Ada tiga pengakuan iman. Pertama, iman kepercayaan kepada Allah Bapa. Kedua, iman kepercayaan kepada Allah Anak Ketiga, iman kepercayaan kepada Allah Roh Kudus. Ketika para rasul menyelesaikan rangkuman iman kepercayaan ini, mereka pergi ke seluruh dunia untuk menyampaikan Injil. Orang Kristen sepanjang sejarah mewarisi pengakuan iman tersebut hingga Yesus datang kembali.
Alkitab mengatakan bahwa manusia tanpa iman tidak mendapat perkenanan Allah. Allah bukan saja menuntut manusia harus beriman kepada-Nya, tetapi juga memberikan janji bahwa setiap orang yang berpaling kepada-Nya akan mendapat anugerah besar. Alkitab memberi tahu kita bahwa iman datang dari Tuhan.
Ada iman dasar yang diletakkan Tuhan di dalam setiap manusia. Iman dasar ini mengharuskan kita untuk percaya, melalui segala ciptaan yang ada di dunia luar dan hati nurani yang ada di dalam, menjadi bukti dan konfirmasi bahwa Allah ada. Meskipun mata kita tidak bisa melihat Allah, di dalam roh kita mengetahui bahwa Allah ada. Allah berhak dan berkuasa menuntut manusia mempunyai iman dasar kepada-Nya. Tetapi ketika manusia menekan iman ini, ia menipu dirinya. Ketika seseorang dengan jujur dan rendah hati tidak menolak suara yang dari luar ataupun dari dalam, ini merupakan iman dasar.
Jika seseorang tidak menekan suara hatinya, ia sedang mempersiapkan diri untuk rela menerima firman Tuhan dan Tuhan akan mengubah iman ini menjadi iman bentuk lain. Dari firman Tuhan akan muncul iman. Alkitab mengatakan bahwa iman datang dari pendengaran akan firman Tuhan. Ketika mendengar firman Tuhan, kita akan merasakan di dalamnya ada sesuatu yang terus mendorong kita untuk kembali ke hadapan Tuhan. Oleh karena itu, orang yang senantiasa mempersiapkan diri untuk mendengarkan firman Tuhan adalah orang yang sangat diberkati. Itulah alasannya mengapa Yesus berkata kepada Marta bahwa Maria telah memilih sesuatu yang terbaik yang tidak mungkin diambil oleh siapa pun, ketika Yesus mengunjungi Betania, di mana Maria duduk dengan baik dan mendengarkan firman Tuhan.
Hari ini di belahan dunia mana pun keadaannya sama. Ketika firman Tuhan diberitakan, ada orang yang memperhatikan dengan saksama, sehingga firman tersebut akan masuk ke dalam hatinya, akan berakar ke bawah dan berbuah ke atas. Berakar ke bawah berarti dia mempunyai fondasi akan imannya. Berbuah ke atas berarti dia akan menghasilkan buah iman. Ketika mendengarkan firman Tuhan, mendengarkan perkataan Yesus, maka Roh Kudus akan bekerja. Ketika Roh Kudus datang untuk bersaksi bagi Kristus, Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus. Ketika seorang hamba Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan tulus hati memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus, maka Roh Kudus akan mulai bekerja dalam hati orang yang mendengar, menjadikan iman itu bertumbuh menjadi iman percaya akan Yesus. Ini merupakan iman jenis kedua.
Orang Kristen yang telah menerima iman jenis kedua akan mempunyai hubungan dengan Allah yang dipersatukan dalam Kristus dan akan hidup dalam Kristus. Di dalam kematian Kristus, kita membawa semua dosa kita untuk mati bersama-Nya, dan di dalam kebangkitan Kristus, kita mendapat hidup baru. Kita menjadi manusia ciptaan baru. Yang lama telah berlalu dan yang baru sudah tiba. Kita tadinya diciptakan di dalam Adam, tetapi ciptaan baru kita ada di dalam Kristus. Alkitab membedakan dan memisahkan kedua jenis keberadaan ini, di dalam Adam dan di dalam Kristus. “Di dalam Adam” berarti bersama-sama dengan Adam akan binasa, karena memberontak kepada Tuhan dan dihakimi, tetapi Kristus taat kepada Allah. Alkitab mengatakan Adam adalah Adam duniawi, Kristus adalah Adam sorgawi. Kemuliaan Allah dari sorga dibawa ke dalam dunia, dan kesucian Allah dinyatakan dalam dunia. Keselamatan Allah dari sorga dibawa ke dalam dunia. Dia berinkarnasi untuk kita, menanggung semua penghakiman demi kita.
