Aspasia, dilahirkan di Miletus di Yunani Timur, memulai kehidupannya di Athena sekitar tahun 450 SM. Sebagai orang asing, berdasarkan hukum yang berlaku di Athena, ia dilarang untuk menikah. Sehingga Aspasia menjadi salah satu bagian dari kelompok wanita “hetaerae”, yaitu pendamping wanita yang berpendidikan tinggi, dengan status lajang.

Status perkawinannya itulah yang membuat kelompok heataerae dapat bebas belajar, menghadiri ceramah para filsuf, dan bahkan terlibat dalam perdebatan yang dilakukan oleh para pria. Padahal saat itu, hal yang dilakukannya sangat tabu jika dilakukan oleh wanita lain, apalagi yang sudah menikah.

Dikenal sebagai wanita yang cerdas dan cantik, Aspasia membuka sebuah sekolah filsafat dan retorika di Athena. Rumahnya pun menjadi tempat paling populer di Yunani. Rumah Aspasia sering dikunjungi oleh para pelajar, politisi, dan filsuf terkemuka, termasuk Plato, yang mengatakan bahwa Aspasia mengajarinya teori cinta.

Politisi yang selalu hadir di setiap pelajaran Aspasia adalah Pericles, ketua hakim Athena. Di bawah pemerintahannya Athena menjadi negara-kota yang demokratis, dan memerintah sebagai pusat negara intelek di Yunani. Pericles ternyata jatuh cinta kepada Aspasia. Namun karena Aspasia tidak dilahirkan di Athena, maka menurut hukum yang berlaku ia tidak dapat menjadi istri sah Pericles. Karena terlanjur jatuh hati, Pericles pun memilih untuk menceraikan istrinya, dan menikahi Aspasia. Sejak saat itu, Aspasia bertindak sebagai penasihat hukum, dan orang kepercayaan Pericles, yang membantu pemerintahannya melawan kaum bangsawan guna menegakkan demokrasi di Athena.

Sebagian sejarawan beranggapan bahwa salah satu orang yang bertanggung jawab pada terjadinya Perang Peloponnesia adalah Aspasia. Mereka yakin bahwa Pericles melakukan perang itu atas desakan dari Aspasia. Namun, para sejarawan pun memuji Aspasia karena menuliskan sebuah pidato yang sangat membangun bagi pasukan Pericles setelah perang berakhir.

Banyak penduduk Athena yang sebenarnya marah kepada Pericles karena hubungannya dengan Aspasia, yang merupakan orang asing bagi warga Athena. Tetapi, para penduduk yang marah tidak bisa menentang keputusan Pericles secara langsung, sehingga mereka menuduh Aspasia bersikap tidak hormat terhadap para dewa. Pericles lalu memberikan pembelaan untuk meyakinkan para penduduk Athena atas keputusannya menikahi Aspasia. Akhirnya Aspasia pun diputuskan tidak bersalah, dan dibebaskan dari tuduhan.
Peran Aspasia dalam sejarah dianggap sangat penting untuk rujukan bagi wanita-wanita Yunani kuno. Di Athena, dia lebih dari sekadar objek kecantikan fisik, namun juga terkenal karena kemampuannya sebagai pembicara dan penasihat. Selama hidupnya, Aspasia dikenal sebagai sosok yang sangat cantik, seksi dan mempunyai kecerdasan di atas rata-rata perempuan pada zamannya. 
Sumber : https://kumparan.com/potongan-nostalgia/kepandaian-aspasia-yang-memicu-perang-besar-yunani-1540444698477792614/full