Napoleon Bonaparte adalah seorang jenderal militer Perancis, kaisar pertama Perancis, dan salah satu pemimpin militer terbesar di dunia. Semasa hidupnya, Napoleon terkenal membuat banyak sekali gebrakan dalam sejumlah bidang yang hingga kini masih terasa pengaruhnya. Gebrakan-gebrakan tersebut seperti revolusi organisasi dan pelatihan militer, pencetus Kode Napoleon, mengatur ulang sistem pendidikan, dan lain-lain.

Napoleon lahir di Ajaccio, di Pulau Corsica, Perancis, pada 15 Agustus 1769 sebagaimana dilansir dari Biography. Napoleon adalah anak kedua dari tujuh bersaudara, dari pasangan bangsawan lokal Carlo Buonaparte dan istrinya, Letizia Ramolino. Bersama kakaknya, Joseph, Napoleon disekolahkan oleh orang tuanya di College d’Autun Perancis.

Karir Militer

Panggilan hati untuk menjadi seorang tentara memang tak bisa dielakkan Napoleon. Akhirnya, Napoleon melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi militer di Brienne, Perancis. Lima tahun kemudian, dia pindah ke akademi militer di Paris, Perancis. Pada 1785, ketika Napoleon masih di akademi militer, ayahnya meninggal karena kanker perut.

Kematian ayahnya membuatnya mengambil kendali sebagai kepala keluarga. Dia akhirnya dapat lulus lebih awal dari akademi militer dan kembali ke Corsica pada 1786. Pada 1793, dia kembali lagi ke Paris dan bergabung dengan resimennya di Nice.

Revolusi Perancis

Gejolak Revolusi Prancis yang menggulingkan Raja Perancis menciptakan peluang bagi para pemimpin militer yang ambisius seperti Napoleon. Dia lantas dengan cepat menunjukkan dukungannya untuk Jacobin, gerakan politik paling kiri dan klub politik paling terkenal dan populer dari Revolusi Prancis. Pada 1792, tiga tahun setelah Revolusi dimulai, Perancis dideklarasikan sebagai republik.

Tahun berikutnya, Raja Louis XVI dieksekusi. Rentetan peristiwa tersebut menyebabkan munculnya Maximilien de Robespierre dan yang pada dasarnya menjadi kediktatoran Komite Keamanan Publik. Tahun 1793 dan 1794 kemudian dikenal sebagai Pemerintahan Teror, di mana sebanyak 40.000 orang terbunuh. Akhirnya Jacobin jatuh dari kekuasaan dan Robespierre dieksekusi. Pada 1795, Direktori (Pemerintah Revolusi Prancis) mengambil kendali negara, hingga 1799.

Bangkitnya Kekuatan Napoleon

Setelah tidak disukai oleh Robespierre, Napoleon masuk ke dalam direktori pada 1795 setelah dia menyelamatkan pemerintah dari kekuatan kontra-revolusioner. Atas usahanya, Napoleon segera diangkat menjadi komandan Tentara Dalam Negeri. Selain itu, dia adalah penasihat tepercaya untuk Direktori terkait masalah militer.

Pada 1796, Napoleon memimpin tentaranya yang berkekuatan 30.000 personel, tidak puas, dan kurang makan, dan segera dirombak total olehnya. Di bawah arahannya, pasukannya dihidupkan kembali dan memenangi banyak kemenangan penting melawan Austria, memperluas wilayah Perancis secara besar-besaran, dan menekan ancaman internal oleh kaum loyalis kerajaan yang ingin mengembalikan Perancis ke monarki. Semua keberhasilan ini membantu Napoleon menjadi bintang militer paling cemerlang.

Menuju Mesir

Pada 1 Juli 1798, Napoleon dan pasukannya melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk merusak kerajaan Inggris dengan menduduki Mesir dan mengganggu jalur perdagangan Inggris ke India. Namun kampanye militernya tersebut gagal. Pada tanggal 1 Agustus 1798, armada Laksamana Horatio Nelson menghancurkan pasukan Napoleon dalam Pertempuran Nil.

Citra Napoleon, dan citra Perancis, sangat dirugikan dalam akibat kekalahan tersebut. Seakan mendapat pencerahan, Inggris, Austria, Rusia, dan Turki membentuk koalisi baru melawan Perancis. Pada musim semi 1799, tentara Perancis kembali dikalahkan di Italia sehingga memaksa mereka menyerahkan sebagian wilayah tersebut. Pada Oktober 1799, Napoleon kembali ke Perancis, di mana dia disambut sebagai pemimpin militer yang populer.

Mitos Tinggi Napoleon

Napoleon memiliki tinggi 5 kaki 7 inci atau sekitar 170 sentimeter. Dengan tinggi badan tersebut, Napoleon lebih tinggi dari pada rata-rata orang Perancis. Lantas mengapa santer isu dan kabar bahwa Napoleon memiliki tubuh yang pendek? Menurut para sejarawan, isu tersebut diembuskan oleh pihak Inggris sebagai alat propaganda dalam melawan Perancis.

Kudeta 18 Brumaire

Ketika kembali ke Perancis itulah, Napoleon berpartisipasi dalam acara yang dikenal sebagai Kudeta 18 Brumaire, kudeta tak berdarah yang menggulingkan Direktori Perancis. Direktori tersebut digantikan oleh konsulat beranggotakan tiga orang setelah serangkaian intrik politik dan militer yang sebagian besar diatur oleh saudara laki-laki Napoleon, Lucien Bonaparte.

