Warisan dari Socrates, Plato, Aristotle dari Makedonia telah sampai ke seluruh dunia. Sebelum masa Socrates manusia mencari pengetahuan dari alam semesta. Lalu Socrates berkata “Mengapa engkau selalu ingin tahu alam semesta tetapi tidak pernah mengenal dirimu sendiri? Jika mengerti alam semesta tetapi tidak mengerti diri sendiri, engkau orang bodoh. Engkau harus mengenal dirimu terlebih dahulu sebelum mengerti segala sesuatu.” Ini adalah revolusi dalam filsafat, pemutarbalikan arah yang baru dalam mencari kebenaran. Engkau ingin mengerti kebenaran di luar diri, mengerti apa yang ada di dalam dirimu dulu.
Sebelumnya manusia ingin mencari apa yang ada di luar sana, sekarang mereka mencari apa arti hidup manusia. Filsafat Yunani berubah dari ke luar ke dalam. Dari astronomi menjadi antropologi. Dari apa arti alam semesta menjadi apa arti hidup manusia. Setelah Socrates meninggal filsafat terpecah menjadi empat aliran, termasuk Cyrenaic dan aliran lain dalam budaya Yunani. Mereka tidak tertarik dengan apa yang di luar, mereka tertarik dengan apa yang ada di dalam manusia. Mengapa saya ada di sini? Mengapa saya hidup di dunia ini? Dari mana saya berasal? Apa yang harus saya lakukan? Apa yang dapat saya ketahui? Apa yang disebut arti? Dan apa artinya antara arti dan hidup saya? Apakah saya hidup hanya sekedar untuk makan, minum, hidup makmur dan itu cukup? Selain kebutuhan fisik saya punya kebutuhan lain yang saya belum tahu. Mereka terus berulang kali memikirkan hal itu.
Lalu seratus tahun setelah Socrates meninggal, filsafat Yunani Helenistik terbagi menjadi tiga bagian besar dan tersebar lebih luas, ke seluruh wilayah Yunani. Ketika Paulus berkata, aku berhutang pada aliran Helenistik, yang ia maksud adalah tiga macam filsafat manusia tersebut. Ketika hidup di dunia ini manusia memiliki pengertian yang berbeda tentang makna hidup. Dalam budaya Helenistik ada tiga aliran filsafat. Pertama adalah filsafat Epikurean. Kedua budaya Stoa. Ketiga aliran Skeptis.
Aliran Epikurean dimulai oleh Epikuros. Epikuros sangat kurus dan hanya makan roti dan air saja, ia tidak pernah ingin punya hidup yang bergelimpangan. Hidup sederhana, makan sederhana, pakai pakaian secukupnya, tidak pernah berfoya-foya, tidak pernah makan mewah. Ketika orang-orang bertanya mengapa hidupnya sangat sederhana? Ia berkata, karena ia ingin mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan sejati adalah apa yang manusia dapatkan, ini yang paling dasar untuk mendapat hidup sukacita. Dan apa yang dimaksud dengan hidup sederhana dan makna kebahagiaan? Semakin engkau menikmati harta duniawi semakin sulit hatimu dapat menikmati kebahagiaan. Semakin sederhana hidupmu, semakin jujur, semakin tulus hatimu, semakin engkau bahagia, itulah makna kehidupan, tujuan kehidupan. Dan apa artinya kebahagiaan? Kebahagiaan adalah apa yang dicapai di dalam hidup yang harmoni. Apa artinya hidup harmoni? Ada tiga kategori dalam harmoni. Pertama, hidup harmoni bersama alam di mana kita hidup. Alam mempunyai musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Di musim semi kita harus menabur benih. Di musim gugur kita harus menuai apa yang ditabur. Kita harus mentaati ritme dari alam, harus mempunyai waktu yang tepat untuk melakukan segala sesuatu sesuai kondisi alam. Jika musim hujan lebat dan salju, lalu engkau menabur benih