Matius 5 : 43-48

Matius pasal 5-7 adalah khotbah penting dari Tuhan Yesus sebelum Ia melakukan tugas-Nya sebagai Mesias. Dalam khotbah di Bukit, Tuhan Yesus duduk dan mengajar di atas bukit, inilah pertama kali Yesus berkhotbah dengan duduk karena Ia sedang memakai status Raja Kerajaan untuk mengajar umat-Nya. Yesus memulai dengan kata “Berbahagialah.” Semua agama menuntut bahagia, berdoa minta bahagia, maka Yesus memberi bahagia. Tetapi bahagia yang diberikan Yesus berbeda dengan konsep agama lain. Semua agama menganggap manusia sudah beres, ditambah berbahagia akan lebih berkat, hidup lebih lancar. Tetapi Yesus berkata, tidak, bahagia diberikan dengan syarat tertentu yang tidak dimengerti agama lain.

Berbahagialah orang yang miskin rohaninya. Jika merasa sudah cukup dan puas tidak perlu minta bahagia. Manusia dengan mudah merasa cukup secara rohani, tetapi secara jasmani tidak pernah merasa cukup. Orang yang sudah kaya tidak berani mengaku kaya, selalu merasa kurang, ingin lebih kaya. Konglomerat adalah pengemis terbesar. Pengemis biasa minta 1000 rupiah sudah cukup, konglomerat bermiliar, bertriliun tidak cukup. Selalu merasa kurang dan ingin lebih banyak, itu adalah mental pengemis. Orang yang merasa dirinya cukup, tidak merasa harus ditambah. Dan Tuhan Yesus memberi pengertian yang berbeda, kita harus menjadi orang yang merasa rohaninya miskin, bukan materi miskin, bukan jasmani yang perlu banyak, tetapi rohani yang perlu banyak, maka orang itu berbahagia. Berbahagialah orang yang miskin rohaninya karena memiliki kerajaan surga. Hal ini membawa kita dalam kesadaran, dunia ini tidak cukup, dunia bukan yang paling sempurna dan real, karena manusia hidup di dunia perlu kuasa dan kenikmatan dari kerajaan surga. Berbahagialah yang meratap, bersedih, dan susah karena dosanya, karena mereka akan mendapat penghiburan. Semua penghiburan dalam pelacuran, judi, kebutuhan nafsu dan seks, tidak pernah memberikan kepuasan, penghiburan sejati. Siapa yang mendapat penghiburan sejati? Yaitu mereka yang dosanya diampuni. Berbahagialah orang yang meratap dan bersedih karena akan mendapat penghiburan. Di dunia ini jika punya kuasa dan kekuatan militer merasa bahagia, banyak pemimpin dunia haus kuasa, tetapi sulit mempertahankan kedudukan mereka, setiap hari ketakutan kuasanya hilang. Orang yang demikian belum memiliki bumi. Yesus berkata, berbahagialah orang yang lembut karena mereka akan memiliki bumi. Siapa yang lebih lembut dari Yesus? Yang tidak mempertahankan apapun untuk dirinya sendiri selain Yesus? Tidak ada. Yesus mewarisi bumi, tetapi ketika mati pinjam kuburan, ketika lahir pinjam palungan, seumur hidup tidak mempertahankan apapun menjadi milik-Nya. Dalil yang dikemukakan Yesus tidak pernah diketahui siapapun sebelum Yesus lahir. Mereka memakai konsep nilai yang mereka bangun dalam dasar perbuatan dosa untuk merebut kemuliaan. Yesus tidak memiliki apapun tetapi Ia memiliki segala sesuatu. Yesus tidak mempunyai tentara seorangpun tetapi beribu juta manusia ingin berperang bagi-Nya. Siapa yang memiliki bumi dan mendapat pengikut terbanyak selain Yesus? Tidak ada.

