Pada saat Berlin Timur & Berlin Barat berselisih, kedua negara itu dipisahkan oleh sebuah tembok raksasa sepanjang 165km x tinggi 3.6m, yang dibangun oleh Berlin Timur, dan dikenal sebagai Tembok Berlin.
BerlinTimur selalu diidentitas sebagai daerah kekuasaan Soviet, sedangkan Berlin Barat diindetitas kekuasan Amerika. Kehidupan di kedua Berlin itu, sangat jauh berbeda, Berlin Timur sangat miskin dan ketinggalan, sedangkan Berlin Barat hidupnya makmur dan kaya.
Karena melihat kehidupan Berlin Barat yang demikian majunya, ini telah menimbulkan kebencian dan keirian dari penduduk Berlin Timur. Suatu hari mereka mengumpulkan sejumlah sampah lalu sengaja dibuang ke Berlin Barat, ini juga supaya upaya untuk provokasi untuk memperuncing konflik Blok Timur dan Blok Barat.
Penduduk Berlin Barat tidak marah apalagi membalas dengan sampah yang dibuang ke wilayahnya. sebaliknya mereka mengumpulkan sejumlah makanan lezat lalu dilemparkan balik ke Berlin Tiimur. Dengan sengaja sebuah spanduk disisipkan di antara barang yang dilemparkan. Spanduk itu berbunyi “Terima kasih atas pemberian yang kalian miliki. Kami hanya bisa memberikan apa yang kami miliki. Semoga bisa bermanfaat. Saudara sebangsaku.”
Penduduk Berlin Timur merasa sangat malu karena setelah diberikan sampah, malah dibalikin dengan diberi makanan, serta masih menganggap mereka sebangsa. Dan semenjak hari itu mereka tidak pernah ada lagi terdengar ada sampah dan kotoran kotoran yang dibuang ke Berlin Barat.
Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah hal yang paling bijak. Membalas setiap tindakan balas dendam, akan memancing tindakan balas dendam lainnya, sehingga akan terus menerus dan tidak akan ada habisnya.
Balas dendam hanya akan membuat seseorang menjadi sama derajatnya seperti musuhnya, tetapi dengan pengampuan akan menjadi dirinya sebagai pemenang.
Memaafkan bukan berarti kita lemah, namun justru karena kita kuat dan cukup dewasa untuk memahami bahwa orang lain membuat kesalahan.
Sumber : https://inspirationalandmotivationalarticle.blogspot.com/2012/09/tembok-berlin.html