Tanggal 17 Nopember 2018 lalu, babe penulis (babe adalah panggilan akrab ke bapak) tiba di Karawang untuk tinggal sementara dirumah anak bontotnya. Ini adalah momen langka karena selama ini babe tinggal di Jakarta dan tidak pernah tinggal dirumah Karawang dalam waktu lama. Kondisi babe memang sudah tidak fit seperti dulu lagi, sejak kepergian mendiang ibu tiri (dapat di baca dalam tulisan sudah selesai) babe seperti kehilangan sekali. Hampir bosan mengajak babe untuk tinggal dengan anak-anaknya, selalu ditolak dan ingin tinggal dirumah tempat terakhir kali Babe ditinggalkan oleh ibu. Hingga akhirnya menjelang Natal tahun 2017 semua cucunya menjemput untuk tinggal bersama dirumah anaknya.
2 (dua) Bulan Yang Berkesan
Beberapa kegiatan babe yang terekam sepanjang tinggal di Karawang akan coba saya tuliskan kembali sebagai kenangan bagi kami anak dan cucunya yang sangat mengasihi babe.
Gereja
Kegiatan babe selama di karawang dalam setiap Minggu adalah mengikuti kegiatan ibadah ke gereja. Hampir setiap pulang ke gereja kami jadikan sarana untuk saling berbicara antara anak dengan orangtua, dan antara opung dengan cucu umumnya dilakukan dirumah makan yang sengaja kami pilih berlainan disetiap minggunya. Bahkan tak jarang kami menonton bersama, selama di Karawang ada sekitar 3 (tiga) kali kami menonton film bersama.
Cucunya berusaha untuk akrab dengan Opungnya, walaupun kadang cucunya lebih sering bermain dengan gadgetnya masing-masing. Namun, kegiatan ke gereja dengan Babe sangatlah berkesan bagi kami dan tidak akan pernah terlupakan.
Terlebih ketika menyaksikan cucunya dalam peneguhan Sidi tanggal 16 Desember 2018, babe mungkin sudah tidak bisa menahan rasa ingin kencingnya sementara semua orang sangat serius melihat prosesi demi prosesi dalam peneguhan sidi, termasuk saya anaknya. Ketika anak bontot saya berbisik bahwa opung sudah kencing di celana yang terlihat dari genangan air disekitar kakinya, kami pun semua tersenyap.
Sebenarnya setiap 2 (dua) jam sekali saya tidak akan pernah lupa untuk menanyakan keadaan babe, apakah mau ke kamar kecil atau lainnya. Namun, saat acara peneguhan anak sulungku aku terlupa atas kebiasaan menanyakan kondisi tersebut, hingga genangan itupun terjadi.
Arisan Keluarga
Tanggal 20 Nopember 2019, mengajak babe ke Purwakarta untuk mengikuti dan kali pertama dimulainya arisan keluarga. Dalam kesempatan tersebut, babe diberikan waktu untuk menyampaikan sepatah dua patah kata terlebih babe adalah orang tua kami. Pesan dan kesannya adalah “adalah luar biasa baik dan terus tetap semangat untuk melakukan kegiatan positif seperti arisan keluarga ini”. Walaupun kata-kata yang keluar pelan dan lambat namun tertangkap pesan yang jelas, ada rasa bahagia karena berkumpul dengan anak dan cucunya.
Kunjungan ke Purwakarta adalah kunjungan pertama babe setelah tinggal dirumah anaknya di Karawang. Ada rasa senang, karena babe mengeluarkan kata-kata yang singkat, padat, dan jelas. Tidak seperti ketika babe dahulu dalam keadaan sehat dan prima. Ketika dulu babe sehat, babe adalah orang yang senang memberikan pesan dan nasihat kepada orang-orang saat diberi kesempatan untuk berbicara dan biasanya cukup panjang dan lama seringkali kami sebagai anaknya khawatir 🙂 khawatir orang bosan mendengarnya.
Natal dan Tahun Baru
Dalam tulisan (Nuansa Natal dan Tahun Baru) diceritakan kegiatan natal dan tahun baru. Bahwasanya babe selalu hadir dalam setiap perayaan natal baik perayaan natal toga Pakpahan Karawang dan sekitarnya, demikian juga natal di gereja. Hal yang sama ditahun baru, dalam doa bersama bahkan babe diberi kesempatan untuk memberikan nasihat dan harapan kepada anak dan cucu-cucunya.