Akhir dari sembilan kalimat berbahagia adalah berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran. Sebelum kamu, semua nabi pernah mendapat penganiayaan. Akhir dari khotbah berbahagia untuk mengerti tujuan dari seluruh sejarah. Orang yang di dalam Tuhan tidak akan goncang, bagaimana mengerti kehendak Tuhan melebihi tradisi yang turun dari sejarah. Manusia tidak dapat membedakan mana yang asli Firman Tuhan, keadaan campur aduk ini membuat konsep manusia kacau. Jika gereja tidak mengerti yang asli dan makna yang diberikan Tuhan, tetapi menerima kekacauan, tambahan dari manusia, bukankah iman manusia menjadi tidak murni, bercampur dengan penyelewengan lain? Maka Yesus datang ke dunia untuk membereskan, berdasarkan semangat mau kembali pada yang asal. Kita mendirikan Gereja Reformed Injili Indonesia karena mewarisi semangat ini, harus kembali pada yang asli, harus kembali pada yang asal, sehingga tidak menerima dan tidak dinodai oleh campuran yang tidak murni. Maka Yesus dengan semangat Reformed dalam Matius pasal 5 mengucapkan kalimat berbahagia. “Kamu pernah mendengar orang kuno berkata, tetapi Aku berkata kepadamu.” Ini berarti mari memperoleh yang murni. Kalimat Yesus mengoreksi kesalahan, memurnikan pengajaran, membawa reformasi, mengajar yang asli. Apa yang disebut kalimat orang kuno, yang diwariskan turun temurun secara tradisi? Paling sedikit ada tiga buku dalam kebudayaan orang Yahudi. Pertama, Mishnah. Kedua, Midrash. Ketiga, Talmud. Orang Kristen sekarang tidak tahu arti ketiga buku ini, tetapi orang Yahudi sampai abad 21 ini tetap tahu apa artinya, dengan ketiga kitab ini mereka menafsirkan Alkitab. Tetapi penafsiran mereka lebih berbau Yahudi daripada esensi aslinya. Maka Yesus berkata, “Engkau sudah dengar banyak kalimat orang kuno, menerima banyak tradisi sejarah, tetapi sekarang Aku beritahu kamu.” Tetapi
orang Yahudi, orang Farisi, orang Saduki, orang Israel, lebih mementingkan tradisi, tidak mementingkan aslinya seperti apa. Maka Yesus berkata, “Engkau telah mengganti perintah Allah dengan tradisi. Sia-sialah engkau berbakti padaKu, menyembah Aku.” Jangan-jangan kita juga demikian, mendekati Tuhan, menyayangi Tuhan, tetapi hati kita jauh dari Dia. Tidak boleh menyamakan tradisi, agama, dan adat dengan Firman Tuhan.

Ketika Yesus berkata, tetapi Aku berkata kepadamu, Yesus memberi koreksi dan kebenaran, apa arti aslinya semua dibereskan Yesus. Engkau pernah mendengar, cintailah tetanggamu dan bencilah musuhmu. Cintailah tetanggamu ada dalam hukum Musa, tetapi bencilah musuhmu tidak ada. Taurat Musa yang disimpulkan menjadi 10 hukum dikembangkan lagi oleh orang Farisi menjadi 200 lebih, lalu berkembang lagi menjadi 512. Semakin teliti dan
mendetail, tetapi semakin tidak mengerti yang asli. Maka dalam Ulangan 6:4 ditulis, dengarlah Israel, ini kalimat penting dalam Perjanjian Lama. Shema, orang Israel dengarlah, Allahmu adalah Allah yang Esa. Your God is the only God. Only memakai istilah Esa yang mutlak sekali. Tetapi Esa yang terdiri dari tiga, Elohim, memakai plural, Eloheinu karena Tri Tunggal. Kesimpulan dari seluruh Firman Tuhan hanya dua, cintailah Allahmu dan cintailah sesamamu. Ini adalah dua perintah yang menjadi kesimpulan penting dari 10 hukum. Tetapi Tuhan tidak berkata, bencilah musuhmu. Ini adalah kesimpulan logika. Jika kita mempunyai emosi, emosi mempunyai dua aspek, cinta dan benci. Tuhan mengajar untuk mencintai, mari jalankan. Tetapi dapatkah kita mengekspansi cinta kita pada orang yang melawan, menindas, dan menganiaya kita? Tidak mungkin. Apalagi orang Israel, yang telah dihina, ditindas, dianiaya, dijajah beberapa bangsa yang besar sekali. Israel bukan bangsa yang besar. Dalam taurat Musa Tuhan berkata, “Hai Israel, engkau adalah bangsa yang terkecil.” Aku memilihmu bukan karena engkau besar. Aku memilih engkau karena Aku mencintai engkau.” Karena Allah mempunyai niat untuk memilih orang Israel. Demikian juga Tuhan berkata pada seluruh dunia, orang kristen dipilih karena tidak ada apa-apa, karena lemah dan bodoh, tidak ada syarat apapun yang membuat kita layak dipilih Tuhan. Paulus berkata, Ia memilih yang bodoh dan lemah. Tetapi tidak berhenti di kalimat itu, dilanjutkan lagi mempermalukan yang berkuasa. Kalimat ini memberikan fakta kita sudah dipilih. Kita tidak layak karena memang tidak seharusnya dipilih. Tetapi setelah dipilih, jangan lupa kita dipilih untuk mempermalukan yang lebih berkuasa.

