Pengakuan Iman Rasuli terdiri dari tiga kredo, yaitu kredo pertama: “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi.” Kredo kedua, “Aku percaya kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut. Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.” Kredo ketiga, “Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan tubuh, dan hidup yang kekal.” Amin.
Kini kita membahas, “Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.” Kekristenan banyak dikritik oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang mengatakan bahwa agama Protestan tidak mementingkan Roh Kudus. Orang seperti ini tidak belajar dan mengetahui bahwa doktrin Roh Kudus adalah doktrin yang penting di dalam ajaran Yohanes Calvin, salah satu tokoh utama Reformasi. Dalam Institutes of the Christian Religion, buku yang membentuk theologi dan ajaran iman Kristen, Calvin menggabungkan pekerjaan keselamatan Kristus yang digenapi melalui inkarnasi, kematian di salib, kebangkitan, kenaikan ke sorga, dan kedatangan kembali, dengan pekerjaan Roh Kudus yang melaksanakan pengampunan sebagai anugerah keselamatan dari Tuhan. Tanpa Roh Kudus, tidak ada Gereja.
Hari Pentakosta adalah hari kelahiran Gereja. Gereja didirikan oleh Yesus Kristus. Setelah mendengar konfesi (pengakuan iman) yang pertama mengenai Kristologi yang diucapkan oleh Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup,” maka Kristus berkata, “Aku akan mendirikan Gereja-Ku di bumi ini, dan batu karang ini akan menjadi fondasinya.” Kristus berjanji akan mendirikan Gereja-Nya di dunia. Orang Katolik Roma menganggap bahwa batu karang itu adalah Petrus, karena kata “batu karang” dalam bahasa Yunani adalah petra, atau petros, sehingga mereka pikir Petruslah yang menjadi fondasi gereja. Ini tidak benar, karena Petrus sendiri mengatakan bahwa fondasi Gereja bukanlah dia, melainkan Kristus sendiri. Petrus menyatakan bahwadirinya hanyalah batu kecil. Petrus dan kita semua hanyalah batu-batu kecil. Yesuslah batu karang, batu penjuru yang dibuang orang, yang menjadi Batu Pertama, yang merupakan fondasi Gereja. Kristuslah Petra, karena petra berarti batu karang yang besar, sementara petros adalah batu kecil. Pekerjaan Roh Kudus melaksanakan keselamatan yang digenapi Kristus, disempurnakan oleh Kristus, hingga Gereja didirikan di dunia.
“Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan am.” Gereja disebut kudus karena terbentuk atas orang-orang yang telah disucikan Tuhan. Sebelum dikuduskan, kita adalah orang berdosa, yang dengan penebusan, penyucian, keselamatan, dan pengampunan dosa, disucikan menjadi kudus. Perubahan status orang berdosa menjadi orang kudus adalah karya keselamatan dari Yesus sendiri. Dari orang berdosa yang seharusnya dihukum, dibuang ke neraka, menjadi orang suci yang dibersihkan, diselamatkan, mengalami kelahiran baru diperanakkan oleh Roh Kudus, menikmati Kerajaan Allah; semuanya adalah anugerah keselamatan yang merupakan mujizat Kristus.
Mengapa Gereja disebut kudus? Gereja disebut kudus karena disucikan Tuhan melalui kuasa Kristus, dengan perantaraan Roh Kudus yang membersihkan. Am, karena Gereja bersifat universal, terbentuk dari segala bangsa, negara, benua, suku, dan bahasa. Semua orang percaya dari segala bangsa dijadikan satu, disebut Gereja yang kudus dan am. Gereja yang kudus karena Yesus telah menyelamatkan kita. Am karena semua bangsa dikuduskan Kristus dalam Gereja universal. Tidak boleh ada pembedaan bangsa, lapisan masyarakat, warna kulit, daerah, ataupun suku, karena semuanya bersatu sebagai Gereja yang kudus dan am.