Ketika Yesus bangkit dari kematian, Dia memberikan hidup yang baru. Orang yang percaya kepada Yesus adalah orang yang di dalam Adam menerima hidup baru dalam Kristus. Ini merupakan iman jenis kedua. Tetapi mempunyai iman jenis kedua belum cukup, karena iman tanpa perbuatan mati adanya. Banyak orang mengira bahwa setelah mereka percaya kepada Yesus, mereka dapat hidup sembarangan; hidup sesudah dibaptis sama seperti sebelum dibaptis. Iman mereka tidak menghasilkan buah dari iman tersebut, dan pertobatan mereka tidak menghasilkan buah dari pertobatan. Allah melihat isi hati orang tetapi manusia melihat hal-hal yang kelihatan dari luar. Ketika manusia lain melihat kehidupan orang Kristen yang demikian, mereka tidak melihat ada iman kepercayaan di dalam orang tersebut. Alkitab mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan mati adanya.
Iman jenis pertama adalah iman dasar, yaitu percaya Allah ada. Iman jenis kedua percaya bahwa keselamatan adalah dari Allah, Yesus mati dan bangkit untuk kita. Iman jenis ketiga adalah menghidupi iman yang Tuhan berikan. Orang Kristen yang dilihat dunia adalah orang Kristen yang hidup untuk Tuhan. Ketika seorang Kristen mempunyai hidup yang baru dan menghidupi hidup baru itu, maka ada kehidupan yang suci. Jika dari dalam ada hidup yang suci, di luar ada kehidupan yang suci pula. Jika di dalam ada hidup yang mengasihi Tuhan, di luar ada perbuatan yang mengasihi Tuhan juga. Jika di dalam ada hati yang memperhatikan kebutuhan orang lain, di luar juga harus ada cinta kasih bagi orang lain.
Ketika di Indonesia terjadi dua gempa bumi yang besar, di Lombok dan kemudian di Palu, kita langsung mengambil kesempatan, mengajak setiap orang memberikan persembahan untuk memberikan bantuan. Dalam waktu beberapa minggu, kita telah mengutus beberapa tim ke sana. Pertolongan segera seperti ini sangat penting. Janganlah mengira bahwa setiap hari kita dapat hidup dengan leluasa, hidup dengan begitu nikmat dan nyaman. Kita juga harus membayangkan jika hal tersebut terjadi kepada kita, bagaimana kita akan melanjutkan hidup ini. Kita bersyukur kepada Tuhan, pada waktu yang tepat, kita telah melakukan hal yang memang harus dilakukan.
Setelah menyelesaikan tugas Lombok, tiba-tiba terjadi gempa bumi yang besar di Palu dan sekitarnya. Bencana Palu jauh lebih besar dari di Lombok. Kita langsung memutuskan bahwa persembahan dalam kebaktian tiga minggu berturut-turut dipakai untuk memberikan bantuan kepada korban di sana. Kita akan membangun gedung gereja sementara di sana, gereja yang sederhana yang bisa menampung 120 orang. Karena gereja di sana telah runtuh dan pendeta telah pergi, maka orang Kristen tidak tahu harus kebaktian di mana. Setiap hari Minggu tidak ada lagi persembahan, bahkan ada sebagian pendeta senior yang tidak mempunyai biaya hidup lagi. Kita harus cepat membangun gedung gereja untuk mereka sehingga pendeta mereka boleh kembali lagi. Ini merupakan hal yang harus kita lakukan dalam upaya saling mengasihi.
Tuhan memberikan kasih dan juga kekuatan kepada kita sehingga dengan kerelaan kita mau melakukan hal ini. Ini harus kita lakukan, inilah pernyataan dari iman. Janganlah kita menjadi orang yang teoretis ataupun hanya mengatakan mempunyai iman saja. Kita harus menjadi orang yang mempunyai iman dan juga cinta kasih. Ada sebagian uang yang bagi kita boleh ada, boleh tidak ada, tetapi bagi mereka, kalau tidak ada uang itu, mereka tidak bisa lagi hidup. Kiranya kasih Tuhan yang menggerakkan kita, dengan demikian selangkah demi selangkah kita lakukan dan nama Tuhan dipermuliakan.
Bersambung
…
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/iman-pengharapan-dan-kasih-bagian-9-doktrin-iman