Ketika Yesus di dunia, pada zaman itu yang paling bijaksana adalah orang Gerika. Mereka mempunyai filsuf yang terkenal sampai hari ini, yaitu Socrates, Plato, dan Aristotle. Socrates memulai antropologi paling tinggi yaitu nilai hidup manusia. Sebelum Socrates, semua filsuf memperhatikan pengertian di luar manusia misalnya bintang, meteorologi, dunia, mereka menyelidiki semua pelajaran di luar manusia tetapi mengabaikan dirinya. Lalu Socrates berkata, You should understand yourself. Maka orang Gerika mulai memutar arah dari menyelidiki alam semesta menjadi menyelidiki manusia. Socrates membawa pengarahan filsafat dari menyelidiki segala sesuatu di luar manusia menjadi menyelidiki siapa manusia. Lalu Plato yang menyelidiki alam semesta selain manusia, bukan hanya terbatas di dunia ini saja. Plato mempunyai pengertian yang hebat dibanding semua filsuf lain, ia mempunyai pengertian alam semesta secara komprehensif. Filsuf ketiga yaitu Aristotle. Aristotle adalah murid Plato, dan Plato murid Socrates. Aristotle bukan hanya mementingkan manusia dan seluruh alam, tetapi bagaimana cara mengerti semua kebenaran. Engkau menyelidiki, baru tahu penyelidikanmu benar, jika engkau memakai alat yang benar. Bagaimana mengetahui yang dipikir benar kecuali memakai rasio dengan logika dan teori epistemologi yang tepat. Maka Aristotle adalah orang yang paling hebat dalam menggali rasionalisme, sinergisme, dan logika, semua ini dimulai dari Gerika. Ketika itu Gerika dianggap bangsa yang paling bijaksana. Ketika Tuhan memilih orang kristen dari antara orang Palestina, Tuhan berkata, “Aku memilih engkau bukan karena engkau besar atau kecil.” Di antara bangsa-bangsa, Israel bangsa yang kecil. Di antara bangsa kecil, kristen lebih minoritas. Tetapi Tuhan berkata, Aku memilih yang bodoh untuk mempermalukan yang pintar. Aku memilih yang lemah untuk mempermalukan yang berkuasa. Orang kristen harus menyatakan apa yang kita terima dari Firman Tuhan lebih tinggi bijaksananya dariAristotle, Plato, dan Socrates. Kuasa yang kita terima dari Tuhan lebih besar dari kuasa kerajaan Romawi, Rusia, Cina, Amerika, dan semua kuasa dunia. Apakah GRII mengerti apa yang menjadi mental dari pendirinya? Apakah semua hamba Tuhan dan semua majelis GRII mengetahui apa yang ingin dicapai? Kita lemah, tetapi mau mempermalukan yang berkuasa. Apakah engkau sadar pengertian Firman yang kita terima lebih tinggi dari universitas manapun yang terbaik? Firman Tuhan adalah bijaksana tertinggi. Tuhan pilih yang paling kecil, lemah, miskin, bodoh, untuk mempermalukan yang paling pintar. Ini adalah cara Tuhan membuat bangsa yang dimiliki Tuhan menjadi anak sulung atas semua bangsa lain. Christian should be the eldest son among all the nations, and Christ is the eldest Son of all the Christian brothers. Orang Kristen yang salah mengerti Alkitab sangat menakutkan konsepnya, mereka hanya tahu, beri saya kaya, makmur, sehat, kejayaan, dan sukses. Teologi kemakmuran kelihatannya besar sekali dan pengikutnya ribuan, tetapi setting pikiran mereka rendah, berbeda dari Firman Tuhan.

