Firman : Matius 5 : 21 -24

Dalam ayat sebelumnya Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum taurat tetapi menggenapinya. Dunia akan lenyap, tetapi Firman Tuhan tidak akan lenyap. Barangsiapa meniadakan satu hukum yang paling kecil sekalipun, ia akan menerima hukuman dari Tuhan.” Setelah itu Yesus berkata, “Kamu telah mendengar yang difirmankan pada nenek moyang, jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum, tetapi Aku berkata kepadamu.” Apakah kalimat Yesus berarti apa yang telah mereka dengar berbeda. Apakah jangan membunuh dalam hukum ke-6 berbeda dengan Matius 5:21? Dengan kalimat ini Yesus membuat revolusi mengerti Firman Tuhan yang membedakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagi orang Yahudi sangat tidak masuk akal ketika Allah membuang bahasa Ibrani yang dipakai menjadi Firman. Dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani, bahasa orang kafir, yang dipakai menjadi Firman. Orang Yahudi berpikir masa Allah membuang kami, membuang kebudayaan dan bahasa yang dipakai nenek moyang kami dari Abraham sampai sekarang? Perbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bukan dalam maknanya. Karena Allah adalah kebenaran yang tidak berubah, Allah tidak berkonflik dengan diri-Nya sendiri.

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berbeda dalam progressive revelation, memberikan pemahaman yang lebih sempurna. Yang memberikan Firman adalah Allah, yang menjelaskan Firman adalah manusia. 1500 tahun setelah menurunkan hukum taurat, Musa meninggal dan para penafsir mulai mengkhotbahkan arti dari Firman tersebut. Semua ditafsir oleh ahli taurat, rabi, orang farisi, orang saduki, dan mereka menganggap mereka paling mengerti karena banyak pengetahuan. Mereka mempunyai otoritas yang melampaui manusia lainnya dan tidak ada yang berani mengganggu hal ini sampai Yesus turun ke dunia dan berkata, “Engkau telah mendengar nenek moyang berkata, tetapi Aku berkata kepadamu” kalimat ini merupakan revolusi, memberikan penjelasan langsung dari Sang pemberi wahyu, mengoreksi interpretasi yang salah. Maka gereja harus selalu mengoreksi konsep yang salah, inilah semangat reformasi dan reformasi harus diteruskan sampai Yesus datang kembali, untuk memurnikan pengertian, membenarkan kesalahan, dan mengoreksi kelemahan. Semangat Reformasi dimulai dari Yesus, karena Ia ingin gereja memelihara ajaran-Nya dengan pengertian yang sempurna. Bandingkan Matius 5:18 dan Matius 24:35, tertulis bumi dan langit akan lenyap, tetapi satu titikpun dari taurat tidak akan lenyap, kekal selamanya. Kalimat ini memberi konfirmasi bahwa Firman Tuhan tidak berubah. Yang dicipta dapat berubah, Sang Pencipta tidak berubah. Yang dicipta dapat lenyap, Sang Pencipta kekal. Dan Firman yang kekal tersebut menjelma menjadi manusia yaitu Yesus, pengantara yang bersifat ilahi dan manusia.
Hanya yang bersifat ilahi dan manusia yang dapat menjadi pengantara. Jika hanya satu sifat, tidak mungkin menjadi pengantara, harus bersifat ilahi untuk mewakili ilahi pada manusia, harus bersifat manusia untuk mewakili manusia pada Ilahi. Iman yang sejati hanya didirikan di atas Yesus. Yesus berbeda dari semua pendiri agama lain dan ini terletak pada dwi-sifat Yesus. Apa yang tidak dapat dikerjakan oleh pendiri agama lain, terwujud pada kehendak Allah dalam diri Yesus, satu-satunya pengantara. Yesus berkata, langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Hak apa Yesus membandingkan kalimat-Nya dengan taurat yang dari Tuhan? Christ is the One who Himself is God, who revealed Old Testament, He come again and reveal the New Testament. Not only to reveal something new, but He is the only one who is able, who is qualified to correct the wrong interpretation of the Old Testament.

