Sudah satu bulan lebih tinggal dirumah, sebagaimana disarankan untuk bekerja dari rumah. Hari-hari berjalan tampak tak normal. Adalah wajar yang bekerja mendapat makan, maka walaupun tetap dirumah diusahakan untuk tetap dapat berkontribusi ditempat kita bekerja. Yang menakutkan dengan situasi ini adalah kita tidak tahu siapa musuh dan kapan ini berakhir, demikian misterinya Covid 19 ini.
Banyak tokoh agama bahkan mempermalukan dirinya dengan hasratnya seakan-akan mewakili Tuhan, tanpa menyadari bahwa telah mengatur kedaulatan Tuhan, sementara apologist diserang dengan alasan tak pantas dalam situasi sekarang ini. Bahkan lawan-lawan politik pemerintah berusaha menjatuhkan pemerintahan yang konstitusional dengan terus menggempur setiap kebijakan yang dilakukan, demikian buah dari misteri covid 19 ini.
Kemarin penulis terpaksa harus ke Bank, karena jabatan ketua di kantor lama masih melekat dan untuk mengambil uang di Bank harus didampingi oleh ketua. Itulah kali pertama keluar rumah, dan ada keanehan pada diri bahwa ternyata di luar sana seperti tidak ada kejadian yang luar biasa. Jalanan ramai cenderung macet, pedagang kaki lima, maupun toko-toko buka dan hanya beberapa yang menggunakan masker. Sama halnya di bank, aktifitas berjalan normal, hanya saja ada pengukuran suhu sebagaimana dilakukan hampir semua perkantoran sementara kota penulis adalah zona merah wabah covid 19, demikian keanehan misteri covid 19 ini.
Waspada adalah sikap yang utama kita lakukan, kekuatiran akan membungkukkan kita. Persoalan ditengah covid 19 ini hampir merata dirasakan oleh semua orang, tidak perduli kaya atau miskin, tua atau muda. Bahkan silih berganti infomasi, bahwa orang-orang yang kita kenal pergi meninggalkan dunia ini, ada yang secara langsung karena virus ada juga karena imbasnya. Maka, ketika ditanya apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi wabah dan fenomena ini, maka jawabku adalah mesti percaya bahwa semuanya masih dalam kendali Tuhan dan rancanganNya indah bagi kita, terakhir, ya, mesti semangat!
…