Setiap orang mungkin mempunyai kekurangan, termasuk Richard Branson, pemilik dari kerajaan bisnis Virgin yang telah memiliki beberapa 8 perusahaan di 8 bidang yang sangat berbeda dalam naungan Virgin Group. Mungkin tidak banyak orang yang mengetahui bahwa Branson memiliki sebuah kekurangan pada dirinya sewaktu dia masih muda.
Dia menderita disleksia, sebuah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang sulit mengeja atau mengolah kata dalam otaknya pada umur 16 tahun. Penyakit ini juga membuatnya sulit untuk mengerti pelajaran, dan perlu anda tahu, penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara total. Ini berarti sampai saat ini Richard Branson masih mengalaminya walaupun tidak terlalu sering.
Branson keluar dari sekolahnya pada umur 16 tahun karena penyakit tersebut. Dia tidak bisa konsentrasi terhadap apa yang dipelajarinya. Gurunya sendiri mengira bahwa Branson adalah anak yang malas, karena dia selalu gagal dalam menjalani sebuah test. Sebelum dia keluar dari sekolah, kepala sekolahnya sempat berkata kepadanya bahwa dia mungkin akan berada di penjara atau menjadi seorang miliarder sukses karena penyakitnya tersebut.
Namun hal ini membuatnya mempunyai pemikiran berbeda dengan teman-teman seusianya. Pada usia yang masih sangat muda, dia mencoba untuk fokus dan mendirikan sebuah usaha. Dia pun memutuskan untuk membuat sebuah Student Magazine, majalah untuk para pelajar dan menghabiskan seluruh energi dan hidupnya sehingga akhirnya majalah tersebut berhasil menjadi sebuah perusahaan publikasi yang sukses.
Tahun demi tahun, cara berpikir yang berbeda ini membuatnya berkeinginan untuk mendirikan Virgin Group. Sayangnya penyakit disleksia yang dideritanya sedikit mengubah cara komunikasinya kepada para pelanggannnya. Ketika dia mendirikan sebuah perusahaan baru, dia ingin memastikan bahwa dia mengerti bagaimana iklan dan strategi marketing dari perusahaan barunya itu.
Dia pun menyuruh karyawannya untuk membaca presentasi dari kampanye marketing-nya secara bersuara keras. Jika dia dapat menangkap dengan cepat dari strategi marketing yang dibacakannya tersebut, dia yakin orang biasa yang akan menjadi calon pelanggannya diluar sana juga pasti akan mengerti dengan mudah.
Sampai saat ini, Richard Branson masih melakukan hal yang sama pada iklan marketingnya. Dia pun lebih memilih kata-kata biasa dibanding jargon-jargon sulit di dunia industri. Misalnya untuk bank miliknya, Virgin Money, bank tersebut tidak memakai kata-kata “financial service” atau “leading industry intelligence” sebagai taglinenya, melainkan “better bank for everyone”. Kesederhanaan dan kejelasan dari tujuan perusahaan yang telah dimilikinya membuat sebuah nilai positif dari Virgin Group.
Bahkan akibat disleksianya tersebut, sampai saat ini Branson belum paham apa perbedaan dari “net profit” dan “gross profit” yang seharusnya dimengerti oleh para pengusaha sekarang ini. Tapi dengan penyakitnya ini, dia menjadi lebih dekat dengan para karyawannya, karena dia mempercayai mereka untuk melakukan tugas yang sulit dipahami oleh Richard Branson.
Keterbatasannya ini membuat dia belajar untuk menghormati orang lain yang lebih mampu melaksanakan tugas yang spesifik yang dia tidak bisa lakukan. Branson juga telah berhasil merekrut orang -orang yang mampu menjalankan bisnisnya tersebut dan dapat berpikir kreatif dan strategis serta mampu bekerja sama dengan baik.
Dia pun menyadari bahwa penyakitnya tersebut mampu mendorongnya menuju kesuksesan. Branson juga menemukan fakta bahwa satu dari tiga pengusaha Amerika menderita disleksia, seperti Thomas Edison, Henry Ford, Ted Turner, dan juga Charles Schwab.
Agatha Christie juga menderita penyakit yang sama. Kenyataannya, ia malah menulis lebih dari 73 judul buku yang membuatnya menjadi pengarang novel misteri nomor satu.
Bahkan seorang Albert Enstein juga mempunyai masalah dalam mengerti sebuah pelajaran. Namun Richard Branson ingin meyakinkan bahwa kita harus berani untuk menerima bahwa diri kita berbeda. Kita juga harus percaya dengan insting kita dan siap untuk jawaban dari sebuah pertanyaan yang orang lain belum mengetahuinya.
Jika kita mampu melakukan hal tersebut, kita akan bisa menggunakan kesempatan yang orang lain belum sadari. Dia juga menginginkan kita untuk percaya kepada diri kita dan menggunakan seluruh yang kita punya untuk berjalan menuju sebuah keberhasilan.
…
Sumber : https://hot.yukbisnis.com/richard-branson/