Dalam tulisan sebelumnya yang berjudul “Menyikapi Covid 19 dan Perlunya Kejujuran” penulis menceritakan tentang PCR, dan hasilnya ternyata saya positif dengan CT 28. Artinya antara test PCR dengan awal sakit akibat virus itu berselang 7 hari, dan selama 7 hari sudah melakukan Isolasi Mandiri. Berikut ini saya mencoba berbagi kisah bagaimana menjalani Isolasi Mandiri dirumah dengan Istri dan Tiga anak yang juga sakit.
Saya lebih dahulu sakit, anak dan istri berurutan dihari ketiga dan ke empat sejak saya. Maka di hari keempat saya harus bangkit, dan mendadak pulih. Hal yang saya lakukan adalah menyiapkan makanan bergizi dan memaksa mereka makan walaupun sedikit. Memberikan obat secara teratur kepada Anak-dan Istri.
Setiap satu jam sekali saya mengukur Oksigen dalam darah menggunakan Pulse Oximeter yang saya beli sejak awal masa Pandemi untuk jaga-jaga dan akhirnya terpakai maksimal. Untuk anak-anak selalu stabil antara 98-95, tapi istri saya antara 93-87, menurut yang saya pahami jika dibawah 90 harus dibawa kerumah sakit. Tapi membayangkan repotnya jika kerumah sakit, maka istri saya paksa untuk senam-senam pernafasan ringan, demi kesembuhan.
Jadi jadwal yang saya buat adalah sebagai berikut. Pagi hari antara pukul 07:00 WIB saya kasih minum madu satu sendok dan segelas air hangat, saya sudah harus memilih makanan melalui Gofood dan pukul 08:30 WIB mereka wajib makan semampunya. Pukul 09:00 saya kasih minum obat diantaranya Vitamin C Natrol 1000Mg, vitamin E, Azithromyciu 1 butir, Isprinol 1 butir, dan 1 butir Tuzalos (jika sakit kepala saja) lalu wajib berjemur antara pukul 10:00 s.d. 11:00. Lalu pukul 12:00 mereka wajib makan siang semampunya tidak ada minum obat tentu dengan menu yang mereka mau melalui gofood. Pukul 19:00 mereka wajib makan semampunya dengan menu yang berbeda, lalu hanya memberikan Vitamin C 1000Mg. Saya juga belanja untuk makanan-makan ringan (dengan prokes yang ketat) mulai dari persediaan roti, susu, dan buah. Hal ini rutin saya lakukan, sampai hari ke 3 mereka stop minum obat, hanya vitamin C dan E saja. Bagaimana dengan pemakaian masker apabila dalam sedang isolasi mandiri dalam satu keluarga yg juga sakit, kami tetap menerapkannya walau saya lihat anak-anak lebih lega jika melepaskannya, jadi bisa dibilang dalam hal ini kami agak ceroboh.
Untuk Istri pengawasan sangat ketat karena O2 dalam darah rendah, setiap habis senam ringan pernafasan dan penguapan bisa naik sampai maksimal 93. Saya juga mencari kelapa ijo serta menaruh jeruk nifis, madu, dan garam. Agar penciuman cepat pulih saya juga memaksa mereka untuk kumur-kumur dalam hal ini kami menggunakan betadine kumur. Dalam kondisi seperti ini agak sedih juga, karena saya pribadi belum sembuh 100% masih mual makan dll, tapi tadi mendadak sembuh karena harus merawat orang-orang yang terkasih.
Puji syukur hari ini kami sudah pulih, walau istri masih batuk-batuk ringan namun wajah mereka sudah memerah, karena sewaktu sakit wajah mereka semua pucat dan sangat memprihatinkan, apalagi mendengar erangan sakit kepala dan rasa mual yang mereka rasakan. Jadi total kami melakukan isolasi mandiri adalah sejak Tanggal 7 Juni s.d. 23 Juni, walaupun sudah pulih minum vitamin C dan E tetap kami lakukan sehari sekali dengan komposisi Orang tua 1000mg, anak-anak 500mg.
Hari ini saya mengajak istri untuk menemani saya test PCR, kami tidak semua melakukan PCR karena disamping biayanya mahal maka cukup saya saja perwakilan, suasana sangat ramai yang antri baik swab antigen maupun PCR hasilnya baru 2 hari kemudian keluar, semoga sudah negatif. Karena kami sekeluarga sudah tidak ada lagi keluhan yang berarti.
Dalam momen ini juga saya ingin berterima kasih dan hormat kepada :
- Abang par Jakarta, yang hadir membawakan perbekalan, obat-obatan dan satu panci ramuan ajaib jahe, sere, kayu manis, sapulaga, dkk. Ramuan ini sangat bermanfaat untuk diminum dan penguapan.
- Dari gereja GKP Imannuel Karawang, yang datang membawa perbekalan makanan-makanan ringan dan doa yang luar biasa ajaibnya.
- Dari kantor, yang sangat responsif kaitan dgn SDMnya yg positif Covid 19, memfasilitasi konsultasi medis, pekerjaan, dan perhatian yg melegakan.
- Rekan-rekan kantor (Mas Andri dan Mas Eko) yang mau membelikan stok obat dan mengantarnya sampai gagang pintu.
- Tetangga (Mama Sarah) dikomplek yang membawakan soto ayam dengan bumbu ramuan rempah yang unik serta ramuan ajaib jahe dll.
- Perwakilan RT (Mama Novi dan Adi Yohanes) yang membawakan satu paket soto ayam yang luar biasa nikmat dan enaknya.
- Rekan-rekan group dengan cerita dan khabar2 kocaknya.
- Rekan-rekan yang perhatian dan berdoa demi kesembuhan kami.
- Semua yang berperan dan tidak bisa saya sebut satu persatu.
Yang ajaibnya, mereka bisa mengantar makanan dengan waktu yang pas dan tidak berbarengan walau tidak ada koordinasi sehingga sangat maksimal sekali.
Sedikit nasihat, bagi yang sedang isolasi mandiri dirumah, tetap semangat dan yakin. Pikirkan kesembuhan dan paksa makan serta disiplin minum vitamin, obat dan yang paling utama dari semua itu adalah Hati Yang Gembira Adalah Obat Yang Paling Manjur.
Sembuh, sembuh, sembuh!
…
Sangat menginspirasi pak…semoga sekeluarga sehat2…salam sehat
Sangat menginspirasi, semoga sekeluarga sehat selalu dan dapat segera beraktivitas kembali
So inspiring…Luar Biasa Bang Doly..semoga sehat terus sekeluarga ya…
Makasih bang doly, tulisannya menginpirasi semangat untuk sembuhnya, belajar dari orang yang terkapar emang covid 19 membuat kita kayak terkurung dalam sangkar yg gak bisa beraktivitas diluar yg membuat mental kita harus kuat,
Semoga musibah ini segera kelar buat keluarga bang doly, yg terkapar covid semoga bisa sembuh dengan cepat
Makasih tulisannya bang doly
Darma