Inti dari doa Bapa Kami adalah bicara pada Tuhan dengan menyebut Tuhan, “Bapa kami yang di surga.” Lalu berdoa meminta tiga hal yaitu, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Seumur hidup kita, tiga permintaan ini kita harapkan terjadi sesuai kehendak Tuhan. Lalu dilanjutkan dengan meminta empat kebutuhan manusia selama di dunia ini. Pertama, kebutuhan materi, “Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” bukan semaunya, bukan sebanyaknya, tetapi seperlunya. Ini adalah doa yang mengikat yang memenuhi kebutuhan kita yang Tuhan telah janjikan. Jika setiap manusia mengerti dua prinsip ini, ikatan dalam kebutuhan dan ikatan dalam janji Tuhan, maka tidak mungkin kebutuhan materi di dunia ini tidak cukup. Tetapi karena kerakusan, ketidakpuasan dan nafsu manusia, ada orang yang rumahnya beribu meter, ada orang yang hanya tidur di tempat seukuran peti mati. Ada orang yang makanannya dibuang-buang, ada orang yang tidak dapat makan. Kebutuhan yang Tuhan berikan secara materi tidak mungkin tidak cukup untuk manusia. Semua kekacauan dan ketidakadilan terjadi karena kerakusan manusia yang tiada henti.
Bagaimana manusia membereskan ketidakadilan ini? Komunisme mencari cara dengan merebut secara paksa materi dari orang kaya untuk kebutuhan orang miskin, akhirnya terjadi kebrutalan dan ketidakadilan versi lain, sehingga masyarakat menjadi kacau. Sosialisme dan agama berpikir dengan cara sedekah supaya orang kaya rela berbagi pada orang miskin, tetapi orang yang mau melakukan hal ini sedikit sekali. Dunia tetap tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Tetapi kadang-kadang Tuhan memberi lebih dari yang dibutuhkan, jika demikian kita harus melakukan tiga hal ini. Pertama, jangan lupa milik kaisar kembali pada kaisar, milik Tuhan kembali pada Tuhan. Semua persembahan yang diberikan manusia tidak pernah satu rupiahpun dibawa Tuhan ke surga, ditumpuk menjadi milik-Nya. Uang yang dipersembahkan, Tuhan akan beri bijaksana pada orang yang mengelolanya untuk membenahi ketidakadilan di dunia ini. Kedua, menjaga yatim piatu dan para janda yang kekurangan, ini ajaran Alkitab. Dan ini dilakukan bukan untuk kecongkakan, membangun jasa, atau memuliakan diri sendiri, tetapi untuk menjalankan kehendak Tuhan, menjadi wakil Tuhan di bumi ini. Ketiga, mendukung usaha yang berfaedah bagi sesama, membangun moral, iman, dan membantu pendidikan, kebudayaan dan sebagainya. Jika ketiga hal ini kita lakukan, maka kita menjalankan kehendak Tuhan. Tuhan menuntut engkau menjalankan keadilan, mengasihi, rendah hati, dan berjalan bersama Tuhan.
Setelah kebutuhan jasmani yang diperlukan hari ini, permintaan kedua, interpersonal relationship. Bagaimana saya dapat hidup berdamai dengan sesama, saling respek, tidak merugikan orang lain, tidak melukai orang lain, tidak mencelakai orang lain, sebagaimana saya tidak dilukai dan dihina. Kalimat “Ampunilah kami seperti kami mengampuni orang lain.” Dalam kalimat ini siapa yang menjadi inisiator pengampunan? Sayakah? Saya yang memerintah Tuhan ikut saya? Karena saya sudah mengampuni maka Tuhan harus mengampuni seperti saya mengampuni orang lain? Kalimat ini maksudnya bukan demikian. Ingatlah selalu, we love because God first love us. Kita dapat melakukan apapun dalam kebajikan karena Tuhan telah melakukannya pada kita terlebih dahulu. Dorongan dan inisiatif pertama selalu dari Tuhan. Kita hanya penerima pengampunan, keselamatan dan anugerah. Setelah Tuhan mengampuni, belajar dari Tuhan untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita. Setelah melakukannya maka kita boleh berdoa minta Tuhan mengampuni kita lagi. Dengan demikian relasi antara pribadi dan pribadi di dunia ini akan beres. Setelah antara kita dan Tuhan beres, maka hubungan kita dengan sesama juga beres. Dari vertical relationship akan berefek pada horizontal relationship, dengan demikian dunia akan menjadi damai.
