Kita telah membicarakan tentang jangan mudah marah, karena tidak semua kemarahan memuliakan Tuhan. Hanya kemarahan yang benar akan menggenapi kemuliaan Tuhan. Ini adalah suatu paradoks. Di satu pihak, kemarahan sangat merusak. Tetapi di pihak lain, kemarahan yang suci menggenapi kemuliaan Tuhan, seperti yang tertulis di dalam Mazmur 76:10. Jangan sembarangan marah, jangan mudah marah.
Kini kita akan membicarakan tentang jangan menyimpan kesalahan orang lain. Terjemahan bahasa Indonesia untuk ayat ini kurang tepat. Jika kasih tidak boleh marah, Allah bersalah dan kurang kasih ketika Allah marah. Jika marah itu berdosa dan Allah marah, berarti Allah berdosa. Ini pengertian yang salah. Yang benar, marah tidak boleh sembarangan, marah harus memiliki prinsip kesucian dan keadilan. Manusia boleh marah, tetapi marah yang sesuai dengan kesucian dan kebenaran Allah, sehingga itu baru menjadi marah yang benar.
Satu Korintus 13:5 menulis, “Ia tidak menyimpan kesalahan orang lain.” Di dalam bahasa aslinya, “Ia tidak memperhitungkan kesalahan orang lain.” Tidak memperhitungkan atau tidak menghiraukan, juga bisa dimengerti tidak menyimpan atau tidak mendendam akan kesalahan yang orang lain lakukan kepadanya. Kita semua sering bersalah kepada orang lain dan juga diperlakukan salah oleh orang lain. Dalam hubungan antara manusia, sering kali bisa terjadi saling menyakiti satu sama lain. Bagaimana sikap kita ketika kita dijahati, difitnah, dan dirugikan?
Dendam? Kritik kembali? Atau melukai kembali? Ini yang sering kali manusia lakukan. Tetapi di dalam ayat ini dikatakan, jangan menghitung dan jangan mengingat. Terjemahan bahasa Indonesia adalah jangan menyimpan kesalahan orang lain. Jangan dendam kepada orang lain. Tentu hal ini tidak mudah. Jika orang melukai aku, maka aku harus juga melukai dia. Ini adalah cara duniawi, cara orang berdosa, cara orang yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi Alkitab berkata, Allah memberikan Anak-Nya bukan hanya untuk menyelamatkan manusia, tetapi Yesus juga menjadi teladan bagaimana seharusnya kita hidup dan berkelakuan. Yesus harus menjadi teladan bagaimana kita bersikap kepada orang lain sesuai peta teladan yang diberikan oleh Yesus. Yesus berkata, “Apa yang engkau harapkan orang lain lakukan kepadamu, lakukan itu terlebih dahulu kepada orang lain.”
Berarti orang Kristen harus beretika secara aktif, bukan pasif. Etika aktif berarti kita menjalankan terlebih dahulu, bukan menuntut atau menunggu orang lain melakukan kepada kita. Alkitab berkata, jika engkau ingin orang lain menghormati engkau, engkau harus menghormati orang lain dahulu. Dengan etika aktif, kita akan memengaruhi dan mengubah dunia, dan menjadi teladan, khususnya bagi orang berdosa yang tidak mengenal Tuhan. Mereka yang tidak mengenal Tuhan tidak memiliki teladan yang tepat, kecuali mereka mencontoh orang Kristen yang boleh menjadi contoh terbaik bagi orang lain. Jika mereka dapat belajar dari orang Kristen, itu berarti orang Kristen adalah guru dunia. Engkau sudah cukup lama mengikuti kebaktian, apakah engkau sudah berpengaruh bagi dunia? Engkau sudah berpuluh tahun berada di Indonesia, apakah ketika orang-orang Indonesia melihat engkau sebagai orang Kristen, mereka dapat belajar sesuatu dari padamu? Seharusnya melalui kesaksian kita, mereka belajar peta teladan Allah dan mengerti kebenaran Allah.
