Saya mungkin tidak pernah tahu bahwa kilometer motor anak saya hampir melebihi kilometer mobil sehari-hari yang saya gunakan. Saya mungkin tidak pernah tahu bahwa anak saya pernah melakukan permintaan sumbangan dijalan-jalan sebagai kegiatan oraganisasi di SMA nya. Saya mungkin tidak pernah tahu jika anak saya yang masih sekolah dasar pernah memberikan sebagian uang jajannya ketika ia melihat temannya tidak memiliki uang jajan. Saya mungkin tidak pernah tahu anak sulung saya telah melenceng dari apa yang diharapkan. Saya mungkin tidak pernah tahu jika mereka memiliki suatu kerinduan dan kehangatan sebuah keluarga. 

Stay at home, pun mungkin tidak akan membuat semuanya itu terkuak jika kita tidak membuat suatu kebaktian keluarga dirumah keluarga kecil kita. Semenjak kantor mencanangkan bekerja dirumah akibat wabah covid 19 ini demi mengurangi penyebarannya, maka nyaris setiap hari berada dirumah. Melalui media, begitu banyak korban-korban berjatuhan yang membuat siapa jasa manusia ciptaan yang memiliki nurani pasti khawatir dan takut, bagi sebagian orang melakukan ibadah keluarga adalah salah satu terbaik sebagai wujud dari penyerahan diri dan mohon perlindungan dari Tuhan pencipta langit dan bumi.

Kami pun melakukannya hampir 2 (dua) hari sekali, mulai penyembahan melalui lagu puji-pujian dan renungan atas Firman Tuhan yang kami baca, dimana di dalamnya ada tanya jawab, konseling serta diakhiri dengan doa berantai untuk semua kondisi yang ada. Kami belajar lagu-lagu rohani terbaru melalui media youtube lalu menyanyikannya. Suasana yang jarang kami lakukan, akibat kesibukan kami masing-masing. 

Ketika itu, jadwal anak hampir seharian dalam hari-hari kerja berada di Sekolah, demikian juga saya yang bekerja di luar kota membuat komunikasi antara anak, istri, dan orang tua hanya sambil lewat saja. Waktu bersama bagi kami adalah di hari Minggu, ketika kami sama-sama beribadah dan memilih kuliner setelah pulang kebaktian Minggu. Tidak banyak informasi yang kami dapatkan, hanya menikamati suasana bersama dalam keluarga.

Wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ini telah membuka mata saya, bahwa dalam keluarga perlu bagi kita untuk membuka diri bagi anak-anak (keluarga), menanyakan harapannya, permasalahannya, pergumulannya, serta mengetahui sebagaimana jauh pemahamannya atas iman percaya mereka serta rasa kepedulian mereka terhadap manusia, juga membuka diri atas harapan yang mereka (keluarga) inginkan. Wabah ini telah membuat kejutan-kejutan dan warna tersendiri bagi kita pribadi lepas pribadi. Harapannya, kiranya kita semua dilindungi dari Wabah ini dan semua  keluarga yang telah menjadi korban (orang yang dicintainya mennggal) diberi penghiburan oleh Tuhan yang Maka Kuasa. Tuhan memberkati kita.