Bahkan setelah ibadah tahun baru, kami berjalan-jalan di Mall sekedar untuk mengisi liburan dan makan bersama. Begitu hangat dan indahnya dapat berkumpul bersama babe. Foto-foto adalah momen yang tidak dapat ditinggalkan. Walapun kondisi babe setiap jam harus diantar ke kamar mandi. Tak pernah putus setiap satu jam pasti saya tanyakan apakah ingin ke kamar kecil. Walalupun babe selalu diam dan senyum, namun setiap diajak berbicara dia merespon dengan baik. Namun dalam makan bersama kali ini, makanan yang tersedia tidak terlalu banyak yang dimakan.
Kegiatan dan Latihan SSB
Selama di Karawang, hal yang ditunggu oleh babe adalah mengantar dan menunggu cucunya (cucu paling bontot) latihan Sekolah Sepak Bola. Karena itu adalah momen babe bisa keluar rumah disamping hari Minggu tentunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama dirumah, babe tidak diperkenankan keluar rumah dan pintu pagar akan selalu terkunci. Hal ini dilakukan karena beberapa kali babe pergi keluar dan tidak tahu jalan kembali dke rumah. Pernah ketika di rumah Jakarta babe meninggalkan rumah selama 3 hari 2 malam. Babe memang tampaknya sudah kehilangan daya ingatnya.
Kegiatan babe selama tidak keluar rumah hanya, mondar-mandir, merokok dan mengopi. Jika pulang kantor saya akan mengajak mengobrol-ngobrol, sehingga saat yang dinantikan selain latihan SSB, ke Gereja, adalah menunggu saya pulang kantor.
Ketika menonton dan menunggu cucunya latihan SSB, sering kali babe gelisah dan kegelisahannya adalah harus buang air kecil maka secara responsif saya tanyakan dan antar. Memang jarak latihan dengan kamar kecil cukup jauh, namun saat mengantarnya adalah momen yang indah untuk dikenang karena pasti kami mengobrol dan bercanda.
Jika sudah dirumah, semua berperan mengawasi setiap kebutuhan babe. Kadang Reyhan, Mario, dan Pramudya bergantian memberikan kopi kepada Opungnya. Sementara, parumaennya setia menjaga dan menemani setiap makan. Namun, sekali waktu dalam satu kesempatan babe mengatakan bahwa hidupnya seperti terpenjara. Kata-kata ini selalu terngiang-ngiang sementara untuk selalu harus hadi menemani babe sangatlah tidak mungkin karena anaknya haruslah bekerja.
Perjalanan Terakhir
Akhir bulan Januari 2019 saya mengantar babe kerumah abang di Jakarta agar mengganti suasana baru dan tidak terlalu bosan tinggal di Karawang. Selama di Jakarta semua berjalan rutin seperti biasa, babe bisa berjalan ke warung kopi dan kembali kerumah. Pernah sekali waktu berjalan cukup jauh dan beruntung dilihat oleh tetangga yang mengenal babe. Tanggal 6 Maret 2019, masuk pesan di group keluarga kalau Babe akan diantar ke Karawang yang saya respon okay karena memang kami berkomitmen agar babe setiap dua bulan sekali bergantian tinggal di Jakarta dan Karawang. Namun, karena kesibukan babe tak kunjung diantar hingga malam tanggal 22 Maret 2019 saya dapat notifikasi dari group bahwa babe sejak pukul 15:00 WIB sampai pukul 20:00 WIB belum pulang kerumah hal yang jarang terjadi.
Pukul 05:00 WIB, kami menerima telepon dari Abang di Jakarta bahwa babe berada di Rumah Sakit Polri, menurut polisi dan dokter babe ditemukan tergeletak tak bernyawa akibat kelelahan dipinggir jalan raya yang jaraknya sekitar kurang lebih 6 KM dari rumah diperkirakan waktu meninggalnya adalah pukul 10:00 WIB. Sengaja disampaikan ke Karawang pukul 05:00 WIB untuk menghindari kepanikan dan istirahat yang cukup.
Tanggal 22 Maret 2019, setelah makan siang, babe minta izin untuk ke warung kopi kepada asisten yang menjaga babe. Menurut warung kopi tempat mangkal, babe minta izin untuk berjalan-jalan, perjalanan yang sudah jarang dilakukan babe. Dan perjalanan kali ini adalah perjalanan terakhir babe.
Sesampainya ditempat persemayaman terakhir yaitu di RSKO Cibubur, di depan jenazah babe, saya tak dapat membendung air mata. Semua ingatan tentang babe terkhusus selama kurang lebih 2 (dua) bulan di Karawang adalah kebersamaan kami yang terakhir bersama babe. Babe adalah bapak yang unik dan luar biasa. Selamat jalan bapakku…
loading…