Tuhan sendiri telah mengatakan bahwa jika kita mau merendahkan diri dan mau mengakui dosa-dosa kita, maka Tuhan akan memulihkan kita. Itulah kebangunan yang sejati. Kebangunan sejati dimulai dari janji Tuhan sendiri dan merupakan berkat bagi umat-Nya. Gereja membutuhkan kebangunan sejati. Ketika kebangunan itu tiba, umat Allah akan melihat visi yang jelas. Gerakan Reformed Injili tidak melihat visi sebagai penglihatan fisik, tetapi pengertian di dalam roh kita, melihat bagaimana Allah membagikan rencana kekal-Nya di zaman di mana kita berada. Dengan demikian kita bisa mengerjakan rencana yang Tuhan telah pampangkan kepada kita dan menggenapkan rencana-Nya tersebut.

Kedua, kebangunan sejati ditandai dengan adanya pemberitaan dan pendengaran akan Firman Tuhan yang sejati. Firman berkuasa di tengah umat. Tuhan ingin kita menjadi pendengar Firman yang baik, dan melalui mendengar Firman iman kita diperkuat. Iman yang sejati datang dari pendengaran, dan itu membangkitkan pengertian, memiliki doktrin (ajaran) dan pengakuan yang menyatakan arah kita kepada Tuhan. Gerakan dengan pemberitaan yang sejati harus disertai dengan penafsiran Firman yang sejati dan adanya pengkhotbah yang sejati. Pelayanan seperti ini dilandasi perasaan yang takut akan Tuhan, kesungguhan mempelajari Firman dan merangsang pikiran orang untuk kembali kepada rencana Allah. Dengan itu, kebangunan akan menyatakan kehadiran pemerintahan dan takhta Allah di tengah-tengah jemaat-Nya.

Kebaktian yang sukses bukan dilihat dari banyaknya hadirin, tetapi Tuhan hadir atau tidak. Di situ kita merasakan takhta Allah yang berkuasa, otoritas Allah nyata dalam pemberitaan, dan adanya urapan pada hamba-Nya. Dalam buku ‘The Preaching and the Preacher’, Dr. Martyn-Lloyd Jones mengatakan bahwa kebangunan harus dimulai dari mimbar. Itu sebab awal dari Gerakan Reformed Injili memakai nama Mimbar Reformed Injili. Dengan itu kita mau agar mimbar betul-betul menjadi mimbar, di mana Firman diberitakan, tempat Reformed theology dinyatakan dan merangsang orang memberitakan Injil. Kelengkapan ini baru menyatakan Gerakan Reformed Injili.

Di mana terjadi kebangunan rohani sejati, di situ inspirasi pikiran manusia dirangsang untuk mulai mengarah kepada kebenaran Firman. Khotbah yang baik, mimbar yang sukses, akan merangsang dan menginspirasikan pikiran manusia kembali kepada kebenaran. Inilah pistos (iman) yang juga berarti kesetiaan (fidelity). Fide berarti iman kepercayaan. Ketika Roh Kudus bekerja, orang ingin diubah oleh kebenaran dan mereka berkonsentrasi pada apa yang Tuhan kehendaki. Maka terjadi perubahan pola pikir (mindset), perubahan konsep, perubahan fokus pemikiran, sehingga membentuk paradigma baru hidup di dalam Kristus.

Konsep kebangunan sejati yang dinyatakan di dalam Alkitab sangat berbeda dengan gejala-gejala yang sekarang kita lihat di dalam gereja. Orang menyangka kebangunan adalah berguling-guling di lantai, berteriak, tertawa-tawa, menangis, atau bergemetaran berdoa dan bersuara keras. Itu bukan kebangunan yang Alkitabiah. Gejala sedemikian tidak sesuai dengan Alkitab, tidak ada dukungan sejarah dan bersifat tidak Kristen sama sekali. Mari kita peka dan mengerti pimpinan Roh Kudus atau roh yang lain.

Ketiga, kebangunan terjadi ditandai dengan emosi yang mulai diarahkan untuk mencintai hal-hal yang dicintai Tuhan, dan membenci hal-hal yang dibenci oleh Tuhan. Sebelum kita bertobat, kita tidak sinkron dengan emosi Tuhan. Kita menjadi musuh Tuhan dengan mencintai yang dibenci Tuhan dan membenci yang dicintai Tuhan. Ketika kebangunan tiba, kita akan berbalik. Kita mulai tidak senang dengan hal-hal yang najis. Kita mulai membenci dosa. Kita mulai mengadopsi emosi Tuhan. Kita mulai mencintai jiwa-jiwa yang tersesat. Kita melihat pada waktu Roh Tuhan bekerja, kebangunan terjadi, maka manusia mempunyai suatu perubahan emosi. Mereka suka berdoa, mereka suka firman Tuhan, mereka suka bersekutu, mereka suka kesucian dan keadilan.

