Tanpa iman, tidak ada seorang pun yang diperkenan Allah. Barang siapa datang kepada Allah, ia harus percaya Allah ada. Pada saat seseorang belum pernah mendengar dan belum mengetahui firman, bagaimana ia bisa mempunyai iman, karena Alkitab mengatakan iman datang dari pendengaran. Tetapi di lain pihak, Allah menuntut manusia untuk datang dan percaya kepada-Nya. Tuhan berkata, “Aku ada dan memberkati orang yang mencari-Ku, dan Aku akan memberikan berkat besar.” Percaya akan keberadaan Allah dan percaya akan anugerah Allah ketika engkau mencari Dia. Dua tuntutan ini terlihat seperti tidak masuk akal, karena Allah mengatakan tidak ada orang yang mencari Dia, dan tidak ada orang yang dapat beriman kepada-Nya. Jika iman berasal dari Tuhan dan Tuhan belum memberi iman, mengapa menuntut orang harus percaya kepada Tuhan?

Tuhan memberikan iman dasar kepada setiap orang, tetapi manusia menekannya, menindas kebenaran itu di dalam hatinya. Iman diberikan melalui alam semesta yang dicipta dan suara hati nurani yang bersaksi, dan kita tahu Allah ada. Melalui bintang, sawah, gunung, dan segala ciptaan Allah yang begitu jelas, kita mengetahui keajaiban, kuasa, kebijaksanaan, dan rencana penciptaan Tuhan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat berdalih, dan tidak ada yang berhak menyangkal keberadaan Tuhan. Ini adalah iman yang pertama.

Jika engkau sudah melihat dan menindasnya, iman itu hilang. Jadi jangan mengatakan bahwa Tuhan tidak memberikan iman. Tuhan sudah memberikan iman sebagai kebenaran dasar di dalam hati. Ada kesaksian dari luar, yaitu penciptaan, dan kesaksian dari dalam, yaitu intuisi. Selain tidak menindas iman dasar, manusia juga harus rela dan menyediakan diri dengan rendah hati mau mendengarkan firman. Ketika seseorang rendah hati, ketika ia sudah siap, ketika orang itu mau mendengarkan firman Tuhan, maka Tuhan akan bekerja lebih jauh dan lebih banyak di dalam kehidupan dan hatinya. Alkitab berkata, “Berbahagialah orang yang taat, rendah hati, dan rela mendengar firman.” Tuhan Yesus memuji Maria karena mendengar firman. Engkau membutuhkan iman jenis kedua ini untuk menuju ke iman jenis yang ketiga.

Kita telah membicarakan iman dasar yang diberikan kepada manusia. Manusia selalu menolaknya dengan empat presuposisi yang salah:

  1. Saya tidak pernah melihat Tuhan, bagaimana bisa percaya kepada Dia?
  2. Tidak masuk akal, maka tidak percaya Tuhan ada.
  3. Belum mengalami, belum melewati proses mengetahui bagaimana anugerah Tuhan terlaksana dalam hidup saya, maka saya tidak bisa percaya.
  4. Jika tidak ada bukti, tidak bisa percaya Tuhan.

Alkitab dua ribu tahun yang lalu telah memberikan perlawanan terhadap keempat presuposisi ini dengan cara Tuhan yang berbeda dari cara pikir manusia.

Pertama, urutan Alkitab adalah percaya dahulu baru melihat. Kalimat ini diucapkan Tuhan kepada Marta ketika Lazarus meninggal dan sudah dikuburkan empat hari. Tuhan berkata kepada Marta, “Kalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah.” Engkau mengatakan, melihat dahulu baru percaya, dan Alkitab menyatakan bahwa itu adalah cara yang salah. Engkau harus percaya terlebih dahulu, baru bisa melihat. Urutan ini terlihat aneh, tetapi inilah urutan yang dicatat dalam Alkitab. Alkitab sangat berbeda dari pikiran manusia berdosa. Alkitab begitu ajaib, sangat berbeda secara kualitatif dari pemikiran manusia. Manusia diciptakan untuk percaya dan beriman dahulu kepada Tuhan, bukan melihat dahulu. Manusia diciptakan untuk bersandar pada Tuhan, bukan mencari bukti dahulu. Prinsip ini dilawan oleh manusia. Manusia tidak mau mengerti, lalu mempertahankan pikirannya yang salah, dan menggunakannya untuk melawan Tuhan. Allah tidak mau menyatakan kebesaran, anugerah, dan rencana-Nya kepada mereka yang tidak mau percaya kepada-Nya. Allah menutup rahasia-Nya, tidak mewahyukannya kepada orang-orang yang kaku dan tertutup imannya. Jika engkau membuka hatimu, rela taat, dan mau beriman kepada Tuhan, Tuhan akan mewahyukan diri kepadamu. Hal itu dikarenakan iman mendahului penglihatan. Kitab Ibrani menjadi pedoman, menjadi kitab yang sangat fundamental untuk mengerti iman. Saya sudah mengkhotbahkan Kitab Roma dan Ibrani untuk meneguhkan fondasi gereja. Mengkhotbahkan Injil Yohanes sebagai dasar Injil, dan mengkhotbahkan Kitab Efesus sebagai dasar doktrin gereja. Empat kitab ini menjadi fondasi bagi Gerakan Reformed Injili di Indonesia. Jika engkau beriman, engkau akan melihat, mengerti, mengalami, dan mendapatkan bukti. Maka, pertama-tama janganlah engkau menindas kebenaran di dalam hati ketika menyaksikan Tuhan yang agung. Jangan menindas kebenaran yang ditunjukkan alam semesta yang merupakan ciptaan Tuhan yang membuktikan kebesaran Tuhan. Tuhan telah menyatakan diri melalui alam semesta yang dicipta dan hati nurani yang bersuara kepada kita. Setelah dua konfirmasi ini diterima, engkau telah beriman. Tetapi iman ini tidak menyelamatkan, melainkan adalah iman dasar akan keberadaan dan anugerah yang dinyatakan kepada setiap orang yang mencari Tuhan.

