Menciptakan relasi merupakan salah satu cara, bagaimana karir seseorang itu dapat mendekati puncak. Adalah salah satu kalimat dalam obrolan kepada anak sulung yang sedang menunggu hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yaitu tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di Indonesia.

Ada rasa pesimis terpancar dari wajah anak sulung, ketika sistem UTBK tidak dilakukan serentak secara nasional. Karena setelah hari pertama, bocoran soal-soal sudah beredar di internet. Sebagai orang tua tentu berharap agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan dalam jenjang yang paling tinggi. Namun, ketika sistem diragukan ke netralannya maka perlu realistis melihat pilihan-pilihan rasional lainnya.

Sampai pada akhirnya, obrolan kepada orang-orang yang tampaknya berhasil menduduki posisi-posisi strategis dan puncak dalam jabatannya. Karena faktanya sponsor itu perlu ketika intelektual dinomor duakan, dalam kebingungannya sebagai seorang ayah saya menjelaskan. Kita sebut saja bunga, “dia bisa menduduki posisi puncak karena mertuanya adalah orang yang lebih dahulu berada diposisi puncak, atau karena ayahnya adalah seorang yang dikenal luas, atau karena saudaranya adalah ketua dari salah satu organisasi besar,” termasuk dalam perusahaan-perusahaan. Memang yang disponsori tidaklah bodoh-bodoh sekali namun karir puncak bisa diperoleh dengan mulus, karena faktanya banyak orang yang secara intelektual dan kualitas sangat mumpuni namun secara karir bisa dikatakan tertinggal.

Maka, penting sekali membangun relasi kepada siapa saja, karena kita tidak tahu mereka akan seperti apa kelak, dan tentu saja kita dikenal karena kebaikan kita, kejujuran kita, kepintaran kita, kekonsistenan kita, dan hal-hal positif lainnya. Hal tersebut pasti akan berbuah di masa mendatang. Membangun relasi juga termasuk bersilaturahmi kepada saudara yang dimulai dengan saudara terdekat sampai saudara yang paling jauh. Terlalu sedikit contoh buruk dari membangun relasi, karena secara umum sangat baik apalagi dilakukan secara tulus dan beres. Membangun relasi tanpa mengharapkan sesuatu adalah kunci, karena buah dari ketulusan pastilah baik hasilnya.

Membangun relasi dengan harapan-harapan pun tidak salah, sepanjang dilakukan dengan norma dan kaidah-kaidah yang berlaku. Saya contohkan ketika saya memahami betul, apa yang dilakukan seseorang. Seseorang ini sering berkunjung kepada orang-orang penting, bahkan meluangkan datang hanya bertemu dengan sekretarisnya, menanyakan apa saja yang menjadi kesukaan, dan kesenangan pejabat tersebut dan sekarang seseorang tersebut menduduki posisi yang diidamkannya. Sebagai penutup dalam obrolan kepada anak sulung, saya memastikan bahwa pengetahuan luas, memiliki keahlian adalah modal dan syarat utama.