Ketika seorang hamba Tuhan naik mimbar dikatakan sedang menyampaikan Firman. Lebih baik dikatakan, sedang menjelaskan apa yang difirmankan. Jangan kira semua khotbah adalah Firman. Menyampaikan Firman bukan Firman. Menjelaskan interpretasi mungkin dapat tidak terlepas dari ajaran human centre teaching. Lalu jika demikian apakah lebih baik tidak perlu khotbah, baca Alkitab saja? Only reading the Bible is not enough, but have to expose, menjelaskan Firman perlu diinterpretasi. Manusia yang terbatas membongkar Firman Tuhan yang tidak terbatas, keterbatasan manusia membawa kita mengerti Firman dengan tidak lengkap. Hamba Tuhan yang setia seumur hidup tidak akan berhenti menuntut penjelasan dan penguraian
yang setia, sempurna, dan akurat, sesuai Firman Tuhan. Agustinus berkata, jika menemukan apa yang saya tulis berbeda dengan Alkitab, tinggalkan saya, kembalilah pada Alkitab. Setiap pendeta sebelum naik mimbar, sadarilah betapa serius kalimat ini. Dalam Matius 5:22 Yesus mau menyatakan yang saya katakan berbeda dengan interpretasi nenek moyang yang menjadi tradisi baku kalian. Hukum Musa ke 5 dan 6 adalah dua ekstrim yang berbeda, interpersonal relationship pada sesama. Yang tertinggi hormati orang tua, yang terendah membunuh sesama. Dua hal ini dikaitkan, sehingga manusia mengetahui bagaimana hidup sebagai manusia di tengah manusia lain. Yang paling harus dihormati bukan guru, presiden, raja, bos, tetapi orang tuamu. Ketika Yesus berkata, “Engkau mendengar nenek moyang berkata, jangan membunuh, tetapi Aku berkata kepadamu.” Kalimat ini sumbernya satu, tetapi interpretasinya banyak. Ada interpretasi dari Firman Tuhan melalui Alkitab, ada interpretasi dari manusia yang mencampur otak dan rasionya untuk merubah Firman Tuhan. Maka setelah semua nabi datang, terakhir harus mengirim Anak-Nya Yang Tunggal supaya sempurna. Dua kali ada suara dari surga yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarlah Dia.” Kalimat ini menjadi kalimat kunci untuk membereskan interpretasi Perjanjian Lama yang salah. Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan berfirman kepadamu, seharusnya diterjemahkan, kamu pernah mendengar perkataan dari orang kuno yang diturunkan padamu. Kalimat Aku berkata kepadamu, berarti Yesus memberikan interpretasi yang berbeda dari apa yang telah diajarkan, karena dalam ayat sebelumnya Yesus berkata, Aku tidak meniadakan taurat, lalu ayat selanjutnya Yesus berkata Aku berbeda dengan taurat. Yesus adalah orang yang paling konsisten dari permulaan sampai akhir. Jika engkau merasa ada perubahan, itu karena engkau kurang mengerti, bukan Yesus yang berubah dan tidak konsisten, rasio kita kurang untuk mempahami comprehensive understanding of the unity of the word and the truth spoken from the mouth of God. Arti orang kuno ada tiga. Pertama rabi dan ahli taurat. Kedua, buku Midrash. Ketiga buku Mishnah. Selain Alkitab, orang Yahudi juga memiliki Talmud, Misnah, dan Midras untuk melengkapi Alkitab. Talmud adalah tafsiran hukum taurat.

Tiga orang penting dalam sejarah yaitu Agustinus, Karl Barth, dan Calvin tidak memakai istilah sistematik teologi. Agustinus memakai istilah The City of God, Civitas Dei. Calvin memakai istilah Institute of Christian Religion. Karl Barth memakai istilah Church Dogmatic. Istilah sistematik muncul setelah zaman enlightenment. Cara analisa yang membuat sistem berbeda, dimulai dari Immanuel Kant, Descartes, Hobbs, David Hume, Berkeley, dan orang-orang zaman enlightenment dari abad 17 akhir sampai abad 19. Semua teolog abad 19 memakai istilah ini, Paul Tillich, Boswell, Charles Hodge, Augustus Hopkins Strong. Mereka terjebak oleh aufklarung, zaman pencerahan, ini adalah istilah baru, tetapi jika disistematikkan ada yang hilang. Yesus berkata, “Engkau kira sudah mengenal taurat? Engkau kira sudah terima Perjanjian Lama? Tetapi interpretasi taurat yang engkau terima banyak salah. Jangan menjadi orang kristen yang hanya ikut trend, tidak ada warna kristen sama sekali. Kembali pada Alkitab, bukan hanya sebuah kalimat slogan saja, tetapi semangat yang tidak ada habisnya, tuntut dirimu untuk setia pada Tuhan. Dan kunci untuk setia adalah kembali pada Kristus. Melalui wahyu khusus mengerti wahyu umum, melalui Perjanjian Baru baru mengerti Perjanjian Lama. Interpretasi Yesus adalah kunci to judge all kind of interpretation.