Alkitab berkata, “Engkau adalah terang dunia.” Biarlah kita memancarkan etika moral yang aktif untuk mengubah dan memengaruhi orang lain. Jika orang memaki, menghina, mengejek, dan mengumpat engkau, jangan taruh di dalam hati. Berbahagiakah engkau jika mengingat dan menyimpan maki-maki orang lain? Tentu tidak. Jika engkau menyimpannya, engkau sendiri yang menjadi susah. Tidak ada perlunya menyimpan penghinaan orang lain, tidak ada bahagianya engkau mengingat makian orang lain terhadap dirimu. Lupakan saja.
Namun tentu tidak mudah untuk melupakannya. Psikologi berkata, hal yang paling kita ingat adalah kebencian, penghinaan, fitnah, dan semua hal buruk yang orang lain lakukan kepada kita. Ketika orang lain menghancurkan, menghina, mengejek engkau, hal-hal itu sangat mudah diingat. Belajar apa pun sulit mengingat, tetapi ketika diperlakukan buruk, akan teringat selama-lamanya. Alkitab mengatakan, jangan menyimpan kejahatan orang lain. Ini ajaran sangat tidak mudah, tetapi ini pelajaran bagi kita sebagai orang Kristen. Jika kita tidak mudah marah kepada orang lain, secara aktif kita juga tidak melakukan sesuatu kepada orang itu. Tetapi secara pasif, janganlah kita menyimpan hal buruk dari orang lain di dalam hati kita.
Setiap orang memiliki otak, dan setiap otak mempunyai memori (daya ingat). Tetapi bedanya, apa yang diingat seseorang, tidak ada yang sama dengan orang lain. Setiap orang berbeda. Alkitab berkata, jangan menyimpan kesalahan orang lain. Jika kita mengisi bank data kita dengan hal yang tidak perlu, bukankah kita menjadikan otak kita gudang sampah? Jika lemarimu tempatnya terbatas, janganlah menyimpan sampah di dalamnya. Simpanlah barang-barang yang penting. Demikian juga otak kita, jangan menyimpan kesalahan orang lain.
Ada satu cerita di mana seorang memikul dua kantong besar. Satu kantong ditaruh di depan, satu kantong di belakang. Kantong depan isi dua barang, kantong belakang juga isi dua barang. Apa yang di taruh di depan? Orang bodoh menaruh jasa sendiri dan dosa orang lain di depan. Setiap hari jasaku, jasaku, dosamu, dosa dia. Jasa orang lain dilempar di kantong belakang, dosa sendiri juga dibuang ke belakang, sehingga ia tidak pernah merasa bersalah, tidak pernah mengingat apa yang jelek yang ia pernah perbuat. Apakah orang seperti ini akan bahagia? Tidak. Seseorang yang terus berpikir orang itu jahat, orang itu tidak sopan, orang itu kurang ajar, semua dosa orang lain ia ingat, ia tidak akan bahagia, ia kehilangan sukacita. Yang celaka, jasa orang lain dan dosa sendiri di taruh di belakang. Ia lupa ia sendiri berbuat salah, tidak pernah ingat bahwa ia perlu bertobat. Dengan anugerah Tuhan, kita harus memutar beban ini. Dua kantong yang di belakang dipindah ke depan, dua kantong yang di depan dipindah ke belakang. Kini yang dilihat di depan adalah jasa orang lain dan dosa sendiri.