Pertama, aku percaya kepada Roh Kudus; kedua, Gereja yang kudus dan am; ketiga, persekutuan orang kudus. Kalimat ketiga menjadi persekutuan paling indah dalam sejarah. Ketika Pengakuan Iman Rasuli pertama muncul dalam sejarah, masyarakat Kerajaan Romawi saat itu adalah masyarakat yang memecah-belah, yang membuat manusia saling benci satu sama lain. Bangsa Romawi mempunyai hak istimewa, mereka adalah orang mulia yang tidak boleh dihina. Orang Yahudi dan Mesir adalah orang hina. Tentara Romawi menindas agama dan bangsa lain. Perempuan dilecehkan, tawanan dijadikan budak, tidak mempunyai kebebasan sampai mati, hidupnya dibelenggu oleh bangsa Romawi. Nasib mereka tidak pernah berubah sampai Yesus datang ke dunia. Pada saat Yesus datang ke dunia, Ia menerima penghinaan besar, kekejaman bengis, dan kematian paling kejam dalam sejarah: dicambuk, diperlakukan sebagai bangsa yang remeh dan hina, dan dipaku di atas salib. Orang Romawi tidak memaku dan menyalibkan warga negaranya karena mereka adalah bangsa yang tinggi. Bangsa Yahudi dianggap bangsa yang remeh dan hina sehingga boleh dipaku di kayu salib. Petrus mati di salib. Atas permintaan Petrus sendiri, ia dipaku secara terbalik, kepala di bawah, dan kaki di atas. Tetapi Paulus dipenggal kepalanya, tidak boleh dipaku di kayu salib, karena dia adalah warga negara Romawi.
Pada masa kejayaan Romawi, daerah yang mereka jajah lebih luas dari bangsa apa pun dalam sejarah. Mereka begitu sombong dan jaya sehingga mereka menghina bangsa lain. Di masa seperti itulah Yesus Kristus lahir. Ketika Yesus Kristus lahir, Ia mengubah seluruh dunia, memberikan pengharapan kepada lapisan yang paling rendah, yaitu semua budak, yang setelah mendengar Injil Kristus tidak lagi minder dan menghina diri. Mereka mulai mendapatkan pengharapan dan mengharapkan Kerajaan Allah tiba.
Gereja masa kita sering kali tidak memberikan pengharapan kepada manusia yang hidup sengsara. Kekristenan tidak membawa pengharapan baru kepada orang-orang miskin. Dua ribu tahun lalu, ketika Injil diberitakan, orang mendapatkan pengharapan baru, budak dibebaskan, perempuan dianggap setara dengan laki-laki, orang miskin menjadi bebas dan memiliki hak asasi manusia yang belum pernah dimiliki sebelumnya. Setelah Injil dikabarkan pada abad pertama, lima puluh tahun kemudian, seperempat umat manusia menjadi Kristen. Tetapi setelah dua ribu tahun, sekarang pendeta menjadi budak orang kaya, yang berkhotbah hanya menyenangkan para bos. Gereja sekarang banyak yang tidak menyatakan Kerajaan Allah dan sukacita Kristen, tidak memberikan pengharapan iman, tidak mendatangkan perubahan untuk masyarakat. Aku percaya kepada Roh Kudus.
Roh Kudus bukanlah Roh yang memihak orang kaya atau memihak orang Romawi. Roh Kudus adalah Roh yang bekerja membebaskan manusia, menjadikan manusia sama rata, sehingga laki-laki dan perempuan sama-sama dihargai. Banyak gereja yang banyak membicarakan Roh Kudus adalah gereja yang paling tidak mengerti Roh Kudus. Banyak gereja yang banyak mengajarkan tentang Roh Kudus adalah gereja yang menyelewengkan doktrin Roh Kudus, menyalahgunakan firman Tuhan, sehingga kekristenan dilecehkan dan dihina di seluruh dunia. Kita harus jujur memberitakan firman, sesuai Alkitab, dan membawa seluruh manusia kembali kepada rencana asli Allah.
Bersambung…
…
Sumber : https://www.buletinpillar.org/pdf/fisik/pillar-206-202009.pdf