Alkitab berkata jangan membunuh, tetapi Alkitab juga berkata ketika orang berdosa melanggar perintah Tuhan, Tuhan berkata bunuh dia. Apakah berarti perintah Tuhan boleh dilanggar? Bukan demikian, interpretasi Alkitab tidak dapat bersandar pada pribadi yang subjektif, otak yang terbatas dan tradisi. Ketika taurat diturunkan Musa berkata, yang memihak Tuhan datang padaku, karena ketika itu banyak orang Israel yang telah melanggar perintah Tuhan, mereka beribadah pada lembu emas yang dibuat melalui Harun. Saya tidak katakan dibuat oleh Harun, tetapi melalui Harun karena setelah itu suku-suku tersebut tidak mau kembali pada Musa, hanya satu suku yang kembali yaitu suku Lewi. Karena kesetiaan suku Lewi mereka dipakai Tuhan untuk waktu yang lama. Ketika Tuhan berkata, jika ada nabi yang berani memakai nama-Ku menubuatkan sesuatu yang tidak terjadi, bunuh dia, lempar dengan batu, jangan takut. Ketika kalimat tersebut diucapkan oleh Tuhan, apakah berarti Tuhan mengijinkan untuk membunuh, berarti Tuhan melawan Tuhan sendiri? Bukankah perintah ini melawan hukum ke 6, jangan membunuh? Tentu bukan demikian. Dalam mengerti satu kalimat kita harus mempunyai pengertian comperehensive, khususnya mengerti apa maunya Tuhan. He is the original Author of the Bible. Christ is the Word of God and from eternity to eternity God exists and the Word exists. The Word exists from the beginning, not the beginning of creation, but the beginning of everything and the beginning of eternity. He is God and He was with God. Apakah Yohanes 1 melampaui Kejadian 1? Dalam Kejadian 1 ditulis, pada mulanya Allah mencipta, merupakan permulaan ciptaan. Tetapi dalam Yohanes 1 ditulis, pada mulanya adalah Firman, berarti permulaan sebelum penciptaan. Kedua hal ini tidak boleh disamakan. New Testament transcends what is it written in the Old Testament and bring us to the eternal understanding of the Word of God. Yesus datang ke dunia untuk mengoreksi interpretasi manusia yang salah. Kalimat jangan membunuh disalah gunakan oleh orang Yahudi ketika mereka ingin membunuh Yesus. Karena Pilatus tidak ingin membunuh Yesus, maka Ia berkata, itu urusanmu sendiri. Orang Yahudi berkata, kami tidak ada hak membunuh, ini merupakan kemunafikan yang dibongkar Tuhan. Golgota adalah tempat Tuhan membongkar motivasi manusia yang paling hebat. Di atas kayu salib Allah membongkar jiwa-Nya supaya manusia melihat siapa Dia, Yesus membongkar jiwa-Nya supaya manusia tahu siapa Dia, setan terpaksa membongkar motivasinya yang menunjukkan betapa jahatnya dia. Pandemi Covid ini adalah zamannya Tuhan membongkar semua. Setelah pandemi ini selesai, engkau akan tahu bagaimana pemerintah Amerika, Tiongkok, Indonesia, dan lainnya. Bidang ekonomi, politik, militer, sosial, agama, dan lainnya akan terbongkar, manusia akan mengetahui sandiwara yang dimainkan seluruh dunia. Sekarang Disneyland sepi, membuktikan bahwa Disneyland adalah entertainment yang tidak perlu. Tidak ada itu engkau tidak mati, tidak ada Firman engkau mati. Jika tidak mengerti kalimat ini, engkau sedang setengah mati. Tuhan adalah x-ray rohani terbesar sepanjang sejarah dan dalam seluruh alam semesta.