pasti akan gagal. Jika waktu menuai engkau tidak mau menuai apa yang telah ditabur, engkau akan melewatkan kesempatan. Maka pertama harus selaras dengan musim yang ada di alam ini. Jika mencapai hal ini, kamu mendapat kebahagiaan. Kedua, harus selaras antara perilaku dan hati nurani. Hal-hal yang harus kamu lakukan, dilakukan. Hal-hal yang tidak harus kamu lakukan jangan lakukan. Hati nuranimu akan menyesuaikan dengan apa yang kamu lakukan. Kamu akan tidur dengan damai, makan dengan damai, karena apa yang kamu lakukan selaras dengan hati nuranimu, dan kamu akan hidup bahagia. Ketiga, kamu harus berdamai dengan orang di kanan, kiri, depan, dan belakangmu. Kamu harus bekerja sama dalam damai dengan semua orang. Harmoni dengan alam, harmoni dengan hati nurani, harmoni dengan sesama manusia. Dengan menjalankan ketiga harmoni ini maka akan sangat diberkati dan berbahagia. Dalam filsafat pertama dari Epikurean, hidup harus sederhana, damai, tidak ada keserakahan, tidak ada kerusakan, dan jangan melenceng dari apa yang seharusnya kamu lakukan, itu pengajaran dari Epikuros. Karena banyak orang yang datang pada Epikuros untuk disembuhkan jiwanya, maka orang Yunani menyebut Epikuros juruselamat, dalam bahasa Yunani berarti soter. Karena Epikuros mengadakan perdamaian antara manusia, memberikan kebahagiaan melalui harmoni, dan merubah masyarakat, maka orang mengasihi, mengagumi dan berterima kasih padanya, lalu memanggilnya penyelamat. Alkitab menulis Yesus adalah Juru Selamat, tetapi orang Yunani menyebut Epikuros juru selamat.
Ketika Paulus berkata, aku berhutang Injil pada kaum Helenistik, berarti Paulus berkata aku berhutang Injil pada kaum Epikurean. Aliran kedua adalah aliran Stoisisme. Kata Stoisisme berasal dari suatu tempat yang disebut Stoa, tempat dimana orang Yunani mengajar filsafat di antara pilar-pilar yang disebut Stoa. Tokoh Stoisisme paling penting adalah Zeno the Stoic. Ia berkata, “Dalam hidup di dunia ini kita harus hidup dengan tujuan mulia dan bermoral.” Ketika orang-orang yang mendengarnya bertanya, “Apa yang engkau katakan benar. Tetapi apa artinya hidup di dunia ini?” Zeno menjawab, “Hidup di dunia ini berarti engkau bukan mengejar kebahagiaan, kekayaan, kemakmuran, dan kuasa, tetapi harus mengejar kebaikan. Pikirkan apa yang baik, katakan apa yang baik, hiduplah dengan baik, berencana dengan baik, dan baik pada semua orang.” Jika engkau dapat mencapai kebaikan dalam moralitas, maka engkau akan mendapat makna sejati di dunia ini. Maka pada masa itu orang-orang berpaling dari Epikureanime pada Stoisisme. Dari mengejar kebahagiaan menjadi mengejar kebaikan. Kebaikan berarti kamu harus rendah hati, tidak ada kebencian, harus mengasihi orang lain, punya belas kasihan pada orang miskin, harus mempunyai kasih pada musuh, tidak boleh memperbudak orang lain, tidak boleh mengirim orang pergi perang, jangan mendiskriminasi orang miskin, tidak boleh membedakan pria dan wanita, jangan meninggikan orang kaya dan menghina orang miskin, jangan membenci mereka yang kamu tangkap karena mereka adalah korbanmu. Jika kamu hidup baik sebagai orang yang bermoral maka kamu orang yang sangat elegan. Maka orang Yunani dari filsafat Socrates untuk mengenal diri sendiri lalu ke filsafat Stoic yang mengajar manusia harus bermoral. Dan Paulus berkata, aku berhutang Injil pada mereka semua.