Kita sering lupa kebaikan orang lain. Jika terus mengingat jasa sendiri dan mengingat kelemahan orang, engkau akan diikat oleh kesedihan, ditindas oleh kesusahan, dan tidak ada kebebasan. Semua hal yang salah itu akan menekan, menguasai, dan mengikatmu. Jika engkau ingin bahagia, mintalah Tuhan mengubah situasi ini. Semua kesalahanku dipindah di depan. Semua jasa orang lain juga ditaruh di depan. Setiap hari mengingat orang yang baik, yang sudah banyak membantu, orang yang suka menolong, dan juga selalu mengingat keburukan sendiri, utang pada orang lain, kesalahan dan dosa sendiri. Jika engkau utang kepada orang lain dan tidak dibayar, jangan pikir itu hal lumrah, itu membuat hati nuranimu busuk, engkau bukan orang Kristen, engkau mempermalukan Tuhan dan merugikan orang lain. Jika orang lain berutang kepadamu engkau tidak senang, engkau tagih, itu tidak salah, tetapi bagaimana mempunyai cinta kasih kepada orang yang tidak bisa bayar utangnya? Apakah masih bisa sabar? Itu memang tidak mudah, tetapi ketika menjadi orang Kristen yang sudah bertobat, sudah menerima Tuhan, kita harus tahu bagaimana hidup menghadapi orang yang bersalah kepada kita. Bagaimanapun hidup tidak melakukan dosa kepada orang lain.
Alkitab mengajar, jangan ingat kejahatan orang lain. Jika engkau selalu melihat jasamu dan mengingat dosa orang lain. Engkau tidak pernah akan bahagia dan tidak pernah memuaskan hati Tuhan, tidak pernah menyenangkan Roh Kudus. Sebaliknya engkau akan mendukakan Roh Kudus. Kong Hu Cu berkata, seorang yang agung, seorang gentleman selalu menuntut diri sendiri dengan keras, menuntut diri makin keras, maka orang ini akan menjadi makin baik. Seorang kerdil, seorang bajingan, selalu menuntut orang lain. Misalnya, engkau melihat gereja ini kotor, banyak debu, engkau mulai marah. Mengapa tidak ada yang membersihkan? Berarti engkau menuntut orang lain harus bekerja. Jika engkau lihat, ini kotor, maka saya harus bersihkan. Jika menuntut diri sendiri, mendisiplin diri sendiri untuk bekerja berat, engkau orang yang benar.
Banyak ajaran di dunia walaupun bukan Kristen, memiliki keserupaan dengan ajaran Kristen. Dalam Theologi Reformed,hal ini disebut anugerah umum. Anugerah umum diberikan secara umum kepada seluruh ciptaan Tuhan. Alkitab berkata, Tuhan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang tidak benar. Tuhan memberikan matahari untuk menyinari orang suci dan orang najis. Ada orang Kristen yang nilai pelajarannya jelek, tetapi orang yang melawan Tuhan nilai pelajarannya baik. Adakah orang Buddha yang ajarannya lebih baik dari orang Kristen? Banyak. Mengapa orang Buddha diberkati Tuhan, anak Tuhan tidak diberkati? Jika anakmu malas, mau diberkati bagaimana? Jika orang Buddha rajin, mengapa tidak diberkati? Jika demikian tidak perlu agama, yang perlu rajin. Tidak demikian. Jika engkau mempunyai Tuhan yang benar, berdoa pada sumber yang suci, maka engkau mendapat anugerah dari Pemberi anugerah yang paling benar. Lalu engkau pakai baik-baik, berjalan dalam pimpinan Roh Kudus, berjalan dalam kebenaran dan kesucian Tuhan, sungguh-sungguh taat pada Tuhan. Selain mendapat anugerah keselamatan, engkau akan mendapat kebijaksanaan tertinggi dari Tuhan, hidupmu tidak mempermalukan nama Tuhan.