Alkitab mengatakan bahwa engkau mengerti Allah ada dan ini tidak memerlukan bukti, karena hal itu sudah Tuhan tanamkan di dalam dunia dan hatimu. Tuhan sudah menyaksikan hal itu. Jika engkau mempunyai iman dasar seperti ini, engkau tetap belum Kristen. Orang yang memiliki iman dasar seperti ini termasuk juga orang-orang di luar Kristen. Orang-orang penganut Konfusianisme, Zoroasterisme, Shamanisme, Shintoisme, dan lain-lain, secara dasar tahu Allah ada dan juga tahu Dia memberikan anugerah kepada manusia, tetapi mereka belum cukup dengan itu, mereka perlu maju lagi.

Kini, kita akan maju dan masuk ke dalam natur kedua dari iman. Ini adalah kategori kedua dari iman. Kategori iman dan sifat iman yang kedua ini bukanlah iman yang hanya percaya Allah ada dan memberi anugerah. Iman kategori kedua ini adalah iman yang datang kepada Tuhan, langsung mendapat berkat dan keselamatan yang dijanjikan. Iman yang pertama adalah iman primitif dan mendasar, berkenaan dengan adanya Allah. Sementara iman kategori kedua adalah iman untuk percaya dan menerima keselamatan-Nya. Menerima keselamatan dan anugerah Tuhan yang menyediakan pengampunan dosa, hidup kekal, hidup baru, hidup suci, hidup yang dibenarkan, disucikan, dan dikuduskan hanya melalui Yesus Kristus. Iman jenis kedua ini adalah iman di dalam Yesus. Iman kategori pertama belum menyangkut dan tidak ada hubungan langsung dengan percaya kepada Yesus Kristus, tetapi iman kategori kedua adalah iman di mana kita harus percaya kepada Yesus Kristus, barulah kita bisa diselamatkan oleh Allah.

Hanya percaya Yesus, percaya Juruselamat, barulah engkau akan diberikan anugerah pengampunan dosa, hidup baru, kesucian dari Roh Kudus, dan kekekalan di dalam hidupmu. Iman jenis kedua ini, di mana seseorang bisa percaya kepada Yesus, hanyalah karena mendengar firman. Alkitab mengatakan bahwa iman datang dari pendengaran dan pendengaran itu oleh firman Yesus (Rm. 10:17). Jika gereja dan para pendeta sungguh-sungguh memberitakan Kristologi yang sejati, setia, dan sesuai Alkitab, engkau mempunyai iman di dalam Kristus. Iman dalam hati nurani, iman mengenal ciptaan Tuhan, belumlah cukup. Itu hanyalah kebenaran yang paling dasar dan jangan ditindas. Selain jangan ditindas, juga bersedia mendengarkan firman Tuhan. Karena itu, cara dan sikap ketika mendengarkan firman Tuhan menentukan apakah berkat Tuhan akan terus bekerja dalam hati. Manusia tidak bergantung pada apa yang ia pikir, manusia tidak bergantung pada apa yang ia rasa, manusia tidak bergantung pada apa yang ia lakukan, manusia tidak bergantung pada apa yang ia rencanakan, dan manusia juga tidak bergantung pada perilakunya. Alkitab memberi satu definisi paling penting, manusia bergantung pada bagaimana ia bereaksi di hadapan Allah. Manusia bukan bergantung pada pikiran, perasaan, rencana, kelakuan, atau kebiasaannya, tetapi manusia bergantung pada bagaimana ia berespons kepada Tuhan.

Bagaimana engkau berespons kepada Allah akan menyatakan personalitasmu dan masa depanmu. Bagaimana engkau bereaksi kepada Allah akan menentukan ke arah mana engkau akan hidup. Orang-orang Reformed adalah mereka yang belajar berespons kepada Allah, berespons kepada firman Allah. Bagaimana engkau berespons, bagaimana engkau bertindak. Ada orang yang mendengar firman Tuhan, terharu sekali, rindu sekali, dan mau mengerti firman Tuhan sungguh-sungguh. Sikap seperti ini membuat ia menjadi orang Kristen yang baik. Ada orang yang mendengar firman Tuhan sambil bergurau, main kuku, lihat sana sini, maka orang demikian kerohaniannya tidak mungkin mendapat pembentukan dari Roh Kudus, karena tidak mendengar dengan baik. Cara engkau mendengar firman sangat-sangat penting.

Bersambung…
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/iman-pengharapan-dan-kasih-bagian-8-doktrin-iman#hal-2