Yang ketiga yaitu aliran Skeptis, orang-orang yang tidak percaya ini atau itu. Mereka selalu ragu-ragu, mengapa saya harus percaya ini? Mengapa harus seperti itu? Apakah semua yang kamu katakan benar? Mengapa harus mengejar kebaikan dan kebahagiaan? Aku tidak percaya apa yang kamu katakan. Maka yang ketiga adalah mereka yang skeptis terhadap semua hal. Ketika Paulus hidup di dunia ini, Paulus menghadapi berbagai macam orang dengan ajaran yang berbeda. Ketika Paulus ingin memberitakan Injil pada orang Epikurean atau Stoic, mereka berkata “Aku tidak perlu Yesus. Jika percaya Yesus akan mendapat kebahagiaan dan berkat, aku sudah bahagia. Engkau suruh hidup baik, aku sudah jadi orang yang baik.” Ketika mereka berkata tidak perlu Injil, Paulus tetap berkata, aku ingin memberitakan Injil padamu. Bayangkan bagaimana Paulus memberitakan Injil pada mereka yang sangat sombong. Untuk mengerti ayat ini tidak mudah. Paulus berkata, kamu perlu Yesus, tetapi orang tersebut hidupnya damai dan tenteram, dan berpikir itu sudah cukup. Jika seseorang berpikir bahwa hidupnya sudah baik, ia akan jadi sombong dan menolak Injil. Ketika berpikir bahwa engkau lebih baik dari orang lain, maka engkau akan ditolak oleh Yesus. Engkau tidak akan pernah rendah hati untuk menerima anugerah belas kasihan Yesus. Engkau meletakkan dirimu dalam posisi sangat sombong, dan ini sangat berbahaya.
Dari 350 tahun sebelum Kristus sampai 400 tahun setelah Kristus, orang Yahudi yang paling sulit diinjili adalah kaum Farisi, di luar Yahudi adalah kaum Helenistik. Mereka sangat sombong dan berpikir tidak perlu Yesus. Zaman sekarang sangat susah menginjili orang Cina. Dalam budaya Cina ada ajaran Konfusius, mereka merasa sudah baik dan tidak perlu Yesus, susah untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Jenis kedua adalah orang kaya, mereka suka berjudi, berzinah, hidup makmur, punya mobil dan rumah mewah, makan mewah. Mereka berpikir sudah cukup puas dan bahagia, tidak perlu Yesus. Tetapi tidak peduli seberapa bahagianya engkau, di dalam dirimu tetap ada kekosongan yang besar yang hanya dapat dipuaskan oleh Allah. Dengan melakukan kebaikan engkau pikir sudah cukup baik untuk masuk surga, tetapi itu tidak cukup.
Jika engkau mencari kebahagiaan, datanglah pada Allah, karena kebahagiaan dari Allah jauh lebih besar dari yang engkau kejar di dunia ini, dan engkau akan sadar betapa miskinnya engkau. Jika engkau mencari kebaikan, engkau akan tahu betapa kotor dan najisnya engkau di hadapan kesucian Allah. Kiranya setiap orang kristen berdiri dengan gigih, dengan iman melalui kebenaran yang diwahyukan Allah, berdiri dengan kokoh, membagikan kasih Kristus yang disalib bagi manusia, dan memberitakan Injil pada dunia. Tema kita dalam Konvensi Global yang sedang berlagsung ini adalah iman Kristen dan Penginjilan Dunia. Kita harus malu jika menikmati Injil tetapi tidak membagikannya pada orang lain. Kita harus merasa bersalah jika sudah menjadi orang kristen puluhan tahun, tetapi tidak pernah membawa orang pada Kristus. Paulus berkata, “Aku tidak malu akan Injil, karena Injil adalah dynamic Allah, kuasa Allah yang akan meledak, menyelamatkan siapapun yang percaya pada Kristus. Kiranya Allah memberkati dan mengurapi kita menjadi pengantara yang membawa keselamatan dari Kristus pada orang lain. Mari berdoa. (ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah-SJ).
…
Sumber : https://www.rec-singapore.org/wp-content/uploads/2020/10/4October2020_ST.pdf