Selama engkau masih menghadapi sesamamu, hormatilah dia, hidupnya seperti hidupmu, dicipta oleh Tuhan, jangan dilecehkan. Mengapa dari bicara taurat lalu bicara jangan membunuh, apa hubungannya? Pilatus bertanya, Yesus atau Barabas yang dilepaskan? Mereka menjawab, Barabas. Mereka berkata kami tidak berhak membunuh, tetapi memilih Barabas, berarti mereka ingin membunuh Yesus maka Tuhan membongkar hati dan kepura-puraan mereka. Jika engkau menginginkan kedudukan tinggi atau pujian dari manusia, bukan menginginkan mengerti Firman Tuhan, maka dalam Kerajaan Allah you are nothing. Pilatus yang tidak mau membunuh Yesus dipaksa oleh orang yang purapura, akhirnya harus bunuh. Tafsiran bahwa Pilatus tidak mau membunuh Yesus, yang mau membunuh adalah para pemimpin agama, interpretasi ini salah, maka Yesus perlu mengoreksinya, dan Yesus berani meresikokan hidup-Nya untuk mengoreksi hal tersebut. Matius 5:22, dalam terjemahan bahasa Indonesia kurang tepat untuk kata marah dan jahil. Dalam bahasa aslinya dipakai kata raca dan mori. Raca berarti orang yang tidak ada otak, bodoh, dan kepala kosong. Mori diterjemahkan jahil, padahal mori juga berarti bodoh di dalam hati. Ketika kita marah dan berkata pada orang lain goblok, tidak ada otak, berarti kita menganggap ia binatang, karena binatang tidak punya otak. Yang engkau marahi adalah ciptaan Tuhan menurut peta teladan Tuhan. Jika engkau tidak memandang dia, pandanglah Penciptanya. Mengapa engkau tidak menghargai dan mengasihi sesama manusia, mengapa engkau hina dan tindas? Inilah yang dimaksudkan oleh Yesus. Bukan berarti hukum taurat melampaui hukum taurat, tetapi apa yang dikatakan oleh Yesus adalah ketika membaca kitab taurat harus mengerti latar belakang taurat tersebut. Orang Israel memiliki taurat yang berisi 512 butir di dalamnya. Tetapi disimpulkan oleh Yesus hanya dalam dua butir. Butir pertama, cintailah Allahmu, your God is the only God. Cintailah Allahmu dengan segenap pikiranmu, jiwamu, hatimu, dan tenagamu. Butir kedua, cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Ketika engkau mencintai orang lain harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

Jangan kira orang yang kurang mencintai orang lain karena terlalu cinta diri, justru terbalik jika benci diri maka tidak dapat mencintai orang lain. Jika engkau tidak dapat mencintai dirimu, tidak mungkin mempunyai kelebihan cinta bagi orang lain. Cinta pada diri menjadi kekuatan dan fondasi mencintai orang lain. 10 hukum terlaksana melalui mencintai Tuhan dan sesama. Hukum 1-4 berbicara mengenai cintailah Tuhanmu. Jika engkau mencintai Tuhan, selain Tuhan tidak ada tuhan lain di dalam hidupmu, engkau tidak membuat berhala, tidak sembarangan menyebut nama Tuhan, mentaati perintah-Nya dan bersekutu dengan Dia, menggunakan hari Sabat untuk semakin dekat pada Tuhan. Ini adalah 4 hukum akan cinta pada Tuhan. Dalam hukum ke 5-10, jika engkau mencintai manusia, tidak mungkin tidak menghormati ibu bapakmu, membunuh orang lain, berzinah sebelum menikah, menipu orang lain, mencuri dari orang lain, berdusta, merugikan, mencelakakan orang lain. Inilah hukum akan cinta pada sesama. Dari hukum 1-10, kesimpulannya hanya satu kata, kasih. Maka ketika Yesus berkata, kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyangmu, jangan membunuh, ini bukan tentang taurat, tetapi tentang human relationship. Dalam abad ke-21 ini manusia telah kehilangan human relationship. Kehilangan integrity, truthfulness, honesty, and true love. Jika cinta yang sejati sudah hilang dari masyarakat, dari suami dan istri, orang tua dan anak, guru dan murid, negara dan presiden, semua hanya untuk uang dan profit, that kind of society is dying society. Itu bukan masyarakat yang benar, masyarakat yang benar, build up the true integrity, relationship between person and person. Orang yang berkata doktrin tidak penting, doktrin yang tidak penting jangan dipentingkan, doktrin Allah Tritunggal tidak penting, orang demikian tidak beres. Melihat segala sesuatu harus dari tahta Tuhan. Jika tidak mengerti doktrin Allah Tritunggal, tidak mungkin menjadi manusia yang baik dan benar dalam masyarakat. Doktrin Allah Tritunggal menjadi teladan manusia membentuk komunitas. Saya menghormati kamu, engkau mengasihi saya. Saya menghargai pendapatmu, saya tidak menindas kamu, engkau tidak memperalat saya.