Jika kita mengetahui beda common grace (anugerah umum) dan saving grace (anugerah keselamatan), maka kita tidak akan membedakan orang yang Kristen atau tidak Kristen, semua mendapat berkat dari Tuhan dalam anugerah umum. Alkitab berkata, jangan menyimpan kesalahan orang lain. Jika orang lain bersalah pada saya, saya belajar mengerti, belajar toleransi. Terlebih lagi belajar mengampuni dia. Tetapi bukan memanjakan atau membiarkannya berbuat dosa lagi, karena itu berarti kita tidak mendidik orang tersebut, tetapi memanjakan orang jahat. Ini bukan yang Tuhan inginkan. Tuhan ingin kita mempunyai pengertian bagaimana memelihara diri dalam hidup yang suci, mendidik, dan menjadikan orang lain mengerti kebenaran.
Banyak orang tidak merasa sukacita, karena di dalam hidup dan pikirannya terlalu banyak sampah. Jika engkau terus menyimpan sampah di dalam hatimu, membenci orang, dengki, memaki orang, iri hati, maka hatimu akan menjadi gudang sampah yang mengisi segala kerusakan, segala kejahatan, dan kebodohan. Semua yang rusak, yang salah, kejahatan, yang pernah dilakukan orang lain, jangan disimpan, tetapi dibuang, keluarkan dari hatimu. Berdoa minta Tuhan mengisi hatimu dengan anugerah Tuhan, kebenaran Tuhan, dan sifat Ilahi Tuhan. Jika kesucian, keadilan, kasih, dan kebijaksanaan Tuhan masuk ke dalam hatimu, hatimu tidak menjadi gudang sampah, tetapi tempat mengisi sifat Ilahi yang limpah. Jika hatimu bukan menjadi gudang sampah, tetapi tempat kelimpahan cinta, keadilan, kebenaran, kesucian, dan kemurahan Tuhan, makin diisi engkau akan makin mirip Yesus, makin diisi dengan sukacita.
Banyak orang hatinya banyak susah, karena diisi sampah terlalu banyak. Seseorang sedih, karena kebencian yang dinikmati tidak ada faedahnya. Buanglah itu semua. Jangan simpan kejahatan orang lain. Mereka yang benci kamu, lupakan. Mereka yang iri kamu, lupakan. Jika tidak, engkau akan menjadi orang yang tidak merasakan sukacita. Apakah kita pernah bersalah kepada Tuhan? Pernah marah pada Tuhan? Mempermalukan Tuhan? Kita semua pernah melakukannya. Tetapi Tuhan panjang sabar, tidak dengki, dan penuh kemurahan, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 13. Roma 2:4 berkata kemarahan, kemurahan, dan panjang sabar Tuhan menunggu dan memimpin engkau untuk bertobat. Inilah cinta Tuhan. Jika Tuhan demikian baik pada kita, kita juga harus belajar baik kepada orang yang bersalah kepada kita.
Jangan menyimpan kesalahan orang lain, harus toleransi, panjang sabar dan mengampuni mereka, inilah sifat Ilahi. Jika Tuhan sedemikian baik kepada kita, Tuhan telah memberikan contoh bagaimana menghadapi orang berdosa, mari kita belajar dengan rendah hati untuk datang kepada Tuhan. Dalam Doa Bapa Kami ditulis, “Ampunilah dosa kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah pada kami.” Ayat ini sepertinya terbalik. Masa Tuhan seperti kita? Harusnya kita yang seperti Tuhan. Tetapi di dalam Doa Bapa Kami, ampunilah kami seperti kami mengampuni orang lain. Masa suruh Tuhan ampuni kamu seperti kamu mengampuni orang lain? Tuhan belajar dari kamu? Bukankah ini salah? Tidak salah, ini firman Tuhan. Ketika engkau diampuni Tuhan, engkau belajar mengampuni orang lain. Setelah engkau sudah diselamatkan, jalankan kewajiban mengampuni orang lain, baru engkau berhak meminta Tuhan mengampuni engkau. Ini urutan yang sepertinya terbalik, tetapi inilah didikan Tuhan. Jika engkau tidak mengampuni orang lain, engkau tidak berhak meminta Tuhan mengampuni engkau. Jangan mengingat kesalahan orang lain, berarti harus belajar mengampuni orang lain sebagaimana Tuhan mengampuni engkau terlebih dahulu.
