Jika ditanya apa yang setiap hari ada dalam pemikiran manusia, setidaknya yang terdengar, dibicarakan, atau didiskusikan bahkan diberitakan mesti salah satu yang pasti adalah covid 19. Harus diakui covid 19 hampir berhasil menarik perhatian orang sedunia. Di hari-hari yang masih baru di tahun 2021 ini seolah-olah covid 19 semakin dekat dengan kita,  karena orang-orang yang kita kenal sudah terpapar dan kembali kepada sang Pencipta.

Covid 19 telah berhasil mengubah perilaku setiap orang, mulai dari kebiasaan memakai masker, minum vitamin, pembersih tangan, dan menghindari keluar rumah jika tidak penting-penting sekali.

Walapun memahami bahwa kita mesti menata hati agar dapat terhindar dari covid 19 ini, bahkan berusaha menampikkan setiap persoalan demi membuat hati ini tetap gembira agar dapat menjadi imun dalam menghadapi serangan dari Covid 19 ini. Namun, harus jujur diakui cara demikian bukanlah cara yang perlu diadopsi. Karena masalah memang harus diselesaikan bukan ditampikkan seolah-olah masalah itu tidak ada, menyelesaikan masalah berarti membuang satu beban, pun apabila masalah belum terselesaikan itupun sudah membuang satu beban, karena pemikiran ini sudah melakukan tugasnya.

Penulis tibalah dalam satu pemikiran,  bahwasanya hidup mesti berjalan secara alami dan berfikir bahwasanya kita sedang sakit dan berusaha untuk tidak menyebarkannya kepada orang lain sebagai wujud cinta kita kepada sesama. Karena sakit kita ini tidak melumpuhkan aktifitas kita, maka kita tetaplah beraktifitas sebagaimana mestinya dan melakukan hal yang baik dan bermanfaat bukan hanya bagi diri namun bagi orang banyak.

Seorang teman penulis baru-baru ini bercerita, satu kali seorang anak kos yang merupakan rekan sekerjanya demam tinggi, hambar rasa seperti gejala covid 19 dan akhirnya memang positiv Covid 19. Tak ada orang yang mau menolong, hingga akhirnya kawan saya memutuskan untuk memapah rekan kerjanya menuju rumah sakit seorang diri. Rekan kerja yang terpapar tersebut masuk rumah sakit  tepat waktu dan dapat tertangani dengan baik sementara kawan saya tersebut dari hasil tes negatif covid 19. Disamping kawan saya itu ketat melakukan protokol kesehatan, penulis berkeyakinan bahwa perbuatannya sangat berperan menjadi imun bagi tubuhnya, cerita kawan ini sangat menginspirasi penulis.