Tuhan Yesus berkata, engkau adalah kaum pilihan-Ku, engkau adalah warga kerajaan surga. Rendah hati, bertobat, lembut, haus akan kebenaran, dan carilah keadilan. Ketika engkau dianiaya, semua kelihatan gagal dan rugi, menjadi orang yang paling lemah di dunia, tetapi engkau adalah terang dunia, engkau adalah garam dunia. Bukan berarti engkau perlu dunia, sebaliknya dunia yang perlu engkau. Laut beribu tahun, berpuluh ribu tahun sampai sekarang, airnya masih bersih karena ada garam. Bukan garam perlu dunia, tetapi dunia perlu garam. Bukan garam perlu laut, laut perlu garam, itulah pentingnya orang kristen, You are the salt of the world. The world needs Christians, and needs the true Reformed Christians. You are the light of the world. Melalui engkau dunia disinari, dunia yang gelap melihat pengharapan baru melalui engkau. Sama seperti kapal yang berjalan di lautan yang gelap dan tidak tahu arah, ketika melihat mercusuar baru dapat melihat. Kita harus berlayar ke mana, menuju kemana, karena adanya mercusuar. Bukan lampu perlu laut, tetapi laut perlu lampu. Bukan orang kristen perlu dunia, tetapi dunia perlu orang kristen. Orang kristen boleh miskin, kurang materi, tetapi tidak boleh kurang fungsi garam dan fungsi cahaya. Khotbah di bukit menjadi kunci mengerti rahasia hubungan surga dan dunia. Khotbah di bukit menjadi rahasia mengerti tugas kristen di dunia. Yesus juga mengajar dan menjadi teladan dalam ajaran jangan berzinah, jangan membunuh dan bagaimana membedakan diri dengan orang dunia. Dalam 10 hukum, hukum ke 5-10, 6 butir ini Yesus menyinggung pembunuhan dan perzinahan.

Lalu di ayat ini Tuhan Yesus berkata jangan berzinah, jangan membunuh, jangan bersumpah, cintai musuhmu. Mencintai musuh tidak ada dalam ajaran apapun. Antara Kong Hu Cu dan Laozi yang lebih dekat dengan kekristenan adalah Laozi, tetapi tidak bicara tentang bagaimana mencintai musuh dan mendoakan orang yang menganiaya. Laozi hanya berkata, engkau harus mempunyai moral yang baik menghadapi mereka yang memusuhi engkau. Tetapi itu tidak cukup. Yesus berkata, cintai mereka, bukan hanya bermoral baik. Cintai dan doakan mereka. Engkau berdoa pada Tuhan. Engkau berdoa untuk siapa? Engkau berdoa untuk suami, istri, anak, berdoa untuk orang terdekat. Apakah engkau pernah mendoakan musuh yang mau membunuh, membenci, menindas dan menganiaya engkau? Sebelum Yesus datang ke dunia, orang Israel sudah menerima penganiayaan dari musuh mereka. Orang Israel siang malam berdoa, “Tuhan tolong bangsaku, tolong umat-Mu.” Israel dianiaya oleh bangsa Babilon yang menangkap orang Israel. Orang Israel yang paling muda, ganteng, pintar, semua dikebiri untuk menjadi sida-sida istana termasuk Daniel. Dan Daniel mempunyai kepintaran yang melampaui semua orang paling pintar di Babilon sehingga disukai Raja Nebukadnezar. Babilon tidak pernah mengizinkan orang Israel kembali, yang mengizinkan Israel pulang kembali adalah Raja Koresh. Negara kedua yang menganiaya orang Israel adalah Assyria yang menghancurkan
Babilon. Assyria membawa orang Israel ke Asyur. Lalu Persia menghancurkan Asyur. Orang Israel dianiaya oleh bangsa lain, maka ketika Tuhan Yesus berkata cintai musuhmu, doakan orang yang menganiaya kamu, mereka tidak terima.