Keempat, kebangunan rohani sejati melepaskan kita dari ikatan geografis dan kondisi tertentu. Tuhan Yesus berkata, “Kamu berdoa di gunung ini atau di Yerusalem, tetapi Aku berkata bahwa hendaklah kamu menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran” (Yoh.4:24). Tuhan sudah melepaskan kita dari ikatan geografis, tetapi kini muncul gerakan-gerakan yang kembali membawa kita terikat pada kota, gunung, lokasi tertentu, seolah hanya di situlah Tuhan bisa mendengar doa. Hal ini melawan konsep dan pengajaran Tuhan Yesus. Semua ini adalah tanda bahwa kebangunan itu sudah tiba kepada kita. Selain daripada hal ini tanda selanjutnya adalah pengarahan semua kehendak pribadi disinkronkan dengan kehendak Tuhan.

Kelima, kebangunan terjadi berarti kehendak Allah mengambil alih kehendak manusia. Kita akan berjalan sejalan dengan Allah. Kita tidak lagi membantah atau melawan. Kita tidak lagi mempertahankan rencana dan kehendak kita melawan rencana dan kehendak Tuhan. Di mana ada kebangunan rohani di situ manusia berkata, “Saya melakukan apa yang Engkau ingin aku lakukan. Aku akan menyelaraskan hidupku di bawah kehendak-Mu.” Pikiran kembali kepada Firman, emosi sinkron dengan emosi Tuhan, kehendak sejalan dengan kemauan Tuhan. Inilah kebangunan sejati. Kadang-kadang saya sangat meragukan seorang bergelar pendeta seumur hidup tidak pernah membawa satu jiwa pun kembali kepada Yesus Kristus. Apakah dia pendeta sejati? Mengapa dia menjadi hamba Tuhan? Kalo tidak pernah cinta jiwa yang lain, tidak pernah mengabarkan Injil, apa haknya dia berani menyebut diri pendeta? Saya takut orang yang masuk sekolah teologia akhirnya tidak diperkenan oleh Tuhan. Orang yang paling kasihan adalah orang yang sudah membuang semua lalu berkata, “Tuhan aku milik-Mu.” kemudian Tuhan mengatakan, “Aku membuang kamu! Sebab itu adalah kemauanmu dan bukan kemauan-Ku.” Orang yang sudah membuang semua lalu dibuang oleh Tuhan, mau ke mana?

Keenam, kebangunan rohani sejati ditandai dengan gereja mulai bergerak mengabarkan Injil. Gereja mulai peduli kepada orang-orang yang tersesat, yang terhilang di dalam dosa. Dengan cinta kasih yang murni dan ajakan dari surga mereka diajak kembali kepada Tuhan. Gereja harus memberitakan Injil, hamba Tuhan yang sejati harus mengabarkan Injil! Di zaman seperti sekarang ini, sangat sedikit orang Kristen dan hamba Tuhan yang berteriak keras dan menuntut setiap orang percaya untuk mengabarkan Injil seperti yang Alkitab tuntut. Sebagai pendiri Gerakan Reformed Injili saya berkata, “Jika Engkau tetap dingin dan tidak memiliki hati yang mengabarkan Injil, Engkau belum mengerti kebangunan yang sejati, Engkau belum mengerti Gerakan Reformed Injili.” Ketika Roh Kudus bekerja, Ia akan mendorong orang untuk memberitakan Injil.

Ketujuh, kita melihat masih ada tanda yang penting sekali, yaitu ketika kebangunan rohani sudah terjadi, di situ orang mulai hidup suci dan minta kuasa dari Tuhan untuk hidup suci. Ini satu hal yang tidak mungkin dipalsukan. Pada saat kebangunan rohani yang sejati datang mengunjungi suatu kelompok atau suatu daerah, pasti meninggalkan satu hasrat hidup suci. Tanda ini tidak dapat ditiru dan tidak dapat dipalsukan. Karunia dapat dipalsukan, kharisma dapat dipalsukan, tetapi kesucian tidak dapat dipalsukan. Ini merupakan tanda kebangunan yang sejati.

Tanda kebangunan yang terakhir, yaitu yang kedelapan, adalah semangat dan niat perjuangan yang tidak takut dianiaya dan tidak takut kesusahan. Inilah tanda-tanda yang bisa kita lihat di dalam setiap zaman. Pada waktu gereja di Tiongkok dibangun, semua orang Kristen rela mati untuk Tuhan. Mereka disiksa, mereka digantung, rambutnya dipasang tali diikat kepada balok di atas kepalanya. Ini tanda kebangunan, di mana kebangunan terjadi di situ orang sudah tidak lagi menghiraukan untung rugi diri sendiri, tidak lagi menghiraukan mati hidup sendiri, mereka lebih menghiraukan kehendak Tuhan yang terjadi. Apakah engkau mau mengalami pengalaman kebangunan rohani yang sesungguhnya?

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/what-is-a-revival-bagian-3