Sebelumnya

Roh Kudus membantu manusia melihat kemuliaan Allah, Roh Kudus membantu manusia melihat dosa diri, Roh Kudus menegur orang berdosa untuk menghakimi diri sendiri, dan akhirnya orang ini dapat berpaling kepada Tuhan. Roh Kudus juga menolong manusia untuk memiliki keberanian dan kekuatan untuk menolak dosa, bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat. Roh Kudus menaungi dan menggerakkan manusia untuk mengenal Yesus yang adalah Tuhan kita. Tanpa Roh Kudus, tidak ada manusia yang mengenal dan mengakui Yesus adalah Tuhan. Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka seumur hidup kita dipimpin Roh Kudus untuk menjadi anak-anak Allah yang setia. Roh Kudus juga bekerja membawa semua orang yang sudah mengenal Kristus menjadi satu, menjadi Gereja yang kudus dan am.

Gereja yang kudus dan am adalah kalimat yang belum pernah ada sebelum Kisah Para Rasul ada dan sebelum Pengakuan Iman Rasuli ada. Belum pernah ada manusia yang mengetahui apa itu komunitas yang universal dan suci. Kudus, berarti sifatnya sudah disucikan; am, berarti segala bangsa sudah dipersatukan. Gereja yang kudus dan am, berarti kumpulan orang beriman yang telah disucikan Tuhan melalui persekutuan Roh Kudus tanpa memandang perbedaan bangsa, suku, negara, tempat, dan bahasa, sehingga terbentuk Gereja yang kudus dan am. Setelah Pengakuan Iman Rasuli diakui oleh semua orang Kristen, maka orang Kristen mulai tahu bahwa di dalam sejarah di dunia ini ada satu komunitas yang melatarbelakangi semua bangsa, suku, dan benua, sehingga tidak ada perbedaan lagi. Inilah yang disebut kudus dan am. Hal ini merupakan persaudaraan terbesar di dalam alam semesta kita (this is the greatest brotherhood, sisterhood, and countryhood, in the human being).

Hari jadi Gereja adalah Hari Pentakosta yang pertama, hari di mana Roh Kudus turun. Roh Kudus turun bukan hanya secara pribadi, menjadikan orang berdosa menjadi orang suci, tetapi Roh Kudus telah menggabungkan semua orang suci menjadi satu komunitas yang baru, yaitu Gereja. Ada sangat banyak gereja yang terlihat secara jasmani, secara daging, seperti HKBP, GPIB, Gereja Katolik Roma dengan berbagai ordonya, gereja-gereja Protestan
dengan berbagai sinodenya, gereja-gereja Pentakosta dan Karismatik, seluruhnya bisa mencapai ribuan macam. Tetapi itu adalah gereja yang kelihatan. Gereja Tuhan sebenarnya hanya satu, bukan GRII, bukan Katolik Roma, bukan Pentakosta, bukan GKI, HKBP, tetapi Gereja yang kudus dan am.

Istilah kudus berarti semua orang yang berdosa, yang najis, yang binasa, yang tidak dapat masuk ke dalam Tuhan, kini telah dimungkinkan untuk berdamai dengan Allah. Itu berarti semua orang, baik berkulit putih, kuning, atau apa saja, ataupun semua bangsa, semua suku, semua negara, telah dipersatukan. Gereja yang kudus dan am berarti kita tidak dapat melihat orang Batak lebih tinggi dari orang Toraja, atau orang Tionghoa lebih baik dari orang Afrika, atau orang Barat lebih penting dari orang Asia. Gereja yang kudus dan am adalah pukulan telak terhadap separasi manusia. Gereja yang kudus dan am adalah perintah dan fakta di mana semua pemisahan umat, semua penghinaan bangsa dan suku, semua kebencian antarlapisan masyarakat, telah dikuburkan dan tidak ada lagi.

Paulus mengatakan, “Tidak peduli orang Yahudi atau orang Yunani, laki-laki atau perempuan, tuan atau budak, semua telah menjadi satu di dalam Kristus.” Banyak keluarga Kristen ketika duduk makan, tidak duduk semeja bersama dengan pembantunya. Itu menunjukkan banyak orang Kristen belum mengerti Gereja yang kudus dan am. Mengapa kalau ke restoran, kita duduk di meja yang nyaman, lalu supir disuruh duduk di tempat yang kecil dan jauh. Banyak orang pura-pura menjadi Kristen tetapi tidak pernah mengerti Gereja yang kudus dan am. Kita selalu membuat banyak alasan untuk tidak menjalankan perintah Tuhan dan prinsip Alkitab. Banyak pria juga yang menghina perempuan, juragan menghina pembantu. Paulus berkata, “Baik tuan maupun budak, baik laki-laki maupun perempuan, baik Yahudi maupun Yunani, semua sudah dipersatukan di dalam Kristus.” Kalimat yang sederhana ini telah memporak-porandakan dunia zaman kuno. Kalimat Gereja yang kudus dan am telah membuat revolusi dalam masyarakat, mempersatukan “hitam” dan “putih”, “atas” dan “bawah”, juragan dan budak, laki-laki dan perempuan; semua menjadi satu, sejajar, dan sederajat di hadapan Tuhan.