Tidak ada doa yang lebih baik dari Doa Bapa Kami dalam agama apapun. Setelah makanan cukup dan relasi dengan sesama baik, masih ada dua hal lagi yaitu, godaan dari setan. Ketiga, jangan membawa kami dalam pencobaan. Berapa banyak orang yang sukses melatih diri menurut agama dan moral, tetapi ketika digoda setan langsung jatuh, karena setan lebih licik dan berpengalaman. Godaan membawa manusia masuk dalam perbuatan dosa. Maka Tuhan Yesus mengajar kita untuk berdoa, “Jangan membawa kami dalam pencobaan.” Siapa yang membawa? Mungkinkah Tuhan membawa kita masuk dalam pencobaan? Tidak mungkin. Tuhan mengizinkan kita bertemu godaan dan mengalami pencobaan tetapi tidak membawa kita dalam pencobaan. Bahwa manusia harus mengalami pencobaan, hal ini sudah dimandatkan Tuhan. Tidak pernah ada orang yang tidak bertemu godaan iblis. Tuhan menciptakan manusia setelah dunia rohani jatuh, manusia diciptakan dalam dunia materi setelah malaikat jatuh. Malaikat yang jatuh tidak pernah digoda, maka godaan tidak menjadi alasan bahwa kita dapat luput dari kesalahan dengan alasan Tuhan yang menciptakan penggoda. Tuhan tidak menciptakan penggoda untuk malaikat, tetapi tetap jatuh. Yakobus berkata bahwa nafsu dalam diri manusia yang mengakibatkan persekongkolan dengan pencobaan dari luar dan mengundang setan masuk, sehingga masuk dalam pencobaan. Mengapa kita berdoa, “Jangan membawa kami dalam pencobaan?” Karena minta Tuhan pelihara supaya tidak masuk dalam pencobaan. Apakah doa ini selalu dikabulkan? Tidak semua dikabulkan. We are created between good and evil. After the fall of angels, after the fall and committing sin in the spiritual world, then come the creation of material human being with eternal spirit living on this earth and in between eternity and temporarity, in between God and satan, between good and evil. And there is a mandate set by God, no one can escape from being tempted and being tried by God. Tidak ada mansia yang tidak mengalami pencobaan dan ujian. Orang kristen sesuci apapun, tetap harus mengalami pencobaan dan ujian. We meet satan, with all his temptations, to seduce us to committing sin. We meet God with all the trial of His holy will to train us, to be more beautiful and purified in our life to love God and to near Him. Manusia hidup dalam pergumulan karena harus mengalami pencobaan dari iblis dan ujian dari Tuhan, agar dikuduskan, disucikan dan dibersihkan dari dosa.
Dalam doa ini ada dua paradoks yaitu jangan masuk, tetapi harus keluar. Jika jangan masuk berarti belum masuk. Harus keluar berarti sudah masuk. “Jangan membawa kami dalam pencobaan” karena tidak mau masuk. “Lepaskan kami dari yang jahat”, karena sudah masuk. Ini paradoks dan realita yang kita alami. Orang kristen tidak mau berdosa, tetapi menemukan dirinya sudah berada dalam dosa. Orang yang paling berkenan di mata Tuhan adalah Raja Daud, tetapi Daud melanggar hukum ke 6 dan ke 7 dari Sepuluh Hukum Allah yaitu berzinah dan membunuh. Perlukah Daud berdoa, lepaskan aku dari yang jahat? Perlu sekali. Karena Daud telah diselamatkan tetapi tetap melakukan dosa seperti orang yang belum diselamatkan. Martin Luther berkata, a saved man is at the same time an evil person. Ketika tahu sudah diselamatkan, jangan lupa masih berada dalam lingkungan dosa. Kita bersyukur karena sudah diselamatkan tetapi masih orang berdosa yang memerlukan pemeliharaan dan kuasa Tuhan. Tuhan yang telah menyelamatkan harus ekstensi keselamatan-Nya untuk terus memelihara kita. Maka Yesus mengajar kita untuk berdoa dua kalimat paradoks ini.
