Di Skotlandia, ada seorang tuan tanah yang kaya banget. Dia punya beribu-ribu ternak, unggas, domba, sapi, dan kuda. Rumahnya terletak di atas bukit yang indah sekali. Tiap pagi dia bangun, membuka jendela, melihat matahari terbit dari balik bukit, domba-domba merumput, para petani memetik apel, dan sambil tersenyum dia berkata pada dirinya, itu semua milikku.
Tapi ada sesuatu yang kosong pada dirinya, dia tidak percaya kepada Tuhan. dan dia tidak mempercayai agama apa pun. dia seorang atheis. Pikirnya, tanpa Tuhan mana pun, dia bisa menjadi semakmur itu. Dia sudah serba berkelimpahan tanpa bantuan Tuhan.
Berbeda dengan John, peternak yang bertugas mengurus 1700 kuda miliknya, John adalah seorang Percaya yang sederhana. Dia tinggal bersama keluarganya di kaki bukit, di rumah kecil, dekat bangunan-bangunan besar yang adalah kandang-kandang kuda. John adalah seorang yang rajin dan setia, bersama keluarganya mereka selalu pergi ke tempat beribadah yang terletak di kota dekat situ.
Tugas John adalah merawat kuda-kuda itu, dan dia dibantu 120 orang yang tinggal di suatu asrama untuk para pekerja. Suatu pagi, seperti biasanya, si tuan tanah itu lagi menikmati seluruh kekayaannya itu dari jendela kamarnya. tiba-tiba pelayannya mengetuk pintu dan memberitahu dia bahwa si John datang untuk melaporkan sesuatu.
Si Tuan tanah turun, dan mendapat kan John sedang berdiri di depan gerbang. John kelihatan agak pucat dan tidak tenang. Si Tuan tanah bertanya, John, ada apa ? apakah semua kuda baik-baik saja ? apa yang terjadi ? John menjawab, tidak Tuan, ini bukan mengenai kuda-kuda. mereka baik-baik saja. tapi saya perlu bicara agak pribadi dengan Tuan. lalu Tuan tanah itu mengundang John ke kamar kerjanya yang mewah. John duduk di kursi yang besar menghadap si Tuan tanah yang duduk dibalik meja yang mewah. Bicaralah John, saya mendengarkan kamu. Kata Tuan tanah. John menjawab, “Begini Tuan, maafkan saya sebelumnya, tapi saya pikir Tuan perlu tau tentang ini. tapi saya tidak berani mengatakannya Tuan. Bicaralah, jangan takut.
Begini Tuan, semalam saya bermimpi, Tuhan saya datang dan memberi tahukan saya, bahwa orang terkaya di daerah ini akan meninggal pada jam 12 tengah malam nanti. Si Tuan tanah kaget, lalu tertawa keras-keras. John, John yang malang, sudahlah pulanglah kamu dan suruh istrimu bikin kopi hangat buatmu. Tuhanmu itu ternyata telah menghantui pikiranmu sampai engkau bermimpi yang demikian. Hahaha, John, lupakanlah mimpimu itu, engkau terlalu letih, tapi John serius, tidak Tuan, saya yakin Tuhan saya itu benar. Ini benar Tuan, Tuhan telah memperingatkan saya bahwa orang terkaya di daerah ini akan meninggal pada jam 12 tengah malam nanti. Tuan harus mempercayai itu. Si Tuan tanah tetap tertawa, John, pulanglah dan beristirahat. Aku akan memberi kan cuti beberapa hari untukmu. engkau butuh istirahat untuk menjernihkan pikiranmu dari Tuhanmu itu.
John berusaha meyakinkan si Tuan tanah tapi dia lalu digiring keluar oleh pelayan. Si Tuan tanah tetap tidak mempercayai apa yang dikatakan John, tapi… dia agak gelisah juga. kata-kata si John tetap menghantui pikirannya sepanjang hari. Lalu setelah makan siang, dia ke kota menemui dokter untuk melakukan check-up. Dokter mengatakan bahwa dia sehat, tidak ada gejala apa-apa yang perlu dikuatirkan. Si Tuan tanah pulang. tapi dia tetap tidak tenang. Lalu dia mengirim orang untuk mengundang dokter buat makan malam. bukan cuma sang dokter itu, dia mengundang beberapa dokter spesialis lainnya. Malam itu seperti pesta untuk para dokter. Si Tuan tanah dikelilingi para dokter-dokter terkenal dari negeri itu. Setelah makan malam, dokter-dokter itu pamit, tapi si Tuan tanah tetap menahan mereka. Dia mengajak mereka main poker untuk mengulur waktu. tengah malam tiba, si Tuan tanah basah oleh keringatnya yang mengucur deras. Tepat jam 12 malam, tidak ada apa-apa yang terjadi. Dia bisa bernapas lega kembali. para dokter pulang sekitar jam satu lewat tengah malam.
Si Tuan tanah masuk ke kamar tidurnya sambil mengomel, si John sialan, dia telah membuat aku gila sepanjang hari ini. Pagi-pagi sekali, sang pelayan membangunkan si Tuan tanah, ada seorang yang ingin bertemu. Si tuan tanah turun ke bawah, dan menjumpai seorang anak gadis kecil yang adalah anak si John. dengan berderai air mata, si gadis berkata. Ibu menyuruh saya memberitahu Tuan, bahwa semalam ayah telah meninggal. Dia tidak bangun lagi pagi ini. Si Tuan tanah tersentak. dia baru sadar tentang siapa yang terkaya di daerah itu.
Sumber : https://tivasi.com/product.php?category=13&page_number=8