Tidak pernah ada agama dalam sejarah yang merombak sistem dan struktur manusia sedahsyat kekristenan. Tidak pernah ada orang yang mempunyai pengertian seuniversal, sama rata seperti Paulus. Tuhan Yesus memberikan Amanat Agung, “Pergilah, jadikanlah segala bangsa muridKu.” Perintah ini begitu jelas, tetapi Petrus enggan menjalankannya, Yohanes juga. Ketika Petrus disuruh pergi ke rumah Kornelius, ia enggan pergi. Ia tidak mau pergi ke rumah orang yang dianggap kafir. Tetapi bukankah ia sudah mendengar tentang Amanat Agung Tuhan, di mana Tuhan meminta dia untuk pergi ke segala bangsa dan menjadikan mereka murid Tuhan? Kornelius tinggal di Kaisarea, tidak tinggal terlalu jauh dari rumah Petrus, mengapa Petrus enggan? Tuhan sudah mengirim orang dari bangsa lain datang ke dekat rumahmu, tetapi engkau enggan untuk bersatu dengannya. Tuhan melihat murid-murid-Nya enggan untuk menjalankan kehendak-Nya, maka setelah Tuhan naik ke sorga, Ia harus sekali lagi bekerja untuk memanggil Paulus menjadi rasul bagi orang kafir, karena murid-muridNya belum mengerti firman-Nya.

Banyak orang Kristen, mungkin seperti Saudara juga, sudah lama menjadi orang Kristen tetapi belum mengerti apa yang disebut sebagai Gereja yang kudus dan am, sehingga tetap menghina suku tertentu, atau bangsa tertentu, atau ras tertentu, atau warna kulit tertentu. “Gereja yang kudus dan am” adalah kalimat yang sedemikian besar, kalimat yang telah kita hafal tetapi kita tidak mau mengerti, dan akan menjadi penghakiman bagi kita. Di dalam Gereja yang kudus dan am tidak ada perbedaan bangsa, suku, bahasa, lapisan masyarakat, pendidikan, latar belakang masyarakat, dan kebudayaan.

Paulus yang paling mengerti kalimat ini, maka ia pergi ke Samaria, Asia Kecil, menyeberang ke Eropa, Filipi, Korintus, Atena, Roma, dan bahkan sampai ke Spanyol, tempat yang jauh di ujung bumi pada zaman itu. Dia tetap pergi karena konsep Gereja yang kudus dan am, tidak peduli orang Yahudi atau Yunani, barbar atau terpelajar, laki-laki atau perempuan, tuan atau budak. Pada zaman Paulus, orang yang diperbudak adalah bangsa asing yang dikalahkan oleh orang-orang Romawi. Setelah tentara Romawi mengalahkan musuh, maka mereka dijadikan budak dan dijual di pasar. Diperkirakan sepertiga penduduk Kerajaan Romawi adalah budak yang seumur hidup tidak boleh bebas. Sampai mati ia tetap menjadi milik tuannya, yang mempunyai hak untuk memperkosa, memperalat, memaksa bekerja berat sampai mati. Bilakah Kerajaan Romawi berubah, bilakah budak-budak ini dibebaskan? Sampai Tuhan Yesus datang. Sumbangsih kekristenan di abad pertama sangat besar karena menghentikan ketidakadilan, perbudakan, peperangan, diskriminasi, dan penganiayaan. Jika Yesus tidak datang, manusia akan tetap membelenggu satu dengan yang lain melalui sistem dan kebudayaan yang begitu brutal dan menakutkan. Orang-orang miskin akan dikuasai, dianiaya, dan diperalat menjadi budak sampai mati. Ketika Yesus datang, selain membebaskan manusia dari dosa, Yesus juga membebaskan manusia dari sistem masyarakat yang tidak beres. Dari anugerah umum menuju ke anugerah khusus (anugerah keselamatan). Yesus menyelamatkan manusia dari kuasa setan, tetapi juga menyelamatkan manusia dari perbudakan, dari kuasa penjajah. Yesus datang ke dunia membawa perubahan besar dan merombak seluruh dunia.