Keempat lepaskan dari yang jahat. Lepas dari yang jahat berarti hidup dalam kebajikan, keamanan, kesejahteraan dan mengalami damai sejati. Lalu apa artinya yang jahat? Musuh kitakah? Dunia? Atau orang yang bukan kristen? Orang yang belum kristen adalah tujuan kita dalam mengabarkan Injil. Orang yang jahat adalah orang yang kita harapkan bertobat. Jangan selalu menganggap orang lain jahat, lalu engkau berdoa Tuhan lepaskan aku dari ini, dari itu, ingatlah engkau juga dapat menjadi orang jahat. Jangan berasumsi engkau adalah korban, ini adalah mentalitas paranoia, selalu berpikir aku dirugikan. Semua orang jahat, jika tidak ada mereka aku yang paling suci, dan dengan damai menuju surga. Surga bukan dimana semua orang suci, tetapi orang berdosa yang telah ditebus. Engkau hanya orang berdosa yang dikasihani Tuhan. Maka setelah dikasihani, diampuni, mendapat keselamatan dari Tuhan, dan tidak melihat orang lain jahat, tetapi berdoa supaya mereka sama seperti engkau, diampuni, dikasihani, dan diselamatkan. Kata evil diterjemahkan menjadi jahat, tetapi arti kata evil sesungguhnya lebih luas dari jahat. Evil dalam bahasa Inggris selain kejahatan moral mempunyai arti lain. Ada tiga tahap evil. Pertama natural evil yaitu ketidak baikan, ketidak sempurnaan, dan bahaya yang terdapat dalam alam semesta yang dicipta Tuhan ini. Bukankah Tuhan berkata yang dicipta semua sangat baik adanya? Dari hari pertama menciptakan terang, hari kedua, ketiga, keempat, kelima, Tuhan melihat semua yang dicipta baik. Hari keenam Tuhan menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya. Manusia dicipta dalam keadaan sangat baik dan tubuh manusia berfungsi dengan bebas. Manusia dicipta dengan sempurna, maka pada hari keenam setelah Tuhan menciptakan manusia Tuhan melihat yang dicipta itu lebih dari baik, sangat baik adanya. Nothing is more beautiful in this physical world to compare with human physical body. Dunia yang sempurna dan manusia yang puncak kesempurnaan ciptaan, tetapi mengapa masih ada bencana alam? Ini yang disebut natural evil. Apakah Allah menciptakan dunia yang mungkin membahayakan kita? Bukankah niat Allah untuk umatnya hanya yang baik? Mengapa ada bencana alam? Alkitab berkata, setelah Adam berdosa Allah mengutuk bumi ini. The natural evil is not created by God originally, the natural evil occurs, the natural evil happens, simply because the earth had been cursed by God after Adam and Eve committed sin. Dosa yang menjadi sumber segala kecelakaan. Sumber kecelakaan ada empat yaitu pertama dari Allah yang mengutuk bumi ini. Kedua dari manusia yang berbuat dosa. Ketiga dari setan yang mengganggu dan mencobai manusia. Keempat dari hukuman Allah pada orang berdosa. Kita tidak mungkin tidak mengalami kecelakaan atau sakit t etapi s iapa yan g menjalankan kehendak Tuhan, akan dipelihara dengan baik karena hidup berkenan pada Tuhan. Dan siapa yang melanggar perintah Tuhan, kecelakaan apapun mungkin datang padanya. Belum tentu semua penderitaan yang manusia alami adalah akibat dari dosanya. Orang yang berzinah dan kena penyakit kelamin itu karena dosanya tetapi orang yang mati karena kanker atau sakit yang lain, belum tentu karena dosanya, tetapi karena dunia ini sudah dikutuk Tuhan.
