Ya, saya memilih untuk menonton film dalam mengisi waktu luang di masa pandemi covid 19 ini. Memang sepertinya agak lebih dibandingkan masa sebelum pandemi, kadang pula menonton film berseri walau lebih banyak sebaliknya. Banyak diantara film yang saya tonton ternyata sudah pernah saya tonton dan sialnya baru tersadar setelah menjelang akhir, “agak aneh memang”, mungkin karena usia yang sudah tidak muda lagi walaupun belum menjadi tua bangka, begitu pertanyaan dalam hati.

Namun, jujur saya katakan. Walaupun sudah pernah ditonton, baru menyadari arti terdalam dari setiap kata-kata dalam jalan cerita adalah setelah menonton ulang hehe….

Baru-baru ini penulis menonton film berseri dengan judul Lucifer Morningstar. Kesan pertama ketika melihat judulnya adalah tentang sesuatu yang buruk terhadap tokoh tersebut jika menontonnya, terlebih diawal film ini  penuh dengan adegan tak layak tentang moralitas dan ketelanjangan.

Umumnya kita sering berbicara tentang manusia yang berhati iblis, namun dalam film ini sebaliknya kita melihat iblis yang berhati manusia. “kok bisa”, ya, itu menurut satu sudut pandang penulis saja tentang film ini. Sehingga secara keseluruhan film ini bisa dikatakan cukup menghibur, sambil terus berdoa agar vaksin yang sudah ada ini dapat mengakhiri Pandemi.

Sejak kecil, saya memahami siapa dan bagaimana karakter dari Daud, Yusuf, Lut atau tokoh nabi lainnya dalam Alkitab, demikian juga dengan tokoh malaikat seperti Gabriel ketika diutus Tuhan untuk berbicara kepada Zakharia perihal kelahiran putranya. Saya juga pernah mendengar nama Lucifer sebagai malaikat yang memberontak dan diusir dari Surga dalam Perjanjian Baru dikenal dengan Bintang Timur putera Fajar atau iblis itu sendiri.

Dalam cerita film ini melibatkan banyak tokoh-tokoh yang pernah dicatat dalam Alkitab, walau interprestasi dan sudut pandang yang berlebihan dalam setiap alur ceritanya. Menjadi menarik adalah ketika Lucifer Morningstar menjadi partner dari seorang detektif (Chloe Decker) yang konon juga hasil dari campur tangan Tuhan sendiri ketika dia terlahir di bumi.

Lucifer Morningstar tinggal disebuah klub malam lux di kota Los Angeles  ditemani oleh Iblis Pengawal bernama  Mazikeen, pengawal yang seharusnya takluk dibawah tuannya namun dalam film ini berbeda dan diluar batas seorang pengawal. Demikian juga Dokter Linda yang seorang psikiater yang mampu menjadi pemecah masalah orang lain namun gagal bagi dirinya.

Secara keseluruhan dalam film ini, saya melihat dengan terang bahwa manusia diberikan pilihan untuk memilih (free will) apakah memilih menjadi baik atau jahat  dan menerima takdirnya atas setiap putusan yang diambil  (predestinasi) walau dalam hal ini tidak terlihat manifestasi dari kedaulatan Pencipta terhadap manusia karena memang sepertinya bukan disana poinnya.