Jika hari ini ada banyak negara demokrasi, tidak ada lagi perbudakan, perempuan diberikan kebebasan setara dengan lakilaki, suku terendah tetap boleh memilih presiden dengan hak pilih sebagai hak asasi manusia, itu semua adalah karena Yesus. Selain memberikan keselamatan sebagai pembebasan rohani, Yesus juga memberikan anugerah umum, anugerah dalam alam ini, sehingga manusia dapat hidup sebagai manusia dengan sistem
manusiawi yang diizinkan dan dibawa Yesus ke dunia.

Dalam lima puluh tahun pertama setelah Yesus dipaku di kayu salib dan bangkit, dunia seluruhnya berubah. Paling sedikit ada seperempat hingga sepertiga dunia menjadi Kristen. Mengapa kekristenan maju begitu cepat zaman itu; dan mengapa saat ini penginjilan gereja tidak mengubah dunia? Itu terjadi karena kita memihak, melakukan diskriminasi, dan tidak mengerti Gereja yang kudus dan am. Janganlah hanya menghafal theologi, mendapat nilai yang tinggi, gelar yang tinggi, menjadi doktor, tetapi tidak mengerti bagaimana Tuhan mau kita menerapkan kebenaran untuk seluruh umat manusia. Pada abad pertama, banyak  orang menjadi Kristen karena kekristenan membawa pengharapan. Budak-budak setelah mengenal Kristus mengetahui bahwa dia tidak perlu diperbudak lagi. Perempuan-perempuan setelah mengenal Kristus mengetahui bahwa ia tidak pernah ditindas lagi oleh laki-laki.

Zaman sekarang, gereja mengabarkan Injil dengan memakai uang, sehingga tidak membawa manusia kepada Tuhan. Berita kita tidak memberikan pengharapan bagi manusia yang hidup dalam kegelapan. Orang yang sudah mendengar Injil tetap tidak berubah. Sekarang kekristenan dilihat sebagai satu hal yang lucu dan dihina. Injil bukan dimonopoli untuk satu bangsa, Injil bukan datang membela Romawi untuk menindas orang lain, Injil bukan alat orang kaya untuk menghina orang miskin. Injil datang untuk membebaskan dunia dan manusia dari dosa rohani, dan membebaskan manusia dari penindasan jasmani. Karena itu, ketika Injil pertama kali dikabarkan, sepertiga dunia menerima Yesus karena mereka melihat ada perubahan dan pengharapan yang dibawa oleh Injil.

Gereja yang kudus dan am adalah kesadaran besar yang diberikan kepada kita melalui Pengakuan Iman Rasuli. Mulai dari aku percaya kepada Roh Kudus, hingga dilanjutkan dengan Gereja yang kudus dan am. Kumpulan orang suci menjadi komunitas kudus dan am, itulah Gereja. Gereja terbentuk dari setiap pribadi yang mengalami perubahan yang dilakukan oleh Roh Kudus. Gereja terbentuk dari komunitas yang di dalamnya setiap pribadi telah mendapatkan keselamatan dari Kristus. Gereja yang kudus dan am tetap dibiarkan hidup di dunia dan bukan di sorga. Tuhan sengaja membiarkan kita yang telah ditebus dan diselamatkan untuk tetap ada di dalam dunia. Tuhan mau umat pilihan-Nya, Gereja yang kudus dan am, melakukan perintahNya untuk mengubah dunia, untuk memberi terang kepada dunia, membawa dunia kembali kepada Injil. Orang yang menyanyi lagu Suci, Suci, Suci, tetapi tetap pergi mencari Pengakuan Iman Rasuli (Bagian 41) pelacur adalah orang gereja yang palsu. Itu penipuan! Orang yang berkata, “Tuhan aku mencintai Engkau,” tetapi hatinya tetap curang, mencari uang dengan cara yang tidak jujur, adalah orang yang hanya terdaftar di gereja yang kelihatan, ada dalam buku catatan baptisan, tetapi secara darah Kristus dan Roh Kudus yang menjadikan dia orang suci yang mengalahkan dosa di dalam Kerajaan-Nya, mungkin namanya tidak tercantum di situ.

Kiranya kita ingat dengan sungguh-sungguh makna dari Gereja yang kudus dan am. Kudus karena sifatnya sudah disucikan, dosanya sudah diampuni, jiwanya sudah dibersihkan, pikirannya, batinnya sudah dikuduskan, dipengaruhi oleh firman, oleh Roh Kudus, oleh darah Kristus, dan dikhususkan bagi Allah. Am karena semua tembok yang memisahkan bangsa, lapisan, gender laki-laki dan perempuan, tuan dan budak, telah dihapus, tidak ada tembok lagi, dan kita am, bersatu dalam cinta kasih Tuhan. Amin.

Sumber : https://www.buletinpillar.org/pdf/fisik/pillar-205-202008.pdfv