Dia adalah pengusaha yang memulai bisnisnya dengan modal 250.000 dollar AS (Rp3,4 miliar), tetapi kini dia berharta 2,5 miliar dollar (Rp34 triliun). Nicolas Berggruen memiliki perusahaan di Eropa dan beberapa di antara di beberapa negara bagian AS seperti Oregon dan California. Ia adalah pendiri dan presiden Berggruen Holdings sebuah perusahaan investasi swasta dan Berggruen Institute sebuah lembaga pemikir yang bekerja untuk menangani isu-isu tata kelola serta budaya dan filosofi di balik sitem politik. Melalui Berggruen Institute, ia juga merupakan salah satu pendiri Washington Post, dari The World Post, sebuah publikasi media yang didedikasikan untuk isu-isu global.

Pada tahun 2015 dia masuk peringkat 568 daftar milyader tahunan oleh Forbes. Saat ini dia adalah warga negara ganda Jerman dan Amerika, yang sering melakukan perjalanan dunia dengan jet pribadinya. Namun, itu hanya segelintir kisah tentang kekayaan dan bisnisnya.

Yang menarik adalah Nicolas seorang milyader yang tidak memiliki rumah pribadi. Karena itulah dia dijuluki sebagai ‘milyader gelandangan’ karena dia hidup tanpa rumah. Padahal dengan harta Rp34 triliun bukan hal mustahil baginya membangun rumah seperti kastil sekalipun.

Setelah keberhasilannya berbisnis, pada awal 2000 Berggruen memutuskan untuk memulai kehidupan tanpa rumah. Dia menjual semua properti tempat tinggalnya dan mulai tinggal secara berpindah-pindah.

Nicolas melakukan perjalanan keliling dunia dengan menggunakan jet pribadinya untuk melakukan bisnis. Kekayaan yang selalu di bawa bersamanya dalam perjalan bisnisnya hanya kantong kertas besar, beberapa pakaian yang diletakkan dalam kantong plastik, buku, dan ponsel. Biasanya dia tinggal berpindah-pindah di sebuah hotel. Dia menyimpan pakaian acak dan barang-barang lainnya di hotel-hotel yang sering dia kunjungi di seluruh dunia.

Baginya rumah tidak diperlukan karena dia harus pergi ke 14 kota berbeda dalam melakukan bisnis selama satu bulan. Akomodasi juga tidak perlu tetapi perjalanan itu penting, maka dia menghabiskan uang untuk membeli jet Gulfstream IV. Dia juga menjelaskan bagaimana kehidupannya yang dianggap seperti gelandangan.

“Saya merasa lebih bahagia tinggal di sebuah hotel,” katanya. “Saya tidak suka bertahan dengan bahan-bahan yang tidak praktis, hanya beberapa koran, keripik buku, beberapa kemeja, baju, mantel, sweater itu cukup bagiku,” katanya.

Selain itu dia juga hidup melajang dan tidak memiliki anak. Karena tidak memiliki rumah untuk menyimpan pakaian, dia terkadang menggunakan kemeja yang dibelinya dan memakainya sampai kusut.

Ketika dia muncul di beberapa hotel terbaik di sekitarnya, termasuk Carlyle di New York dan London Claridges, dia tidak memiliki koper desainer. Dia menghabiskan puluhan juta untuk membeli karya seni oleh Andy Warhol dan Damien Hirst lalu segera memberikannya ke museum. Berggruen telah menjadi sangat kaya sehingga ia membuat pengakuan yang mengejutkan tahun lalu. Dalam sebuah wawancara dia mengaku “bosan” menghasilkan uang miliaran melalui usaha bisnisnya. Dia juga dikatakan sibuk memberikan sebagian kekayaannya.

Tercatat bahwa kolektor seni dan investor Nicolas Berggruen tahun 2016 menyumbangkan USD500 juta kepada Berggruen Institute di Los Angeles, yang menjadi tuan rumah konferensi di mana orang-orang dapat berkumpul bersama untuk membahas kebijakan politik serta masalah sosial.

Terlepas apa yang menjadi motivasi seorang Nicolas Berggruen, namun faktanya dia melakukannya dan itu baik.

Sumber : https://intisari.grid.id/read/031978841