Dalam keselamatan, Tuhan mengampuni saya dahulu, baru saya belajar bagaimana mengampuni orang lain. Tetapi dalam hidup rohani, setelah menjadi orang Kristen, engkau harus mengampuni orang lain terlebih dahulu, baru berhak meminta Tuhan mengampuni engkau. Ini paradoksikal. Sebelum menjadi orang Kristen, saya harus minta Tuhan ampuni saya dahulu, baru saya belajar mengampuni orang lain. Tetapi setelah saya diampuni Tuhan, harus dibalik menjadi orang yang mengampuni orang lain dahulu, baru berhak meminta Tuhan mengampuni saya. Ketika diselamatkan, engkau mendapat pengampunan dari Tuhan. Setelah Tuhan mengampuni dosamu, baru engkau diselamatkan. Setelah diselamatkan, engkau harus belajar mengampuni orang lain baru berhak meminta Tuhan mengampuni.
Bagaimana Tuhan menjadi teladan di dalam mengampuni dosa kita? Alkitab berkata, Tuhan menginjak dosa kita di bawah kaki-Nya. Tuhan melempar dosa kita ke belakang Dia.
Ada empat contoh. Pertama, Tuhan menginjak dosa kita di bawah kaki-Nya. Kedua, Tuhan membuang dosa kita di belakang Dia, sehingga tidak terlihat lagi. Ketiga, Tuhan mengampuni dosa kita, menghapus dosa kita. Cara Tuhan menghapus dosa kita adalah dengan darah Yesus. Keempat, Tuhan membuang dosa kita ke dasar laut, dan tidak akan muncul lagi. Laut yang paling dalam di dunia lebih dalam dari gunung tertinggi di dunia. Gunung paling tinggi adalah Gunung Everest tingginya 8.848 meter; laut paling dalam di dunia, dalamnya 12.300 meter. Laut paling dalam di dunia, lebih tinggi dari gunung paling tinggi di dunia. Jika gunung yang paling tinggi dicemplungkan ke dalam lautan yang paling dalam, tetap tidak kelihatan, karena laut tersebut lebih dalam. Alkitab demikian akurat.
Alkitab berkata, Tuhan membuang dosa kita ke dasar laut yang paling dalam. Tuhan mewahyukan Alkitab demikian tepat dan sempurna. Dan bukan saja demikian, Tuhan juga menjauhkan dosa kita dari timur sampai ke barat. Mengapa bukan dari utara ke selatan? Timur ke barat jauh sekali. Utara ke selatan juga jauh sekali. Tetapi tidak sama jauhnya. Bumi ini bundar tetapi lonjong. Sehingga dari timur ke barat lebih panjang daripada dari utara ke selatan. Bumi yang bundar ini dari timur ke barat panjangnya lebih panjang 62 km dibanding dari utara ke selatan. Alkitab tidak pernah salah. Jika keliling dunia dari timur ke barat, putar satu kali, sekitar 40 ribu km. Tetapi jika dari Kutub Selatan ke Utara, kembali lagi ke Selatan, jarak yang ditempuh berkurang 62 km dibandingkan dari lingkar tengah bumi. Alkitab adalah firman Allah, bukan wahyu yang sembarangan ditulis oleh para nabi. Allah adalah Allah yang sejati, Allah Pencipta, Allah yang menghitung bumi berapa km, semua tidak salah.