Ketika engkau berdoa, “Lepaskan kami dari yang jahat”, pengertian pertama adalah natural evil, Allah telah mengutuk bumi. Kedua, evil in the second meaning is punishment that allowed by God, hukuman yang diizinkan Tuhan. Dalam Yesaya 45:7 ditulis, I both created light and darkness. I both created good and evil. Lalu apakah kejahatan dan setan dicipta oleh Tuhan? Ini ajaran yang salah karena merupakan loncatan. Tuhan tadinya menciptakan malaikat, loncat menjadi setan. Kita sering menafsirkan Alkitab dengan pengertian loncatan seperti ini, tidak mau mengerti proses, dan hal ini berbahaya sekali. Ketika Tuhan berkata, aku mencitakan yang baik dan jahat, apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Istilah jahat dalam Yesaya 45:7 adalah kecelakaan bukan yang diijinkan Tuhan untuk menghukum manusia. Jadi kejahatan diciptakan Tu han, kejahatan diizinkan Tuhan untuk menghukum manusia. When God permit evil punishment come to us as children of God, it is because the sin of the world, the sin of ourselves, caused the consequence of the punishment. Dosa kita mendatangkan kecelakaan dalam izin Tuhan yang menghakimi kita. Jadi, pengertian kejahatan yang kedua karena kita berdosa dan mendapat hukuman dari Tuhan. Ketiga, kejahatan yang berasal dari si jahat itu sendiri. Hidupnya telah bersatu dengan kejahatan, seluruhnya untuk melukai orang lain apalagi manusia yang diberi pengampunan oleh Tuhan. Setan b erpi kir mengapa manusia diselamatkan tetapi setan tidak, ini adalah iri hati terbesar dalam semesta. Ketika orang kristen dibenarkan oleh Yesus, inilah anugerah yang tidak pernah diberikan pada malaikat yang memberontak. Ibrani 2:16 menulis Tuhan menolong keturunan Abraham tetapi tidak menolong malaikat. Tetapi Abraham bukan bapak iman, Abraham adalah bapak orang beriman. Yesus yang menciptakan iman, bibit iman pertama di hati kita ditanam oleh Yesus, lalu bertumbuh melalui mendengar Firman, iman menjadi sempurna karena disempurnakan oleh Yesus yang mati dan bangkit, lalu masuk dalam kesempurnaan. Tuhan disebut yang benar, setan disebut si jahat. Tetapi orang jahat jangan dipanggil si jahat. Orang jahat karena berdosa, tetapi orang jahat dapat lepas dari dosa jika ia bertobat. Orang jahat adalah pendosa tetapi tetap diberi pengharapan dalam janji Allah, diberi nubuat oleh para nabi bahwa Yesus akan menyelamatkan manusia. Maka orang yang berdosa masih memiliki pengharapan. Setan tidak berpengharapan, karena setan dicipta dalam status kekekalan, maka ketika berdosa, dosanya bersifat kekal. Sedangkan manusia dicipta dalam status kesementaraan. Manusia akan masuk dalam kekekalan ketika manusia mati. Tetapi ketika manusia sudah diselamatkan, diselamatkan untuk selamanya. Manusia yang tidak mau bertobat di dunia ini, ketika mati masuk dalam kekekalan, tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat. Maka engkau harus segera mengabarkan Injil pada orang tuamu dan kawanmu, supaya mereka bertobat ketika masih hidup di dunia ini. Setan dalam statusnya yang kekal berbuat dosa, sengaja melawan Tuhan, dan Tuhan memateraikan dosanya dengan hukuman kekal, maka tidak ada keselamatan bagi setan. Tetapi manusia yang melawan Tuhan, Tuhan akan menanti ia bertobat sampai ia mati dan masuk kekekalan, ketika itu tidak ada kesempatan lagi. Ketika setan berdosa diberi status si jahat untuk selamanya dan tidak mungkin bertobat. Apakah manusia juga menjadi si jahat? Banyak orang yang sampai mati tidak mau bertobat, tetapi bukan berarti sampai sebelum ia mati tidak dapat bertobat. Maka kita harus mempunyai motivasi yang baik, tetap berharap mereka bertobat walau bagaimana jahatnya.
Yesus tahu bahwa Yudas yang menjual Yesus dari permulaan adalah anak binasa, pura-pura menjadi murid Yesus untuk melakukan kejahatan. Yudas mungkin termasuk orang yang tidak mau bertobat sampai ia mati. Kecuali Roh Kudus yang menggerakkan hati seseorang, ia tidak dapat menyebut Yesus Tuhan, hanya menyebut guru yang baik. Sama-sama orang kristen, jika suka mendengar Firman, engkau akan datang ke gereja ini. Jika suka kesembuhan atau karunia lidah, engkau akan masuk gereja lain. Orang yang dekat dengan Tuhan akan mendengar Firman Tuhan. Orang yang mendengar Firman Tuhan akan mengenal suara Gembalanya. Yesus berkata, “Domba-Ku akan ikut Aku.” Orang yang mendengar khotbah Reformed tidak mengerti lalu pergi, menyatakan dirinya bukan domba Yesus.