Pada zaman Yesus hidup di dunia, Romawi menganiaya orang Israel. Setelah Iskandar Agung meninggal, Romawi menghancurkan Gerika dan Macedonia dan menjadi kerajaan terbesar pada saat itu. Ketika Israel dijajah oleh Romawi, Yesus lahir di dunia dan Yesus berkata, cintailah musuhmu. Orang Israel tidak bisa terima, orang Romawi begitu keras, biadab, dan brutal, mereka ingin memasukkan dewa mereka ke Bait Allah. Bagi orang Israel ini kejinya luar biasa, mereka berperang sampai mati tidak mengizinkan hal ini. Maka Romawi tidak berani memasukkan dewa mereka, karena mereka tahu Israel lebih berani dari bangsa manapun. Khususnya dalam kasus Masada. Orang Romawi mau memusnahkan Masada, memakai segala cara untuk dapat naik ke Masada karena letaknya di atas bukit. Ketika sampai di Masada, mereka bersorak-sorak mengira akan menang dan Israel menyerah. Tetapi tidak ada orang Israel satupun dan mereka menemukan sekelompok mayat dan seorang anak kecil yang berkata, semua sudah mati. Dan darah mereka mengalir, sehingga tanah itu menjadi merah. Mereka bunuh diri karena lebih baik mati daripada menyerahkan diri. Sampai sekarang ini menjadi kebanggan orang Israel, jika menjadi tentara Israel harus bersumpah setia sampai mati di Masada. Iskandar Agung tidak pernah menghina agama, tetap menjunjung tinggi agama musuhnya. Ketika sampai di Yerusalem ia mau tahu dewa di Israel dewa apa. Lalu ada seorang imam yang keluar dari Bait Allah, bertemu Iskandar dan berkata kisahmu ada di kitab suci orang Yahudi, dari satu tanduk akan ada 4 tanduk, Iskandar Agung kaget karena ia memiliki empat jendral dan berkata Tuhanmu Tuhan yang sungguh nyata, karena telah menulis sejarah dalam kitab sucimu. Dan akhirnya ketika Iskandar mati, empat jendralnya membagi wilayahnya menjadi empat dan mereka masing-masing memerintah wilayah tersebut. Iskandar tidak menganiaya orang Yahudi, ia adalah seorang yang besar dan sumbangsih terbesar dari Iskandar Agung bagi kekristenan adalah membawa bahasa Gerika kemana-mana karena Iskandar menguasai banyak daerah. Maka Tuhan memakai bahasa Gerika menjadi perantara wahyu Tuhan ke dunia dalam Perjanjian Baru. Iskandar Agung tidak pernah menghina bangsa lain, tidak pernah menganiaya agama lain, Ia menganiaya musuh politik tetapi menghargai manusia. Macedonia tidak menganiaya orang Yahudi, tetapi Romawi menganiaya. Setelah Macedonia dihancurkan, Romawi menguasai wilayah mereka. Dan Romawi menjadi musuh terbesar orang Israel. Dalam zaman seperti inilah Yesus berkata, “Engkau pernah mendengar orang kuno berkata, cintailah sesamamu.” Apakah orang Yahudi dapat mencintai sesama? Dapat. Apakah dapat mencintai keturunan yang darahnya tidak murni? Tidak. Orang Yahudi hanya cinta orang Yahudi. Pada zaman itu mereka menganggap musuh terbesar adalah Romawi. Maka dalam Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul 10 Tuhan Yesus berkata, pergilah ke rumah Kornelius, berkhotbah pada orang kafir dan Petrus tidak mau. Padahal Petrus sudah tahu amanat agung. Petrus terpaku, terkurung dalam konsep hanya mencintai sesama, tidak dapat mencintai bangsa lain, apalagi mencintai musuh. Maka dalam pasal 5 ayat 2 Yesus bekata, “Engkau pernah mendengar orang kuno berkata, harus mencintai sesamamu dan membenci musuhmu, tetapi Aku berkata, cintailah musuhmu, doakan mereka yang menganiaya engkau.”

Ini menjadi revolusi terbesar, kalimat ini menjadi lembar baru dari Perjanjian Baru, di mana kekristenan berbeda dengan semua agama. Because if you are not loving your neighbor and also loving your enemy, you are not Christian. Apakah masih ada orang yang engkau benci? Hari ini pikirkan hatimu, siapa yang engkau benci, coba didata, tulis semua, lalu mengaku dosa di hadapan Tuhan. Cintailah musuhmu, doakan mereka yang menganiaya kamu. Engkau berkata ini susah tetapi Tuhan berkata, jika tidak demikian, apa bedanya engkau dengan orang kafir atau pemungut cukai? Bukankah mereka juga seperti ini? Cintai yang sama dengan saya, musuhi yang melawan saya. Cintailah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya engkau. Perintah Allah tidak boleh dilawan dan dikompromikan, kita hanya harus berkata, “Tuhan, meskipun sulit saya mau jalankan. Tuhan beri kekuatan untuk menaklukkan diri supaya nafsu, tabiat, tradisi, dan semua kemauan, takluk menjadi budak di hadapan kebenaran Tuhan.” Mari belajar, belajar mencintai musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)

Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/07/19Jul2020_STong.pdf