Argumentasi kedua, timur ke barat berarti jarak yang paling jauh. Di dalam bumi ada solar system. Solar adalah matahari. Solar system, berarti sistem dari matahari yang ceper, lebar, semua berputar dalam dataran yang hampir sama. Yang paling dekat adalah planet Mercury, paling jauh adalah planet Pluto. Ini di dalam dataran yang sangat panjang, timur ke barat. Dari utara ke selatan sangat pendek. Di dalam galaksi mungkin ada ratusan juta miliar planet. Dan semua teraturnya gepeng, sehingga timur ke barat jauh, utara ke selatan lebih dekat. Maka Allah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang menciptakan bintang dan planet, Allah yang menciptakan solar system dan galaksi, Allah yang menciptakan constellation dalam seluruh alam semesta, Allah mengetahui timur ke barat jauh lebih panjang daripada utara ke selatan. Dan Allah berkata, “Aku menjauhkan dosamu sejauh timur ke barat.” Ini kalimat yang paling ilmiah, paling sesuai dengan astronomi, paling sesuai dengan fakta alam semesta, karena Tuhan yang menciptakan alam semesta juga Tuhan yang mewahyukan Alkitab. Inilah pimpinan Tuhan.
Lalu argumentasi ketiga, jika saya jalan kaki dari Jakarta ke utara, sampai di Kamboja, sampai di Tiongkok, sampai di Beijing, sampai di Manchuria, sampai di Siberia, sampai paling tinggi, Kutub Utara. Sesudah di Kutub Utara, saya jalan terus, akhirnya turun dan berubah arah menjadi ke selatan. Dari Kutub Utara ke selatan. Sudah sampai di selatan, kembali ke utara. Jadi saya akan berubah arah terus ke selatan, lalu ke utara, lalu ke selatan lagi, lalu ke utara lagi, dst. Bagaimana jika sekarang dari Jakarta ke Surabaya, ke Ujung Pandang, ke Papua, ke Pasifik, lalu ke Hawaii, ke Amerika, maju terus ke tepi timur, sudah ke Amerika lalu ke Atlantik, sudah ke Atlantik ke Spanyol, lalu ke Rusia, sudah di Rusia kembali lagi ke sini? Saya akan terus memutar di bumi ini hingga kembali ke titik semula, tetapi arahnya tidak pernah berubah, sekali berputar ke barat, kita akan terus berjalan ke barat sampai ke titik semula, dan begitu seterusnya ketika kita terus berjalan. Jika saya dari utara sudah sampai di kutub, maju lagi, menuju selatan. Sudah di Kutub Selatan, maju lagi ke utara. Ini namanya bolak balik selatan, utara, utara, selatan, selatan, utara, utara, selatan. Jika berjalan menuju kanan, sampai kapan ke kiri? Jika ke timur, tidak mungkin ke barat lagi, karena akan terus ke timur. Engkau punya arah tidak pernah berubah, ke timur, terus ke timur. Indonesia timurnya India. Lalu Hawaii timurnya Indonesia, California timurnya Hawaii, Florida timurnya Florida, Eropa timurnya Amerika, Arab timurnya Jerman, Indonesia timurnya India, setelah itu tetap timur. Tidak pernah ada barat, karena menuju ke timur terus. Jika ke utara atau ke selatan, terus bolak-balik, kalau ke timur tidak dapat balik lagi.
Tuhan berkata, “Aku akan menjauhkan dosamu sejauh Timur dari Barat.” Berarti dosamu akan diampuni, dosamu akan dihapus dan tidak kembali lagi. Alkitab dengan cara demikian, menjelaskan bagaimana cara Tuhan menghadapi dosa kita. Maka engkau juga harus belajar cinta kasih yang tidak menyimpan kejahatan orang lain. Cinta kasih yang selalu melupakan dosa orang lain. Sama seperti dibuang ke dasar laut, buang ke belakangmu, dan memindahkannya dari timur ke barat. Tuhan memimpin kita.
Biar kali ini kita belajar satu hal, yaitu membuang sampah dari hati kita. Tidak lagi mengingat kejahatan orang lain. Tidak lagi menyimpan kesalahan orang lain. Dengan demikian kita akan penuh dengan sukacita, selalu bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan tidak membuang kita.
…
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/iman-pengharapan-dan-kasih-bagian-30-kasih-10