Ketika Napoleon diangkat sebagai konsul pertama, dia menjadi tokoh politik terkemuka Perancis. Pada Pertempuran Marengo tahun 1800, pasukan Napoleon mengalahkan Austria dan mengusir mereka dari semenanjung Italia. Kemenangan militer ini mengokohkan otoritas Napoleon sebagai konsul pertama. Selain itu, dengan Perjanjian Amiens pada 1802, Inggris yang lelah perang setuju untuk berdamai dengan Perancis. Pada 1802, Napoleon terpilih sebagai konsul seumur hidup, dan dua tahun kemudian ia diproklamasikan sebagai Kaisar Perancis.

Perang Napoleon

Perang Napoleon adalah serangkaian perang Eropa yang berlangsung sejak 1803 hingga pelepasan kekuasaan kedua Napoleon pada 1815. Pada 1803, sebagai upaya untuk mengumpulkan dana untuk perang, Perancis menjual Wilayah Louisiana ke Amerika Serikat (AS) seharga 15 juta dollar AS. Setelah itu, Napoleon kemudian kembali berperang dengan Inggris, Rusia dan Austria dan mencatat sejumlah kemenangan gemilang. Pada 1805, Inggris mencatat kemenangan penting angkatan lautnya melawan Perancis di Pertempuran Trafalgar.

Kekalahan tersebut yang membuat Napoleon membatalkan rencananya untuk menyerang Inggris. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya ke Austria dan Rusia, dan mengalahkan kedua militer tersebut dalam Pertempuran Austerlitz. Kemenangan lain segera menyusul, memungkinkan Napoleon untuk memperluas Perancis. Hal itu juga membuka jalan bagi para loyalis kepada pemerintahnya untuk ditempatkan di Belanda, Italia, Napoli, Swedia, Spanyol dan Westphalia.

Napoleon Menyerang Rusia

Pada 1812, Perancis hancur ketika invasi Napoleon ke Rusia ternyata gagal total. Ratusan ribu tentara Perancis terbunuh dan terluka parah. Dari kekuatan tempur asli sekitar 600.000 orang, hanya 10.000 tentara yang masih layak untuk berperang. Berita tentang kekalahan itu menghidupkan kembali musuh-musuh Napoleon, baik di dalam maupun di luar Perancis.

Sebuah kudeta yang gagal dicoba ketika Napoleon memimpin dakwaannya terhadap Rusia, sementara Inggris mulai maju melalui wilayah Perancis. Dengan tekanan internasional yang meningkat dan pemerintahnya kekurangan sumber daya untuk melawan musuh-musuhnya, Napoleon menyerah kepada pasukan sekutu pada 30 Maret 1814.

Diasingkan

Pada 6 April 1814, Napoleon dipaksa untuk melepaskan kekuasaan dan pergi ke pengasingan di pulau Elba di laut Mediterania di lepas Italia. Pengasingannya tidak berlangsung lama, saat dia menyaksikan Perancis jatuh karena ditinggalnya. Pada Maret 1815, Napoleon melarikan diri dari pulau itu dan dengan cepat kembali ke Paris. Kehadiran Napoleon membuat Raja Louis XVIII melarikan diri, dan Napoleon kembali berkuasa dengan penuh kemenangan. Tetapi antusiasme yang menyambut Napoleon ketika dia kembali memegang kendali pemerintah segera memberi jalan kepada rasa frustrasi dan ketakutan lama tentang kepemimpinannya.

Waterloo

Pada 16 Juni 1815, Napoleon memimpin pasukan Perancis menuju Belgia dan mengalahkan Prusia. Dua hari kemudian dia dikalahkan oleh Inggris, yang diperkuat oleh pejuang Prusia, di Pertempuran Waterloo. Kekalahan tersebut merupakan kelahan memalukan yang diterima Napoleon. Pada 22 Juni 1815, Napoleon melepaskan kekuasaannya untuk terakhir kalinya.

Dalam upaya untuk memperpanjang dinastinya, dia mendorong agar putranya yang masih kecil, Napoleon II, diangkat menjadi kaisar. Tetapi koalisi menolak tawaran tersebut. Setelah pengunduran diri Napoleon dari kekuasaan pada 1815, St Helena di Atlantik Selatan karena Inggris takut Napoleon bisa kabur lagi seperi di Elba.

Kematian Napoleon

Napoleon meninggal pada tanggal 5 Mei 1821 di pulau St Helena pada usia 51 tahun. Pada 1817, kesehatan Napoleon telah memburuk dan dia menunjukkan tanda-tanda awal sakit maag atau kemungkinan kanker. Pada awal 1821 dia terbaring di tempat tidur dan semakin lemah dari hari ke hari.

Pada April tahun itu, dia mendiktekan wasiat terakhirnya: “Aku ingin abuku beristirahat di tepi Sungai Seine, di tengah-tengah orang Perancis yang sangat kucintai. Aku mati sebelum waktuku, dibunuh oleh oligarki Inggris dan para pembunuh bayarannya.”

Sumber : https://www.kompas.com/global/read/2020/10/17/092634670/