Orang yang mendengar tidak mengerti, tetapi tetap datang dan akhirnya mengerti, lalu sadar betapa indahnya khotbah Reformed, orang ini adalah domba Yesus. Tuhan suka memberikan isi hati-Nya hanya pada mereka yang sungguh dekat, intim, dan ingin mendengar Firman-Nya. Tuhan tidak memberi tahu Petrus, Yakobus, Andreas, atau semua murid yang lain, hanya pada Yohanes karena Yohanes murid yang paling dikasihi. Murid yang paling dikasihi yang paling mengerti isi hati Yesus karena ia selalu mendengarkan Yesus. Yudas ikut Yesus tiga setengah tahun, Yudas dari permulaan bukan orang baik, sampai hari terakhir tetap tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan. Yudas mirip si jahat. Yudas bersama murid yang lain ikut Yesus, mengabarkan Injil, melihat mujizat, ikut perjamuan terakhir tetapi tetap tidak mengenal Yesus, karena hatinya bukan untuk Yesus, hatinya untuk tiga puluh keping perak, dan itulah tujuan hidup manusia. Karena gerakan Reformed Injili ini bukan untuk uang, gereja ini bukan untuk uang, hamba Tuhan disini melayani bukan untuk uang, maka Tuhan tidak mungkin tidak memberkati gereja ini, dan tidak mungkin tidak memberikan kecukupan yang kita butuhkan. Dalam masa pandemi ini, banyak gereja yang ekonominya merosot, kita hanya dapat bersandar pada Tuhan. Inilah gereja yang tidak takut mati dan kesulitan, hanya tahu Tuhan yang memimpin. Kita terus berdoa, terus bersandar, terus beriman, mematuhi rencana Tuhan, sungguh-sungguh menjalankan kehendak-Nya. Mari membuka mata melihat Tuhan menggenapi janji-Nya pada kita. Walaupun dalam masa pandemi ini demikian sulit, tetapi Tuhan tidak kekurangan anugerah untuk anak-anak-Nya yang mau menjalankan kehendakNya, ini tertulis dalam Mazmur 1. Saya tidak punya banyak uang, saya bukan orang kaya, tetapi saya taat pada Tuhan, memelihara hidup suci, mengikuti perintah Tuhan, dan melayani gereja Tuhan. Saya berharap orang kristen di gereja ini meneruskan kebiasaan mendengar Firman Tuhan, merenungkan imannya, dan mengabarkan Injil dengan sungguh-sungguh, sampai Tuhan datang kembali. Si jahat adalah setan sendiri. Mengapa kalimat sebelumnya, “Jangan membawa kami masuk ke dalam pencobaan” lalu kalimat selanjutnya, “Lepaskan kami dari yang jahat.” Jangan masuk berarti belum masuk. Lepaskan berarti sudah masuk. Engkau bagaimana suci tidak mungkin 100% sukses menghadapi dosa. Orang yang paling berkenan pada Tuhan adalah Raja Daud. Tetapi ia membunuh dan menzinahi istri orang lain. Daud adalah raja paling sukses, tetapi kegagalannya sangat fatal. Maka kita harus dengan gentar berdoa, “Jangan membawa kami dalam pencobaan.” Jangan kira engkau pasti sukses menghadapi pencobaan, mungkin engkau gagal dengan fatal sekali, berdosa dengan sangat serius dan mempermalukan nama Tuhan. Doa kasih saya kaya, kasih anak, kasih saya makmur, atau sukses, itu semua adalah doa yang egois. Doa Bapa Kami adalah satu-satunya doa yang tidak egois, tidak rakus, tidak tamak, tidak meminta Tuhan memenuhi keinginan kita, tetapi meminta kehendak kita jadi sesuai kehendak Tuhan, kerajaan-Nya tiba, nama-Nya dipermuliakan, dan kita menjadi orang yang tidak jatuh dalam tangan si jahat. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)
…
Sumber : chrome-extension://rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/09/20September2020_STong.pdf