Di sepanjang sejarah, ada tiga hal yang tidak pernah hilang meskipun terjadi perubahan politik masyarakat, perkembangan teknologi, dan kemajuan kebudayaan. Tiga hal tersebut adalah :
- dosa,
- sengsara, dan
- kematian.
Ketiga ini tidak pernah berubah. Di dalam Alkitab juga ada kebajikan, kesucian, keadilan yang tidak pernah luntur dalam sejarah. Keadilan dan kesucian akan dijunjung tinggi sepanjang sejarah. Mutu moral yang tinggi akan tetap sepanjang zaman. Yang disebut firman Tuhan, menyatakan tiga yang tidak berubah dan bagaimana solusi untuk menyelesaikannya melalui teladan Yesus Kristus yang bajik, adil, dan suci sehingga Yesus menjadi guru moral sepanjang zaman. Gereja tidak perlu takut untuk berubah mengikuti zaman, melainkan harus tuntut sifat-sifat yang seperti Allah, yaitu bajik, suci, adil, kasih, dan jujur.
Kenapa gereja di Eropa kosong? Karena tidak punya kekuatan membasmi dosa malahan orang Kristen berdosa. Beribu-ribu tahun setelah itu menjadi liberal, tidak mengutarakan keadilan, kebajikan, kejujuran, keadilan, dan cinta kasih; itu sebab gereja kosong. Jika saya terus bekerja menjunjung keadilan dan sifat-sifat Tuhan, saya tidak takut gereja saya kosong. Barang siapa yang masih mencari kesucian, silakan belajar dari gereja ini. Jangan ikut orang-orang yang datang kepada Tuhan dengan motivasi yang salah. Jika kita mau ikut Tuhan dengan benar, harus tahu bagaimana ikut sifat Tuhan dan belajar berjuang. Jika kita tidak tahu hal sedemikian, itu bahaya. Bagaimana setan menipu kita dan membawa kita menyeleweng dari Tuhan, tetapi kita tidak sadar? Itu namanya ada bahaya dan krisis tetapi tidak ada kesadaran. Apakah bahaya manusia? Bahaya manusia adalah tidak tahu berkat Tuhan dengan cara apa dan tidak tahu cara Iblis menipu dengan cara apa. Setan menipu orang Kristen dengan membuat orang Kristen marah marah dahulu. Tinggalkan Tuhan lalu orang akan ditangkap setan.
Apakah krisis yang dialami Yusuf? Dia anak ke-11, dari 12 anak. Yusuf memiliki 4 ibu, Yusuf anak dari istri yang paling dicintai Yakub, yaitu Rahel. Yusuf menjadi anak yang paling disayang. Yusuf dicintai sama papanya, dia salah apa? Dia ganteng bukan salah dia. Yusuf juga lahirnya lambat sekali. Baru setelah 10 anak, Yusuf lahir dan waktu Yakub sudah tua. Yusuf anak ke-11 dicintai lebih. Waktu Yusuf umur 17 diberi baju yang warna-warni. Saat itu, 3.800 tahun yang lalu, baju yang warna-warni sangat sulit. Baju yang warna-warni hanya raja yang bisa beli, dan bukan setiap bangsa bisa buat. Yakub saking cintanya kepada Yusuf, beli baju warna-warni buat Yusuf. Begitu Yusuf pakai, Yusuf menjadi orang yang terlihat sekali seperti orang kaya. Orang kalau cinta, kaya atau tidak kaya pun tetap kaya. Akan memberikan yang terindah buat Yusuf meskipun Yakub belum tentu kaya.
Yusuf salahkah dicintai lebih dari yang lain? Tidak salah. Tetapi meskipun begitu, ia tidak bisa menghindarkan nasibnya. Seluruh saudaranya iri terhadap Yusuf. Orang yang diiri pasti lebih bahagia dari yang iri. Orang iri justru menyiksa diri, mengikat diri, dan menyusahkan diri, kenapa ada orang lebih darinya. Suatu kali Yusuf mimpi, di dalam ladang ikat padi. Ketika itu punya Yusuf berdiri dan semua anak yang lain punya menyembah padi milik Yusuf. Seluruh kakaknya menjadi marah, makin iri, dan timbul benci. Alkitab menggunakan istilah “benci”. Mungkin banyak dari kita tidak banyak punya pengalaman diiri oleh orang lain. Tetapi Yusuf meskipun diiri, dia tetap diam dan tidak melawan. Lalu Yusuf juga terlalu polos karena menceritakan mimpinya yang lain. Ada bintang, bulan, dan matahari menyembah dia. Sudah selesai omong, papanya marah dengan dia. Masa mama dan papanya menyembah dia? Dia makin dibenci, diiri, dan dimaki. Tetapi Yusuf tetap diam. Dia tidak salah karena dia tidak merencanakan mimpi sebab mimpi itu dari Tuhan. Satu kali, kakak-kakaknya pergi ke tempat jauh. Yakub memberikan Yusuf makanan untuk dibawa ke kakak-kakaknya. Yusuf pergi mencari kakaknya sendiri dan berhasil menemukan mereka. Akan tetapi kakak-kakaknya saling bersekongkol untuk membunuh Yusuf sang pemimpi.
