

Perhatikan: Kita berada di antara tiga kerajaan. Kerajaan dunia, Kerajaan Allah, dan kerajaan setan. Baca 1 Yohanes 5:19. Terjemahan lain, seluruh dunia berada di dalam tangan the evil one. Jadi yang ditonjolkan di sini bukan hanya prinsip kejahatannya saja tetapi juga oknumnya. Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat sehingga manusia menjalankan kejahatan. Tapi orang-orang milik Tuhan menjalankan keadilan dan kebenaran. Petrus berkata, marilah kita berharap akan langit dan bumi yang baru, yang di dalamnya ada dikaiosune.

(Ringkasan khotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkhotbah, W.H.)

 

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.mriila.org/pustaka/eksposisi-ibrani/apa-itu-kerajaan-allah/