Waktu Yesus lahir, apa perasaan Herodes? Waktu itu kedudukan dan kuasa Herodes sangat besar, dan saat yang sama Yesus sangat kecil dan tidak penting. Zaman itu, Herodes sudah mulai membangun bangunan yang penting dan paling bersejarah. Namun ketika Yesus lahir, hanya ada palungan, tidak ada yang lainnya. Setelah 2.000 tahun, semua orang kenal Yesus, tetapi tidak mengenal Herodes. Apa artinya? Apa yang dipikir penting, ternyata dalam sejarah tidak penting. Bagaimana dengan kita? Kita pikir kita kaya, kita pikir kita yang paling penting? Mungkin ada orang yang lahir di gubuk, dia akan jadi orang yang paling penting dalam sejarah. Krisis apa yang tidak kelihatan dalam gerakan ini, siapa yang bisa melihatnya, mencegahnya, dan memenangkannya?
Sebelumnya saya sampaikan khotbah tentang Yusuf. Yusuf adalah anak ke-11 dari Yakub. Kakak-kakaknya semua menganggap diri gagah perkasa, sangat meremehkan Yusuf kecil yang lahir dari seorang perempuan bernama Rahel. Yusuf sangat spesial, dari kecil ia mengalami hal-hal yang khusus, seperti mimpi yang muncul dalam tidurnya. Semua orang dalam keluarga membenci, menegur dia. Kita harus perhatikan kondisi keluarga. Keharmonisan dalam keluarga sangat sulit dibentuk. Dalam Alkitab, kalau saudara hidup dalam keharmonisan, akan ada kerukunan dan kedamaian dalam dunia ini. Banyak orang sulit menerima kesuksesan saudara sendiri, menumbuhkan iri hati dalam diri yang akan merusak diri orang tersebut. Iri hati seumpama sebilah pisau yang menusuk diri sendiri.
Orang yang iri hati akan lebih mudah mati. Usia saya sekarang menjelang 80 tahun, saya tidak iri hati. Ada dua hal yang membuat saya tidak iri hati. Pertama, kalau kamu lebih baik dari saya, saya akan menuntut diri untuk belajar supaya lebih baik, saya akan banyak baca buku. Kedua, kalau sudah belajar setengah mati tetapi tidak berhasil, ya sudah, tidak perlu iri hati, tidak perlu menyusahkan diri. Kalau tidak mengerti dua hal ini, pasti akan iri hati. Jikalau kita iri hati, kita akan menjadi orang bodoh dan melihat kemegahan, kesuksesan sebagai pencapaian, padahal semua itu adalah krisis yang bisa menghancurkan kita.
Lihatlah Yusuf dan Firaun. Firaun di dunia adalah seorang kaisar Mesir yang dihormati, sedangkan Yusuf itu siapa, ia cuma seorang budak Potifar. Herodes dan Yesus, satu raja besar, sedangkan Yesus siapa, cuma orang yang lahir di kandang domba. Kaisar Romawi, Nero, begitu besar, sedangkan Paulus adalah orang yang dipenggal kepalanya saat itu. Lihatlah 2.000 tahun kemudian, apa yang orang ingat? Orang yang penting tidaklah penting lagi. Orang yang tidak penting jadi terpenting. Apa maksud semua ini? Manusia tidak lihat krisis, manusia lihat kegagahan, kesuksesan, padahal dalam kemegahan ada krisis.
Gereja Reformed Injili Indonesia baru dimulai 29 tahun yang lalu, dan hanya ada seorang Stephen Tong yang menyetujui Gereja Reformed Injili Indonesia. Saat itu banyak orang merendahkan, memboikot, menentang, mengancam saya, dan menulis surat tidak setuju. Banyak gereja sudah punya sejarah panjang, tetapi banyak doktrin benar dibuang. Orang Karismatik pikir doktrin tidak penting, kuasa yang penting. Banyak orang Kristen dengar ini semua, mereka tinggalkan iman murni yang mereka yakini. Saat seperti itulah saya muncul untuk memperjuangkan doktrin yang benar, maka ketika saya memutuskan dirikan GRII, satu pertaruhan yang menakutkan dan penuh risiko, dan setelah waktu berlalu, baru ada pertumbuhan. Perjalanan pendirian GRII, sejak pengurusan izin, pindah-pindah tempat ibadah, sampai berdirinya gedung gereja ini, setahap demi setahap dengan air mata dan lutut yang berdoa membangun semua ini. Dalam pembangunan gereja ini, banyak dana yang dikeluarkan dan tidak kelihatan sama sekali, semua proses adalah anugerah dan karya Tuhan di Kemayoran.