Manusia menaruh tujuannya untuk kasih, bukan memperalat dan memfitnah, belajar dari Allah Tritunggal. How Father love the Son, Son love the Father. Father love the Spirit, Spirit love the Father. How Son love the Father, and Son love the Spirit, and Spirit love the Son, ini menjadi model gereja, model masyarakat dunia, model komunitas. Tidak ada kebudayaan yang dapat melampaui apa yang dinyatakan oleh Allah Tritunggal. Tidak ada gereja yang dapat berhasil jika tidak belajar dari Allah Tritunggal. Pendiri sekolah minggu, Robert Raikes menemukan anakanak yang sangat kurang ajar dan Tuhan mengingatkan dia, they don’t need your punishment, but education, maka ia mendirikan sekolah minggu. Frederick Anker menulis sebuah buku mengenai buruh yang miskin, lalu buku tersebut dibaca oleh Karl Marx dan mereka menulis Das Kapital. Anker mempunyai motivasi merubah nasib buruh, Karl Marx mempunyai motivasi membuat nasib semua orang sama. Komunisme sebenarnya muncul dari ide yang baik, memperjuangkan orang-orang yang tertindas agar mempunyai hak yang sama. Dan hal ini yang kurang dari orang kristen. Bagaiman engkau bersikap terhadap supirmu, pembantumu dan bersikap terhadap orang lain? Mari mengerti makna sesungguhnya dari taurat. Taurat berdasarkan kasih, dan kasih sesama manusia
berdasarkan teladan dari Allah Tritunggal. Human relationship harus dijaga dengan baik. Membangun gereja tidak mudah, apalagi dari nol, lebih tidak mudah lagi. Sampai hari ini saya tidak tahu, mengapa dapat membangun gedung gereja ini, semua adalah pimpinan Tuhan. Dalam gerakan ini, kita berada dalam kapal yang sama, jika kapal berlubang, kita akan tenggelam bersama. Jika kapalnya aman, kita akan aman bersama. Mari berdoa supaya gerakan ini dipimpin dan tetap diberkati Tuhan. Dan satu-satunya jalan agar tetap diberkati adalah terus di dalam Firman Tuhan. Baik-baiklah menghadapi sesamamu, interpersonal relationship. Mari menghadapi orang lain dengan co-appreciation, co-concern, co-lift up, and love one another. Mari menjadi manusia yang mencintai sesama seperti mencintai diri. Ayat 23-24, ketika memberikan persembahan pada Allah, ingatlah musuhmu, jangan memberi persembahkan sebelum berdamai dengan dia. Mengapa dari bicara taurat menjadi human relationship? Bicara bunuh menjadi marah? Bicara marah menjadi persembahan pada Tuhan? Karena pembunuhan pertama terjadi ketika manusia memberi persembahan pada Tuhan. Ketika persembahan Kain tidak diterima dan persembahan Habel diterima Tuhan, Kain marah, membenci dan dendam, lalu membunuh Habel. Maka jika engkau mempunyai musuh atau seteru, berdamailah dahulu dengannya sebelum berdoa dan memberi persembahan. Mari minta Tuhan memberikan kita kekuatan untuk menghargai sesama. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ)

 

Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/06/7June2020_STong.pdf