Barang siapa yang mendapat visi, dia akan ditolak sezaman dia. Jika kita ingin mengerjakan sesuatu yang besar untuk Tuhan dan orang di sebelah kita tidak mengerti visi yang kita dapat, mereka akan salah menilai. Mereka akan menilai itu sebagai ambisi dan ego sendiri. Sejarah membuktikan segala sesuatu yang unggul dikerjakan orang yang bervisi. Tetapi semua orang yang bervisi justru mau dibunuh orang lain. Orang yang mau bunuh orang Kristen justru orang Kristen sendiri. Yusuf dihina kakaknya dan Yusuf akhirnya dianggap pemimpi yang harus dibunuh. Orang Kristen justru menolak pendirian gereja yang baik. Tetapi ketika mereka sedang berbincang untuk membunuh, Ruben, kakak sulung mereka, bilang untuk jangan bunuh Yusuf, dia masih muda dan terlalu ambisius, biarkan dia. Pada waktu itu, ada unta lewat, unta itu dimiliki oleh seorang keturunan dari Ismael. Mereka berunding untuk menjual Yusuf karena dijual dapat uang. Jika dibunuh, tidak dapat uang. Yusuf akhirnya dijual dari usulan Yehuda. Yusuf dibawa oleh pedagang itu dan uangnya dibagi ke masing-masing saudaranya. Tetapi saudaranya harus beri penjelasan ke ayahnya. Dosa akhirnya harus ditutup oleh dosa lainnya. Dosa ditutup dosa seperti api ditutup oleh kertas. Sementara saja bisa, tetapi kertasnya nanti terbakar oleh api. Biasanya orang yang telah membunuh harus berbohong untuk menutupi dosa-dosanya. Akhirnya saudaranya menipu Yakub dengan membunuh seekor kambing, pakaian yang berwarna-warni dicelupkan ke darah, dan memberi tahu Yakub bahwa Yusuf sudah dimakan oleh binatang buas. Yakub melihatnya dengan ketakutan dan akhirnya merasa sedih sekali sehingga percaya. Tipuan itu lama sekali baru ketahuan. Tidak ada orang yang tahu dan peduli dengan Yusuf. Tetapi jika Yusuf tidak dijual, dia tidak akan ke Mesir, dan jika dia tidak ke Mesir, dia tidak akan menjalankan kehendak Tuhan.
Tetapi pada waktu itu perspektif Yusuf sangat sulit mengerti kehendak Tuhan. Mengapa dia harus pergi ke Mesir? Dari pandangan manusia, Yusuf bahaya sekali. Masa harus dijual dan menderita, jadi barang jualan ke Mesir. Sampai ke Mesir, Yusuf menjadi budak orang kaya. Yusuf menjadi budak yang ganteng sekali, menjadi celaka bagi dirinya, karena dia ditempatkan di rumah Potifar yang ada istrinya. Bahayanya Yusuf ganteng, pintar, dan diberi mimpi. Inilah bahaya menurut manusia. Tetapi ini dipersiapkan Tuhan agar menjadi seseorang yang akan jadi perdana menteri di Mesir. Hal ini sangat mustahil, karena dia bukan warga Mesir. Tetapi Tuhan punya cara yang begitu misterius, karena Tuhan menggunakan cara hampir dibunuh, dijual, dan harus sengsara agar menjadi seorang perdana menteri. Di dalam kondisi yang baru, Yusuf harus jadi budak dahulu di tanah yang dia tidak kenal. Dijual ke rumah Potifar, seorang yang punya akses ke istana. Potifar membeli Yusuf tentu dengan harga yang mahal karena kualitas Yusuf. Budak di Mesir tidak seperti di Israel karena budak di Mesir dibeli seumur hidup. Yusuf memiliki semua kualitas yang terbaik, ganteng, jujur, dan rajin; semua yang paling baik dia miliki. Potifar akhirnya menyerahkan seluruh urusan kepada Yusuf. Potifar memberikan seluruh urusan rumah kepada Yusuf. Yusuf mendapat kepercayaan. Dalam hal ini ada bahaya tidak? Ada, bahaya yang lebih besar akan datang, yaitu nyonya Potifar yang melirik Yusuf. Istri Potifar mau meniduri Yusuf.
Pemuda-pemudi Kristen, setan akan cari kesempatan bawa engkau terjerumus ke dalam perzinahan. Justru pada waktu yang mulai matang, mulai bahagia, paling dipercaya, paling menjadi orang stabil, meskipun tidak memiliki warga kebangsaan Mesir, di saat itulah setan berusaha untuk menghancurkan hidup Yusuf. Kebanyakan pemuda-pemudi gagal dari seks, dari harta, dan menginginkan di luar batas. Jangan hanya pikir Gerakan Reformed Injili bahaya di mana, tetapi juga dirimu bahaya di mana.
…