Semua itu adalah sejarah masa lalu, masalahnya sekarang penting atau tidak? Yang penting adalah masa depan bagaimana? Keberadaan Yusuf dalam sejarah disalahpahami, mendapatkan iri hati saudaranya, ditegur oleh orang tuanya, tetapi akhirnya 4.000 tahun kemudian Yusuf terus diingat dan hidupnya menjadi berkat, tetapi Firaun tidak ada lagi. Mesir yang sekarang bukanlah Mesir yang dahulu. Mesir Kuno sudah musnah. Mesir sekarang adalah daerah kekuasaan orang Arab. Di dalam Alkitab, pada saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, dicatatkan bahwa ada suara gemuruh di tepi Teberau, di belakang ada bala tentara dari Mesir. Bangsa Israel pada saat itu hanya bersungut-sungut kepada Musa, mereka tidak mengerti, mereka pikir asal ada makanan cukup, hidup nyaman. Ini adalah gambaran kekristenan sekarang ini, lebih memilih jadi budak dunia daripada melayani Tuhan. Hai orang Kristen, lebih baik engkau ada di padang gurun dan melayani Tuhan daripada tetap jadi budak di Mesir. Apa yang kau anggap penting, sebenarnya tidak penting. Engkau pikir makan enak penting, jadi budak tidak apa-apa, tetapi Tuhan berkata, “Engkau, anak-Ku seharusnya mendapat kebebasan, lepas dari dosa.” Walau Mesir memberikan hidup yang nyaman secara fisik, 430 tahun jadi budak, siapa yang menyelamatkan mereka? Musa. Dan semua diawali dari Yusuf pergi ke Mesir.
Kitab Suci adalah buku paling ajaib dan paling penting dalam sejarah, kehendak Tuhan lebih tinggi dari manusia, rencana Tuhan lebih penting dari rencana manusia. Kalau kita mengerti Alkitab, kita jadi orang yang paling bijaksana di dunia. Ketika orang Israel tinggalkan Mesir, bangsa Mesir boleh tidak ada lagi di dunia. Karena yang terpenting bukan Firaun, atau piramida, yang terpenting adalah karena ada umat Allah di dalamnya. Setelah Israel keluar, Mesir perlahan pun musnah. Yusuf ada di Mesir, dalam Mesir ada Israel, ini yang penting.
Keberadaan bukan bisa diukur oleh kemampuan manusia. Banyak kerajaan kuno, bangsa kuno musnah satu per satu, sekarang ini hanya tinggal Tiongkok. Ke mana sejarah dunia akan berakhir? Semua raja-raja besar merasa diri penting dalam sejarah. Kalau lihat Yusuf, Daniel, dan Ester, mereka seperti tidak penting, tetapi tidak demikian dalam pandangan Tuhan. Contoh, Mesir hanya tinggalkan piramida untuk menunjukkan dahulu pernah ada Mesir Kuno, Romawi cuma ditinggalkan tempat Romania. Di dunia tidak ada penguasa politik yang abadi. Mesir, Makedonia, Persia, Babilonia, komunisme, semuanya harus berlalu. Di tengah-tengah kuasa politik, orang Kristen yang dianiaya semua akan kembali ke Bapa, dan akan diingat oleh yang kemudian. Dunia dan nafsunya akan berlalu, hanya orang yang melakukan kehendak Allah yang akan kekal selamanya. Kalau Tuhan izinkan kita musnah, bangsa ini juga akan musnah, sama seperti bangsa-bangsa yang lalu dalam sejarah. Seperti catatan dalam Alkitab, dunia adalah sementara, tetapi kita yang mengikuti kehendak Allah ada selama-lamanya.
…
Sumber : https://ringkot-reformed.blogspot.com/2019/05/nrec-2018-ringkasan-khotbah-30-desember_7.html